13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

mereka di pasar gelap. Koperasi TNI-AD ini juga diduga memeras para penambang ini.<br />

Selain menuntut pungutan biaya, prajurit-prajurit ini hanya memasang harga pembelian<br />

yang kecil saja jika dibandingkan dengan harga pasar; seringkali prajurit-prajurit ini juga<br />

menunda pembayaran pembelian batu bara mereka selama berbulan-bulan. Selain itu,<br />

para prajurit ini sering menggunakan paksaan dan kekerasan untuk menjamin kekuasaan<br />

mereka. Beberapa penambang bercerita kepada <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> tentang<br />

pemukulan-pemukulan yang mereka alami serta pelecehan-pelecehan fisik lainnya. 255<br />

Ulasan berikut ini menyoroti pelecehan yang dilakukan pihak militer terhadap<br />

penambang batu bara yang berada di bawah wewenang koperasi TNI-AD menurut<br />

perjanjian yang telah disepakati. Seperti diceritakan oleh beberapa penambang kepada<br />

<strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong>, koperasi TNI-AD daerah Kalimantan Selatan, Puskopad B, 256<br />

mengeluarkan lisensi dan surat ijin bagi para penambang agar mereka dapat menambang<br />

di wilayah konsesi Arutmin. 257 Koperasi ini juga mewajibkan para penambang untuk<br />

menjual batu bara hasil tambangan mereka kepada koperasi yang kemudian akan menjual<br />

batu bara tersebut ke Arutmin dengan laba yang berlipat ganda. Selain itu, koperasi TNI-<br />

AD ini juga menggunakan intimidasi dan kekerasan untuk menjamin kepatuhan para<br />

penambang. Ini adalah bisnis yang sangat menguntungkan bagi Puskopad. Puskopad<br />

membayar para penambang hanya separuh dari harga pasar (kurang lebih Rp. 38,000<br />

sampai Rp. 44,000 [antara $4.18 dan $4.84] per ton, dibandingkan dengan antara Rp.<br />

75,000 dan Rp. 85,000 [antara $8.25 dan $9.35] harga pasar di akhir tahun 2004). 258<br />

255<br />

Lihat detil-detil di bawah.<br />

256<br />

Puskopad merupakan koperasi angkatan darat di tingkat propinsi, berpusat di Banjarmasin, dan terikat<br />

dengan Kodam VI Tanjung Pura. (Nama lengkap koperasi tersebut adalah “Puskopad B Dam VI Tanjung<br />

Pura.”) Koperasi ini juga beroperasi di tingkat kabupaten (Primkopad di Kotabaru). Menurut penduduk<br />

setempat, Arutmin juga bekerjasama dengan sebuah koperasi dari angkatan laut, Pusat Koperasi Angkatan<br />

Laut atau Puskopal, yang mendirikan pos jaga di suatu tempat lain di wilayah Senakin. Wawancara <strong>Human</strong><br />

<strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan seorang penambang liar (“Penambang No. 4”), Senakin (sebuah desa yang terletak di<br />

kecamatan Geronggang kabupaten Kotabaru), Kalimantan Selatan, 6 Desember 2004.<br />

257<br />

<strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> mendapatkan salinan dari beberapa surat perjanjian kerja sama tambang dan<br />

membicarakan isi surat ini dengan para pemegang surat. Surat-surat ini meresmikan hubungan bisnis antar<br />

penambang dengan koperasi milik militer. Menurut perjanjian ini, koperasi setuju untuk mengangkat<br />

"wiraswasta" yang namanya tercantum dalam surat sebagai "mitra kerja," memberikan ijin kepada mitra kerja ini<br />

untuk menjalankan kegiatan penambangan di lokasi yang tertulis di surat (semua lokasi disebut sebagai bagian<br />

dari wilayah konsesi Arutmin), bertanggung jawab untuk menjamin bahwa kegiatan penambangan di wilayah<br />

tambang Arutmin yang telah disetujui "akan berjalan lancar," dan menyatakan lebih lanjut bahwa koperasi akan<br />

menjamin keamanan penambang dan kegiatannya. Tiap-tiap penambang, sebaliknya, berjanji untuk<br />

melaporkan kegiatan penambangan mereka, membayar uang jasa sebesar Rp. 2,000 ($0,22) per ton batu<br />

bara, dan membatasi kegiatan penambangan mereka hanya di lokasi milik Arutmin. Surat kesepakatan kerja<br />

sama tambang, tertanggal Januari, Juli, dan Agustus 2004, salinan ada di <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong>. Dua dari surat<br />

ini dikeluarkan oleh kantor cabang Puskopad di daerah, yaitu kantor Primkopad Kodim di Kota Baru,<br />

Kalimantan Selatan.<br />

258<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan seorang penambang liar (“Penambang No. 2”), Senakin, 5<br />

Desember 2004; wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan Penambang No. 4.<br />

65<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!