1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...

1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ... 1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...

15.04.2014 Views

menjadi tanggung jawab sektor publik 40 . Untuk memahami lebih jauh tentang apa sesungguhnya good governance, perlu dipahami karekteristiknya melalui indikator-indikator good governance itu sendiri. Menurut Carolina G. Hernandez, 41 governance dapat menjadi baik atau buruk. Baik manakalah tujuan bersama dapat tercapai, proses pengambilan keputusan diamati, gubernur menyelenggarakan fungsinya dan menjalankan kekuasaannya dengan tepat dan organisasinya dipertahankan. Penyelenggaraan pemerintahan (governance) yang buruk hanya terjadi ketika sedikit tujuan, khususnya tujuan gubernur yang dapat terpenuhi, proses yang sudah ditetapkan ternyata dilanggar, kekuasaan dan hak prerogatif dilecehkan, dan ketika terdapat ancaman pada ketahanan organisasi atau fragmen organisasi menjadi mati. Dengan demikian, transparansi dan kemampuan untuk dimintai pertanggungjawaban pihak yang memerintah merupakan elemen kunci dari pemerintahan yang baik, karena hal tersebut dapat meyakinkan bahwa minat anggota lainnya telah dapat terpenuhi dan karena itu dukungan mereka untuk organisasi tetap untuk meyakinkan adanya kebenaran dan ketahanan. Sementara itu ada yang mengatakan bahwa elemen terpenting dari konsep good governance adalah kedaulatan hukum (rule of law) dan perlindungan hak asasi manusia. Kedaulatan hukum berarti mengedepankan supremasi hukum. Dalam ajaran supremasi hukum, hukum dipandang sebagai produk kesepakatan sosial berupa perangkat 40 Galang Asmara, op. cit. hal. 147. 41 Carolina G. Hernandez: “ Governance, Civil Society and Democracy”; Makalah pada Conference on Good Governance in East Asia Realities, Problem and Callenges; diselenggarakan oleh CSIS; Jakarta 17 November 1999. kaidah yang bersifat otonom yang menegaskan nilai persamaan (equality) yang harus dijalankan oleh badan yang tidak memihak (imparsial). Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam konteks ini supremasi hukum harus diartikan supremasi kaidah-kaidah konstitusi. Sedangkan perlindungan hak-hak asasi manusia berarti kaidah-kaidah konstitusi yang superior itu harus mengakui dan menjamin hak-hak asasi manusia. 42 Pendapat lain mengemukakan bahwa transparansi dan pertanggungjawaban merupakan syarat terhadap terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan demokrasi (democratic and good governance). Transparansi atau keterbukaan berarti adanya minat dan upaya untuk saling kontrol dan bertanggungjawab. Transparansi ini tidak hanya diperlukan bagi pemerintah saja, tetapi juga bagi masyarakat. 43 Agak lebih rinci ada yang mengemukakan bahwa elemenelemen good governance sebagai berikut: Pertama, Accountability yang terdiri dari Political Accountability: diantaranya terdapat mekanisme pergantian kekuasaan secara teratur; dan penanganan yang jelas terhadap pelanggaran kekuasaan dibawah rule of law. Disamping itu ada Public Accoutability, yakni adanya pembatasan tugas yang jelas dan efisien. Kedua, adanya kerangka hukum yang menjamin. Dari sudut aparat birokrasi, berarti adanya kejelasan dan pendidikan dari abdi negara terhadap sektor swasta. Dari sudut masyarakat sipil, berarti adanya kerangka hukum yang menjamin hak-hak warga negara dalam menegakkan accountability pemerintah. Ketiga, Informasi. Keterbukaan 42 Abdul Hakim Garuda Nusantara, “Yudicial Review Sebagai Sarana Pengembangan Good Governance”; Makalah Seminar Hukum Nasional VII; Jakarta, 12-15 Oktober 1999. 43 Miftah Toha, op. cit. 52

