13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Banyak pembelian peralatan militer di Indonesia yang dilakukan dengan menggunakan<br />

tatanan keuangan alternatif seperti jaminan kredit ekspor atau perjanjian counter-trade<br />

(tukar-menukar barang), yang biasanya mengabaikan jalur pengadaan peralatan yang sah<br />

dan sering dikaitkan dengan korupsi. 344 Kasus yang paling terkenal adalah menyangkut<br />

sebuah perjanjian di tahun 2003 untuk membayar pembelian beberapa pesawat tempur<br />

dari Rusia dengan menggunakan minyak kelapa sawit dan bahan-bahan komoditas<br />

lainnya. Uang muka perjanjian ini dibayarkan dari dana yang dipegang oleh bank-bank<br />

milik negara dan Badan Urusan Logistik (Bulog). 345 Keterlibatan beberapa warga sipil<br />

terpandang di dalam bisnis ini merupakan suatu peringatan bahwa praktek pengadaan<br />

peralatan militer di Indonesia mengundang penyelewengan dan penyalahgunaan<br />

wewenang baik oleh pegawai militer maupun non-militer. 346<br />

Korupsi Kecil<br />

Korupsi kecil, jika dibandingkan dengan korupsi besar, menyangkut jumlah uang yang<br />

cukup kecil saja dan biasanya dilakukan oleh prajurit berpangkat rendah yang mencari<br />

keuntungan pribadi. Banyak prajurit menentang keras tindakan korupsi, tetapi bagi<br />

prajurit yang mau berkorupsi, mereka bekerja di dalam lingkungan yang pada umumnya<br />

menerima, dan seringkali juga mendorong tindakan korupsi tersebut. Seorang pakar<br />

reformasi sektor keamanan Indonesia mengakui bahwa prajurit Indonesia digaji sangat<br />

rendah. Dia mengatakan bahwa “personil militer di semua tingkat harus dapat bertahan<br />

hidup dengan menemukan sumber-sumber dana lain (seperti bisnis dan kegiatan<br />

ekonomi lainnya) bagi kebutuhan pokok mereka.” 347<br />

Tindakan-tindakan korupsi kecil-kecilan militer ini menimbulkan dampak keseluruhan<br />

yang besar. Ini dapat dilihat dari kebiasaan prajurit untuk meminta pembayaran.<br />

Menerima suap kadang-kadang dihubungkan dengan keterlibatan militer yang sangat luas<br />

di dalam sindikat kejahatan, seperti misalnya dalam jaringan perlindungan kriminal.<br />

344<br />

Lihat, sebagai contoh, Tony Hotland, “Generals ‘knew nothing’ about $180m tank scam (Jendral-jendral<br />

'tidak tahu apa-apa' mengenai penipuan tank seharga $180 juta),” Jakarta Post, 22 Maret 2005;<br />

Laksamana.net, 10 September 2003.<br />

345<br />

Laksamana.net, 10 September 2003. Lihat juga Munir (mantan direktur eksekutif Imparsial-Pengawas Hak<br />

Asasi Manusia di Indonesia), “Corruption threatens Indonesia’s defense system (Korupsi mengancam sistem<br />

pertahanan Indonesia),” opinion-editorial, Jakarta Post, 1 Maret 2004.<br />

346<br />

Lihat, sebagai contoh, John McBeth, “Indonesia – Flying Into Trouble (Indonesia: Terjun ke Jurang Penuh<br />

Masalah),” FEER, 10 Juli 2003.<br />

347<br />

M. Riefqi Muna, “Money and Uniform: Corruption in the Indonesian Armed Forces (Uang dan Seragam:<br />

Korupsi di dalam Tubuh Angkatan Bersenjata Indonesia),” dalam The Big Feast: Soldier, Judge, Banker, Civil<br />

Servant (Pesta Besar: Tentara, Hakim, Pengusaha Bank, Pegawai Negeri), Stealing from the People: 16<br />

Studies on Corruption in Indonesia (Mencuri dari Rakyat: 16 Kasus Korupsi di Indonesia), Richard Holloway,<br />

ed., no. 2 (Jakarta: Yayasan Aksara, 2002), hal. 6. Muna juga menyadari situasi ini, seperti dikatakan dalam<br />

bahasa Indonesia, “gajinya kecil, tetapi keuntungannya besar,” paling tidak untuk pejabat-pejabat tinggi militer.<br />

Ibid, hal. 7-8.<br />

83<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!