13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Masalah ini telah diselidiki secara amat mendalam di daerah-daerah yang terpencil dan di<br />

daerah yang mengalami persengketaan di Indonesia. Sebagai contoh, sebuah laporan<br />

bersama oleh Environmental Investigation Agency (EIA) dan LSM Indonesia, Telapak,<br />

memperlihatkan peran militer “di dalam segala aspek penebangan liar” di Papua, dimana<br />

penyelundupan kayu besar-besaran sedang terjadi. Dua penyalur kayu yang diwawancarai<br />

oleh peneliti mengakui telah membayar puluhan prajurit untuk melindungi kepentingan<br />

gelap mereka di bidang perkayuan. Laporan ini juga menyoroti tuduhan-tuduhan atas<br />

tindakan intimidasi militer untuk mendukung operasi penebangan liar. 294<br />

Akibat laporan EIA/Telapak tentang Papua, Presiden Yudhoyono mengumumkan akan<br />

memberantas penebangan liar yang menyebarluas ini dan berjanji tidak akan<br />

mengecualikan prajurit militer. 295 Presiden Yudhoyono mengeluarkan sebuah instruksi<br />

presiden untuk memberantas penebangan liar ini dan meminta prajurit militer untuk<br />

membantu memerangi penebangan liar. 296 Dari ratusan orang, segelintir prajurit militer<br />

ditangkap melalui operasi pemberantasan penebangan liar ini. 297 Petugas pemberantas<br />

menyampaikan kekecewaan mereka bahwa, pada akhirnya, banyak dari mereka yang<br />

ditangkap kemudian hanya dilepaskan tanpa diberi dakwaan apapun, dan dalam sebagian<br />

besar kasus, mereka tidak dapat memperoleh informasi mengenai hasil peradilan militer. 298<br />

Dalam sebuah kasus yang terkenal, yang telah disebutkan sebelumnya, EIA/Telapak<br />

pertama kali melaporkan kepada pejabat berwenang di tahun 2003 bahwa seorang polisi<br />

militer terlibat erat di dalam kegiatan penebangan liar di Papua tetapi selama dua tahun<br />

tidak ada tindakan apapun yang diambil. Setelah laporan EIA/Telapak diterbitkan di<br />

masyarakat, orang ini dipanggil untuk diperiksa, tetapi peneliti Telapak diberitahu bahwa di<br />

sekitar akhir tahun 2005, dia telah dibebaskan. 299<br />

Selain meremehkan kekuasaan hukum, keterlibatan militer di dalam kegiatan kehutanan<br />

secara ilegal telah dihubungkan dengan pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia. Di<br />

Papua, contohnya, masyarakat yang berani menentang kegiatan penebangan hutan yang<br />

didukung oleh militer telah dituduh sebagai kelompok separatis. 300 Mereka juga telah<br />

294<br />

EIA dan Telapak, “The Last Frontier,” hal. 8, 16, 18.<br />

295<br />

“SBY Orders Arrest of Illegal Logging Bosses (SBY Memerintahkan Penahanan Boss-boss Penebangan<br />

Liar),” Laksamana.net, 23 Februari 2005.<br />

296<br />

Instruksi Presiden No. 4/2005, dikeluarkan tanggal 18 Maret 2005, diterjemahkan oleh <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong>.<br />

297<br />

“Army officers linked to illegal logging (Prajurit angkatan darat terkait dengan penebangan liar),” Jakarta<br />

Post, 14 April 2005.<br />

298<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan wakil-wakil dari Telapak, Jakarta, 11 April 2006.<br />

299<br />

Ibid. Lihat juga EIA dan Telapak, “The Last Frontier,” hal. 18.<br />

300<br />

ICG, “Indonesia: Resources and Conflict in Papua (Indonesia: Sumber Daya Alam dan Konflik di Papua),”<br />

ICG Laporan Asia, no. 39, 13 September 2002, hal. 16.<br />

73<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!