download file (pdf 83KB) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
download file (pdf 83KB) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
download file (pdf 83KB) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Artikel<br />
1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA<br />
Stop AIDS: Akses untuk Semua!<br />
Mardiya<br />
Tidak dapat dipungkiri, epidemi HIV/AIDS telah berkembang begitu pesat di<br />
seluruh dunia termasuk Indonesia. Kasus ini paling tidak telah mengakibatkan kematian<br />
25 juta orang dan saat ini terdapat lebih dari 33 juta orang yang hidup dengan HIV/AIDS.<br />
Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru<br />
menyebabkan kematian sekitar 3 juta orang dengan 12 juta orang yang masih hidup.<br />
Sekarang ini, setiap hari terdapat 7.400 kasus baru HIV/AIDS atau 5 orang per menit dan<br />
96 persen di antaranya terjadi di negara berkembang.<br />
Di Indonesia sendiri, belakangan hampir tidak ada provinsi yang bebas dari<br />
HIV/AIDS. Bahkan diperkirakan, saat ini penyakit yang belum ada obatnya ini sudah<br />
terdapat pada lebih dari separuh kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Berdasarkan data<br />
resmi dari Departemen Kesehatan RI, hingga akhir Juni 2010, secara kumulatif tercatat<br />
21.770 kasus AIDS. Bandingkan dengan kondisi bulan Juni 2009 yang baru terdapat<br />
17.699 kasus AIDS. Ini berarti, dalam satu tahun berjalan saja sudah terdapat<br />
penambahan 4.071 kasus. Sementara jumlah kasus sesungguhnya dengan menganut<br />
konsep ”fenomena gunung es” diperkirakan berpuluh-puluh kali lipat dari yang terdata.<br />
Ini tentu sebuah fakta yang luar biasa, mengingat kasus HIV/AIDS di Indonesia pertama<br />
kali baru ditemukan 1987 lalu di Pulau Bali. Atas dasar itu, tidaklah terlalu salah bila<br />
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam pembukaan Kongres AIDS Internasional<br />
se-Asia Pasifik ke-9 di Bali, Agustus 2009 lalu menegaskan bahwa jika kasus HIV/AIDS<br />
1
tidak tertangani dengan baik, kemungkinan akan terjadi kepunahan generasi atau lost<br />
generation. Untuk itu, perkembangan kasus HIV/AIDS harus dicegah dengan strategi<br />
penanggulangan yang efektif. Menurut presiden, beberapa hal penting yang diperlukan<br />
untuk mencapai keberhasilan penanggulangan HIV/AIDS adalah kepemimpinan,<br />
pentingnya keterlibatan masyarakat, pentingnya kerjasama regional dan internasional<br />
serta investasi yang lebih besar dan berkelanjutan untuk menemukan vaksin dan<br />
pengobatan.<br />
Melalui tema peringatan Hari AIDS Se-Dunia (HAS) 2010 ”Universal Access and<br />
Human Right” yang kita terjemahkan sebagai ”Akses Universal dan Hak Asasi Manusia”<br />
dan slogan ”Stop AIDS: Akses untuk Semua!” kita berharap setiap anggota masyarakat<br />
dari berbagai latar belakang ekonomi, budaya, pendidikan, profesi, tempat tinggal,<br />
orientasi seksual, khususnya mereka yang membutuhkan, berhak memperoleh informasi,<br />
pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan tentang HIV/AIDS. Hal ini didasarkan<br />
pada kenyataan bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia yang utama (health is the first<br />
human right). Sehingga setiap orang, termasuk orang yang terinveksi HIV berhak hidup<br />
sehat dan memperoleh layanan kesehatan yang memadai, jauh dari stigma dan<br />
diskriminasi. Pemaknaan dari tema ini adalah bahwa semua warga dengan berbagai latar<br />
belakang di atas harus mendapatkan akses informasi HIV/AIDS yang sama, akses<br />
pencegahan yang sama, serta akses perawatan, dukungan dan pengobatan yang sama.<br />
Dengan demikian, penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam rangka peringatan<br />
Hari AIDS Sedunia tahun ini, diarahkan agar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat<br />
untuk melindungi dirinya dari infeksi HIV serta meningkatkan kepedulian dan komitmen<br />
pemerintah dan masyarakat untuk secara bersama melakukan upaya penanggulangan HIV<br />
2
dan AIDS di Indonesia. Lebih dari itu, khusus untuk mereka yang membutuhkan, mampu<br />
memperoleh akses universal terhadap informasi, pencegahan, dukungan dan pengobatan<br />
terkait HIV dan AIDS. Dengan meningkatnya akses tersebut, diharapkan akan dapat<br />
menurunkan resiko penularan dan mengurangi laju epidemi penyakit yang belum ada<br />
obatnya tersebut.<br />
Sebenarnya, berbagai upaya penanggulangan dan pencegahan penyebaran<br />
HIV/AIDS telah dilakukan oleh pemerintah bersama swasta, LSM, lembaga donor,<br />
maupun masyarakat peduli AIDS sesuai proporsinya masing-masing. Bahkan pemerintah<br />
