13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Penambang-penambang ini tidak memiliki banyak pilihan karena keadaan mereka sangat<br />

terjepit. Biarpun mereka telah mendapat ijin dari Puskopad, dengan persetujuan dari<br />

Arutmin, para penambang ini masih bekerja di luar hukum, dan mereka dapat saja<br />

ditangkap oleh polisi. 259 Seorang penambang menjelaskan:<br />

Jaminan Puskopad ini tidak 100 persen. Karena saya memiliki surat ijin<br />

kerja dari Puskopad untuk menambang di lokasi Arutmin, saya hampir<br />

sama dengan penambang legal. Tetapi polisi dapat saja datang dan<br />

mengatakan bahwa saya tidak mempunyai ijin. 260<br />

Seorang penambang lain menjelaskan hal ini lebih lanjut:<br />

TNI menggunakan jaminan tersebut untuk mendapatkan uang dari batu<br />

bara, tetapi mereka tidak melindungi kami dari polisi. 261<br />

Puskopad juga mempermudah penambangan liar di luar perjanjian tersebut. Para<br />

penambang ini berkata jika mereka mau membayar Puskopad (Rp. 13,000 per ton, atau<br />

$1.43) maka Puskopad tidak akan menghalangi mereka untuk menjual batu bara hasil<br />

tambangan mereka di pasar bebas.. 262 Seorang penambang menjelaskan:<br />

Jika kamu tidak membayar Puskopad, kamu tidak akan dapat menjual<br />

batu bara di pasar bebas. Jika kamu tidak membayar, kamu akan<br />

ditangkap. Semua orang tahu kamu harus membayar, jadi tak<br />

259<br />

Biarpun dokumen ini tampak seperti dokumen resmi, tidak berarti kegiatan para penambang liar itu menjadi<br />

kegiatan yang terlindung hukum. Menurut undang-undang Indonesia, penambang harus memperoleh lisensi<br />

dari instansi pemerintah yang berwenang. Surat-surat ijin yang dikeluarkan oleh koperasi milik militer ini bukan<br />

merupakan lisensi; surat-surat tersebut juga tidak mengikutsertakan para penambang liar ini di bawah lisensi<br />

Arutmin. Seperti yang dikatakan oleh seorang penambang, surat-surat tersebut hanya menerangkan bahwa si<br />

penambang “bekerja sama dengan Puskopad” sebagai imbalan atas perlindungan dari tangkapan polisi. Para<br />

penambang yang diwawancarai oleh <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> semua mengatakan bahwa—meskipun mereka<br />

mempunyai surat ijin dari Puskopad—operasi penambangan mereka adalah penambangan ilegal karena<br />

mereka tidak mempunyai surat ijin pertambangan yang dilkeluarkan oleh pemerintah ataupun lisensi tambang.<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan para penambang dan seseorang yang mengerti seluk beluk masalah<br />

pertambangan di wilayah tersebut, Kalimantan Selatan, Desember 2004; Email kepada <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong><br />

dari seorang anggota LSM yang kenal baik dengan tatanan pertambangan di wilayah ini, 14 Juli 2005.<br />

260<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan Penambang No. 4. Penambang ini menceritakan bahwa pada sat<br />

itu, awal Desember 2004, pemberantasan [penambangan liar] sedang berlangsung. Menurut mereka<br />

pemberantasan itu hanya bersifat sementara saja.<br />

261<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan seorang penambang liar. (“Penambang No. 1”), Senakin, 4<br />

Desember, 2004.<br />

262<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan seorang penambang liar (“Penambang No. 3”), Senakin, 5<br />

Desember 2004; wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan Penambang No. 1.<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C) 66

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!