1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...

1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ... 1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...

15.04.2014 Views

31 ( Sumber : Manajemen Pelayanan Publik, 2004, persiapan untuk diterbitkan) Dengan demikian menjadi semakin jelas bahwa mengukur kinerja kebijakan publik tidak semata-mata pada indikator efisiensi dan efektivitasnya, tetapi lebih jauh harus dipertanyakan apakah kebijakan publik tersebut bermuara pada pelayanan yang o p t i m a l ( p r i m a ) m a m p u m e m b e r d a ya k a n m a s y a r a k a t , d a n a k u n t a b e l , pada semua tataran pelayanan tersebut di muka. Untuk mempertajam pemahaman konotasi pelayanan yang memberdayakan dan akuntabel perlu diproyeksikan pada aspek pendanaan, artinya administrasi publik yang pada dasarnya adalah administrasi penyelenggaraan pemerintahan negara mengejawantahkan dalam format kebijakan-kebijakan publik dan di-delivery-kan melalui pelayanan publik dengan berbagai tatarannya, perlu didukung dengan anggaran, selanjutnya menghasilkan output pelaksanaan kebijakan publik berupa kinerja pemerintahannya sendiri maupun kinerja ikutan berupa pendapatan negara. Gambar 1.di muka juga menggambarkan mengenai gradasi dan siklus pelayanan publik sebagai sumber kehidupan dan pertumbuhan negara yang dikonstruksi dari manajemen keuangan negara berdasarkan UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. F. Penutup Dengan bahasan konfirmatif makna dan esensi dari Good Governance, dan dikaitkan dengan konsep administrasi publik dan kebijakan publik, maka berbicara mengenai implementasi good governance di Departemen Keuangan pada umumnya, khususnya pada jajaran Inspektorat Jendcral, berikut disampaikan beberapa butir pokok pikiran : 1. Administrasi negara sebagai administrasi penyelenggaraan pemerintahan negara yang formatnya adalah kebijakan publik, dalam konsep Good Governance pada dasarnya adalah tata pengelolaan sumberdaya yang diarahkan pada tercapainya kehidupan dan penghidupan masyarakat yang b erk ua l i t as, s e h i ng g a m em pu n ya i k em am p ua n u nt uk m end uk u ng kelangsungan penyelenggaraan dan pertumbuhan negara sendiri. 2. Penciptaan penghidupan atau sumber penghidupan masyarakat dan negara yang berk ualitas tergantung pada kemampuan tiga pilar pem angk u kepentingan atau stakeholders negara bekerjasama secara sinerjik dalam memanfaatkan resources yang dimiliki secara produktif. 3. Aplikasi Good Governance menghendaki pemahaman mendasar mengenai fitrah pemerintah adalah pelayanan publik, menggunakan beberapa modus operandi baik spending, instrument perpajakan, maupun earning, yang kesemuanya diarahkan memberdayakan masyarakat sebagai pelaku atau aktor kehidupan dan penghidupan. 42