sendiri melalui Perpres No 75 Tahun 2006 telah berupaya mengaktifkan kembali Komisi<br />
Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) yang selanjutnya menyusun Rencana Aksi<br />
Nasional 2007 – 2010. Target yang ditetapkan rencana aksi tersebut mengacu pada target<br />
universal (universal access) 2010 yaitu menjangkau 80 persen populasi yang paling<br />
beresiko (pekerja seks, pengguna narkoba suntik, pelanggan pekerja seks, waria, lelaki<br />
yang berhubungan seks dengan lelaki) dengan perubahan perilaku sebesar 60 persen.<br />
Sebagaimana diketahui, di tahun 1994, pemerintah melalui Keppres No 36 Tahun 1994<br />
telah membentuk Komisi Penanggulangan AIDS dalam rangka pencegahan dan<br />
penanggulangan secara menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi. Saat itu, dalam rangka<br />
menjabarkan Keppres tersebut, telah disusun Kebijakan dan Strategi Penanggulangan<br />
HIV/AIDS di Indonesia melalui SK Menko Kesra No. 8 dan 9 Tahun 1994 di mana<br />
tujuan penanggulangan HIV/AIDS saat itu adalah mencegah penularan virus HIV,<br />
mengurangi sebanyak mungkin penderitaan dari dampak sosial dan ekonomi HIV/AIDS<br />
serta menyatukan upaya-upaya nasional untuk penanggulangan HIV/AIDS.<br />
3
Namun demikian, upaya-upaya tersebut saat ini masih perlu ditingkatkan, baik<br />
kualitas, kuantitas, keterpaduan maupun kebersamaannya. Apalagi Sekretaris Komisi<br />
Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Dr. Nafsiah Mboi, SpA mengakui bahwa<br />
Indonesia termasuk negara yang gagal dalam pencegahan dan penanggulangan<br />
HIV/AIDS karena kurangnya intensitas sosialisasi, rendahnya partisipasi masyarakat dan<br />
lemahnya koordinasi dengan berbagai pihak.<br />
Untuk itu, diharapkan kegiatan-kegiatan<br />
HAS Tahun 2010 dilakukan oleh berbagai sektor terkait secara komprehensif, terpadu<br />
dan berkesinambungan. Itulah sebabnya, sub tema yang ditetapkan di Indonesia adalah<br />
’Peningkatan hak dan akses pendidikan untuk semua, guna menekan laju epidemi HIV di<br />
Indonesia menuju tercapainya tujuan Pembangunan Millenium (MDGs)” dengan slogan<br />
”Stop AIDS, Tingkatkan Hak dan Akses Pendidikan untuk Semua. Hal ini didasarkan<br />
atas kesadaran bahwa dalam rangka meningkatkan akses universal maka diperlukan<br />
kerjasama yang sinergis antara masyarakat dan pemerintah. Kerjasama tersebut<br />
diharapkan mampu mengarusutamakan upaya penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia<br />
sehingga dapat mempercepat pencapaian akses informasi, pencegahan, perawatan,<br />
dukungan dan pengobatan untuk mereka yang membutuhkan.<br />
Di sinilah kita dituntut untuk memiliki rasa kepedulian yang tinggi dalam<br />
penanggulangan HIV/AIDS yang nyata-yata menjadi ancaman global bagi penduduk di<br />
muka bumi ini. Kita tidak boleh berdiam diri, apalagi bersikap apriori dan<br />
mengedepankan stigma. Kini saatnya kita harus membuat karya nyata untuk mencegah<br />
laju epidemi HIV/AIDS yang begitu cepat. Sesuai dengan kapasitas dan kemampuan<br />
masing-masing, kita wajib menyosialisasikan berbagai informasi yang benar tentang<br />
HIV/AIDS, bahaya dan upaya pencegahannya pada masyarakat luas. Tidak hanya pada<br />
4
kelompok beresiko saja, tetapi juga masyarakat umum, organisasi profesi, tokoh agama,<br />
pemuda dan remaja pada umumnya. Termasuk di dalamnya ibu-ibu rumah tangga dan<br />
para suami yang masih aktif berhubungan seks. Caranya dapat melalui pertemuan<br />
penyuluhan, ceramah keagamaan, seminar, dialog, penyelenggaraan lomba, bakti sosial,<br />
pemeran, kunjungan pembinaan orang per orang, publikasi melalui media<br />
cetak/elektronik atau promosi melalui pencetakan sticker, pin, topi, tas, dan lain-lain.<br />
Dengan karya nyata tersebut, apabila semuanya disinergikan untuk satu tujuan,<br />
yakni pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, kita dapat menyakini bahwa dalam<br />
kurun waktu yang tidak terlalu lama, kasus HIV/AIDS di Indonesia akan segera dapat<br />
ditekan, diturunkan bahkan dikurangi dalam jumlah yang cukup signifikan. Terlebih bila<br />
para ahli kesehatan kita juga mau berjuang tanpa mengenal lelah untuk menemukan<br />
formula penyembuhan yang efektif bagi orang yang terinfeksi HIV/AIDS yang selama ini<br />
memang belum ditemukan obatnya, kecuali sekedar penghambat pertumbuhan virus dan<br />
pemelihara stamina penderita. Jadi, sudah saatnya kita stop AIDS dengan memberi akses<br />
untuk semua.<br />
Drs. Mardiya, Kasubid Advokasi Konseling<br />
dan Pembinaan Kelembagaan Keluarga<br />
Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan<br />
PMPDP dan KB <strong>Kabupaten</strong> <strong>Kulon</strong>progo.<br />
5