13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

1.520 unit bisnis TNI. 74 (Lihat Tabel 1, di bawah.) Di bulan April 2006, Departemen<br />

Pertahanan telah memulai satu proses penelitian terpisah untuk memeriksa apakah tiga<br />

yayasan di dalamnya juga berkecimpung dalam bisnis. 75<br />

Tabel 1: Inventorisasi Bisnis Militer TNI<br />

Inventorisasi Awal (September 2005)<br />

Yayasan 25<br />

Perusahaan di bawah Yayasan 89<br />

Unit Koperasi yang Berkecimpung dalam<br />

Bisnis<br />

105<br />

Inventorisasi Baru (Maret 2006)<br />

Unit Usaha 1520<br />

Sumber: Surat dari Departemen Pertahanan kepada <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong>, 22 Desember<br />

2005; Mayjen. Suganda, juru bicara TNI saat itu, “TNI commits to reform[,] upholds<br />

supremacy of law [TNI berjanji untuk reformasi, menjunjung supremasi hukum],” opinieditorial,<br />

Jakarta Post, 15 Maret 2006.<br />

TNI dan pejabat berwenang lainnya yang mempunyai akses terhadap hasil inventorisasi<br />

ini belum menerbitkan identitas tiap-tiap usaha bisnis yang dipegang oleh militer dan<br />

belum juga memberikan informasi mengenai nilai total bisnis-bisnis tersebut. Pejabatpejabat<br />

yang bersangkutan dengan penelitian bisnis-bisnis militer menolak memberi<br />

<strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> salinan inventorisasi tersebut, nama-nama bisnis yang ada dalam<br />

daftar tersebut, ataupun nilai total bisnis-bisnis tersebut. 76 Mereka mengatakan data yang<br />

diberikan oleh TNI tidak dapat dianggap final karena data tersebut masih “sangat kasar”<br />

dan mengikutsertakan banyak badan yang, menurut pandangan mereka, tidak berupa<br />

“bisnis yang nyata.” 77 Menurut pejabat-pejabat ini, data tersebut mengikutsertakan<br />

74<br />

Mayor Jendral Suganda, “TNI commits to reform…,” Jakarta Post.<br />

75<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan seseorang yang ambil bagian dalam penelitian tersebut, Jakarta,<br />

18 April 2006.<br />

76<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan Letjen. Sjafrie Sjamsoeddin, sekretaris jendral Departemen<br />

Pertahanan dan mantan juru bicara TNI, Jakarta, 12 April 2006; wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan<br />

Muhammad Said Didu (biasanya dikenal dengan nama Said Didu, nama yang digunakan untuk selanjutnya<br />

dalam laporan ini), Sekretaris Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, 19 April 2006.<br />

77<br />

Masalah tentang bagaimana pemerintah akan mengartikan bisnis militer untuk tujuan menerapkan mandat<br />

undang-undang TNI bahwa bisnis-bisnis ini harus dialihkan ke tangan pemerintah dibahas lebih lanjut di bawah<br />

ini (Lihat bab tentang “Halangan terhadap Reformasi”). Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan Letjen.<br />

Sjafrie Sjamsoeddin dan Said Didu, April 2006.<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C) 30

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!