13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Inpres yang tersebut di atas. Dia juga tidak menjelaskan apakah ada orang yang sempat<br />

diselidiki atau dihukum. <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> tidak mengetahui adanya pemberantasan<br />

terhadap keterlibatan militer di dalam penebangan liar sebelum tahun 2005, sesuai<br />

dengan bahasa dari inpres tahun 2001 tersebut. 64 Sebaliknya, sampai dengan awal tahun<br />

2005, TNI masih belum berhasil menindak seorang kapten dari kepolisian militer yang<br />

dua tahun sebelumnya telah dituduh oleh LSM-LSM terlibat erat dengan kegiatan<br />

penebangan liar di Papua. 65<br />

Sebuah usaha pemberantasan bisnis militer lainnya diumumkan pada pertengahan tahun<br />

2003, setelah terungkapnya sebuah skandal mengenai pembunuhan bayaran dimana dua<br />

orang tewas terbunuh (kasus ini diuraikan secara mendetil di bawah ini). Sutarto berjanji<br />

akan menjadikan keempat prajurit komando aktif yang tertuduh dalam kasus ini sebagai<br />

sebuah pelajaran. 66 Pada akhirnya, dua dari prajurit komando tersebut diadili di<br />

pengadilan militer dan terbukti bersalah melakukan dua pembunuhan. 67 Sutarto juga<br />

memberikan tanggapannya dengan mengeluarkan sebuah perintah yang melarang<br />

kegiatan kriminal oleh prajurit, termasuk perlindungan terhadap anggota-anggota<br />

kriminal:<br />

Saya telah memerintahkan semua satuan untuk menjamin tak<br />

seorangpun dari prajurit mereka terlibat di dalam bisnis (kriminal). Kita<br />

tidak akan membiarkan hal itu … TNI telah memecat banyak prajurit<br />

karena alasan ini dan akan terus mengambil tindakan serupa. 68<br />

Laporan yang tersedia di media massa menunjukkan bahwa beberapa prajurit<br />

telah ditangkap karena keterlibatan mereka dalam kegiatan ekonomi ilegal, tetapi<br />

64<br />

TNI tidak menjawab pertanyaan tertulis yang disampaikan oleh <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> mengenai sanksi<br />

terhadap prajurit-prajurit. Yang diberikan oleh TNI adalah suatu tabel berisi informasi tentang peradilanperadilan<br />

militer, seperti dibahas lebih lanjut di bawah ini, tetapi informasi tersebut bersifat umum dan tidak<br />

menyebutkan bentuk-bentuk kejahatan yang diadili.<br />

65<br />

Dua LSM, Environmental Investigation Agency (EIA) dan Telapak, melakukan penyelidikan bersama dan di<br />

tahun 2003 melaporkan temuan-temuan mereka kepada pejabat pemerintah yang selanjutnya memberitahu<br />

pimpinan TNI, tetapi sampai dengan awal tahun 2005, orang ini masih tetap terlibat dalam kegiatan<br />

penebangan hutan. EIA dan Telapak, “The Last Frontier: Illegal Logging in Papua and China’s Massive Timber<br />

Theft (Batas Terakhir: Penebangan Liar di Papua dan Pencurian Kayu Besar-besaran oleh Cina),” Februari<br />

2005, hal. 18.<br />

66<br />

Fabiola Desy Unidjaja, “TNI to get tough on members backing criminals (TNI akan menghukum keras prajurit<br />

yang memberikan perlindungan terhadap kriminal),” Jakarta Post, 12 Agustus 2003. Sutarto berjanji prajuritprajurit<br />

tersebut akan mendapat “hukuman seberat mungkin” (hukuman mati) jika ditemukan bersalah. Ibid.<br />

<strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> menentang hukuman mati tanpa terkecuali.<br />

67<br />

Kedua tentara ini, yang telah dijatuhi hukuman mati, meloloskan diri dari penjara pada bulan Mei 2005.<br />

Sampai bulan Juni 2005, satu telah tertangkap. ID Nugroho, “Fugitive marine captured, shot (Tentara buronan<br />

tertangkap, ditembak),” Jakarta Post, 3 Juni 2005.<br />

68<br />

Unidjaja, “TNI to get tough…,” Jakarta Post. Juga lihat Siboro, “Generals told…,” Jakarta Post.<br />

27<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!