13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

anyak bisnis-bisnis kecil, banyak diantaranya yang hanya mempunyai aset yang sangat<br />

kecil, bersama dengan bisnis-bisnis lain yang jauh lebih besar. 78<br />

Kotak 1: Berapa Besar Nilai Bisnis-bisnis Militer?<br />

Saat ini, tidak ada informasi yang bisa dipercaya mengenai nilai bisnis militer. Sebagian besar<br />

perusahaan yang dimiliki militer adalah perusahaan pribadi, dan bukan perusahaan umum,<br />

sehingga laporan keuangan perusahaan tidak tersedia untuk diteliti. 79 Sampai dengan pertengahan<br />

tahun 2005, ketika TNI menyerahkan inventorisasi awal tentang bisnis-bisnisnya, perwira-perwira<br />

tertinggi militerpun tidak mengetahui jumlah, ruang lingkup, nilai, ataupun laba dari investasi<br />

bisnis militer. Di bulan Mei 2005, contohnya, kepala staf angkatan udara mengatakan beliau tidak<br />

mempunyai data mengenai jumlah atau laba dari perusahaan-perusahaan milik angkatan udara. 80<br />

Usaha pemerintah yang berkesinambungan untuk meneliti dan mengecek kondisi keuangan<br />

perusahaan yang terdaftar dalam inventorisasi TNI akan dapat memberikan jawaban atas<br />

pertanyaan-pertanyaan dasar ini.<br />

Meskipun demikian, pernyataan-pernyataan di media massa dapat memberikan sedikit tandatanda.<br />

Di pertengahan tahun 2005, seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya<br />

mengatakan kepada koran Singapura, Straits Times, bahwa dua puluh perusahaan militer terbesar<br />

di Indonesia ditaksirkan mempunyai penghasilan tahunan sebesar $200 juta. 81 Sebagai bahan<br />

perbandingan adalah angka yang selama ini selalu digunakan oleh pejabat keuangan negara asing.<br />

Sebuah “penelitian tidak resmi” mengenai delapan puluh delapan bisnis militer menemukan<br />

bahwa bisnis-bisnis itu memutar uang sebesar Rp. 2,9 triliun ($348 juta) di tahun 1998/1999. 82<br />

Far Eastern Economic Review, dengan menggunakan dasar penelitian yang sama, lebih lanjut<br />

membeberkan bahwa pendapatan tahunan dari bisnis-bisnis militer itu berjumlah kira-kira Rp.<br />

500 milyar ($60 juta). 83 Jika ini dibandingkan dengan angka $200 juta yang disampaikan di<br />

pertengahan tahun 2005 (yang meliputi jumlah perusahaan yang lebih sedikit), tampaknya bisnisbisnis<br />

militer ini telah selamat dari krisis keuangan Asia yang terjadi di akhir tahun 1990-an, dan<br />

bahkan telah bangkit dari titik nadir tersebut. (Lihat data tambahan di bawah khususnya untuk<br />

bisnis-bisnis yang dipegang oleh yayasan militer.)<br />

78<br />

Ibid.<br />

79<br />

Komunikasi email dari seorang pengacara di bidang hukum perusahaan kepada <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong>, 9<br />

April 2006.<br />

80<br />

“President Urges Fair Regional Elections (Presiden Menghimbau Pemilihan Umum yang Adil),”<br />

Laksamana.net, 4 Mei 2005.<br />

81<br />

John McBeth, “Tough job to wind up Armed Forces Inc (Tugas Berat untuk Menutup PT Angkatan<br />

Bersenjata),” Straits Times, 4 Juni 2005. Bisnis-bisnis militer lainnya yang didirikan secara resmi dianggap tidak<br />

akan mampu terus beroperasi. Ibid. Laporan-laporan lain memberikan perkiraan berbeda-beda mengenai nilai<br />

total kekayaan bisnis militer, dari sebesar Rp. 326 milyar (lebih dari $35 juta), Rp. 10 triliun ($1,06 milyar), dan<br />

lebih dari $8 milyar. Tidak begitu jelas bagaimana angka-angka ini didapatkan.<br />

82<br />

Data ini dikutip dari sebuah laporan yang dipersiapkan untuk donor internasional. Bank Dunia, Accelerating<br />

Recovery in Uncertain Times: Brief for the Consultative Group on Indonesia (Mempercepat Pemulihan dalam<br />

Masa yang Tidak Menentu: Pedoman bagi Kelompok Konsultatif untuk Indonesia) (Washington, DC: Bank<br />

Dunia, 2000), hal. 29.<br />

83<br />

John McBeth, “The Army’s Dirty Business (Bisnis Kotor Tentara),” FEER, 7 November 2002. Artikel ini,<br />

tampaknya menggunakan kurs tahun 2002, memberikan nilai dalam dolar sebesar $55.5 juta.<br />

31<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!