13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pada akhir tahun 2005 mengenai situasi di Senakin, 277 Walhi menerima sebuah jawaban.<br />

Jawaban tersebut, yang berasal dari Komandan Korem yang berpusat di Banjarmasin,<br />

Kalimantan Selatan (dikenal sebagai Korem 101/Antasari), mengatakan bahwa TNI<br />

telah menyelidiki masalah itu dan tidak menemukan bukti adanya tindakan yang<br />

menyalahi hukum. 278 Mengabaikan segi ekonomi dari peran koperasi TNI-AD di<br />

Senakin, penyelidik TNI tersebut menyimpulkan bahwa “Puskopad B merupakan mitra<br />

PT Arutmin yang bekerja secara non tekhnis untuk menghindari terjadinya PETI dan<br />

penyimpangan batu bara.” 279 Mengesampingkan desakan Walhi agar prajurit militer yang<br />

terlibat dalam penambangan liar dijatuhi hukuman, laporan komandan Korem itu<br />

menyimpulkan:<br />

Sampai saat ini tidak ada anggota TNI, khususnya jajaran Korem<br />

101/ANT [yang] terlibat atau melibatkan diri [secara] langsung maupun<br />

[tidak] langsung dalam kegiatan penambangan batu bara [secara] illegal<br />

[sic]. 280<br />

Pernyataan komandan Korem bahwa Puskopad hanya mengatur penambangan liar<br />

bertentangan sekali dengan pernyataan dari pejabat-pejabat militer yang lebih tinggi.<br />

Ketika diberitahu oleh <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> tentang kegiatan koperasi di Senakin,<br />

seorang wakil pihak militer di Markas Besar TNI menegaskan: “Kegiatan ini secara jelas<br />

berada di luar kegiatan [layak] koperasi dan TNI, sehingga harus dan akan segera<br />

dihentikan.” 281 Kepala Pusat Penerangan Departemen Pertahanan juga memberikan<br />

pernyataan serupa: “Kami setuju bahwa menjadi makelar merupakan tindakan ilegal bagi<br />

kami [prajurit militer] dan kami harus menangani masalah itu. Bukan hanya aparat militer<br />

sendiri [yang harus bertanggungjawab.]” 282 Tetapi sekitar enam bulan setelah Walhi<br />

mengirimkan surat kepada Panglima TNI—dengan tembusan kepada berbagai pejabat<br />

pemerintah lainnya, termasuk Menteri Pertahanan dan pejabat militer di tingkat pusat<br />

dan daerah, dan termasuk juga Kapolda—tidak ada tindakan apapun yang diambil.<br />

277<br />

Surat dari Berry Nahdian Forqan, direktur eksekutif, Walhi-Kalimantan Selatan, kepada Endriartono Sutarto,<br />

Panglima TNI pada saat itu, 9 November 2005, salinan ada di <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong>.<br />

278<br />

Telegram dari komandan Korem 101/Antasari kepada Panglima Daerah Militer, salinan dikirimkan kepada<br />

lima orang lain, dokumen STR/420/2005 [“Telegram dari komandan Korem 101/Antasari”], 15 Desember 2005,<br />

salinan ada di <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong>, diterjemahkan oleh <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong>.<br />

279<br />

Ibid. Kegiatan non-teknis ini khususnya menyangkut masalah penanggulangan “PETI,” singkatan dari<br />

“penambangan tanpa ijin.” Telegram ini juga menyebutkan bahwa tuduhan-tuduhan Walhi yang lain (yang<br />

menyangkut keterlibatan militer dalam bisnis penambangan batu-bara di daerah lain di Kalimantan Selatan)<br />

juga tidak ada dasarnya.<br />

280<br />

Ibid.<br />

281<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan Brigjen. Bibit Santoso, wakil Kapuspen TNI, dan wakil-wakil TNI<br />

lainnya (sebagian besar bekerja dalam bidang analisa dan informasi mengenai masalah hukum dan keadilan<br />

militer), Mabes TNI di Cilangkap, 13 April 2006.<br />

282<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan Letjen. Sjafrie Sjamsoeddin.<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C) 70

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!