Referensi Anderson, James E. (1979), Public Policy Making. London : Nelson Downs, A (1972), Up and down with ecology – the 'issue attention cycle' The Public Interest,28, 36-50. Easton, D.(1979), A System Analysisof Political Life, rev.ed.Chicago : University of Chicago Press. Kanter, Rosabeth Moss (1995), World-Class : Thriving Locally in the Global Economy. New York : Simon & Schuster, Rockefeller Center. Kouzes, James M.and Barry Z.Posner (1993), Credibility, How Leaders Gain and Lose it, Why People Demand it. San Frasisco : Jossey-Bass Publishers. Nuemberger, Phil. (1992), Increasing Executive Productivity. New Jersey : Prentice Hall, Englewood Cliffs. Sugiyanto (2004), Manajemen Pelayanan Publik, dalam proses diterbitkan. UNDP, 1997, Governance for Sustainable Development –A Policy Document, NewYork UNDP BAB III Perkembangan Tata Pemerintahan Yang Baik di Indonesia 22 1. Pendahuluan Secara umum, pelaksanaan aktivitas pemerintahan di berbagai negara selalu mempunyai tujuan ideal, yaitu tercitanya suatu sistem pemerintahan yang ideal, antara lain ditandai dengan terciptanya hubungan harmonis antara unit-unit pemerintahan yang ada dengan masyarakat serta pemerintah mengayomi secara politik dan hukum kepentingan warga negara, dan pemerintah dipercaya oleh publik karena diakui sebagai pemerintah yang bersih dan berwibawa. Beberapa hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah pada dasarnya dijalankan atas dasar kepercayaan dan kewibawaan dari para stakeholder, tanpa kedua hal tersebut, pemerintah akan dinilai sebagai pihak yang otoriter, dan korup serta tidak dipercaya oleh masyarakat kuas, baik masyarakat domestik maupun masyarakat internasional. Dalam menilai suatu pemerintahan nasional, masyarakat domestik dan masyarakat internasional mempunyai berbagai norma, standar dan kriteria yang dapat dipakai untuk menentukan rating suatu pemerintahan, apakah dapat dikategorikan sebagai pemerintahan yang bersih, berwibawa dan terpercaya, atau pemerintah tersebut dimasukkan kedalam kategori pemerintahan yang tidak memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan tersebut dan digolongkan kepada pemerintahan yang tidak dapat 22 Bab ini ditulis oleh Safri Nugraha (Fakultas Hukum UI) 43

Referensi<br />

Anderson, James E. (1979), Public Policy Making. London : Nelson<br />

Downs, A (1972), Up and down with ecology – the 'issue attention<br />

cycle' The Public Interest,28, 36-50.<br />

Easton, D.(1979), A System Analysisof Political Life, rev.ed.Chicago :<br />

University of Chicago Press.<br />

Kanter, Rosabeth Moss (1995), World-Class : Thriving Locally<br />

in the Global Economy. New York : Simon & Schuster, Rockefeller<br />

Center.<br />

Kouzes, James M.and Barry Z.Posner (1993), Credibility, How<br />

Leaders Gain and Lose it, Why People Demand it. San Frasisco :<br />

Jossey-Bass Publishers.<br />

Nuemberger, Phil. (1992), Increasing Executive Productivity. New<br />

Jersey : Prentice Hall, Englewood Cliffs.<br />

Sugiyanto (2004), Manajemen Pelayanan Publik, dalam proses<br />

diterbitkan. UNDP, 1997, Governance for Sustainable<br />

Development –A Policy Document, NewYork UNDP<br />

BAB III<br />

Perkembangan Tata Pemerintahan Yang Baik di Indonesia 22<br />

1. Pendahuluan<br />

Secara umum, pelaksanaan aktivitas pemerintahan di berbagai negara<br />

selalu mempunyai tujuan ideal, yaitu tercitanya suatu sistem pemerintahan<br />

yang ideal, antara lain ditandai dengan terciptanya hubungan harmonis<br />

antara unit-unit pemerintahan yang ada dengan masyarakat serta<br />

pemerintah mengayomi secara politik dan hukum kepentingan warga<br />

negara, dan pemerintah dipercaya oleh publik karena diakui sebagai<br />

pemerintah yang bersih dan berwibawa. Beberapa hal tersebut<br />

menunjukkan bahwa pemerintah pada dasarnya dijalankan atas dasar<br />

kepercayaan dan kewibawaan dari para stakeholder, tanpa kedua hal<br />

tersebut, pemerintah akan dinilai sebagai pihak yang otoriter, dan korup<br />

serta tidak dipercaya oleh masyarakat kuas, baik masyarakat domestik<br />

maupun masyarakat internasional.<br />

Dalam menilai suatu pemerintahan nasional, masyarakat domestik dan<br />

masyarakat internasional mempunyai berbagai norma, standar dan kriteria<br />

yang dapat dipakai untuk menentukan rating suatu pemerintahan, apakah<br />

dapat dikategorikan sebagai pemerintahan yang bersih, berwibawa dan<br />

terpercaya, atau pemerintah tersebut dimasukkan kedalam kategori<br />

pemerintahan yang tidak memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan<br />

tersebut dan digolongkan kepada pemerintahan yang tidak dapat<br />

22 Bab ini ditulis oleh Safri Nugraha (Fakultas Hukum UI)<br />

43

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!