www.ybmbri.org
www.ybmbri.org 1 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16
- Page 2 and 3: Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 14
- Page 4 and 5: 4 BerSemangat Edisi 16 Shafar - Rab
- Page 6 and 7: 6 BerSemangat Edisi 16 Shafar - Rab
- Page 8 and 9: 8 BerSemangat Edisi 16 Shafar - Rab
- Page 10 and 11: 10 BerSemangat Edisi 16 Shafar - Ra
- Page 12 and 13: Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 14
- Page 14 and 15: Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 14
- Page 16 and 17: 16 Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal
- Page 18 and 19: Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 14
- Page 20 and 21: 20 BerSemangat Edisi 16 Shafar - Ra
- Page 22 and 23: 22 BerSemangat Edisi 16 Shafar - Ra
- Page 24 and 25: 24 BerSemangat Edisi 16 Shafar - Ra
- Page 26 and 27: 26 BerSemangat Edisi 16 Shafar - Ra
- Page 28 and 29: BerSemangat 28 Edisi 16 Shafar - Ra
- Page 30 and 31: 30 BerSemangat Edisi 16 Shafar - Ra
- Page 32 and 33: 32 BerSemangat Edisi 16 Shafar - Ra
- Page 34 and 35: 34 BerSemangat Edisi 16 Shafar - Ra
- Page 36 and 37: 36 BerSemangat Edisi 16 Shafar - Ra
- Page 38 and 39: 38 BerSemangat Edisi 16 Shafar - Ra
- Page 40 and 41: 40 BerSemangat Edisi 16 Shafar - Ra
- Page 42 and 43: 42 BerSemangat Edisi 16 Shafar - Ra
- Page 44: Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 14
<strong>www</strong>.<strong>ybmbri</strong>.<strong>org</strong><br />
1 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
BerSemangat<br />
2<br />
salam<br />
sema<br />
ngat<br />
Bismillahirrahmanirrahim<br />
Assalamu’alaikum Warahmatullahi<br />
wabarakatuh<br />
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat<br />
Allah SWT yang telah memberikan<br />
nikmatNya yang tiada terperi. Tak lupa<br />
pula shalawat serta salam senantiasa<br />
tercurah kepada baginda Nabi besar<br />
Muhammad SAW.<br />
Senang bisa menyapa para pembaca<br />
dari Sabang sampai Merauke. Di awal<br />
tahun 2014 ini Semangat Berindonesia<br />
mengambil tema pemberdayaan<br />
berbasis pesantren, dengan headline<br />
“YBM goes to Pesantren”. Tak hanya itu<br />
untuk terus menumbuhkan semangat<br />
berbagi kepada sesama Semangat<br />
Beindonesia juga menampilkan sosok<br />
yang semangat berbagi nya bisa menjadi<br />
inspirasi bagi kita semua.<br />
Sedangkan pada rubrik Semangat<br />
Tokoh kali ini Semangat Berindonesia<br />
mengangkat profil Bapak Wasi Kirana<br />
yang bersahaja dan merupakan salah<br />
satu orang yang turut membidani<br />
lahirnya YBM-BRI.<br />
Di rubrik wawancara, Semangat<br />
Berindonesia berhasil mewawancarai<br />
Aa’ Gym, pemimpin Pondok Pesantren<br />
Daarut Tahuhiid. beliau berbagi kisah<br />
seputar pemberdayaan di Pesantren<br />
yang dipimpinnya. Dan dalam liputan<br />
khusus kami menceritakan kemeriahan<br />
HUT BRI di seluruh pelosok tanah air.<br />
Insyaallah apa yang kami sampaikan<br />
dapat membawa kebaikan dan<br />
memberikan inspirasi bagi kita untuk<br />
terus berbagi semangat.<br />
Selain tanggap bencana pada banjir<br />
Jakarta awal tahun 2014 ini, YBM juga<br />
melakukan aksi tanggap bencana banjir<br />
di Subang, Pati dan Manado. Tim YBM<br />
juga tanggap bencana di Gunung Kelud.<br />
Akhirul kata, semoga di tahun 2014<br />
ini, kita semua senantiasa ada dalam<br />
keberkahan Allah SWT.<br />
Selamat Membaca.<br />
Wassalamualaikum Warahmatullahi<br />
Wabarakatuh
musibah diawalnya, seolah ingin<br />
mendorong seluruh komponen<br />
anak bangsa untuk bersinergi, bahu<br />
membahu sambil melupakan seluruh<br />
perbedaan yang ada. Ini mungkin jawaban<br />
ketika sebagian orang mensosialisasikan tahun<br />
ini sebagai tahun politik, sesuatu yang identik<br />
dengan ketegangan, gesekan, kepentingan<br />
dan polarisasi. Hujan, longsor, dan sekawanan<br />
bencana lainnya memang salah satu tentara<br />
Allah, mereka patuh pada kehendak penciptanya,<br />
sesuatu yang agak berbeda dengan makhluknya<br />
yang bernama manusia. Dari situ kita belajar<br />
menangkap makna bahwa Allah berkehendak<br />
menyatukan meski manusia mungkin berbeda<br />
penafsiran atasnya.<br />
Demikian juga halnya dengan dunia perzakatan<br />
yang semakin sinergis. Tahun 2012 dengan<br />
sinergi tersebut seluruh LAZNAS dan BAZNAS<br />
berhasil menghimpun tidak kurang Rp<br />
2.212.398.951.344,-. Tahun 2013 diperkirakan<br />
jumlahnya mendekati 2,7 trilyun. Namun<br />
sinergi yang perlu dilakukan bukan hanya pada<br />
persoalan penghimpunan tentunya, masih<br />
banyak agenda yang perlu disinergikan seperti<br />
database mustahik, peta pendayagunaan,<br />
penanganan bencana skala nasional dll.<br />
Ibarat kebudayaan, pusat dan daerah memiliki<br />
korelasinya tersendiri. Kebudayaan pusat<br />
merupakan gabungan unsur-unsur puncak<br />
kebudayaan daerah. Demikian juga dengan<br />
sinergi pengelola zakat. Keunggulan manajemen<br />
zakat nasional merupakan gabungan keunggulan<br />
pengelolaan zakat lembaga dan badan amil<br />
zakat. Guna mendukung tercapainya kesuksesan<br />
pengelolaan zakat bersama sekurangnya<br />
terdapat 5 (lima) agenda zakat yang perlu<br />
didomestikasi dan disukseskan oleh YBM, yaitu :<br />
Pertama, sosialisasi dan edukasi zakat.<br />
Mencakup pengertian, hikmah, manfaat, obyek,<br />
regulasi, hubungan zakat dan pajak, berzakat<br />
melalui amil, dan penggunaan media pelaporan<br />
guna transparansi pengelolaan dan sekaligus<br />
meningkatkan kepercayaan publik.<br />
Ketiga, optimalisai pendayagunaan zakat.<br />
Mencakup program yang berbasis data base<br />
yang kuat; tepat sasaran; mampu meningkatkan<br />
kesejahteraan; komprehensif; sistematis dan<br />
berkesinambungan; pendayagunaan yang<br />
memiliki SOP; dan sesuai dengan peraturan<br />
(UU No 23 tahun 2011 Bab 1 Pasal 2 bahwa<br />
azas pengelolaan zakat adalah : syariat islam,<br />
amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian<br />
hukum, terintegrasi dan akuntabilitas).<br />
Keempat, penguatan regulasi. Pengelolaan<br />
zakat nasional memerlukan penguatan dari<br />
sisi regulasi, yaitu Undang-Undang, Peraturan<br />
Pemerintah, Peraturan Menteri serta Peraturan<br />
Daerah. Regulasi yang dikeluarkan Pemerintah<br />
punya peran penting dalam mendorong<br />
penguatan sistem perzakatan, menjadi landasan<br />
hukum bagi pengaturan dan pengawasan<br />
pengelolaan zakat secara efektif, serta<br />
menciptakan iklim perzakatan yang kondusif di<br />
pusat dan di daerah.<br />
Kelima, penguatan sinergi antar sesama<br />
komponen pengelola zakat. Sinergi antarkomponen<br />
pengelola zakat di tanah air.<br />
Baik LAZNAS maupun BAZNAS serta<br />
pengelola zakat maupun kumpulan<br />
orang dan perorangan yang diberi<br />
legalitas pasca putusan Mahkamah<br />
Konstitusi perlu dibangun. Sinergi<br />
harus disadari sebagai kebutuhan<br />
bersama.<br />
Semoga kelima agenda zakat<br />
tersebut dapat diterapkan dan<br />
membuat YBM menjadi<br />
semakin profesional<br />
dalam mengemban<br />
amanah dari<br />
keluarga besar<br />
BRI seluruh<br />
Indonesia<br />
Wallahu a’lam<br />
bisshawab<br />
3 BerSemangat Edisi 16<br />
Berbagi<br />
SAPa<br />
Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014Tahun 2014 hadir dengan rangkaian<br />
Kedua, penguatan kelembagaan pengelola zakat<br />
(amil). Mencakup aspek sumber daya manusia;<br />
manajemen yang transparan, profesional dan<br />
amanah, sistem IT yang kuat, data base muzaki<br />
dan mustahik; pelaporan serta pola koordinasi<br />
yang efektif di semua tingkatan.<br />
ERA<br />
SINERGI<br />
Dwi Iqbal Noviawan<br />
General Manager YBM-BRI
4<br />
BerSemangat<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
5<br />
Utama<br />
Berbagi<br />
DEWAN PEMBINA & PENGAWAS<br />
PENERBIT<br />
Yayasan Baitul Maal BRI<br />
Dewan Pembina :<br />
H. Sofyan Basir<br />
H. Sarwono Sudarto<br />
H. Randi Anto<br />
H. Sulaiman Arif Arianto<br />
H. A. Toni Soetirto<br />
H. Djarot Kusumayakti<br />
Hj. Lenny Sugihat<br />
H. Achmad Baiquni<br />
H. Asmawi Syam<br />
H. Suprajarto<br />
H. Gatot Mardiwasisto<br />
Badan Pengawas YBM BRI<br />
Ketua :<br />
H. Purwanto<br />
Anggota :<br />
H. Wasi kirana<br />
Hj A. M. Nova Christiana<br />
H. Sunuaji Noor W<br />
Daftar<br />
Isi<br />
Dewan Syariah YBM BRI<br />
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma SH. MA. MM.<br />
Penanggung Jawab<br />
H. Tri Wintarto<br />
H.Eko Prasetiyo<br />
Pemimpin Redaksi<br />
Dwi Iqbal Noviawan<br />
Redaktur Pelaksana<br />
Siti Rachma<br />
Reporter<br />
Wiwit Widya Hendriani<br />
Isi dan materi dalam Semangat Berindonesia ini<br />
dapat dikutip, diperbanyak dan disebarluaskan<br />
untuk tujuan kemanusiaan dengan mencantumkan<br />
sumber Majalah Semangat Berindonesia<br />
REDAKSI<br />
7Semangat<br />
Tokoh<br />
26<br />
Semangat<br />
Relawan<br />
SUSUNAN PENGURUS<br />
Badan Pengurus YBM BRI<br />
Ketua :<br />
H. Tri Wintarto<br />
Wakil :<br />
H. Teten Djaka Triana<br />
Hj. Ganefi<br />
H. Edy Utomo<br />
H. Edy Priyono<br />
H. Mohamad Taufik<br />
H. Bambang Istiyono<br />
Sekretaris :<br />
H. Farid Hanafi<br />
H. Yoris Rusamsi Ruswadi<br />
H. Yazid Yuni Hadi<br />
H. Eko Prasetiyo Haryono<br />
Bendahara :<br />
H. Henri<br />
H. Sepyan Uhyandi<br />
E. R. A. Taufiq<br />
H. Djoko Purwanto<br />
email<br />
web<br />
twitter<br />
facebook<br />
fan page<br />
: info@<strong>ybmbri</strong>.<strong>org</strong><br />
: <strong>www</strong>.<strong>ybmbri</strong>.<strong>org</strong><br />
: @ybm_bri<br />
: Ybm Bri<br />
: ybm bri<br />
Edisi : 16 / 2014<br />
34<br />
Wawancara<br />
43<br />
Konsultasi<br />
Kantor Pusat Yayasan Baitul Maal BRI<br />
Gedung Olah Raga BRI Lt. 2<br />
Jl. Jend. Sudriman Kav 44-46 Jakarta Pusat<br />
Telp. 021 – 5752710; 57932609<br />
Fax. 021 – 5752724
Mengembalikan Peran Pesantren<br />
Sebagai Basis Pemberdayaan Masyarakat<br />
Jika kita menonton film<br />
Negeri 5 Menara yang<br />
diambil dari novel karangan<br />
A. Fuadi tentu yang<br />
terbersit dalam ingatan<br />
kita adalah suasana pondok<br />
pesantren yang begitu dinamis.<br />
Dimana seluruh santri dapat<br />
terlibat pada berbagai kegiatan<br />
ekstrakulikuler dan aktivitas<br />
yang mendorong mereka<br />
untuk memahami mau dibawa<br />
kemana masa depannya kelak.<br />
Selain itu, suasana dalam film<br />
pun menggambarkan perjuangan<br />
tokoh-tokoh utama dalam<br />
menjalani kerasnya hidup di<br />
pesantren. Karena mereka dituntut untuk<br />
hidup disiplin dan mandiri sebab tak sedikit<br />
santri yang berasal dari kalangan kurang<br />
mampu.<br />
Namun pada edisi ini Semangat<br />
Berindonesia bukan ingin mengangkat kisah<br />
Negeri 5 Menara yang menjadikan Pondok<br />
