13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

enar bahwa bisnis-bisnis ini memainkan peran ekonomi penting atau<br />

bahwa dana yang ada digunakan sebagai bagian dari anggaran militer. 491<br />

Beberapa pengamat lain setuju, tetapi mereka menambahkan bahwa yayasan dan dana di<br />

luar anggaran lainnya masih digunakan untuk membiayai ongkos-ongkos operasionil dan<br />

paling tidak untuk pembelian barang dan jasa kecil-kecilan. Seorang pejabat militer yang<br />

telah purnawirawan, tanpa memberikan nama dirinya, mengatakan kepada <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong><br />

<strong>Watch</strong> bahwa yayasan militer yang dijalankannya semasa masih bertugas, kadang-kadang<br />

membeli barang-barang atas nama militer, barang-barang seperti misalnya kendaraan<br />

angkutan. Pembelian semacam ini biasanya dilakukan pada saat operasi militer, seperti di<br />

Aceh dan Papua. Pejabat tersebut mengatakan bahwa yayasan yang dipimpinnya<br />

membeli barang tersebut dengan pengertian bahwa di kemudian hari, pengeluaran<br />

tersebut akan diganti dari anggaran pemerintah, tetapi “hutang” tersebut tidak pernah<br />

dibayar. 492<br />

Menteri Pertahanan Sudarsono membenarkan bahwa “pendapatan yang diperoleh dari<br />

usaha bisnis sebagian telah digunakan untuk membiayai kegiatan operasional.” 493<br />

Sudarsono mengakui bahwa pendapatan dari bisnis militer legal maupun ilegal telah<br />

digunakan untuk biaya tersebut di atas. 494 Selain itu, petugas audit yang turut serta dalam<br />

penelitian tahun 2000 tentang yayasan militer mengatakan kepada <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong><br />

bahwa dia terkejut ketika menemukan bahwa dana yayasan telah digunakan untuk<br />

“operasi tertentu [yang] lebih berkaitan dengan operasi komando dan satuan angkatan<br />

darat" dan bukan untuk memenuhi kebutuhan kesejahteraan. 495 Sebagai contoh, Kostrad<br />

pernah menggunakan dana yayasan untuk membiayai latihan militer, dan pernah pula<br />

meminta sumbangan dari pihak swasta untuk tujuan tersebut. 496<br />

Kotak 4: Manajemen Keuangan yang Tidak Benar<br />

Praktek bisnis sembarangan yang dianut oleh perusahaan-perusahaan yang dimiliki pihak militer<br />

telah mengurangi penghasilan dana mereka. Audit atas kekayaan bisnis militer jarang sekali<br />

491<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan Letjen. (purnawirawan) Agus Widjojo, 15 Desember 2004.<br />

492<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan seorang perwira militer purnawirawan yang meminta untuk tidak<br />

disebut namanya, Jakarta, April 2006.<br />

493<br />

“Minister Wants Almost Three-Fold Increase in Country’s Defense Budget (Menteri Menginginkan Kenaikan<br />

Hampir Tiga Kali Lipat untuk Anggaran Pertahanan Negara),” LKBN Antara, 24 Oktober 2004.<br />

494<br />

Sudarsono khususnya mengulangi laporan yang menyebutkan bahwa operasi militer Indonesia di Timor<br />

Timur sebagian adalah dibiayai dari, menurut kata-katanya sendiri, “usaha militer di sektor perjudian.”<br />

McCulloch, “Trifungsi,” hal. 114, mengutip sebuah wawancara di bulan Juli 2000 dengan Sudarsono.<br />

495<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan seorang petugas audit senior BPK.<br />

496<br />

ICG, “Indonesia: Next Steps in Military Reform,” hal. 14.<br />

119<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!