15.04.2014 Views

1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...

1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...

1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Faktor keempat adalah sumber daya manusia. Mulai dari<br />

rekruitmen (yang sebagian dilakukan dengan dasar koncoisme atau<br />

suap) menyebabkan sumber daya manusia pada birokrasi yang ada<br />

tidak banyak yang memiliki kualifikasi sebagai pengemban<br />

penyelenggara pemerintahan yang baik. Selain dasar-dasar hubungan<br />

primordial, ketentuan-ketentuan yang mengatur sistem promosi tidak<br />

jarang menjadi hambatan untuk memperoleh tenaga yang potensial<br />

untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Sebagai contoh, promosi<br />

untuk menjadi Hakim Agung yang berasal dari hakim karir, misalnya,<br />

harus menempuh masa kerja dan jabatan yang panjang. Seorang<br />

mungkin bisa menjadi Hakim Agung hanya untuk masa yang pendek<br />

sebelum masa pensiun. Akibatnya yang bersangkutan tidak<br />

berkesempatan untuk melaksanakan tugas dalam jangka waktu yang<br />

wajar.<br />

Berbagai faktor di atas merupakan sebagian kenyataan yang<br />

menyebabkan sulitnya mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan<br />

yang baik, yang berpihak kepada kepentingan rakyat. Sebenarnya<br />

banyak konsep ilmiah maupun berbagai bentuk kebijakan telah<br />

banyak disusun untuk mewuudkan penyelenggaraan pemerintahan<br />

yang baik. Tetapi konsep dan kebijakan tersebut tidak dapat<br />

terlaksana sebagai mestinya, karena adanya faktor-faktor politik dan<br />

lain sebagainya serta kurangnya kemauan dari para pengelola<br />

pemerintahan yang ada.<br />

Dalam suatu negara hukum seperti Indonesia, sistem pemerintahan<br />

yang demokratis dan juga supremasi hukum seharusnya menjadi<br />

pangkal tolak mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik.<br />

Berdasarkan prinsip demokrasi dan supremasi hukum dapat<br />

diharapkan unsur-unsur seperti keterbatasan kekuasaan,<br />

pemerintahan yang akuntabel dan lain sebagainya. Usaha-usaha<br />

untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dapat<br />

dilakukan melalui berbagai cara seperti dibawah ini.<br />

Pertama, melanjutkan pembaharuan politik. Peraturan perundangundangan<br />

di bidang politik yang menjadi dasar pembentukan<br />

pemerintahan yang demokratis.. Ketentuan-ketentuan mengenai<br />

sistem pemilu, susunan MPR, DPR, DPD dan DPRD, KPU yang<br />

independen dan lain-lain perlu ditata kembali. Kedua, melanjutkan<br />

pembaharuan UUD. Pembaharuan ini tidak hanya mengenai jabatan<br />

kepresidenan, tetapi perbaikan keseluruhan termasuk menyusun<br />

kembali badan perwakilan menuju sistem dua kamar. Demikian pula<br />

mengenai lembaga negara lain, di samping ketentuan-ketentuan<br />

mengenai hak asasi manusia dan lain sebagainya.<br />

Ketiga, melanjutkan pembaharuan kekuasaan kehakiman seperti<br />

sistem pemilihan hakim agung, pertanggungjawaban hakim yang<br />

melanggar hukum, wewenang menguji tindakan pemerintahan dan<br />

peraturan perundangan di bawah UUD, masa jabatan hakim, hak,<br />

etika jabatan hakim, dan lain sebagainya. Keempat, pembaharuan<br />

administrasi negara. Membebaskan administrasi negara dari segala<br />

pengaruh politik. Penyusunan kembali organisasi administrasi negara.<br />

Menyiapkan dan memberdayakan daerah otonom untuk dapat<br />

menjalankan tatanan otonomi baru yang meletakkan titik berat<br />

penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Dalam kaitan dan<br />

pemikiran bentuk negara federal, perlu dibentuk Komisi Nasional<br />

untuk menyelidiki isu-isu diseputar federal dan juga otonomi daerah.<br />

Usaha merampingkan administrasi negara untuk meningkatkan<br />

5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!