Pesantren Gontor sebagai setting utama.<br />
Namun melihat pesantren tak hanya sebagai<br />
lembaga pembinaan moral, lembaga dakwah<br />
dan institusi pendidikan Islam. Te tapi<br />
juga sebagai lembaga sosial dan ekonomi<br />
yang dapat mengalami berbagai tantangan<br />
kehidupan, baik tantangan internal maupun<br />
eksternal.<br />
Pengertian pesantren sendiri adalah<br />
suatu lembaga pendidikan Islam yang<br />
tumbuh serta diakui masyarakat sekitar,<br />
dengan sistem asrama (komplek) di mana<br />
santri-santri menerima pendidikan agama<br />
melalui sistem pengajian atau madrasah<br />
yang sepenuh- nya berada di bawah kedaulatan<br />
dari kepe- mimpinan seseorang atau<br />
beberapa orang kyai dengan ciri khas yang<br />
bersifat kharismatik serta independen dalam<br />
segala hal. Biasanya motivasi dasar<br />
berdirinya pesan tren hanya untuk mengembangkan<br />
keilmuan agama. Sehingga perannya<br />
tidak hanya sebagai pusat berlangsungnya<br />
transmisi ilmu-ilmu Islam tradisional<br />
juga sebagai penjaga dan pemelihara kelangsungan<br />
Islam tradisional.<br />
Saat ini data yang diperoleh dari<br />
Pusat Pengembangan Penelitian dan Pendidikan<br />
Pelatihan Kementerian Agama mencatat<br />
jumlah santri pondok pesantren di 33<br />
provinsi di seluruh Indonesia mencapai 3,65<br />
juta yang tersebar di 25.000 pondok pesantren.<br />
Dalam jumlahnya yang cukup<br />
massif tersebut sayang rasanya jika pondok<br />
pesantren yang seharusnya berperan<br />
sebagai agent of change di tengah berbagai<br />
tuntutan zaman yang kian modern dan<br />
kompetitif, serta diharapkan dapat menjadi<br />
basis bagi perkembangan kondisi masyarakat<br />
di berbagai lini kehidupan hanya<br />
terfokus pada pengelolan bidang agama.<br />
Maka melihat kondisi tersebut seharusnya<br />
peran pondok pesantren lebih<br />
disesuaikan dengan tuntutan zaman. Yaitu<br />
sebagai pusat pengkaderan pemikir-pemikir<br />
agama (Center of Excellence), Pencetak<br />
5 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Utama<br />
Ber<br />
bagi
6<br />
BerSemangat<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
Utama<br />
Ber<br />
bagi<br />
sumber daya manusia (Human Resource),<br />
Lem baga pemberdayaan pada masyarakat<br />
(Agent of Development). Ponpes juga dipahami<br />
sebagai bagian yang terlibat dalam<br />
proses perubahan sosial (Social Change) di<br />
tengah perubahan yang terjadi.<br />
Seluruh peran tersebut menj<br />
adi melekat karena dibandingkan dengan<br />
lingkungan pendidikan parsial yang ditawarkan<br />
sistem pendidikan sekolah umum<br />
di Indonesia sekarang ini, Pondok pesantren<br />
mempunyai kultur yang unik. Dari<br />
25.000 jumlah ponpes di 33 provinsi 5.000<br />
l ebih Ponpes tersebar di 68.000 ribu desa.<br />
Maka, ini merupakan bukti tersendiri untuk<br />
menyatakannya sebagai sebuah subkultur.<br />
Keunikan ini pula pada gilirannya dapat<br />
menghasilkan nilai ekonomis yang sangat<br />
besar bila di kelola secara profesional.<br />
Jika kita lihat realitas kondisi<br />
ekonomi, kita akan menemukan ketidakmerataan,<br />
dimana 57,6 persen berpusat<br />
di per- kotaan yaitu pulau Jawa dan Bali.<br />
Sedangkan pulau-pulau lain hanya menikmati<br />
sisanya saja. Maka apa kabar dengan<br />
pertumbuhan perekonomian di pedesaan?<br />
Tentu ini akan menciptakan kecemburuan<br />
sosial. Ma- syarakat yang tidak memiliki kemampuan<br />
dan akses, tidak dapat melakukan<br />
kegiatan - kegiatan ekonomi yang menguntungkan<br />
usahanya akibat sistem perekonomian<br />
konglomerasi dan tidak merata.<br />
Kondisi ini seharusnya menjadi<br />
ladang amal yang menggiurkan dan pondok<br />
pesantren harus mengambil peran penting<br />
sebagai lembaga potensial untuk bergerak<br />
ke arah ekonomi berbasis kerakyatan,<br />
sebagaimana kekuatan dan peran yang<br />
dimilikinya. Sehingga pesantren bisa menjadi<br />
penyambung atau jembatan antara<br />
masyarakat desa dengan tuntutan-tuntutan<br />
“dunia luar”. Seperti melakukan kerja-kerja<br />
riil bagi kepentingan masyarakat, membuat<br />
program pengembangan dan pemberdayaan<br />
masyarakat.<br />
Berangkat dari itu semua dan melihat<br />
potensi yang melekat pada pesantren,<br />
YBM-BRI yang pada tahun 2014 ini mengusung<br />
program pesantren sebagai basis<br />
pemberdayaan ekonomi masyarakat. Program<br />
ini telah dimulai perdana di Pondok<br />
Pesantren Adz-Zikra, Depok, Jawa Barat,<br />
dalam bentuk pemberdayaan 25.000 benih<br />
lele yang dipelihara menggunakan teknologi<br />
Biofloc-165. Harapannya, ponpes yang<br />
dibina akan menjadi ponpes yang kuat dan<br />
mandiri, juga dapat menjadi basis penguatan<br />
ekonomi keluarga di sekitar ponpes.<br />
Pesantren bisa<br />
menjadi<br />
penyambung<br />
atau jembatan<br />
antara<br />
masyarakat desa<br />
dengan tuntutan<br />
“DUNIA LUAR”<br />
Utama Berbagi
Sosok yang bersahaja dan kebapakan<br />
adalah kesan yang kita tangkap<br />
ketika berinteraksi dengan pria<br />
yang pernah menjadi Kepala Divisi<br />
ARK BRI yang mengakhiri masa<br />
baktinya pada 2007 lalu. Ia adalah Bapak<br />
Wasi Kirana, pria paruh baya yang hingga<br />
kini masih aktif sebagai dewan pengawas<br />
YBM, setelah jabatan terakhirnya yaitu<br />
wakil ketua. Ia akan berbagi pengalaman<br />
selama bergabung dengan lembaga zakat<br />
nasional Bank Rakyat Indonesia. Berikut<br />
kutipan wawancaranya.<br />
Q : Bagaimana awalnya Bapak<br />
bergabung dengan YBM dan menjadi<br />
salah satu pendiri YBM? Mohon<br />
diceritakan.<br />
A : Awal saya bergabung dengan YBM<br />
tahun 2001. Ketika itu yang menginisiasi<br />
terbentuk hingga berdirinya adalah jajaran<br />
direksi diantaranya Bpk. Rudjito, Bpk.<br />
Sarwono, Bapak Amien Mastur dan Bapak<br />
Purwanto. Saya belakangan bergabung<br />
saat event Forkom yang diikuti seluruh<br />
Pimpinan Wilayah, Inspektur dan Kepala<br />
Divisi. Setelah Forkom pak Rudjito<br />
mengumumkan akan dibentuk Baitul<br />
Maal. Ketika itu saya sebagai Kepala<br />
Divisi ARK BRI. Rapat diadakan di<br />
ruang rapat Direksi BRI. Kemudian<br />
disetujui untuk membentuk<br />
yayasan baitul maal dan seluruh<br />
Kepala Divisi diwajibkan<br />
untuk menjadi pendiri dan<br />
memberikan sumbangan<br />
sebesar satu juta<br />
rupiah. Sumbangan<br />
sebagai dana awal<br />
untuk melaksanakan<br />
program bantuan<br />
kepada mustahik, Alhamdulillah terkumpul<br />
kurang lebih 114 juta.<br />
Q : Bisa Bapak ceritakan berdirinya<br />
YBM, apa suka dan dukanya ?<br />
A : Tahun 2001 akhirnya Yayasan Baitul<br />
Maal BRI resmi berdiri dan ketika<br />
pertama kali mendapat amanah di YBM<br />
adalah sebagai bendahara. Ketika itu<br />
karyawannya baru tiga orang dan General<br />
managernya direkrut dari dompet dhuafa.<br />
Waktu itu kantornya masih numpang di<br />
BRI 1 bergabung dengan BAPEKIS. Lalu<br />
berkesempatan untuk menggunakan<br />
ruangan di BRI 2, Alhamdulillah ruangannya<br />
lebih luas dan kami sediakan perlengkapan<br />
kerja walau seadanya.<br />
Untuk fundrising zakat YBM<br />
mengumpulkan dari karyawan BRI aktif.<br />
Saat itu pengumpulan zakat secara sukarela<br />
pertama kali diadakan di kantor pusat dan<br />
disosialisaikan di masing-masing divisi BRI.<br />
kepala divisi saat itu membuat surat edaran<br />
sampai ke cabang yang isinya kesediaan<br />
karyawan tetap untuk menyalurkan zakat.<br />
Itu berjalan tahunan dari tahun 2002<br />
sampai 2010. Alhamdulillah walau<br />
tidak massif responnya cukup<br />
baik kita mendapat tanggapan<br />
berupa surat pernyataan<br />
bersedia di potong zakat. Tetapi<br />
persentasenya beragam ada<br />
yang 1%, 2%. Perolehan<br />
terbesar adalah tahun<br />
2010 yaitu 600 jutaan<br />
terkumpul dari<br />
pekerja BRI seluruh<br />
Indonesia. Program<br />
yang pertama kali<br />
dilaksanakan YBM<br />
adalah bantuan<br />
7 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Semangat<br />
To<br />
koh<br />
Bukan<br />
Uang Yang Dicari,<br />
Tapi Keberkahan<br />
Wasi Kirana
8<br />
BerSemangat<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
Semangat<br />
To<br />
koh<br />
pendidikan berupa beasiswa dan tanggap<br />
bencana mulai dari tsunami Aceh, gempa<br />
Cianjur, longsor di Tasikmalaya, merapi di<br />
Yogyakarta dan beragam baksos kesehatan.<br />
Tahun 2011 melalui Bapak Sofyan Basir<br />
Direktur Utama BRI, memutuskan untuk<br />
melakukan zakat otomatis dari gaji karyawan<br />
tetap BRI. Dan hingga hari ini YBM memiliki<br />
program yang beragam dan penyalurannya<br />
pun menyebar ke seluruh Indonesia.<br />
Q : Apakah tantangan yang sudah Bapak<br />
lewati selama membangun YBM-BRI ?<br />
A : Tantangannya adalah ketika menyadarkan<br />
karyawan untuk berzakat, tetapi sejak<br />
2001 kita terus menyurati (mengirimi<br />
surat-red) agar cabang-cabang dapat ikut<br />
berpartisipasi. Selain itu kesulitan untuk<br />
mencari pengurus di cabang juga menjadi<br />
tantangan dikarenakan kesibukan pekerjaan<br />
mereka. Kami pengurus pusat juga paham<br />
karena YBM diluar struktur BRI. Maka ini<br />
menjadi tak mudah. Tetapi Alhamdulillah<br />
ada saja yang bersedia untuk mengurus<br />
YBM walau ketika itu pengelolaannya masih<br />
bersamaan dengan BAPEKIS. Dan saya akui<br />
karyawan BRI yang mau membantu YBM<br />
adalah mereka yang tak diragukan lagi<br />
kesadaran dalam berzakat dan memiliki<br />
jiwa kemanusiaan dan sosial yang tinggi.<br />
Q : Bagaimana Bapak melihat<br />
pertumbuhan YBM dan melihat potensi<br />
YBM kedepan ?<br />
A :Alhamdulillah saya lihat YBM terus<br />
tumbuh dan mau belajar. Banyak yang bisa<br />
dilakukan oleh YBM saat ini diantaranya<br />
penyaluran manfaat dalam bentuk program<br />
pendidikan, sosial dan dakwah, ekonomi<br />
dan kesehatan. Kesemua bidang itu adalah<br />
pilar-pilar progam yang sudah tepat.<br />
Sekarang tugas rumah YBM adalah memiliki<br />
sistem akuntansi yang memudahkan YBM<br />
untuk melakukan kontrol keuangan. Selain<br />
itu program harus dapat dimonitoring dan<br />
evaluasi dengan baik. Agar kita betul-betul<br />
tahu mustahik yang kita bantu mendapatkan<br />
manfaat dan menggunakannya sesuai<br />
dengan aturan yang berlaku.<br />
Q : Apakah harapan dan saran Bapak<br />
untuk kemajuan YBM ?<br />
A :Saya sepakat dengan pendapat pak<br />
Dirut, Sofyan Basir bahwa YBM harus<br />
dapat menyalurkan dana zakat secara<br />
tepat. Jadi terus melakukan perbaikan<br />
terhadap sistem keuangan dan program<br />
agar YBM jauh lebih mampu menyelesaikan<br />
pekerjaan-pekerjaan besarnya. YBM tentu<br />
juga dituntut amanah dan profesional tentu<br />
saya juga yakin YBM sudah amanah dan<br />
berusaha profesional.
