15.04.2014 Views

1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...

1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...

1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tata Usaha Negara.<br />

Untuk memperkuat kewenangan Peradilan TUN, dalam Undang-<br />

Undang Administrasi Pemerintahan diatur mengenai kewenangan<br />

untuk menguji tindakan atau keputusan diskresi pejabat pemerintahan<br />

melalui proses gugatan, penerapan sanksi administratif, upaya paksa<br />

kepada pejabat pemerintahan yang tidak melaksanakan putusan<br />

Peradilan TUN yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,<br />

memeriksa dan memutus perkara yang berkaitan dengan tindakan<br />

Badan atau Pejabat Pemerintahan yang menimbulkan kerugian<br />

materiil maupun immateriil menurut Undang-Undang Administrasi<br />

Pemerintahan.<br />

Dalam praktek Peradilan TUN, sampai saat ini masih terjadi<br />

kekosongan hukum materiil yang dijadikan dasar pengambilan<br />

keputusan hakim di Peradilan TUN, Peradilan Tinggi TUN dan<br />

Mahkamah Agung, adalah asas-asas umum pemerintahan yang baik,<br />

yurisprudensi, dan peraturan perundang-undangan sektoral.<br />

Pada berbagai negara seperti Belanda, Jerman, Perancis,<br />

Amerika Serikat, Undang-Undang Administrasi menjadi dasar hukum<br />

bagi hakim dalam memutuskan perkaradi bidang administrasi. Oleh<br />

karenanya dalam penyusunan RUU Administrasi Pemerintahan, selain<br />

sebagai prestasi rekayasi undang-undang dari para pakar, ahli,<br />

akademisi, praktisi, ilmuwan, lembaga swadaya masyarakat, asosiasi,<br />

perguruan tinggi, para pejabat pemerintahan dan lembaga-lembaga<br />

negara, juga pemrakarsamelakukan studi banding dengan Undang-<br />

Undang Administrasi dari Belanda, Jerman dan Jepang. Dengan<br />

demikian, sistem hukum administrasi dibangun oleh Indonesia,<br />

merupakan produk hukum yang bersifat universal dan bukan hanya<br />

merupakan bagian dari kepentingan pemerintahan negara untuk<br />

memiliki landasan hukum yang kuat dalam proses penyelenggaraan<br />

pemerintahan negara.<br />

Dasar filosofis, yuridis dan sosiologis<br />

Proklamasi dan UUD tahun 1945 memuat sejumlah dasar<br />

filosofis dan yuridis Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai<br />

negara hukum atau Rechstaat (Sudardi/UNDIP). Pasal-pasal dalam<br />

UUD Tahun 1945, khususnya Pasal 28, 28F dan 28 ayat (4)<br />

mewajibkan jaminan dari pemerintah untuk memberikan ruang<br />

konsultasi publik untuk setiap pengaturan dan penetapan yang<br />

dilakukan oleh Negara dan Pemerintah. Rakyat memiliki hak untuk<br />

berperan secara aktif dalam pembuatan keputusan, sosialisasi dan<br />

penegakan peraturan perundang-undangan. Cita-cita negara hukum<br />

sebagaimana diamanatkan UUD tahun 1945 merupakan amanat<br />

kepada negara dan pemerintah untuk selalu memiliki dasar hukum<br />

dan pembuatan kebijakan, termasuk dalam pembuatan kebijakan,<br />

termasuk dalam pembuatan tindakan dan keputusan pemerintahan.<br />

Asas negara hukum memberikan landasan, bahwa tidak ada satupun<br />

produk keputusan pemerintahan yang tidak memiliki sumber dan<br />

dasar hukum. Asas negara negara hukum, juga melahirkan asas<br />

praduga rechtunatig, bahwa semua keputusan pemerintahan adalah<br />

benar, selama keputusan itu belum dibatalkan atau batal demi hukum,<br />

atau belum diperintahkan dicabut oleh lembaga peradilan. Atas dasar<br />

cita-cita negara hukum, Undang-Undang Administrasi Pemerintahan<br />

64

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!