15.04.2014 Views

1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...

1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...

1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

keputusan yang diambi hanya oleh pejabat pemerintah. Tahun 1992<br />

konsepsi terhadap partisipasi politik ini berubah kearah yang lebih luas.<br />

Dengan mengutip Parry, Mosley dan Day, Jhon Gaventa dan Valderama<br />

selanjutnya mengatakan bahwa partispasi politik dimaknai sebagai ”keikut<br />

sertaan masyarakat dalam proses formulasi pengesahan dan pelaksanaan<br />

kebijakan pemerintah”<br />

Dalam hal ini partisipasi berarti terlibat dalam<br />

proses pengambilan keputusan. Jika dibandingkan dengan praktik<br />

partisipasi politik yang terjadi pada masa Orde Baru dengan apa yang<br />

terlihat sekarang ini, bentuk partisipasi politik mengalami perubahan. Pada<br />

masa Orde Baru, partisipasi politik lebih diarahkan untuk memepengaruhi<br />

keputusan dari laur, sementara sekarang ini sudah banyak pihak<br />

masyarakat yang duduk semeja dengan pemerintah untuk membahas<br />

perencanaan dan pelaksanaan sutu keputusan.<br />

Bahkan menurut Jhon Gaventa dan Valderama 53<br />

---setelah menelaah<br />

tidak kurang dari 4 laporan penelitian tentang partisipasi--- perkembangan<br />

partisipasi sosial dan partisipasi politik tersebut sekarang ini telah muncul<br />

dalam bentuk dan kualitas baru. Merika menilai bahwa “gelombang”<br />

partisipasi sosial dan partisipasi politik seringkali bertemu dalam titik<br />

singgung, yang mana persinggungan tersebut telah mampu membentuk<br />

atau menciptakan kualitas baru dari partisipasi. Bantuk baru tersebut oleh<br />

Jhon Gaventa dan Valderama disebut sebagai “partisipasi warga”. Dalam<br />

53<br />

Jhon Gaventa dan Camilo Valderrama dalam buku “Mewujudkan<br />

Partisipasi, 21 Teknik partisipasi masyarakat unntuk abad 21, (2001) The<br />

British Council.<br />

hal, masyarakat dipandang sebagai warga yang memiliki kekuatan politik<br />

yang lebih memungkinkan masyarakat bisa bertindak sebagai pemilik<br />

kekuasaan. Partisipasi bisa berbentuk campur tangan seorang warga<br />

perseorangan yang memiliki kepentingan social tertentu dalam kegiatan<br />

public.<br />

Dalam kesempatan yang sama, Jhon Gaventa dan Valderama juga<br />

menegaskan bahwa partisipasi warga telah mengalihkan konsep<br />

partisipasi “….dari sekedar kepedulian terhadap „penerima derma‟ atau<br />

„kaum tersisih‟ menuju ke suatu kepedulian dengan pelbagai bentuk<br />

keikutsertaan warga dalam pembuatan kebijakan dan pengambilan<br />

keputusan di berbagai gelanggang kunci yang mempengaruhi kehidupan<br />

mereka”. Lebih dari itu, Gaventa dan Valderama juga mengemukakan<br />

tentang bentuk-bentuk pergeseran dari partisipasi social dan politik ke<br />

partisipasi kewargaan. Yakni dari: (1) Penerima bergeser menjadi warga;<br />

(2) dari proyek ke kebijakan; (3) dari Konsultasi bergeser ke pengambilan<br />

keputusan; (4) dari penilaian menjadi pelaksanaan; dan (5) dari mikro<br />

bergeser ke makro.<br />

Memperhatikan berbagai bentuk dari perkembangan partisipasi di atas,<br />

dapat dikatakan bahwa pada dasarnya partisipasi juga sudah mewarnai<br />

dalam berbagai bentuk pengembanan hokum (rechtsboefening) 54 .<br />

54 Prof. Dr . D.H.M. Meuwissen, dalam tulisannya yang berjudul<br />

“Pengembanan Hukum, Ilmu Hukum, Teori Hukum dan Filsafat Hukum,<br />

yang diterjemahkan oleh Prof. Dr B. Arif Sidarta (2006), mengatakan<br />

bahwa pengembanan hokum (rechtsboefening) adalah kegiatan manusia<br />

yang berkenaan dengan adanya dan berlakunya hokum di dalam<br />

78

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!