Q : Apa Kesan Bapak selama menjadi<br />
pengurus YBM ?<br />
A : YBM bagi saya adalah orang-orang yang<br />
menjaga amanah dan ini adalah hal yang<br />
tidak mudah karena kita hanyalah manusia<br />
biasa. Maka saya berpesan agar sikap ini<br />
terus terjaga. Saya sangat terkesan dengan<br />
pengurus YBM yang ikhlas bekerja walau<br />
tidak digaji. Kalau saya boleh meminjam<br />
istilah pak Purwanto ketua YBM sebelumnya,<br />
bekerja di YBM adalah melaksanakan proyek<br />
“thank you” jangan berharap materi, yang<br />
kita lakukan adalah untuk membantu orang<br />
lain dan luruskan niat kita bahwa kita ingin<br />
beribadah dan mencari berkah.<br />
Q : Pengalaman apa yang paling<br />
menggugah jiwa selama berada di YBM<br />
dan berinteraksi dengan mustahik?<br />
A : Saat berada di lokasi bencana, karena di<br />
sana kondisi korban sangat memprihatinkan<br />
dan belum lagi segala fasilitas untuk<br />
membantu korban juga terbatas. Jadi<br />
sebagai orang yang sehat dan mampu<br />
wajib untuk bersyukur kita masih diberikan<br />
kesempatan untuk bisa membantu sesama.<br />
Maka saya berpesan kepada adik-adik saya<br />
di YBM, jika kita bekerja di lembaga zakat<br />
jangan hanya semata-mata mengharapkan<br />
gaji, karena uang seberapapun tidak akan<br />
cukup. Manusia selalu saja merasa kurang.<br />
Tetapi jika bekerja niatnya untuk ibadah<br />
maka keberkahan akan terus mengikuti<br />
kita dan keluarga. Coba saja dihitung jika<br />
kita sakit tidak cukup uang 20-30 juta jadi<br />
percuma saja punya uang banyak.<br />
Q : Program apa yang kiranya harus lebih<br />
dikedepankan oleh YBM menurut Bapak<br />
di tahun 2014 ini?<br />
A : Yang paling saya sarankan adalah<br />
pemberdayaan di bidang ekonomi. Tetapi<br />
saran saya bahwa mustahik ini memiliki<br />
perilaku ekonomi yang beragam ada dibidang<br />
peternakan, pertanian, perkebunan maka<br />
kita harus paham betul bisnis yang mereka<br />
garap. Kita harus mantap secara monitoring<br />
dan evaluasi jadi kita tahu bantuan yang kita<br />
salurkan betul-betul digunakan.<br />
Q : Bagaimana peran keluarga dalam<br />
aktivitas Bapak di YBM ?<br />
A : Kalau keluarga sejak awal saya bergabung<br />
dengan YBM sangat mendukung. Bahkan<br />
anak-anak saya suka bertanya jika ada<br />
bencana saya tidak turut bergabung dengan<br />
YBM untuk turun membantu. Mungkin<br />
ini keberkahan yang Allah berikan kepada<br />
keluaga saya sehingga mereka dapat<br />
mengerti pekerjaan yang saya lakukan<br />
dan terus memberikan saya dan keluarga<br />
kesehatan.<br />
9 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Semangat<br />
To<br />
koh
10<br />
BerSemangat<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
YBM Rayakan<br />
HUT BRI<br />
LiputanPeraturan Pemerintah No. 1 tahun<br />
Khu<br />
sus<br />
1946 Pasal 1 BRI menjadi bank milik<br />
pemerintah terbesar. Desember<br />
tahun 2013 lalu BRI merayakan<br />
hari ulang tahunnya yang ke 118.<br />
Sebagai bagian dari BRI dalam pengelolaan<br />
zakat pekerjanya, YBM pun ikut ambil<br />
bagian dalam peringatan ini. Sepanjang<br />
bulan Desember YBM mengadakan<br />
pelbagai kegiatan kemanusiaan diantaranya<br />
bakti sosial kesehatan, khitanan massal,<br />
pembagian sembako, bantuan untuk panti<br />
asuhan dan beberapa kegiatan sosial lainya.<br />
Salah satu kegiatan tersebut diselenggarakan<br />
di Wonosari pada 14 Desember 2013.<br />
Bekerjasama dengan Kantor Cabang BRI<br />
Wonosari , YBM mengadakan bakti sosial<br />
kesehatan yang memberikan kesempatan<br />
berobat gratis bagi warga sekitar dengan<br />
membuka enam poli, yaitu poli umum, poli<br />
mata, poli gigi, poli khitan, poli bedah minor<br />
dan poli bedah minor khusus.<br />
Kegiatan yang melibatkan hampir seluruh<br />
karayawan Kanca BRI Wonosari ini berjalan<br />
dengan tertib dan antusias. Ini terbukti dari<br />
1235 pasien dengan berbagai kasus yang<br />
berhasil ditangani hanya dengan waktu 7<br />
jam. Selain itu BRI KC. Wonosari adalah<br />
salah satu lokasi bakti sosial dengan jumlah<br />
pasien bedah minor terbanyak yaitu 200<br />
orang. Menurut Marfuah, PIC Kesehatan<br />
YBM Kantor Pusat, ini merupakan terbanyak<br />
“Di Wonosari, jumlah pasien bedah minor<br />
mencapai angka 200, tidak di semua tempat<br />
bedah minor bisa menembus angka 200<br />
pasien”.<br />
Lengkapnya, acara bakti sosial kesehatan ini<br />
digenapi oleh hadirnya Hj.Badingah (Bupati<br />
Gunung kidul), Bpk. Bambang (Wapinwil<br />
BRI Yogyakarta), drg. Widodo (Kepala Dinas<br />
Kesehatan Kabupaten Gunungkidul) dan<br />
Bpk. Sardjito (Pengurus YBM Kanwil BRI<br />
Yogyakarta).<br />
Selain di Wonosari, pada hari yang sama<br />
YBM mengadakan acara khitanan massal<br />
di Kanca BRI Gorontalo dan Ragunan, di<br />
Gorontalo, berhasil menangani 160 pasien<br />
dan 526 pasien di Ragunan.<br />
Keesokan harinya (15/12), YBM mengadakan<br />
khitanan massal di Kanca BRI Nganjuk dan<br />
berhasil menangani 130 pasien. Sementara<br />
di Semarang, YBM menyerahkan bantuan<br />
untuk 5 panti asuhan dengan total 100 juta<br />
rupiah. Bantuan di serahkan oleh Bapak
Zainuddin Mappa (Kanins Semarang) , acara<br />
yang bertepatan dengan jalan santai dalam<br />
rangka HUT BRI 118 di Kanwil BRI Semarang<br />
dihadiri pula oleh Bapak A. Choirul Ganie<br />
(Pinwil Semarang) dan Bapak Sri Mulyono<br />
(Sekda Prov. Jawa Tengah).<br />
Kemeriahan HUT BRI juga terasa di BRI<br />
Kuala Simpang. YBM menurunkan 600<br />
paket sembako yang didistribusikan kepada<br />
11 unit BRI yang kemudian didistibusikan<br />
kepada mustahik 4 masjid sekitar unit BRI<br />
Kuala Simpang. Hadir dalam penyerahan<br />
bantuan Bapak Syamsul Azhar (Pinca BRI<br />
Kuala Simpang).<br />
Tak mau kalah dalam melakukan kebaikan di<br />
HUT BRI yang ke 118, BRI Kanwil Bandung<br />
mengadakan khitanan massal yang diikuti<br />
oleh 116 anak. Pada kesempatan kali ini di<br />
serahkan pula satu unit mobil ambulance<br />
senilai 180 juta, yang diserahkan oleh Deny<br />
Pribadi (Manager Pemberdayaan Ekonomi)<br />
kepada Bapak Pardiman (Pinwil Bandung).<br />
Selanjutnya, di Kanwil BRI Makassar<br />
YBM mengadakan khitanan massal yang<br />
diikuti oleh 123 pasien. Acara ini di hadiri<br />
oleh Bapak Adhy Kusnandar (Pinwil BRI<br />
Makassar). Acara serupa juga terlaksana<br />
di Kanca BRI Padang Panjang pada Rabu<br />
(25/12) 600 anak berhasil dikhitan dan<br />
acara dihadiri oleh Bapak Hendri Anis<br />
(Walikota Padang Panjang), Bapak Mawardi<br />
Samah (Wakil Walikota Padang Panjang),<br />
Bapak Novi Hendri (Ketua DPRD Padang)<br />
dan Bapak Kuswardono (Wapinwil BRI<br />
Padang). Setelah Padang Panjan, disusul<br />
oleh Kanwil BRI Medan, dimana 130 anak<br />
berhasil dikhitan dan acara dihadiri oleh<br />
Bapak Osbendri Sofyan (Kabag. Mikro<br />
Kanwil BRI Medan).<br />
Untuk menutup penghujung tahun 2013<br />
serta rangkaian HUT BRI ke 118, YBM<br />
melaksanakan bakti sosial kesehatan di<br />
Kanwil BRI Malang. Kegiatan yang diikuti<br />
400 pasien dihadiri Bapak Edy Utomo (Wakil<br />
Ketua YBM-BRI juga Kadiv STO BRI), Bapak<br />
Taufiqurrahman (Kabag. SDM Kanwil BRI<br />
Malang) dan Bapak Misbahul Munir (Ketua<br />
Pengurus Kanwil BRI Malang juga Kabag ADK<br />
Kanwil BRI Malang). Acara diawali dengan<br />
kirab 200 peserta khitan yang memenuhi<br />
dan memeriahkan jalan protokol di Malang.<br />
11 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Liputan<br />
Khu<br />
sus
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
12<br />
BerSemangat<br />
Banda<br />
Aceh<br />
Lipu<br />
tan<br />
Khusus<br />
Bandung
13 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Banyuwangi<br />
Denpasar<br />
Lipu<br />
tan<br />
Khusus<br />
Gorontalo
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
14<br />
BerSemangat<br />
Jatibarang<br />
Liputan<br />
Khu<br />
sus<br />
Jember
15 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Kuala<br />
SImpang<br />
Liputan<br />
Khu<br />
sus<br />
Makassar
16<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
BerSemangat<br />
Malang<br />
Lipu<br />
tan<br />
Khusus<br />
Medan<br />
Medan
17 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Nganjuk<br />
Padang<br />
Panjang<br />
Lipu<br />
tan<br />
Khusus<br />
Wonosari<br />
Padang<br />
Padang Panjang
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
18<br />
BerSemangat<br />
Pasuruan<br />
Liputan<br />
Khu<br />
sus<br />
Semarang
19 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Agramakmur<br />
Liputan<br />
Khu<br />
sus<br />
Yogyakarta
20<br />
BerSemangat<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
Tanggap Banjir<br />
Jakarta<br />
LiputanBulan Januari 2014 Jakarta terus<br />
Khu<br />
sus<br />
diguyur hujan. Akibatnya,<br />
beberapa daerah pun terkena<br />
banjir karena pada tanggal 11<br />
hingga 12 Januari 2014, Jakarta<br />
sempat menerima curah hujan di atas<br />
100 mm2, yakni di Halim Perdanakusuma,<br />
Depok, Pasar Minggu, Lebak Bulus, Taman<br />
Mini, Mekarsari, Jagorawi. Tercatat 7 orang<br />
meninggal, dan 30 ribu jiwa lebih mengungsi<br />
di 140 titik pengungsian di Jakarta.<br />
Seperti banjir Jakarta tahun 2013 YBM tak<br />
tinggal diam enam posko di daerah banjir<br />
didirikan, yaitu Tanjung Lengkong, Bukit<br />
Duri, Kampung Pulo, Pesanggrahan, Gang<br />
Arus Dalam dan Karet Tengsin.<br />
Di hari pertama tanggal 13/01/14 YBM<br />
turun ke Tanjung Lengkong, Jakarta Timur<br />
untuk memberikan bantuan kepada<br />
survivor banjir. Adapun bantuan yang<br />
diberikan adalah 1000 bungkus makanan<br />
siap santap. YBM menyerahkan bantuan<br />
kepada masyarakat yang mengungsi di<br />
Kantor Kelurahan Bidara Cina. “total 12<br />
RT dari 18 RT terendam banjir.” ujar Pak<br />
Irfan mitra salur YBM juga pensiunan BRI<br />
yang merupakan koordinator. posko YBM di<br />
Tanjung Lengkong.<br />
Kondisi di Tanjung Lengkong cukup<br />
memprihatinkan, air yang merendam 12 RT<br />
dengan ketinggian beragam 30 cm hingga<br />
2 meter (menutupi atap rumah). Seperti<br />
yang dialamai oleh Ibu Pailah yang berada<br />
di RT 14, “Rumah saya sudah tidak keliatan<br />
apa-apa tinggal atepnya saja” ujar Ibu Pailah<br />
sedih.<br />
Pada saat bantuan dari YBM datang Tanjung<br />
Lengkong belum mendapatkan bantuan apa<br />
apapun, Alhasil makanan siap santap yang<br />
dibawa sungguh sangat bisa membantu<br />
survivor banjir. “Terimakasih YBM, semoga<br />
semakin berkah” ujar Ibu Pailah lagi seraya<br />
tersenyum.<br />
Setelah menyalurkan bantuan ke Tanjung<br />
Lengkong, YBM langsung mengirim bantuan<br />
ke Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan berupa<br />
1000 bungkus makanan siap santap. Tim<br />
YBM pun menyalurkan bantuan hingga<br />
ke tangan warga yang bertahan di atap<br />
rumahnya bersama tim Rumah Layanan<br />
Umat (RLU) YBM.