informasi mengenai setiap aspek kebijakan pemerintah akan mendorong persaingan politik yang sehat, toleran dan kebijakan dibuat berdasarkan preferensi publik. Keempat, Transparansi. terbuka bagi pengawasan. 44 Yaitu adanya kebijakan Dibanding dengan indikator good governance yang disajikan oleh UNDP, secara lebih ringkas ESCAP (Economic and Comission for Asia and the Pacific) sebuah lembaga PBB, mengemukakan 8 karekter Good Governance sebagai berikut: participatory, consensus oriented, accountable, transparent, responsive, effective and efficient, equitable and inclusive and follows the rule of law. 45 Walaupun tampak bahwa pandangan mengenai good governance itu bervariasi, namun pada umumnya disepakati bahwa beberapa unsur harus ada, guna menyatakan adanya good governance. Unsur-unsur yang dimaksudkan itu, yakni adanya keterbukaan (transparency), pertanggungjawaban (accountability) supremasi hukum, efisiensi dan efektifitas. Jadi good governance adalah terjalinnya hubungan sinergis antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat yang dilandasi oleh prinsip-prinsip Negara Hukum, keterbukaan, pertanggungjawaban, efektivitas dan efisiensi dalam rangka mewujudkan tujuan bersama. Persoalan Mendasar Perlunya Good Governance 46 44 Meuthia Ganie Rochman: “Good Governance: Prinsip, Komponen dan Penerapannya” dalam Candara Gautama dan BN Marbun (Ed); Jakarta: 2000; hal. 144. 45 Economic and Social Comission for Asia and the Pacific (ESCAP): “Good Governance”, dalam http:// www. Socialcomission. htm 46 Uraian ini disarikan dari pemikiran Jusuf Wanandi: “Good Governance dan Krisis mata uang di Asia yang telah berkembang menjadi krisis ekonomi dan sosial politik, menunjukkan betapa pentingnya masalah penyelenggaraan secara baik dan benar (good governance), baik oleh pemerintah maupun perusahaan atau dunia usaha. Sesungguhnyalah good governance akan menjadi faktor penting dalam mencegah terjadinya krisis semacam itu di masa depan, maupun dalam menanggulangi krisis yang sedang berlangsung. Good Governance berarti bahwa kekuasaan didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, segala kebijakannya diambil secara transparan serta dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Kekuasaan juga harus didasarkan atas segala aspek kelembagaan dan bukan atas kehendak seseorang atau kelompok tertentu. Kekuasaan juga harus taat kepada prinsip bahwa semua warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama di mata hukum. Faktor-faktor ekonomi yang telah mendorong terjadinya krisis di Asia Timur, seperti menurunnya daya saing, memburuknya kinerja lembaga-lembaga keuangan, menguatnya nilai mata uang dolar terhadap hampir semua mata uang di kawasan, kelalaian menggunakan utang luar negeri jangka pendek untuk membiayai proyek property dan proyek tidak produktif lainnya, telah semakin diperparah oleh kurangnya aspek good governance. Hal ini telah membuat fundamental ekonomi makro yang pada awalnya baik, menjadi lebih terpuruk lagi. Fundamental ekonomi yang baik itu meliputi tingkat tabungan yang tingi, inflasi yang rendah, pendapatan yang lebih merata, kebijakan yang bersifat terbuka dan Kaitannya dengan Stabilitas Dalam Negeri dan Kawasan: Agenda Masa Depan”; Analisis CSIS; Tahun XXVII No. 5; Juli-September 1998; hal. 208-213. 53

