13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

investasi bisnis mereka di Nunukan. Mengenai hal ini, jawaban tertulis mereka kepada<br />

<strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> menyatakan, “Inkopad sudah tidak ada kaitannya lagi dengan<br />

permasalahan perkebunan kelapa sawit di Simenggaris, Kab[upaten] Nunukan, Kalimantan<br />

Timur.” 179<br />

Masalah ini kemungkinan tidak akan berakhir di sini. Pada tahun 2005, pemerintah<br />

Indonesia mengumumkan sebuah rencana untuk membangun sebuah perkebunan kelapa<br />

sawit terbesar di dunia di sepanjang wilayah perbatasan Malaysia-Kalimantan. 180 Nunukan<br />

adalah salah satu dari beberapa kabupaten yang akan menjadi tempat perkebunan<br />

tersebut. 181 Pembela lingkunganhidup, pejabat-pejabat internasional, dan bahkan<br />

produsen kelapa sawit telah bersatu untuk menentang proyek tersebut. 182 Menjawab<br />

kritikan ini, pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi luas<br />

perkebunan yang direncanakan tersebut, dan tidak akan mendirikan perkebunan itu di<br />

daerah yang telah ditetapkan sebagai daerah proyek konservasi internasional untuk<br />

melestarikan keanekaragaman flora dan fauna daerah tersebut, tetapi pemerintah tetap<br />

berencana untuk melanjutkan proyek di wilayah perbatasan di Kalimantan. 183 Timbul juga<br />

kontroversi mengenai adanya kemungkinan bahwa proyek tersebut akan memberikan<br />

sebuah alasan baru bagi pihak militer untuk berpartisipasi dalam kegiatan kehutanan<br />

dengan alasan keamanan negara. 184 Dari penelitian <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> sendiri,<br />

diketahui bahwa pihak militer mempunyai andil dalam beberapa konsesi hutan di<br />

berbagai wilayah di Kalimantan yang direncanakan untuk dijadikan perkebunan kelapa<br />

sawit. 185<br />

179<br />

Ibid.<br />

180<br />

Rendi A. Witular, “Govt plans world’s largest oil palm plantations (Pemerintah merencanakan perkebunan<br />

kelapa sawit terbesar di dunia),” Jakarta Post, 18 Juli 2005. China Development Bank setuju untuk<br />

menyediakan dana sebesar $8 milyar. Shawn Donnan, “Doubts grow over Borneo plantation plan:<br />

Campaigners fear the palm oil project Indonesia agreed with China would grant access to loggers (Timbul<br />

keraguan atas rencana perkebunan di Borneo: Para pelaku kampanye khawatir proyek kelapa sawit yang<br />

disetujui oleh Indonesia dan Cina akan memberikan akses bagi penebang-penebang hutan),” Financial Times,<br />

18 Oktober 2005.<br />

181<br />

Tb. Arie Rukmantara, “Planned giant plantations threatens Borneo forests (Perkebunan raksasa yang<br />

direncanakan mengancam hutan Borneo),” Jakarta Post, 24 Oktober 2005.<br />

182<br />

Lihat, sebagai contoh, Donnan, “Doubts grow…,” Financial Times.<br />

183<br />

World Wildlife Fund, “Presidential support for the Heart of Borneo [Dukungan Presiden bagi Jantung<br />

Borneo],” rilis pers, Februari 2006; Tb. Arie Rukmantara, “Govt seeks new land for border project [Pemerintah<br />

mencari lahan baru bagi proyek perbatasan]", Jakarta Post, 8 Mei 2006.<br />

184<br />

Donnan, “Doubts grow…,” Financial Times; Milieudefensie dan SSNC, “The Kalimantan Border Oil Palm<br />

Mega-Project,” halaman 6-7.<br />

185<br />

Beberapa konsesi semacam ini ada di bawah kontrol satu yayasan angkatan udara, Yayasan Adi Upaya.<br />

Catatan-catatan resmi mengenai konsesi di Kalimantan, yang dikumpulkan dalam satu database oleh dua LSM<br />

Indonesia, yang mengumpulkan dokumen resmi yang kemudian diserahkan kepada pejabat lokal, daerah, dan<br />

pusat, telah diteliti oleh <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> di bulan Juni 2006. Lihat juga Milieudefensie dan SSNC, “The<br />

Kalimantan Border Oil Palm Mega-Project,” hal. 44-44, yang menunjukkan bahwa koperasi angkatan darat,<br />

Puskopad, telah diberi sebuah konsesi di Kalimantan Barat, di sepanjang perbatasan dengan Malaysia, dan<br />

bahwa dua perusahaan militer sebelumnya telah mempunyai hak konsesi tetapi perusahaan-perusaan tersebut<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C) 48

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!