Menurut Ibu Fauziah, koordinator<br />
pengungsi di RLU Tebet, setiap tahunnya<br />
RLU Tebet ini digunakan sebagai tempat<br />
pengungsian bagi warga yang rumahnya<br />
terendam banjir. “Alhamdulillah RLU Tebet<br />
berada di posisi yang tak teredam banjir, jadi<br />
setiap banjir datang warga bisa mengungsi<br />
di RLU. Alhamdulillah juga bantuan dari<br />
YBM datang disaat yang tepat, kami belum<br />
mendapatkan bantuan dalam bentuk<br />
apapun. Terima kasih YBM-BRI,” Ujar Ibu<br />
Fauziah sumringah.<br />
Esok harinya, (14/01/14) tim tanggap<br />
bencana YBM kembali menyerahkan<br />
bantuan, kali ini di Kampung Pulo. 700<br />
bungkus makanan siap santap diserahkan<br />
kepada pengungsi banjir di SUDIN<br />
Kesehatan Kec. Jatinegara. YBM turun ke<br />
lokasi banjir bersama YBM Volunteer Club<br />
untuk melakukan aksi bersih-bersih toilet<br />
yang ada ditempat pengungsian. Agar<br />
kebersihan toilet pengungsi tetap dalam<br />
keadaan bersih YBM juga menyerahkan alat<br />
kebersihan kepada koordinator pengungsi<br />
di Kampung Pulo.<br />
Tak hanya itu YBM bersama BRI Peduli<br />
mendirikan posko kesehatan yang tim<br />
medisnya berasal dari BRI Medika. Ini<br />
sekaligus bentuk sinergi antara YBM dengan<br />
BRI Peduli dalam tanggap bencana banjir<br />
Jakarta tahun 2014.<br />
Tanggal 15 Januari YBM kembali membuka<br />
posko di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.<br />
Sehari setelah melakukan assessment<br />
lokasi banjir dan mengetahui kebutuhan<br />
warga, YBM bekerjasama dengan BRI Peduli<br />
membuka posko kesehatan bagi pengungsi<br />
yang masih bertahan di rumah atau<br />
pengungsian.<br />
YBM dengan BRI Peduli berhasil menangani<br />
200 warga dengan beragam penyakit<br />
diantaranya batuk, pilek, gangguan<br />
pernafasan dan penyakit kulit.<br />
Seperti halnya Pesanggrahan, tim juga<br />
melakukan assessment lebih dahulu di<br />
Gang Arus Dalam, Cawang. Banjir yang<br />
merendam kurang lebih 250 kepala keluarga<br />
ini mencapai<br />
ketinggian 3<br />
meter yang<br />
21 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Liputan<br />
Khu<br />
sus<br />
Banjir<br />
Tanjung<br />
Lengkong
22<br />
BerSemangat<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
Liputan<br />
Khu<br />
sus<br />
Banjir<br />
Kampung Melayu Kecil<br />
merupakan luapan dari sungai Ciliwung.<br />
YBM pun turun untuk memberikan 100<br />
paket survivor kit yang berisi Mukena,<br />
sarung, selimut, sandal, pakaian dalam,<br />
pembalut dan P3K lengkap.<br />
Menurut Juju, warga setempat, selama<br />
banjir tidak ada bantuan yang datang kecuali<br />
makanan dari BRI Cabang Otto Iskandar<br />
Dinata, dan bantuan berupa survivor kit<br />
yang diberikan oleh YBM. “paket ini sangat<br />
berguna untuk warga, apalagi setelah<br />
banjir pastilah banyak yang keperluannya<br />
terendam atau pun hanyut” Tuturnya.<br />
Rasa haru terasa ketika membagikan survivor<br />
kit kepada warga. Pembagian dilakukan<br />
pada malam hari dengan penerangan<br />
seadanya di mushalla yang menjadi tempat<br />
pengungsian. Rasa syukur dan terima kasih<br />
pun dihaturkan warga kepada YBM. “Terima<br />
kasih YBM, Terima kasih sudah perhatian<br />
kepada kami” ucap Juju tulus.<br />
Sabtu malam tepatnya tanggal 18 Januari<br />
YBM turun lapangan kembali membantu<br />
korban banjir.<br />
Tepatnya di Karet Tengsin, Bendungan Hilir,<br />
Jakarta Pusat YBM menyerahkan bantuan<br />
sebanyak 295 bungkus makanan siap santap<br />
kepada warga RT 03/07 yang mengungsi di<br />
Masjid Al-Muhajirin, Karet Tengsin. Warga<br />
sangat berterima kasih karena YBM datang<br />
pada saat yang tepat. “Terimakasih YBM, ini<br />
merupakan bantuan pertama yang datang<br />
selama kami mengungsi” ujar Andi kepada<br />
salah satu tim YBM.<br />
Banjir<br />
Bukit Duri
Pada tanggal 21/01/2014, YBM juga<br />
menyerahkan bantuan berupa minyak kayu<br />
putih dan popok bayi untuk survivor banjir<br />
di RW 07 Karet Tengsin. Bantuan diberikan<br />
langsung oleh Ibu Hj. Ganefi selaku Wakil<br />
Ketua YBM dan Bapak H. Farid Hanafi selaku<br />
Sekretaris YBM.<br />
Masih dalam rangka tanggap bencana<br />
banjir Jakarta, pada 23 Januari 2014, YBM<br />
bersama BRI Peduli kembali beraksi di<br />
Kampung Melayu Kecil. YBM dan BRI Peduli<br />
memberikan bantuan berupa paket sembako<br />
dan survivor kit untuk survivor banjir Kp.<br />
Melayu Kecil. Pada kesempatan ini, hadir<br />
dan turut blusukan pula Bapak H. Sarwono,<br />
selaku Direktur Operasional BRI yang juga<br />
Pembina YBM.<br />
Sampai berita ini diturunkan, YBM telah<br />
membantu sebanyak 2995 bungkus makanan<br />
siap santap, 140 buah survivor kit dan<br />
bantuan kesehatan.<br />
Banjir<br />
Karet Tengsin<br />
23 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Liputan<br />
Khu<br />
sus<br />
Banjir<br />
Gg. Arus<br />
Banjir<br />
Kampung Pulo
24<br />
BerSemangat<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
YBM Nikahmassalkan<br />
Warga Kota Makassar<br />
Liputan<br />
Khu<br />
sus<br />
Makassar, 11 Desember<br />
2013 YBM dan Kanca BRI<br />
Makassar A. Yani bekerja<br />
sama dengan pemerintah<br />
Kota Makassar mengadakan<br />
acara nikah massal bagi dhuafa yang diikuti<br />
oleh 406 pasang calon suami istri. Acara<br />
ini dihadiri oleh Walikota Makassar Bapak<br />
Dr. Ir. Ilham Arif Siradjuddin, MM, Kepala<br />
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil<br />
Kota Makassar Ibu Nielma Palamba SH,<br />
Pimpinan Wilayah BRI Makassar Bapak<br />
Akhmad Chumaedi dan Pimpinan Cabang<br />
BRI Makassar A. Yani Bapak Helmi Nasser .<br />
Dalam acara ini YBM memberikan bantuan<br />
berupa uang tunai sebesar Rp 90.000.000<br />
yang diberikan dalam bentuk biaya<br />
administrasi nikah dan mahar. Acara nikah<br />
massal ini diadakan guna membantu mereka<br />
yang baru sah secara agama untuk kemudian<br />
di sahkan secara administratif negara. Biaya<br />
menikah di Makassar mahal, maka banyak<br />
pasangan yang hanya melangsungkan nikah<br />
secara agama tanpa tercatat di negara.<br />
Usia peserta nikah massal ini beragam,<br />
mulai dari yang termuda, yaitu 22 tahun<br />
dan yang tertua adalah 69 tahun. Pasangan<br />
tertua itu kini sudah memiliki enam orang<br />
anak dan 19 orang cucu.<br />
Salah seorang peserta Haris (47) telah<br />
menikah sejak tahun 1986. Dia datang<br />
dengan istrinya, Bunga. Kedua pasangan<br />
yang beralamat di Jl. Beringin, Kelurahan<br />
Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini, mengaku<br />
bersyukur dengan adanya nikah massal<br />
tersebut.<br />
Mereka telah dikaruniai empat orang anak.<br />
Bahkan anak tertua mereka sudah berusia<br />
25 tahun. “Sebelumnya kami hanya menikah<br />
secara adat dan agama, baru kali ini dapat<br />
surat nikah,” ujar Haris tersenyum.<br />
Sebagai lembaga zakat yang mengumpulkan<br />
zakat profesi dari pekerja muslim BRI se-<br />
Indonesia dan bertugas menyalurkannya<br />
dengan mengacu pada ketentuan zakat,<br />
YBM memiliki empat program besar<br />
yakni Berbagi Smart Rakyat Indonesia<br />
(Pemberdayaan bidang pendidikan),<br />
Berbagi Sejahtera Rakyat Indonesia<br />
(Pemberdayaan bidang ekonomi), Berbagi<br />
Sehat Rakyat Indonesia (Pemberdayaan<br />
bidang kesehatan) dan Berbagi Syiar Rakyat<br />
Indonesia (Pemberdayaan bidang sosial<br />
keagamaan). Nikah massal ini termasuk<br />
pada program pemberdayaan bidang sosial<br />
keagamaan.
Jika niatnya baik.<br />
hasilnya pun akan baik<br />
Setelah beberapa penerima<br />
beasiswa yang diangkat kisahnya<br />
oleh Semangat Berindonesia, kini<br />
giliran Sigit salah satu penerima<br />
beasiswa YBM yang mulai menapaki<br />
karir gemilangnya. Jika pada dua edisi<br />
sebelumnya kita berkenalan dengan Panji<br />
yang kini bertugas di Kanwil BRI Manado,<br />
kali ini kita akan berkenalan dengan<br />
salah satu penerima beasiswa YBM yang<br />
juga telah menjadi bagian dari keluarga<br />
besar BRI. Lelaki muda bernama lengkap<br />
Sigit Syambudi Ma’arif ini mengawali<br />
perkenalannya dengan YBM pada tahun<br />
2009, banyak cerita haru dan bahagia yang<br />
ia tuturkan kepada Semangat Berindonesia<br />
hingga akhirnya ia berhasil dan bekerja di<br />
Bringin Life.<br />
Bermula dari informasi di Akademi<br />
Pimpinan Perusahaan (APP) tempatnya<br />
menuntut ilmu, ia dan sahabatnya<br />
memberanikan diri untuk mendaftar<br />
beasiswa di YBM. Pertama datang ia merasa<br />
gugup dan hampir putus asa karena melihat<br />
ada cukup banyak orang yang juga memiliki<br />
niatan sama. “Pada saat pertama kali datang<br />
ke YBM saya merasa hampir putus asa<br />
karena ternyata banyak juga yang saat itu<br />
sedang mendaftar beasiswa di YBM” kenang<br />
Sigit.<br />
Seminggu berselang, ia datang ke YBM<br />
untuk mengikuti tes bagi calon penerima<br />
beasiswa. “Sepulang dari YBM, saya berdoa<br />
kepada Allah agar diberikan hasil terbaik,<br />
karena diawali niat yang baik, saya optimis<br />
hasilnya pun akan baik” ujarnya,<br />
Edisi 13<br />
Edisi 15<br />
Akhirnya kabar bahagia yang diharapkan<br />
datang Sigit dinyatakan lulus tes penerimaan<br />
beasiswa. “Ketika diberitahukan lulus dan<br />
mendapat beasiswa dari YBM, saya merasa<br />
sangat senang, apalagi pada saat itu kondisi<br />
saya sedang berada di “bawah”, Ayah<br />
baru saja meninggal dunia. Sebagai anak<br />
pertama dengan dua adik otomatis sayalah<br />
yang menjadi tulang punggung keluarga<br />
menggantikan Ayah” kenang lelaki kelahiran<br />
Kebumen, 4 Oktober 1990.<br />
Sigit mengaku sangat terbantu dengan<br />
adanya beasiswa dari YBM, “Semenjak<br />
dapat beasiswa dari YBM, Saya pun dapat<br />
fokus untuk belajar dan aktif di beberapa<br />
<strong>org</strong>anisasi kampus demi masa depan<br />
yang lebih cerah. Akhirnya saya bisa lulus<br />
perkuliahan tepat waktu dengan predikat<br />
cumlaude, Alhamdulillah” ceritanya dengan<br />
wajah sumringah.<br />
Kini kesuksesan berkarir menantinya di<br />
depan sana. Ucapan terimakasih kepada<br />
YBM dan muzaki YBM yang telah membantu<br />
studinya melalui beasiswa tak pula lantas<br />
dilupakan begitu saja, “Tak dapat saya<br />
lukiskan bagaimana rasa terima kasih saya<br />
yang begitu besar kepada YBM dan amilin<br />
YBM yang dengan sabar membimbing saya<br />
selama menjadi bagian dari YBM (Sigit<br />
pernah menjadi tenaga magang di YBM)<br />
disanalah saya belajar mengenai budaya<br />
kerja, kebersamaan, totalitas dan dedikasi<br />
yang tinggi” ungkapnya tulus.<br />
Diakhir wawancaranya dengan Semangat<br />
Berindonesia, Sigit juga mengungkapkan<br />
harapan terbesarnya untuk YBM, “Besar<br />
harapan saya untuk dapat terus melihat<br />
YBM menjadi lembaga nasional yang<br />
terkemuka dan amanah, sebagaimana visi<br />
yang dicanangkan sejak dulu. Dan saya<br />
pun yakin bahwa YBM sudah mencapai<br />
visi tersebut, semoga tetap konsisten dan<br />
diberikan keberkahan untuk para amilin<br />
YBM dan Muzaki. Terima kasih YBM”<br />
tutupnya tersenyum.<br />
25 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Berbagi<br />
Smart<br />
Indo<br />
Nesia
26<br />
BerSemangat<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
Semangat Relawan<br />
Semangat<br />
Rela<br />
wan<br />
H. Hapdirejo Kuwat<br />
Tetap Kuat<br />
Berbagi<br />
di Usia Senja<br />
Pada acara silaturahim marbot dan<br />
relawan tempo hari lalu, turut<br />
ter rekam oleh kamera Semangat<br />
Berindonesia, seorang kakek<br />
yang semangatnya luar biasa, ya<br />
itulah H. Hapdirejo Kuwat. Salah seorang<br />
pendamping program dan mitra salur<br />
YBM yang telah mengabdi dan menjadi<br />
penyambung YBM dengan mustahik selama<br />
empat tahun belakangan. Beberapa waktu<br />
setelah acara silaturahim,<br />
Semangat Berindonesia<br />
berkesempatan<br />
untuk menyambangi<br />
rumahnya di kawasan<br />
Pondok Betung,<br />
Tangerang Selatan.<br />
Pengalaman hidup<br />
yang cukup pahit<br />
menjadikannya<br />
tegar dan<br />
membuatnya memiliki tekad baja untuk<br />
membantu sesama, kehidupan banyak<br />
mengajarkan kesabaran dan kekuatan hati.<br />
Merantau ke Jakarta sejak 23 tahun yang<br />
lalu menjadikannya semakin tangguh.<br />
Bahkan, selepas pensiun, hal pertama yang<br />
dipikirkannya adalah bagaimana cara agar<br />
bisa membantu sesama dengan segala<br />
keterbatasan yang ia punya.<br />
Sore itu, H. Kuwat, begitu ia biasa disapa,<br />
tampil rapi dengan batik lengan panjang<br />
tampak berbinar menceritakan bagaimana<br />
awal mula ia mengenal YBM “Waktu itu saya<br />
dikenalkan oleh Bapak Marjono, pegawai<br />
BRI yang satu <strong>org</strong>anisasi dengan saya, pak<br />
Marjono bercerita mengenai YBM-BRI, dan<br />
saya pun mulai berpikir untuk mengajukan<br />
beasiswa bagi beberapa anak asuh saya”<br />
ceritanya penuh semangat.<br />
H. Kuwat pun mulai mengajukan<br />
permohonan melalui rekomendasi pak<br />
Marjono ke YBM, dari situlah perkenalan<br />
dengan YBM dimulai seutuhnya, “mulai<br />
dari saat itulah, saya mulai kenal dengan<br />
pak Busro dan pak Faqih dan akhirnya<br />
bukan hanya beasiswa saja yang saya<br />
ajukan, ada juga bantuan untuk masjid dan<br />
bantuan kesehatan” lanjutnya kemudian.
