13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

lima puluh ribu meter kubik kayu bulat setiap tahun. 154 (Bupati Nunukan saat itu juga<br />

menandatangani sebuah kontrak yang memberikan sebagian hak milik di ABK<br />

kepadanya, tetapi tidak jelas apakah tanda tangan tersebut bersifat pribadi atau sebagai<br />

pejabat resmi pemerintah.) 155<br />

Rencana ini memancing amarah penduduk asli yang tinggal di daerah Simenggaris,<br />

sebuah wilayah hutan di kabupaten Nunukan di sepanjang perbatasan Malaysia. Sepucuk<br />

surat yang ditandatangani oleh sekitar dua puluh kepala adat menjelaskan kekhawatiran<br />

mereka. Mereka menentang proyek kelapa sawit itu karena proyek tersebut<br />

dikhawatirkan akan menghancurkan hutan yang merupakan tempat bagi mereka untuk<br />

mencari makanan, kayu, dan tanaman untuk obat-obatan tradisional. 156 Selain itu,<br />

pengumpulan hasil-hasil hutan non-kayu seperti rotan--oleh penduduk setempat--<br />

merupakan sumber penghidupan penting setelah pertanian; mereka juga mendapatkan<br />

penghasilan tambahan dari sesekali menebang hutan. 157 Warga Nunukan telah<br />

menyaksikan hilangnya hutan-hutan dari daerah yang sangat luas karena usaha<br />

penebangan hutan di wilayah tersebut. 158 Pemimpin-pemimpin di daerah tersebut<br />

menganjurkan agar proyek kelapa sawit tersebut tidak diteruskan tanpa lebih dahulu<br />

mengadakan perundingan untuk meminta persetujuan masyarakat. 159 Kepala-kepala adat<br />

tersebut secara terang-terangan menentang keterlibatan militer dalam kegiatan<br />

penebangan hutan. Mereka berkata bahwa mereka telah “jera dengan pengalaman PT<br />

[Y]amaker.” 160<br />

Kekhawatiran masyarakat bahwa daerah hutan itu mungkin akan ditebang habis juga<br />

berasal dari rasa curiga masyarakat bahwa proyek kelapa sawit itu kemungkinan hanyalah<br />

154<br />

Perjanjian Kerjasama No. 525/08/SOSEK/I/2001. Untuk memenuhi target ini, diperkirakan akan dibutuhkan<br />

100,000 meter kubik kayu per tahun.<br />

155<br />

Konflik interes tidak diatur dengan jelas di Indonesia, dan dalam hal ini, bupati Nunukan membubuhkan<br />

tanda tangannya “untuk dan atas nama” pemerintah daerah. Perjanjian itu memberi bupati Nunukan 5 persen<br />

dari nilai kerja sama tersebut. Ibid. Bupati Nunukan juga diberi jabatan sebagai komisaris perusahaan pada<br />

waktu perusahaan itu didirikan. Perjanjian Kerjasama No. 525/08/SOSEK/I/2001.<br />

156<br />

Surat No. 015/FMKD/II/2001.<br />

157<br />

Kusuma Wijaya, Nessy Rosdiana, dan Betha Lusiana, “Livelihood Options dan Farming Systems in the<br />

Forest Margins of Nunukan, Kalimantan Timur [Pilihan Hidup dan Sistem Pertanian di Pinggiran Hutan<br />

Nunukan, Kalimantan Timur],” dalam Betha Lusiana, Meine van Noordwijk, dan Subekti Rahayu, eds. Carbon<br />

Stocks in Nunukan: a spatial monitoring and modelling approach [Timbunan Karbon di Nunukan" pengawasan<br />

lingkungan dan pendekatan melalui model , Laporan Tim Pengawas Karbon dari Forest Resource Management<br />

dan Carbon Sequestration (FORMACS) Project (Bogor, Indonesia: World Agroforestry Centre - ICRAF, SEA<br />

Regional Office, 2005), hal. 13-14.<br />

158<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan seorang aktifis lingkungan yang bekerja di daerah ini di awal<br />

tahun 2000-an.<br />

159<br />

Surat No. 015/FMKD/II/2001, salinan ada di <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong>. Juga llihat Milieudefensie dan SSNC,<br />

”The Kalimantan Border Oil Palm Mega-Project [Mega-Proyek Kelapa Sawit di Perbatasan Kalimantan],” hal.<br />

13-16.<br />

160<br />

Surat No. 015/FMKD/II/2001. Nama perusahaan ditulis dengan ejaan lama: PT Jamaker.<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C) 44

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!