13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

cukup berat terhadap usaha rekonstruksi dan pemulihan kembali.” 373 Studi ini menemukan<br />

bahwa jumlah pos militer sudah berkurang setelah banyak tentara yang ditarik dari propinsi<br />

dan setelah pengawasan internasional bertambah; tetapi petugas keamanan yang tertinggal<br />

lebih sering lagi memaksa truk-truk untuk berhenti di tempat lain di sepanjang jalan, dan<br />

memeras sopir truk itu tanpa terlihat mata.. 374 Pada tahun 2006, sukarelawan setempat<br />

mencemaskan bahwa pungutan-pungutan liar yang dipungut di pos-pos penjagaan telah<br />

mempertinggi ongkos angkutan kayu dan bahan-bahan kebutuhan lainnya yang diperlukan<br />

untuk rekonstruksi pasca-tsunami. 375 Sering juga dilaporkan bahwa beberapa usaha bisnis<br />

militer yang korup masih tetap ada atau telah diperbaharui. Sebagai contoh, seseorang<br />

yang bekerja di bidang kemanusiaan di Aceh Barat melaporkan bahwa di pertengahan<br />

tahun 2005 satuan-satuan militer setempat sangat terlibat dalam perdagangan kayu secara<br />

ilegal dan memasang harga yang luar biasa tingginya. 376<br />

373<br />

Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Bank Dunia, “Trucking and Illegal Payments in Aceh<br />

(Angkutan Truk dan Pembayaran Ilegal di Aceh),” April 2006, hal.1.<br />

374<br />

Ibid., hal. 3.<br />

375<br />

Tb. Arie Rukmantara, “Activists decry illegal fees for Aceh-bound timber (Aktifis mengecam pungutan liar<br />

terhadap kayu yang sedang dalam perjalanan ke Aceh),” Jakarta Post, 1 Februari 2006.<br />

376<br />

Informasi ini diberikan oleh <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> First, berdasarkan wawancara yang dilaksanakan pada bulan<br />

Agustus 2005. Menurut gambaran dari sumber ini, aparat keamanan dan pejabat setempat bersama-sama<br />

menguasai sekitar dua pertiga dari perdagangan kayu di Aceh Barat dan menjual kayu-kayu gelap dengan<br />

harga dua kali lipat harga kayu yang diperoleh secara legal.<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C) 90

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!