“Saya memang memiliki niatan untuk<br />
membantu orang yang lebih susah<br />
daripada saya, tetapi karena kondisi yang<br />
terbatas, saya belum bisa melakukan apaapa.<br />
Memang Allah memiliki rencana dan<br />
jalanNya sendiri, sehingga melalui YBM saya<br />
dapat membantu sesama” ujarnya ketika<br />
ditanya mengenai hal apa yang kemudian<br />
menjadi motivasi untuk membantu orang<br />
lain.<br />
Kerentaan tidak menjadi halangan untuk<br />
ia berkiprah membantu masyarakat, secara<br />
rutin ia luangkan waktunya berkeliling<br />
kampung untuk melihat keadaan sekitar, apa<br />
saja yang banyak dibutuhkan oleh lingkungan<br />
untuk kemudian dibantu sebisanya.<br />
“Saya banyak menemukan warga sekitar<br />
yang membutuhkan bantuan, selama saya<br />
mampu untuk membantu walaupun melalui<br />
YBM, akan saya lakukan” ujarnya penuh<br />
semangat.<br />
Ternyata dibalik itu semua, ia ingin<br />
perjalanan ini tidak terhenti sampai dirinya<br />
saja, bahkan tetap akan berlanjut hingga<br />
nanti, “Saya sudah bilang kepada anak<br />
cucu saya, untuk mengurus ini, jika suatu<br />
saat nanti saya pergi, saya ingin yang<br />
melanjutkan adalah anak atau cucu saya,<br />
saya belum mempercayai orang lain untuk<br />
melanjutkan saya menjadi perantara bagi<br />
mereka yang membutuhkan dengan YBM”<br />
tuturnya serius.<br />
Di usia senjanya , kakek dari satu orang<br />
cucu dan Bapak dari seorang putri ini ingin<br />
menghabiskan waktu dengan banyak<br />
membantu kaum papa.<br />
“YBM sudah banyak membantu warga<br />
di sekitar sini, semoga semua program yang<br />
sedang berjalan dapat berjalan dengan baik<br />
dan jaya terus YBM-BRI” tutupnya sambil<br />
tersenyum tulus.<br />
27 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Semangat<br />
Rela<br />
wan
BerSemangat<br />
28<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
Pelatihan Tahsin dan Tartil<br />
Qur’an di Palembang<br />
Pada 23-24 Desember 2013 lalu,<br />
YBM mengadakan Pelatihan Tahsin<br />
dan Tartil Al-Qur’an, di Kanwil BRI<br />
Palembang yang berkesempatan untuk<br />
mendatangkan 50 marbot binaan YBM<br />
Kanwil guna mendapatkan pelatihan secara cumacuma.<br />
Acara yang berlangsung dua hari ini dihadiri<br />
dan dibuka oleh Bpk Suprayogi AS selaku Pjs. Pinwil<br />
BRI Palembang.<br />
Nuansa<br />
YBM<br />
BRI<br />
Ambulance Untuk Bandung<br />
Bandung, 18 Desember 2013,<br />
Bertepatan dengan khitanan massal<br />
yang diadakan YBM di Kanwil BRI<br />
Bandung, YBM menyerahkan satu<br />
unit mobil ambulance untuk Kanwil<br />
BRI Bandung senilai Rp 180.000.000. Bantuan<br />
diserahkan secara simbolis oleh Deny Pribadi<br />
(Manager Pemberdayaan bidang Ekonomi) kepada<br />
Bapak Pardiman (Pinwil BRI Bandung).<br />
STBK Talang Sari<br />
Program berbagi sehat Indonesia, Sanitasi Total Berbasis Komunitas (STBK) diadakan di<br />
Ponpes Kalangsari Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Bantuan sebesar 90<br />
juta rupiah diberikan untuk pembangunan instalasi air guna memenuhi kebutuhan untuk<br />
air minum, masak, mandi dan wudhu. Penerima manfaat adalah 350 santri dan pengurus<br />
yayasan serta 1.000 jama’ah.
Berbagi Sehat Yogyakarta<br />
Selasa, 17 Desember 2013 masih dalam rangkaian memperingati HUT BRI ke 118,<br />
kali ini YBM mengadakan operasi katarak gratis bekerjasama dengan Persatuan<br />
Dokter Mata Indonesia (PERDAMI) dan dilaksanakan di Rumah Sakit Akademik UGM,<br />
Yogyakarta. Dari 283 orang yang terdaftar hanya 56 orang yang lolos tahap screening<br />
dan menjalani operasi. Acara ini dihadiri oleh Wapinwil BRI Yogyakarta, Direktur<br />
Rumah Sakit Akademik UGM, PERDAMI dan Ketua Tim Medis Semesta Utama.<br />
29 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
STBK Blora<br />
Berbagi Sehat Rakyat Indonesia, program<br />
Sanitasi Total Berbasis Komunitas (STBK)<br />
membangunan instalasi air untuk<br />
kebutuhan warga di Desa Palengsengir<br />
Kec. Todanan Kabupaten Blora. Kurang<br />
lebih 100 KK yang termasuk kategori dhuafa<br />
akan menerima manfaatnya. YBM menyalurkan<br />
dana sebesar Rp 45.000.000 yang digunakan<br />
untuk pengeboran, pembuatan instalasi air, dan<br />
pembuatan ground tank untuk penampungan air.<br />
Nuansa<br />
YBM<br />
BRI<br />
Studi Banding Laundy Usaha Mikro Berbasis Komunitas<br />
Berbagi Sejahtera Indonesia, Program Ekonomi Mikro Berbasis Komunitas Rumah Cahaya<br />
Laundry (RCL) Bekasi mengadakan studi banding ke Top Laundry di Karawaci, Tangerang.<br />
Sembilan orang anggota RCL datang ke Top Laundry untuk mempelajari pola usaha dan<br />
managemen usaha yang dipimpin oleh Bapak Bendi dengan 7 karyawan yang telah<br />
memiliki jobdescription yang jelas. Sembilan orang anggota yang keseluruhannya adalah<br />
Ibu Rumah Tangga terlihat antusias dan akan menerapkan hasil studi bandingnya di RCL.
30<br />
BerSemangat<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
Semangat<br />
Amil<br />
Kenangan Busro di YBM-BRI<br />
14<br />
di Lebak-Banten ini<br />
November 2008 Busro<br />
(30) pria yang besar<br />
bergabung dengan<br />
YBM sebagai staf<br />
bidang kesehatan. Mengawali pekerjaannya<br />
sebagai amil ia langsung berhadapan<br />
dengan peristiwa-peristiwa unik. Satu hari<br />
sebelum bergabung bersama YBM ia baru<br />
saja melangsungkan pernikahan dan hari<br />
pertama bekerja ditugaskan untuk turun<br />
ke lokasi bencana. “Sehari setelah menikah<br />
saya langsung mendapat tugas pergi ke<br />
daerah bencana, di Cianjur pada waktu itu.<br />
Dalam hati saya, waduh jadi pengantin baru<br />
langsung terpisah dengan istri.” kenangnya<br />
sembari tersenyum malu. “Bahkan karena<br />
terlalu lelah dan belum sempat beristirahat<br />
karena mempersiapkan pernikahan,<br />
menikah dan setelah itu langsung turun ke<br />
lokasi bencana akhirnya saya jatuh sakit saat<br />
di lokasi bencana. Tetapi itu pengalaman<br />
menarik yang tak akan saya lupakan”<br />
Ungkapnya mengenang.<br />
Mengenang hal tersebut, Ayah satu<br />
putri ini bersyukur sekali memiliki istri dan<br />
keluarga yang memahami profesinya sebagai<br />
amil di YBM. Karena bekerja di lembaga<br />
sosial seperti YBM seluruh amilnya harus<br />
siap turun ke lapangan di waktu-waktu yang<br />
terkadang tidak dapat diprediksi. Baik untuk<br />
ditempatkan di lokasi bencana atau tugas<br />
lainnya yang menyangkut hajat hidup orang.<br />
Pengalaman lain adalah peristiwa<br />
Gunung Merapi, ia harus rela berjauhan<br />
dengan keluarga di saat hari raya Idul Fitri.<br />
“Hal yang tak kalah berkesan, ketika bencana<br />
merapi. Pada waktu itu sedang hari raya Idul<br />
Fitri dan saya jauh dengan anak istri, hanya<br />
bisa berlebaran lewat telepon, tapi istri<br />
saya Alhamdulillah bisa mengerti dengan<br />
keadaan saya sebagai amil YBM” tuturnya<br />
sambil tersenyum.<br />
Kini genap lima tahun Busro berkiprah<br />
bersama YBM, tentu banyak cerita yang<br />
bisa dibagi kepada Semangat Berindonesia.<br />
Betapa membantu orang lain yang<br />
tidak mampu dan melihat mereka amat<br />
bersyukur atas apa yang kita perbuat walau<br />
sederhana adalah suatu kebahagiaan dan<br />
anugerah yang belum tentu semua orang<br />
mendapatkannya.<br />
Busro mengaku, cerita lain yang<br />
paling mengharukan adalah ketika YBM<br />
mengadakan operasi katarak disuatu daerah.<br />
“Saya sangat terharu saat YBM mengadakan<br />
operasi katarak massal. Ketika selesai proses<br />
operasi ada seorang Bapak yang setelah<br />
diperbolehkan melepas perban yang<br />
menutupi matanya ia langsung memeluk<br />
istrinya. Ia mengatakan sangat terharu<br />
karena sudah lama tidak biasa melihat<br />
istrinya secara jelas. Pada saat itulah saya<br />
merasa sangat terharu sekaligus bersyukur<br />
bisa membantu walau apa yang saya lakukan<br />
tak seberapa” kenangnya bahagia.<br />
Menurut pria yang juga pernah menerima<br />
beasiswa dari YBM ini menuturkan bahwa,<br />
selama lima tahun bergabung di YBM sudah<br />
banyak perubahan ke arah yang lebih baik.<br />
Misalnya saja dari segi sumber daya manusia<br />
jumlahnya mulai bertambah seiring dengan<br />
bertambahnya beban kerja di lembaga.<br />
YBM pun kini memiliki pelaksana harian<br />
di 18 kantor wilayah BRI. Tak hanya itu<br />
secara bergantian seluruh amil diberikan<br />
kesempatan untuk mengaktualisasi dirinya<br />
dengan mengikuti pelatihan yang sesuai<br />
dengan bidang pekerjaan yang ditanganinya.
Namun, memang tak ada gading yang<br />
tak retak, segala perbaikan yang dilakukan<br />
tentu terkadang jauh panggang dari api.<br />
tetapi itu semua harus disikapi dengan<br />
bijak oleh seluruh amilin dan dijadikan<br />
cambuk untuk terus melakukan perbaikan<br />
dan menjadikanya PR bersama. “Hal yang<br />
saya rasakan saat ini amilin YBM memiliki<br />
semangat belajar yang semakin hari semakin<br />
bertambah, seiring dengan tuntutan<br />
pekerjaan sehingga setiap masalah dapat<br />
diselesaikan dengan lebih cepat, bijak dan<br />
cerdas” tuturnya.<br />
Testimoni Penerima<br />
Beasiswa<br />
31 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Lelaki berperawakan tinggi besar ini<br />
ini juga menyimpan banyak harapan besar<br />
terhadap YBM yang bernaung di bawah<br />
bank pemerintah terbesar. Semoga YBM<br />
dapat membantu kaum papa keluar dari<br />
keterpurukan baik ekonomi atau pendidikan.<br />
“Saya yakin YBM bisa mewujudkan harapan<br />
tersebut, karena YBM “Luar biasa” tutunya<br />
sambil tersenyum.<br />
Di akhir perbincangan Busro pun<br />
mengungkapkan rasa terima kasihnya untuk<br />
YBM. “Terima kasih untuk YBM yang telah<br />
memberikan saya banyak pelajaran berharga<br />
lima tahun ini”.<br />
Busro saat kegiatan tanggap banjir Jakarta, Bukit Duri
32<br />
BerSemangat<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
ZAKAT<br />
Untuk Indonesia<br />
Zakat<br />
Untuk<br />
Indo<br />
Nesia<br />
Zakat merupakan rukun islam ketiga,<br />
dimana zakat secara bahasa<br />
memiliki arti “suci”, “baik”, “tumbuh”<br />
dan “berkembang”. Secara<br />
istilah, zakat adalah sebutan untuk<br />
harta tertentu yang telah mencapai syarat<br />
dan di wajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan<br />
dan diberikan kepada yang berhak menerimanya.<br />
Kedua makna tersebut berkaitan erat<br />
sekali, dimana setiap harta yang sudah dikeluarkan<br />
zakatnya akan menjadi suci, bersih,<br />
baik. berkah, tumbuh dan berkembang.<br />
Zakat secara garis besar dibagi kedalam dua<br />
jenis, yaitu:<br />
a. Zakat Maal<br />
Zakat maal adalah zakat yang harus dibayarkan<br />
atas harta yang dimiliki yang sudah mencapai<br />
jumlah yang telah ditentukan (nishab)<br />
dan telah mencapai haulnya. Termasuk<br />
didalamnya, zakat hewan ternak, pertanian,<br />
emas dll .<br />
b. Zakat Fitrah<br />
Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang<br />
Idul Fitri pada bulan suci Ramadan.<br />
Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,7 kilogram)<br />
makanan pokok yang ada di daerah<br />
bersangkutan.<br />
Zakat dikeluarkan bertujuan untuk pemerataan<br />
pendapatan, dimana zakat dibayar<br />
oleh kaum yang mampu untuk kaum yang<br />
tidak mampu, namun dalam pendistribusiannya,<br />
zakat memiliki kriteria golongan<br />
yang biasa disebut dengan asnaf. Hal ini pula<br />
yang kemudian membedakan zakat dengan<br />
sedekah dan infak. Mengenai golongan<br />
tersebut tercantum pada firman Allah dalam<br />
Al-Quran Surat At-Taubah ayat 60<br />
“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk<br />
orang-orang fakir, orang-orang miskin,<br />
pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang<br />
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)<br />
budak, orang-orang yang berhutang, untuk<br />
jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam<br />
perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan<br />
yang diwajibkan Allah. Dan Allah Maha Mengetahui<br />
lagi Mahabijaksana” [At-Taubah : 60]<br />
Dalam ayat diatas, disebutkan bahwa ada 8<br />
golongan penerima zakat. Nah, untuk mengetahuinya,<br />
Semangat Berindonesia akan<br />
bahas di beberapa edisi kedepan.
