1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...
1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...
1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
absolutisme, dan kemudian dilanjutkan dengan konsepsi<br />
negara hukum dalam arti sempit (negara hukum formil),<br />
hingga perkembangan selanjutnya yaitu lahirnya konsepsi<br />
negara hukum modern atau yang kemudian dikenal sebagai<br />
"welfare state" (negara kesejahteraan) 2 .<br />
Bidang tugas pemerintah berdasarkan konsepsi "welfare<br />
state" yang bertujuan untuk m ewujudk an k es ejahteraan<br />
rak yat, m enjadi sangat luas. Dalam m asa negara<br />
kesejahteraan, Administrasi Negara diserahi tugas dan<br />
fungsi "Bestuurzorg", yaitu penyelenggaraan dan<br />
peningkatan kesejahteraan umum yang meliputi semua<br />
bidang lapangan kehidupan masyarakat 3 .<br />
Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam negara hukum<br />
modern telah terjadi perluasan c a k u p a n A d m i n i s t r a s i<br />
N e g a r a . P e r l u a s a n t e r s e b u t t i d a k h a n ya d i b i d a n g<br />
penyelenggaraan pemerintahan saja, tetapi juga meliputi bidang<br />
pembuatan peraturan perundang-undangan (materiil) dan bidang<br />
peradilan (voluntaire juridictie) 4 .<br />
2. Tindakan Administrasi Negara untuk Mewujudkan<br />
Kesejahteraan<br />
Seiring dengan konsepsi negara kesejahteraan (welfare<br />
state) terdahulu, Administrasi Negara diserahi kewajiban<br />
2 Lembaga Administrasi Negara, Sistem Administrasi Negara Kesatuan<br />
Republik Indonesia (SANKRI), Percetakan Negara, Jakarta, 2002<br />
3 SF.Marbun Dkk, Dimensi-Dirnensi Pernikiran Hukum Administrasi Negara, UII Press,<br />
Yogyakarta, 2001, hal.25<br />
4 Ibid, hal.49<br />
untuk mewujudkan kesejahteraan umum (bestuurzorg) 5 .<br />
Pelaksanaan kewajiban bestuurzorg, membawa<br />
konsekuensi adanya hak kebebasan bagi administratur<br />
negara (mencakup aparatur dan lembaga di dalamnya)<br />
untuk bertindak atas inisatif sendiri (freies<br />
ermessen/diskresionare). Istilah ini kemudian s e c a n t<br />
k h a s d i g u n a k a n d a l a m b i d a n g p e m e r i n t a h a n ,<br />
s e h i n g g a f r e i e s ermessen/diskresionare dapat dikatakan<br />
sebagai salah satu sarana yang memberikan ruang gerak<br />
bagi Pejabat atau Badan Administrasi Negara untuk<br />
melakukan tindakan tanpa harus terikat sepenuhnya pada<br />
Undang-Undang 6 . Dalam implementasinya, freies<br />
ermessen/diskresionare lebih mengutamakan keefektifan<br />
tercapainya suatu tujuan (doelmatigheid) daripada<br />
sekedar mematuhi sepenuhnya ketentuan hukum<br />
(rechtmatigheid). 7<br />
Dalam ilmu Hukum Administrasi Negara, freies ermessen<br />
diberikan hanya kepada Administratur Negara, baik untuk<br />
melaksanakan tindakan-tindakan biasa maupun tindakan<br />
hukum. Dan, ketika fi-eies ermessen ini diwujudkan dalam<br />
instrumen yuridis yang tertulis, lazim disebut sebagai peraturan<br />
5 RUtrecht, Pengantar Huktun Administrasi Negara Indonesia (Surabaya:<br />
Bina Ilmu,1988), hal.28-29.<br />
6 Ridwan IIR, Hukum Administrasi Negara, PT Raja Grafindo Persada,<br />
Jakarta, 2006, hal.177<br />
7 M.Natasaputra, Htikunt A dministrasi Negara (Jakarta: Rajawali, 1988),<br />
hal.15.<br />
8