menjadi tanggung jawab sektor publik 40 .<br />

Untuk memahami lebih jauh tentang apa sesungguhnya good<br />

governance, perlu dipahami karekteristiknya melalui indikator-indikator<br />

good governance itu sendiri. Menurut Carolina G. Hernandez, 41<br />

governance dapat menjadi baik atau buruk. Baik manakalah tujuan<br />

bersama dapat tercapai, proses pengambilan keputusan diamati, gubernur<br />

menyelenggarakan fungsinya dan menjalankan kekuasaannya dengan<br />

tepat dan organisasinya dipertahankan. Penyelenggaraan pemerintahan<br />

(governance) yang buruk hanya terjadi ketika sedikit tujuan, khususnya<br />

tujuan gubernur yang dapat terpenuhi, proses yang sudah ditetapkan<br />

ternyata dilanggar, kekuasaan dan hak prerogatif dilecehkan, dan ketika<br />

terdapat ancaman pada ketahanan organisasi atau fragmen organisasi<br />

menjadi mati. Dengan demikian, transparansi dan kemampuan untuk<br />

dimintai pertanggungjawaban pihak yang memerintah merupakan elemen<br />

kunci dari pemerintahan yang baik, karena hal tersebut dapat meyakinkan<br />

bahwa minat anggota lainnya telah dapat terpenuhi dan karena itu<br />

dukungan mereka untuk organisasi tetap untuk meyakinkan adanya<br />

kebenaran dan ketahanan.<br />

Sementara itu ada yang mengatakan bahwa elemen terpenting<br />

dari konsep good governance adalah kedaulatan hukum (rule of law) dan<br />

perlindungan hak asasi manusia. Kedaulatan hukum berarti<br />

mengedepankan<br />

supremasi hukum. Dalam ajaran supremasi hukum,<br />

hukum dipandang sebagai produk kesepakatan sosial berupa perangkat<br />

40 Galang Asmara, op. cit. hal. 147.<br />

41 Carolina G. Hernandez: “ Governance, Civil Society and Democracy”; Makalah<br />

pada Conference on Good Governance in East Asia Realities, Problem and<br />

Callenges; diselenggarakan oleh CSIS; Jakarta 17 November 1999.<br />

kaidah yang bersifat otonom yang menegaskan nilai persamaan (equality)<br />

yang harus dijalankan oleh badan yang tidak memihak (imparsial). Lebih<br />

lanjut dikatakan bahwa dalam konteks ini supremasi hukum harus<br />

diartikan supremasi kaidah-kaidah konstitusi. Sedangkan perlindungan<br />

hak-hak asasi manusia berarti kaidah-kaidah konstitusi yang superior itu<br />

harus mengakui dan menjamin hak-hak asasi manusia. 42<br />

Pendapat lain mengemukakan bahwa transparansi dan<br />

pertanggungjawaban merupakan syarat terhadap terciptanya<br />

penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan demokrasi (democratic and<br />

good governance). Transparansi atau keterbukaan berarti adanya minat<br />

dan upaya untuk saling kontrol dan bertanggungjawab. Transparansi ini<br />

tidak hanya diperlukan bagi pemerintah saja, tetapi juga bagi<br />

masyarakat. 43<br />

Agak lebih rinci ada yang mengemukakan bahwa elemenelemen<br />

good governance sebagai berikut: Pertama, Accountability yang<br />

terdiri dari Political Accountability: diantaranya terdapat mekanisme<br />

pergantian kekuasaan secara teratur; dan<br />

penanganan yang jelas<br />

terhadap pelanggaran kekuasaan dibawah rule of law. Disamping itu ada<br />

Public Accoutability, yakni adanya pembatasan tugas yang jelas dan<br />

efisien. Kedua, adanya kerangka hukum yang menjamin. Dari sudut<br />

aparat birokrasi, berarti adanya kejelasan dan pendidikan dari abdi negara<br />

terhadap sektor swasta. Dari sudut masyarakat sipil, berarti adanya<br />

kerangka hukum yang menjamin hak-hak warga negara dalam<br />

menegakkan accountability pemerintah. Ketiga, Informasi. Keterbukaan<br />

42 Abdul Hakim Garuda Nusantara, “Yudicial Review Sebagai Sarana<br />

Pengembangan Good Governance”; Makalah Seminar Hukum Nasional VII;<br />

Jakarta, 12-15 Oktober 1999.<br />

43 Miftah Toha, op. cit.<br />

52

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!