33 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Berbagi Semangat<br />
untuk Ibu Indonesia<br />
Dalam rangka merayakan hari Ibu 22<br />
Desember 2013, YBM melalui program<br />
Berbagi Sehat Rakyat Indonesia<br />
mengadakan penyuluhan kesehatan<br />
reproduksi dan gizi anak yang diadakan<br />
di Desa Kesiman, Kertalangu, Denpasar Timur<br />
(9/12). Acara yang dihadiri oleh 100 Ibu warga<br />
Kesiman ini merupakan hasil kerjasama YBM<br />
dengan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI).<br />
Desa Kesiman dipilih sebagai lokasi<br />
penyuluhan karena daerah mayoritas muslim,<br />
sebagian besar warga adalah penduduk miskin<br />
yang rata-rata bekerja sebagai buruh angkut<br />
pasir, tinggal di pelosok daerah dan jauh dari<br />
akses sarana kesehatan.<br />
Acara penyuluhan berlangsung dengan<br />
meriah karena masyarakat menyambut kegiatan<br />
ini dengan sangat antusias. Mereka yang selama<br />
ini jarang tersentuh oleh aktivitas kesehatan<br />
merasa mendapat perhatian dan informasi yang<br />
jelas mengenai kesehatan reproduksi dan gizi<br />
anak. Hal ini diungkapkan oleh Yanti salah satu<br />
peserta penyuluhan. “saya sangat senang acara<br />
ini bisa diselenggarakan di desa kami, semoga<br />
kedepannya akan ada acara seperti ini supaya<br />
kita yang tidak mampu bisa tetap mendapatkan<br />
pengetahuan yang sama dengan mereka yang<br />
mampu”, ujarnya menggebu-gebu.<br />
sebelum acara berlangsung. Warga turut<br />
membantu menyiapkan tempat acara bahkan<br />
ada dari warga yang menawarkan rumahnya<br />
untuk dijadikan lokasi penyuluhan.<br />
Sementara peserta mendapatkan<br />
penyuluhan dari dr. Paptini Sp.og, anak-anak<br />
yang juga memadati lokasi acara mendapatkan<br />
hiburan bermanfaat yaitu bermain dan bernyanyi<br />
bersama, menggambar serta mewarnai.<br />
Selain penyuluhan, dalam acara ini YBM pun<br />
memberikan 100 paket pemeriksaan pap smear<br />
untuk mendeteksi kanker serviks. Tak hanya itu<br />
YBM juga memberikan 100 paket sembako dan<br />
dan 100 paket sekolah.<br />
Turut hadir dan sekaligus membuka acara,<br />
Bapak Ulwan Hasbiyani yang merupakan<br />
ketua pengurus YBM Kanwil Denpasar. Dalam<br />
sambutannya ia mengatakan “Ini merupakan<br />
acara yang diinisiasi oleh YBM sebagai lembaga<br />
pengelola dana zakat dari pekerja muslim BRI<br />
di seluruh Indonesia. Kegiatan yang sangat luar<br />
biasa ini insya Allah akan bermanfaat, khususnya<br />
untuk pengetahuan kesehatan bagi keluarga”.<br />
Berbagi<br />
Sehat<br />
Indo<br />
Nesia<br />
Antusiasme warga juga ditunjukan sehari
34<br />
BerSemangat<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
wawan<br />
cara<br />
Jika kita berbicara pesantren, maka<br />
yang cukup melekat dibenak kita<br />
adalah mempelajari ilmu agama di<br />
asrama atau pondok. Tetapi jika belajar<br />
ilmu agama sekaligus menerapkan ilmu<br />
bisnis maka salah satu yang menjadi rujukan<br />
adalah pondok pesantren Daarut Tauhiid yang<br />
didirikan oleh KH. Abdullah Gymnastiar atau<br />
yang biasa disebut Aa Gym. Apa alasan beliau<br />
menjadikan ilmu bisnis sebagi salah satu ilmu<br />
terapan di pesantrennya? Berikut petikan<br />
wawancara Semangat Berindonesia dengan KH.<br />
Abdullah Gymnastiar.<br />
Biodata Aa Gym :<br />
Nama Asli : Abdullah Gymnastiar<br />
Tanggal Lahir<br />
30 Februari 1962<br />
Tempat Lahir : Bandung, Jawa Barat, Indonesia<br />
Pendidikan<br />
• D-3 PAAP (Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan)<br />
Unpad<br />
• PTKSI Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung,<br />
Jurusan Teknik Elektro<br />
• Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani<br />
(Unjani), Bandung.<br />
• Pendidikan keagamaan di Pondok Pesantren<br />
Miftahul Huda Manjonjaya, Tasikmalaya.<br />
Hobi<br />
• Mengikuti pelajaran<br />
menjadi pilot dengan<br />
memasang pemutar<br />
DVD seharga USD<br />
2,000 pada salah satu<br />
mobilnya sehingga<br />
ia dapat menonton<br />
pelajaran-pelajaran<br />
terbangnya.<br />
• Mengendarai<br />
motor besar Kawasaki<br />
Eliminator hitamnya.<br />
• Menyelam,<br />
menembak, terjun<br />
payung, menyanyi<br />
lagu country<br />
Sejak berdirinya Daarut Tauhid (DT) sebagai<br />
sebuah pesantren memiliki keunikan<br />
dibandingkan dengan pesantren pada<br />
umumnya. Salah satunya adalah tingginya<br />
intensitas aktivitas (usaha) ekonomi. Apa<br />
sebetulnya visi dan misi DT sehingga<br />
mengarahkan pesantren pada bidang tersebut?<br />
Memang ketika mendirikan pesantren<br />
ini tujuannya adalah untuk menjadikan<br />
pesantren bukan hanya sebagai tempat belajar<br />
agama tetapi juga sebagai tempat untuk<br />
mengapikasikan kegiatan usaha dan bisnis<br />
sebagaimana di ajarkan oleh Rosulullah yaitu<br />
menjadi pengusaha yang beriman. Jadi apa yang<br />
dilakukan di pesantren adalah entrepreneur ala<br />
nabi Muhammad.<br />
Dengan pesantren yang bergerak di<br />
dunia kewirausahaan ini adalah juga untuk<br />
menimbulkan semangat kemandirian. ini juga<br />
merupakan sebuah cita-cita dan idealisme dari<br />
para pendiri Pesantren Daarut Tauhiid. Karena<br />
kami berharap agar tumbuh kembang Pesantren<br />
Daarut Tauhiid dan keseluruhan aktivitasnya<br />
didasarkan kepada kemampuan diri, bukan atas<br />
ketergantungan kepada bantuan atau sokongan<br />
dari pihak lain.<br />
Pada giliran selajutnya aktivitas ekonomi ini<br />
kemudian dapat pula dipandang sebagai bagian<br />
dari atau bahkan nilai tambah bagi garapan<br />
Pesantren Daarut Tauhiid di bidang pendidikan,<br />
dakwah dan sosial yang terelaborasi pada satu<br />
konsep tata nilai yang disebut Manajemen Qolbu<br />
(Konsepsi dasar MQ meliputi 4 komponen yaitu<br />
Ma ifatullah, Manajemen Diri, Entrepreneurship,<br />
dan Leadership ).<br />
Bagaimana perjalanan berdirinya Koponten<br />
(Koperasi Pondok Pesantren), MQ Corporation<br />
dan bagaimana mempertahankannya<br />
sehingga tetap eksis dengan banyaknya jenis<br />
usaha yang<br />
dilakoni?<br />
PONDOK<br />
PESANTREN<br />
BASIS LAHIRNYA<br />
GENERASI<br />
Abdurahman Bin Auf<br />
Abdullah Gymnastiar (aa gym)<br />
DT memang dibangun atas<br />
tiga bidang yaitu yayasan,<br />
koperasi dan corporate.<br />
Semua dikelola oleh tim<br />
di DT, tetapi khusus MQ<br />
corporation atau PT.<br />
Managemen Qolbu adalah<br />
perusahaan saya pribadi<br />
yang dikembangkan<br />
untuk kemaslahatan<br />
pesantren dan<br />
ummat.
Mempertahankan kesemuanya yaitu<br />
dengan terus memunculkan independensi<br />
dan keleluasan dalam berkreasi. Tentu pada<br />
idealisme tersebut tidak dinafikan adanya<br />
peluang kemitraan dan kerjasama dengan<br />
sebanyak-banyaknya pihak. Dalam hal ini maka<br />
semangat wirausaha dan semangat kemandirian<br />
adalah sebuah paket yang saling menunjang satu<br />
sama lain. karena kemandirian dapat terwujud<br />
karena adaya aktivitas wirausaha. Dan itu salah<br />
satu cara pondok pesantren ini tetap bertahan<br />
dengan konsep yang ada.<br />
DT banyak melibatkan santri / santriwati dalam<br />
kegiatan entrepreneur, mengapa?<br />
Dihubungkan dengan pertanyaan sebelumnya,<br />
apakah ini berarti ongkos dakwah tim DT juga<br />
dapat dibiayai dari hasil usaha yang dikelola?<br />
MQ corporation yang saya kelola adalah<br />
bentuk dari pengetahuan, kesadaran dan<br />
pemahaman bahwa kami harus mampu membuat<br />
diri kami berharga dan tidak mengandalkan<br />
orang lain. Memang salah satu tujuannya adalah<br />
untuk membiayai kerja dakwah karena salah<br />
satu tujuan hidup kita adalah menjadi khalifah<br />
yang kuat yaitu juga kuat secara ekonomi. agar<br />
ketika berdakwah kami tidak terlalu bergantung<br />
kepada pihak lain. Dan kami memiliki harga diri<br />
karena kami berdaya dan mampu.<br />
35 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Pesantren entrepreneur ini memang<br />
bertujuan untuk menjadikan anak-anak muda<br />
sebagai generasi yang beriman, memiliki jiwa<br />
kewirausahaan dan mampu memiliki usaha yang<br />
mandiri. Saya juga berharap nantinya pesatren<br />
dengan kegiatan ekonomi seperti ini bisa<br />
menjadi model dan tempat belajar yang baik.<br />
Apakah slogan yang sering Aa sampaikan<br />
“Ummat Islam HARUS KAYA” ada hubungannya<br />
dengan mengapa pondok pesantren juga harus<br />
memiliki aktivitas ekonomi , kewirausahaan.<br />
Bisa dijelaskan?<br />
Yang saya maksud dengan ummat islam<br />
harus kaya jangan dianggap negatif ya. Karena<br />
yang saya maksud dengan ummat islam harus<br />
kaya adalah secara keseluruhan baik kaya hati,<br />
kaya iman, kaya harta, kaya pemikiran, kaya<br />
ide dan kaya akan hal-hal yang postif, sehingga<br />
ummat islam tidak mudah dibodohi, tidak<br />
mudah tercerai-berai, tidak mudah terhasut<br />
dan mampu berdiri di atas kaki sendiri dengan<br />
segala kemampuan yang dia miliki. Saya mah<br />
sederhana saja kalau untuk hidup yang penting<br />
semua serba cukup. Jika mau bangun cukup 2000<br />
hektar, mau kasih makan santri pesantren cukup<br />
semua dapet makan, mau beli mobil operasional<br />
cukup uangnya (ucap Aa Gym sambil tersenyum)<br />
Saat ini sedang booming komunitas pengusaha<br />
muda dengan berbagai macam jenis usaha<br />
bagaimana Aa melihat geliat ini?<br />
Saya sangat bangga jujur saya melihat geliat<br />
anak-anak muda yang mau berkecimpung<br />
di dunia bisnis. Tetapi satu hal yang harus<br />
ditanamkan bahwa Rosulullah berbisnis dengan<br />
iman. Maka anak-anak muda yang memiliki<br />
potensi besar dalam dunia usaha ini juga harus<br />
melandasi jiwa bisnisnya dengan iman. Jika<br />
iman tidak dipergunakan maka harta, usaha,<br />
mobil segala asetnya saja yang berharga tetapi<br />
dirinya menjadi tidak berharga. Satu lagi yang<br />
harus dilakukan sebaiknya jangan hanya menjadi<br />
pengusaha yang memperkaya diri sendiri, tetapi<br />
menjadi pengusaha yang dapat mendistibusikan<br />
nilai-nilai kebaikan yang dia miliki sehingga<br />
menularkannya kepada orang lain.<br />
Apakah menurut Aa kedepannya pesantren<br />
dapat menjadi basis kekuatan dalam<br />
menggerakan ekonomi masyarakat?<br />
Merubah mindset tidak semudah saya<br />
berbicara. Memang ada pesantren yang<br />
mengandalkan donasi dari orang lain itu sah-sah<br />
saja tetapi jangan sampai menjadi sumber utama<br />
dan berketergantungan. Yang harus dilakukan<br />
adalah belajar, mencari tahu, mencari ilmu dan<br />
mau bermujahadah, mujahadahlah yang paling<br />
penting. Bagaimana kita bisa tahu kemampuan<br />
kita kalau tidak terjun langsung untuk mencoba.<br />
Sebaiknya kita mulai bergerak ke arah sana.<br />
Saya yakin kita bisa tetapi sekali lagi dibutuhkan<br />
pengetahuan, kemauan dan kemampuan.<br />
Bagaimana Aa melihat potensi tumbuh<br />
kembangnya jiwa kewirausahaan yang lahir dari<br />
pondok pesantren di masa yang akan datang?<br />
Saya optimis dan pasti bisa, tinggal kita mau<br />
atau tidak.<br />
wawan<br />
cara
36<br />
BerSemangat<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
Berbagi<br />
Sejahtera<br />
Indo<br />
Nesia<br />
Laundy Berkarakter Pertama<br />
Bagi kalangan pekerja atau<br />
mahasiswa yang memiliki tingkat<br />
kesibukan cukup tinggi. Terkadang<br />
pekerjaan rumah seperti mencuci<br />
pakaian adalah pekerjaan berat<br />
yang harus dikerjakan di waktu-waktu<br />
senggang atau liburan. Problematika ini<br />
yang kemudian dilirik oleh orang-orang yang<br />
peka terhadap peluang bisnis dan kemudian<br />
berinovasi dengan membuka usaha laundry<br />
kiloan.<br />
Sebelum ada laundry kiloan, usaha<br />
laundry menggunakan sistem harga<br />
satuan atau perpotong . Namun laundry<br />
jenis ini hanya untuk kalangan “berduit”.<br />
Mengendus peluang tersebut akhirnya<br />
semakin menjamurlah usaha laundry kiloan.<br />
Keunggulan dari laundry ini diantaranya yaitu<br />
harga yang ditawarkan lebih murah, karena<br />
dihitung berdasarkan berat perkilogramnya.<br />
Namun, tak banyak yang memperhatikan<br />
aspek kebersihan dan ketelitian. Ada<br />
beberapa usaha laundry kiloan yang<br />
mencampur pakaian pelanggan laki-laki<br />
dengan perempuan. Tak jarang mencampur<br />
juga antara baju atau kain berwarna dan<br />
mudah luntur dengan pakaian putih. Lebih<br />
ekstrim lagi bed cover yang terkena ompol di<br />
campur pencuciannya dengan kemeja kerja.<br />
Tentu najis dari bed cover akan menempel<br />
dan mungkin saja kemeja kerja tersebut<br />
digunakan untuk shalat yang harusnya<br />
dalam keadaan suci.<br />
Laundry) dan mengusung tagline BCL<br />
(Bersih, Cepat, Layanan antar jemput gratis).<br />
Mengapa Rumah Cahaya Laundry YBM<br />
disebut Laundry berkarakter? Karena Rumah<br />
Cahaya Laundry memperhatikan aspek<br />
kebersihan, ketelitian dan menerapkan<br />
benar prinsip kehati-hatian. Misalnya untuk<br />
pakaian atau kain yang terkena najis akan<br />
di cuci secara terpisah, begitu pula dengan<br />
cucian milik perorangan, akan di cuci<br />
terpisah agar tidak tercampur dengan milik<br />
orang lain.<br />
Sebelumnya, YBM memiliki pengusaha<br />
mikro binaan yang melakoni jenis usaha<br />
serupa di wilayah Bekasi namun stagnan<br />
tanpa ada perkembangan yang berarti<br />
karena di kelola oleh satu orang saja.<br />
Maka melalui Ibu Enung (mitra salur YBM)<br />
YBM berinsiatif membuat usaha laundry<br />
berkarakter ini dalam satu komunitas yang<br />
terdiri dari 10 IRT (Ibu Rumah Tangga) yang<br />
berprofesi sebagai kuli cuci dari rumah<br />
kerumah.<br />
Sehingga image usaha laundry<br />
kiloan yang tidak bersih karena jenis<br />
apapun di gabung pencuciannya, tanpa<br />
memperhatikan apakah ada najis yang<br />
menempel. Padahal hal tersebut merupakan<br />
hal dasar dalam agama.<br />
Berangkat dari fenomena itulah sejak<br />
November 2013 lalu YBM menginisiasi<br />
berdirinya usaha laundry kiloan berkarakter<br />
dengan branding RCL (Rumah Cahaya<br />
Kesepuluh IRT ini mendapatkan<br />
pembinaan dan pelatihan usaha mikro<br />
yang diberikan oleh YBM melalui LWA<br />
(Latihan Wajib Anggota). Dari kerja keras,<br />
pembinaan dan pelatihan tersebut akhirnya<br />
pada bulan November dan Desember 2013,<br />
Rumah Cahaya Laundry sudah mengantongi<br />
omzet Rp 3.086.200 dengan capaian 40 kg/<br />
hari. “Setelah mendapat pelatihan dan<br />
pembinaan mengenai usaha mikro dari<br />
YBMI, usaha laundry yang dulunya tidak
memiliki sistem<br />
pemasaran,<br />
promosi dan<br />
target, kini<br />
sudah dapat<br />
menerapkan<br />
semua sistem<br />
t e r s e b u t<br />
dan hasilnya<br />
Alhamdulillah<br />
s a n g a t<br />
memuaskan,”<br />
Ungkap Bu Sukeri<br />
ketua kelompok<br />
komunitas usaha<br />
laundry kiloan.<br />
Omzet yang<br />
cukup memuaskan adalah bagian dari<br />
cerita suka, usaha ini juga punya kisah duka<br />
diantaranya mendapatkan complain dari<br />
pelanggan yang tidak puas dengan hasil<br />
cucian Rumah Cahaya Laundry. “Ada yang<br />
protes bajunya kurang wangi. Namun yang<br />
paling meninggalkan kesan, ada pelanggan<br />
yang bajunya hilang dan akhirnya kami ganti<br />
dengan uang senilai harga baju tersebut.<br />
Alhamdulillah karena masalah itu kami<br />
selesaikan baik-baik akhirnya pelanggan<br />
37 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Berbagi<br />
Sejahtera<br />
Indo<br />
Nesia<br />
tersebut sampai sekarang masih setia<br />
menggunakan jasa Rumah Cahaya Laundry”<br />
tambah Bu Sukeri.<br />
Dengan kehadiran Rumah Cahaya<br />
Laundry diharapkan dapat menjadi solusi<br />
bagi mereka yang sibuk dan tidak perlu<br />
khawatir pakaian atau kain yang di cuci<br />
akan bercampur dengan yang terkena najis.<br />
Selain itu, usaha berbasis komunitas ini juga<br />
merupakan salah satu upaya YBM dalam<br />
meningkatkan penghasilan keluarga melalui<br />
peran wanita. “Yang bekerja di laundry ini<br />
adalah ibu-ibu rumah tangga yang berasal<br />
dari kalangan tidak mampu, dengan begitu<br />
diharapkan dapat membantu meningkatkan<br />
penghasilan keluarga mereka” ungkap<br />
Mimma Juwit Rifai (Staff Pemberdayaan<br />
ekonomi YBM).
38<br />
BerSemangat<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
Community Block Grant<br />
Kota Blitar<br />
Kota Blitar terkenal sebagai tempat<br />
peristirahatan terakhir Sukarno,<br />
Presiden pertama Republik<br />
Indonesia, dan terdapat pula<br />
bangunan candi Panataran.<br />
Kedua objek tersebut menjadikan Blitar<br />
sebagai salah satu daerah tujuan wisata.<br />
Kota ini merupakan kota kedua terkecil di<br />
Jawa Timur, karena hanya memiliki tiga<br />
kecamatan dengan luas keseluruhannya 33<br />
km2. Sebagian besar dari 123.000 penduduk<br />
Seri<br />
Blitar (populasi tahun 2001) beretnis Jawa<br />
Studi dan bekerja di industri rumah makan,<br />
perhotelan dan industri jasa lainnya. Tingkat<br />
Kasus kemiskinan di Blitar mencapai 27 persen,<br />
sedikit lebih kecil dari pada angka kemiskinan<br />
provinsi yang sebesar 29 persen, tetapi lebih<br />
tinggi dari pada angka kemiskinan nasional,<br />
yaitu 19 persen.<br />
Program Community Block Grant Blitar<br />
Program Community Block Grant (CBG)<br />
adalah program pendanaan proyek<br />
pembangunan yang diajukan oleh<br />
pemerintah kecamatan. Walaupun banyak<br />
terdapat program CBG di Indonesia, namun<br />
semua program tersebut bukan merupakan<br />
bagian dari program nasional dan tidak<br />
diatur oleh pemerintah pusat. Programprogram<br />
ini memiliki tujuan yang sama<br />
yaitu: memberdayakan pemerintah daerah<br />
serta mengembalikan fokus pemerintah<br />
kabupaten terhadap perencanaan dan<br />
pelaksanaan pelayanan publik juga<br />
pembangunan di wilayah kabupaten/kota,<br />
namun sayangnya, banyak program block<br />
grant belum mencapai hasil yang diinginkan.<br />
Hal tersebut antara lain disebabkan<br />
oleh masalah dana yang tidak memadai,<br />
pembagian wewenang yang tidak jelas,<br />
pendekatan yang lebih bersifat top-down,<br />
kelompok sasaran yang tidak sepenuhnya<br />
terakomodir, dan terjadinya kebocoran<br />
¬kebocoran dana. Program Community<br />
Block Grant (CBG) Blitar berbeda dengan<br />
Edisi 13<br />
Edisi 14<br />
Edisi 15<br />
program-program<br />
Block Grant lain di<br />
Indonesia, karena program<br />
ini memberikan kewenangan<br />
yang besar kepada pemerintah<br />
kecamatan dalam pembuatan keputusan<br />
berkenaan dengan proyek pembangunan;<br />
memberdayakan aparat pemerintah daerah<br />
yang ada serta tokoh masyarakat setempat;<br />
mengintegrasikan perencanaan Program<br />
CBG dengan proses formal perencanaan<br />
pembangunan (musrenbang) yang sudah<br />
dijalankan selama ini, dan juga sangat<br />
menekankan partisipasi masyarakat dalam<br />
pelaksanaannya.<br />
Program CBG Blitar, yang digagas dan<br />
dirancang oleh pemerintah kota Blitar dan<br />
dilaksanakan sejak tahun 2002, merupakan<br />
bantuan dana pembangunan yang diberikan<br />
oleh Pemerintah Kota Blitar kepada seluruh<br />
kecamatan untuk membiayai pembangunan<br />
di 20 kelurahan yang ada di Blitar. CBG Blitar<br />
bertujuan untuk:<br />
1. Memberdayakan kecamatan dan<br />
kelurahan untuk mendekatkan pelayanan<br />
publik kepada masyarakat.<br />
2. Meningkatkan efisiensi, efektivitas,<br />
transparansi dan akuntabilitas program<br />
pembangunan;<br />
3. Mewujudkan kepemilikan masyarakat atas<br />
fasilitas umum dan proyek pembangunan;<br />
4. Meningkatkan kapasitas pemerintah<br />
kecamatan dan kelurahan agar dapat<br />
memenuhi kebutuhan infrastruktur mereka<br />
sendiri;<br />
5. Memfasilitasi perubahan pola pikir di<br />
kalangan pejabat daerah, sehingga menjadi<br />
lebih berorientasi kepada pelayanan publik;<br />
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat<br />
dalam kegiatan pembangunan dan<br />
Menciptakan lapangan kerja di tingkat<br />
kelurahan.
Apakah partisipasi masyarakat<br />
merupakan Salah Satu unsur efektif<br />
dan sangat menentukan dari program<br />
CBG?<br />
Ya. Masyarakat sangat berperan dalam<br />
proses seleksi proyek, meski keputusan<br />
akhir ada ditangan pemerintah kota.<br />
Sejak program ini mulai dilaksanakan<br />
pada tahun 2002, masyarakat ke-20<br />
kelurahan yang ada di Blitar telah terlibat<br />
hingga taraf tertentu dalam pelaksanaan<br />
program. Program dan proyek pembangunan<br />
diajukan dan disusun prioritasnya oleh<br />
warga dalam sebuah proses perencanaan<br />
atau musawarah rencana pembangunan<br />
(musrenbang) di tiap tingkat, mulai dari<br />
kelurahan, kecamatan, hingga akhirnya<br />
sampai di Musrenbang tingkat Kota.<br />
Musrenbang adalah serangkaian pertemuan<br />
tahunan yang diadakan oleh pemerintah<br />
kota. Musrenbang, yang dilaksanakan<br />
sejak tahun 1982, diadakan mulai dari<br />
tingkat kelurahan sampai dengan tingkat<br />
nasional. Tujuannya adalah menyerap<br />
masukan dari warga masyarakat untuk<br />
kemudian digunakan dalam perencanaan<br />
pembangunan dan perencanaan<br />
anggaran. Namun pada prakteknya,<br />
peserta musrenbang biasanya dipilih oleh<br />
pemerintah, dan jarang mengikutsertakan<br />
warga miskin, selain itu peserta yang hadir<br />
pun diminta hanya untuk menyetujui<br />
proposal yang disusun dan diajukan oleh<br />
pemerintah. Proposal tersebut biasanya<br />
bukan merupakan prioritas pilihan warga,<br />
melainkan kepentingan para pemimpin<br />
setempat dan kelompok elite local lainnya.<br />
Jarang sekali terjadi perdebatan antara<br />
anggota masyarakat dengan pemerintah<br />
di pertemuan tersebut. Sehingga dapat<br />
disimpulkan bahwa selama ini Musrenbang<br />
belum melibatkan masyarakat sebagaimana<br />
tujuan awalnya. Namun, Musrenbang<br />
di Blitar yang diamati oleh tim peneliti<br />
sangat berbeda. Pertama, pertemuan<br />
ini dihadiri oleh sebagian besar warga<br />
masyarakat, termasuk sejumlah besar<br />
warga miskin. Kedua, banyak peserta yang<br />
sudah berani bicara dan mengajukan usulan<br />
kegiatan pembangunan untuk wilayah<br />
mereka bahkan kadang-kadang mendebat<br />
proposal yang diajukan oleh warga dari<br />
wilayah lain. Pra-Musrenbang di Blitar<br />
juga sangat berbeda. Pra-Musrenbang,<br />
yang pada dasarnya adalah Musrenbang<br />
di tingkat RW, sebenarnya dianjurkan bagi<br />
pemerintah daerah di seluruh Indonesia<br />
tetapi jarang dilaksanakan, karena jika harus<br />
dilaksanakan di wilayah yang luas akan<br />
menghabiskan banyak waktu dan biaya.<br />
Sedangkan di Blitar, pemerintah daerah<br />
justru menganjurkan agar para peserta pra-<br />
Musrenbang berpartisipasi aktif. Baik di<br />
tingkat RW maupun kelurahan, perdebatan<br />
untuk memperjuangkan proposal masingmasing<br />
berlangsung dengan seru, karena<br />
hanya sebagia kecil proposal yang akan di<br />
teruskan tingkat selanjutnya (kelurahan,<br />
lalu kecamatan). Pada musrenbang tingkat<br />
kelurahan, semua ketua RW dan RT diundang<br />
untuk mempresentasikan proposal yang<br />
mereka ajukan. Setelah itu semua peserta<br />
pertemuan memilih proyek-proyek dari<br />
berbagai RW untuk dipertimbangkan lebih<br />
lanjut; sedangkan Lurah hanya bertindak<br />
sebagai fasilitator. Meski keputusan akhir<br />
tentang proyek apa yang akan didanai<br />
tetap dibuat oleh Camat dan Bappeda di<br />
tingkat kota, namun proses partisipatif<br />
yang dilaksanakan pada setiap tingkat<br />
pemerintahan ini setidaknya menjamin<br />
bahwa semua proyek yang dipilih adalah<br />
berdasarkan masukan dan kebutuhan<br />
masyarakat, karena daftar akhir proyek<br />
disusun dari berbagai proposal yang awalnya<br />
diajukan di tingkat pra-Musrenbang dan<br />
kemudian diseleksi lagi pada musrenbang<br />
tingkat RT dan RW.<br />
Masukan masyarakat setempat dalam<br />
proses seleksi proyek<br />
Partisipasi masyarakat secara efektif<br />
telah menghasilkan masyarakat lokal yang<br />
lebih berdaya. Sekarang setelah masyarakat<br />
menyaksikan terwujudnya proyek-proyek<br />
yang diajukan, mereka menyadari bahwa<br />
mereka sebenarnya bisa berpartisipasi<br />
secara efektif dalam proses pemerintahan<br />
daerah, dan melihat bahwa pemerintah<br />
sedikit banyak sudah bisa memenuhi<br />
kebutuhan mereka. Masyarakatpun jadi<br />
39 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Seri<br />
Studi<br />
Kasus
40<br />
BerSemangat<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
Seri<br />
Studi<br />
Kasus<br />
lebih tertarik untuk mengetahui peran yang<br />
dimainkan pemerintah dalam penyediaan<br />
pelayanan. Seorang warga perempuan<br />
menyatakan kepada tim peneliti, ”Ya, orangorang<br />
kelihatannya berubah—sekarang<br />
kami tidak meragukan diri kami; kami tidak<br />
takut mengajukan pertanyaan kepada<br />
pemerintah.” Kehadiran masyarakat pada<br />
pertemuan-pertemuan CBG, mencerminkan<br />
keyakinan mereka bahwa kehadiran mereka<br />
bisa menghasilkan perubahan. Pada<br />
pertemuan di tingkat RT dan RW, ”peserta<br />
membludak sampai keluar pintu, bahkan<br />
banyak yang berdiri di luar”. 192 Sebagian<br />
besar masyarakat memberikan tanggapan<br />
positif ketika mereka ditanya apakah<br />
masyarakat menganggap proyek-proyek ini<br />
sebagai “milik mereka”.<br />
Selama tahun pertama pelaksanaan<br />
program CBG (2002), 100 persen proyek<br />
yang danai, cenderung menitikberatkan<br />
bidang infrastruktur. Persentase ini<br />
menurun menjadi 89 persen pada tahun<br />
2003 dan terus menurun hingga 78 persen<br />
pada tahun 2004,198 dan sisa dari dana<br />
program digunakan untuk proyek-proyek<br />
seperti pelatihan mengemudi lalu subsidi<br />
pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM),<br />
juga pelatihan menjahit dan menyablon.<br />
Mulai tahun 2005, pemerintah kota<br />
menetapkan bahwa dana Program CBG<br />
yang dialokasikan bagi proyek infrastruktur<br />
tidak boleh lebih dari 60 persen (dengan<br />
beberapa perkecualian, seperti perumahan<br />
bagi warga miskin) dari keseluruhan<br />
anggaran. Penurunan persentase proyek<br />
infrastruktur yang didanai ini tidak hanya<br />
Kegiatan Peserta Output<br />
Pertemuan RT 15-20 peserta dari tiap RT Pro posal-proposal<br />
proyek RT<br />
Pertemuan RW (pra-Musrenbang)<br />
Musrenbang (di tingkat<br />
kelurahan)<br />
Musrenbang (di tingkat<br />
kecamatan)<br />
mencerminkan hasil dari upaya pemerintah<br />
kota dalam merubah pemikiran masyarakat,<br />
melainkan juga (menurut beberapa pejabat)<br />
merupakan hasil dari kesadaran masyarakat<br />
dan pemerintah daerah yang mulai tumbuh,<br />
bahwa pemakaian dana untuk kegiatan<br />
non-fisik, seperti pelatihan, akan memberi<br />
hasil yang lebih produktif untuk jangka<br />
panjang dibanding proyek infrastruktur.199<br />
Menariknya, dalam tahun pertama,<br />
dana CBG masih boleh digunakan untuk<br />
merenovasi kantor pemerintah daerah.<br />
Kegiatan ini memang kemudian berhenti<br />
pada tahun-tahun berikutnya, karena<br />
proyek ini tidak memberikan manfaat yang<br />
langsung bagi masyarakat. Namun demikian,<br />
Walikota berpendapat bahwa, program ini<br />
terutama merupakan pembelajaran bagi<br />
para pejabat setempat untuk mengubah<br />
pola pikir dari ”yang dilayani” menjadi ”yang<br />
melayani”. Dengan membiarkan pejabat<br />
pemerintah daerah mengendalikan dana<br />
sepenuhnya, mereka akan terdorong untuk<br />
belajar memanfaatkan sumber daya agar<br />
dapat memberi keuntungan maksimal bagi<br />
masyarakat, mereka juga akan belajar cara<br />
mengelola seluruh proses perencanaan dan<br />
pelaksanaan pembangunan.<br />
30 peserta dari tingkat RT (perwakilan<br />
<strong>org</strong>anisasi perempuan dan pemuda, para<br />
pemuka agama); petugas kelurahan; LPMK<br />
50 peserta: perwakilan-perwakilan RW, LPMK,<br />
Lurah, Camat<br />
50-60 peserta: Camat and pegawai kantor<br />
kecamatan, Lurah dan pegawai kelurahan,<br />
LPMK<br />
Proposal-proposal<br />
proyek RW<br />
Proposal-proposal<br />
proyek kelurahan<br />
Proposal-proposal<br />
proyek Kecamatan<br />
Pengumuman Community Block<br />
Grant<br />
Bappeda, diputuskan oleh Camat bersama tim<br />
kabupaten dan LPMK<br />
Daftar proyek yang<br />
didanai
Apakah program CBG bermanfaat bagi<br />
masyarakat miskin?<br />
Terlepas dari fakta bahwa masyarakat<br />
miskin bukanlah kelompok sasaran<br />
langsung dari Program CBG Blitar, masih<br />
terdapat bias pendanaan pro-kemiskinan<br />
di dua dari tiga kecamatan yang ada di<br />
sana. Selama pelaksanaan program sampai<br />
saat ini, pendanaan Program CBG per<br />
kapita di kecamatan Kepanjen Kidul dan<br />
Sananwejan cenderung lebih tinggi di<br />
kelurahan-kelurahan yang lebih miskin.<br />
Hal ini menunjukkan fakta bahwa salah<br />
satu dari lima kriteria pemilihan proyek<br />
adalah besarnya presentase warga miskin<br />
dari jumlah total penerima manfaat.<br />
(Sayangnya tidak terdapat cukup data untuk<br />
menjelaskan mengapa kecenderungan<br />
serupa tidak terlihat di Sukorejo.) Namun,<br />
data yang tersediapun tidak menunjukkan<br />
apakah dana per kapita lebih tinggi yang<br />
dialokasikan di kelurahan¬kelurahan<br />
yang lebih miskin tersebut memang<br />
menguntungkan masyarakat yang miskin.<br />
Sejumlah proyek yang kemungkinan besar<br />
bisa memberi manfaat lebih bagi masyarakat<br />
miskin (misalnya, pelatihan ketrampilan<br />
yang bisa menghasilkan pendapatan<br />
tambahan) memiliki biaya per kapita yang<br />
rendah, sementara beberapa proyek yang<br />
tidak terlalu membantu masyarakat miskin<br />
(seperti renovasi gedung kantor) biaya per<br />
kapitanya malah tinggi, hal ini menunjukkan<br />
bahwa pengeluaran per kapita tidak selalu<br />
berkorelasi dengan manfaat yang dituju.<br />
Sehingga pengeluaran per kapita yang lebih<br />
tinggi di kelurahan yang lebih miskin tidak<br />
selalu menghasilkan pengurangan tingkat<br />
kemiskinan di wilayah itu.<br />
Dari semua proyek CBG, proyek<br />
renovasi perumahan kumuh merupakan<br />
proyek yang memberikan manfaat paling<br />
langsung bagi warga miskin.202 Hingga<br />
tahun 2005, pemerintah kota hanya<br />
sekedar “menganjurkan” kecamatan<br />
untuk mengalokasikan dana mereka bagi<br />
renovasi perumahan kumuh.203 Namun,<br />
baru setelah pemerintah melihat manfaat<br />
langsung dari proyek uji coba ini bagi<br />
warga miskin, pemerintah kota kemudian<br />
menetapkan bahwa mulai dari tahun 2005<br />
hingga seterusnya, Rp. 200 juta (US$21.000)<br />
dari dana CBG di tiap kecamatan harus<br />
dialokasikan untuk proyek renovasi<br />
perumahan kumuh.<br />
Apakah Program CBG akan tetap<br />
berkelanjutan ?<br />
Ya. Secara Institusional, Finansial, Teknis<br />
dan kemasyarakatan, Program CBG Blitar<br />
tampaknya akan tetap berkelanjutan.<br />
Secara teknis, masyarakat merasa bahwa<br />
pelaksanaan proyek infrastruktur CBG lebih<br />
efisien daripada proyek yang dikerjakan<br />
pemerintah, selain itu mutu proyek juga<br />
lebih tinggi dan pemilihan proyek lebih<br />
tepat. Kepala Dinas Pekerjaan Umum<br />
menyetujui hal tersebut, menurut beliau:<br />
proyek-proyek CBG berskala kecil (yang<br />
biasanya nilainya tidak lebih dari Rp. 50<br />
juta) memiliki rancangan yang sederhana,<br />
sehingga masyarakat bisa mengerjakannya<br />
dengan mudah.205 Meskipun masih<br />
ada beberapa masalah teknis yang harus<br />
dipecahkan oleh LPMK dan masyarakat,<br />
seperti penghitungan bahan bangunan yang<br />
akurat juga masalah rancangan konstruksi,<br />
namun dengan bantuan dari para konsultan<br />
teknis program dan Dinas Pekerjaan<br />
Umum, masyarakat sekarang sudah bisa<br />
menangani beberapa masalah tersebut.<br />
Karena masyarakat sudah bisa mengelola<br />
anggaran proyek dan bahan bangunan<br />
dengan lebih baik, perkiraan biaya proyek<br />
yang diberikan sewaktu Musrenbang pun<br />
bisa menjadi lebih akurat, sehingga dana<br />
yang dialokasikan kemungkinan sudah bisa<br />
membiayai proyek secara keseluruhan.206<br />
Meningkatnya rasa kepemilikan masyarakat<br />
juga mempengaruhi kelanjutan proyek.<br />
Seorang perempuan di Kelurahan Ngadirejo<br />
menjelaskan, ”Sebelumnya, kanal irigasi<br />
di sepanjang sawah kami [yang dibangun<br />
oleh Dinas Pekerjaan Umum] sering rusak.<br />
Namun sekarang kami menjadi lebih<br />
berhati-hati karena proyek yang sekarang<br />
ini adalah hasil kerja warga kelurahan kami<br />
sendiri.”<br />
41 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Seri<br />
Studi<br />
Kasus<br />
[Sumber:http://indiahono.blog.unsoed.ac.id/files/2013/04/Inovasi-<br />
Pelayanan-Pro-Miskin-Studi-Sembilan-Kasus-di-Indonesia.pdf]
42<br />
BerSemangat<br />
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
Hikmah dibalik<br />
“Padamkan Lampu<br />
Sebelum Tidur”<br />
Selingan<br />
Ber<br />
Man<br />
faat<br />
“Padamkanlah lampu di malam hari<br />
apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu,<br />
tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan<br />
tutuplah makanan dan minuman” (HR.<br />
Muttafaq’alaih).<br />
Rasulullah mensabdakan itu lebih dari 14<br />
abad yang lalu. Ternyata, di abad modern ini<br />
baru diketahui manfaat medis dari tuntunan<br />
Rasulullah untuk memadamkan lampu<br />
ketika hendak tidur.<br />
Ahli Biologi Joan Robert mengungkapkan<br />
bahwa tubuh baru bisa memproduksi<br />
hormon melatonin ketika tidak ada cahaya.<br />
Hormon melatonin ini adalah salah satu<br />
hormon kekebalan tubuh yang mampu<br />
memerangi dan mencegah berbagai<br />
penyakit, termasuk kanker payudara<br />
dan kanker prostat. Orang yang tidur<br />
dalam kondisi gelap, maka tubuhnya bisa<br />
memproduksi hormon ini.<br />
Sebaliknya, tidur dengan lampu menyala<br />
di malam hari, sekecil apapun sinarnya<br />
menyebabkan produksi hormon melatonin<br />
terhenti..<br />
Pentingnya tidur di malam hari dengan<br />
mematikan lampu juga diteliti oleh para<br />
ilmuwan dari Inggris. Peneliti menemukan<br />
bahwa ketika cahaya dihidupkan pada malam<br />
hari, bisa memicu ekpresi berlebihan dari<br />
sel-sel yang dikaitkan dengan pembentukan<br />
sel kanker.<br />
Sebuah konferensi tentang anak<br />
penderita leukimia yang diadakan di<br />
London juga menyatakan bahwa orang<br />
bisa menderita kanker akibat terlalu lama<br />
memakai lampu waktu tidur di malam hari<br />
dibandingkan dengan yang tidak pernah<br />
memakai lampu waktu tidur.<br />
Subhanallah... demikian luar biasa<br />
tuntunan Rasulullah. Setelah berabad-abad,<br />
hikmah medisnya baru terungkap. Wallahu<br />
a’lam bish shawab.<br />
[Sumber: http://<strong>www</strong>.bersamadakwah.<br />
com/2013/09/hikmah-medis-di-balikhadits-padamkan.html]
Zakat di Pesantren<br />
Assalamualaikum wr, wb<br />
43 BerSemangat Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014 Edisi 16<br />
Prof, mohon dijelaskan bagaimana pandangan Prof, mengenai<br />
pemberdayaan dana zakat melalui pesantren? Atau usulan menjadikan<br />
pesantren sebagai basis pemberdayaan zakat? Terimakasih sebelumnya,<br />
Wassalamualaikum wr.wb<br />
Diasuh oleh<br />
Prof. DR. Amin<br />
Suma, SH, MA,<br />
MM.<br />
Konsultasi<br />
Wa’alaikum salam wr.wb<br />
Saudara penanya yang terhormat, Jika melihat pada masa lalu, pesantren itu sendiri<br />
memang sudah hadir di tengah masyarakat Indonesia. Dengan kalimat lain, jauh sebelum<br />
Indonesia merdeka, yang namanya Pondok Pesantren (Ponpes) itu sudah ada. Lebih<br />
dari itu, kemudian pesantren diakui sebagai pusat keagamaan oleh masyarakat sekitar.<br />
Identik dengan tugas pendidikan yang dijalankan oleh pesantren, tentu memerlukan<br />
biaya untuk keberlangsungannya. Pada waktu itu, yang biasa menjadi sumber biaya<br />
Ponpes adalah pemilik pesantren itu sendiri yang biasa dikenal dengan sebutan kiyai.<br />
Ada juga yang dananya bersumber dari masyarakat sekitar, atau bahkan keduanya ,<br />
sehingga pondok pesantren menjadi wajar jika menerima dana zakat. Sayangnya, administrasi<br />
keuangannya belum tentu tertata rapi seperti zaman sekarang ini. Pasalnya<br />
selain jumlah yang relatif belum/tidak banyak, juga mengingat amil atau nazhirnya masih<br />
tersentral pada orang tertentu.<br />
Pada saat ini, setelah hadir UU no 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan kemudian<br />
diperbaharui dengan UU no 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, maka segala<br />
kegiatan tersebut diatas perlu menyesuaikan dengan UU yang berlaku, supaya eksistensinya<br />
diakui oleh pemerintah. Hal yang paling harus diperhatikan adalah bahwa<br />
pesantren yang dipilih merupakan pesantren yang unsur didalamnya termasuk pada<br />
kategori mustahik.<br />
Wallahu alam bisshawab<br />
Ralat edisi 15 - 2013<br />
Rubrik Konsultasi Zakat<br />
Tertulis Ibu Qayim al Jauziah<br />
seharusnya Ibnu Qayyim al Jauziah
Edisi 16 Shafar - Rabi’ul Awal 1435 H . 2014<br />
44<br />
BerSemangat