13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

keterlibatan militer di dalam ekonomi yang sudah merata saat itu. 45 Akhirnya,<br />

“pemberantasan” itu dikabarkan hanya berhasil menahan tiga puluh empat prajurit di<br />

Jakarta atas tuduhan bekerja sambilan sebagai penjaga keamanan sebuah klub malam. 46<br />

Bagi mereka yang tertangkap, perintah Jendral Sudrajat menunjukkan hukuman yang<br />

akan diberikan: penundaan kenaikan pangkat atau pemecatan. 47 Diajukan ke pengadilan<br />

tidak pernah dipertimbangkan.<br />

Menghadapi tekanan berat masyarakat yang tumbuh sejak bulan Maret 1998 untuk<br />

melaksanakan reformasi politik, yang akhirnya menyebabkan jatuhnya pemerintahan<br />

Soeharto, Susilo Bambang Yudhoyono, yang saat itu menjabat sebagai kepala staf<br />

angkatan bersenjata untuk masalah wilayah, membela pemerintah terhadap kecamankecaman<br />

dari berbagai pihak. Yudhoyono menyatakan bahwa pemerintah telah<br />

“menghukum prajurit yang terlibat dalam ‘backing’ operasi ilegal” dan telah “mengambil<br />

tindakan tegas terhadap mereka yang terlibat di dalam manipulasi, penyelewengan dana,<br />

atau korupsi.” 48 Tetapi hanya ada bukti sedikit saja yang mendukung pernyataan ini,<br />

sehingga para pengamat tetap tidak mempercayai. 49<br />

Wewenang yang diterima oleh Yudhoyono melalui pemilihan presiden secara langsung<br />

yang dijalankan untuk pertama kalinya di Indonesia pada tahun 2004 dan diangkatnya<br />

Juwono Sudarsono sebagai menteri pertahanan menciptakan suatu kemungkinan bahwa<br />

reformasi militer yang telah lama terkatung-katung, termasuk reformasi pembiayaan<br />

militer, akan dapat diteruskan. Yudyonono, yang dikenal sebagai pendukung reformasi<br />

yang waspada, telah berkampanye dengan menggunakan anti-korupsi sebagai landasan.<br />

Sudarsono terkenal sering mengecam keterlibatan militer dalam kegiatan-kegiatan bisnis.<br />

Pihak Militer Menentang Reformasi<br />

Pimpinan militer sepanjang sejarah telah merupakan halangan besar untuk mereformasi<br />

cara pembiayaan militer. Kadang-kadang, biasanya karena paksaan dari luar, pihak militer<br />

mengatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan pengunduran diri mereka dari<br />

bisnis militer. Tetapi kata-kata semacam itu jarang sekali disertai dengan tindakan<br />

apapun. Sebaliknya, selama bertahun-tahun, pimpinan militer berulang-kali telah<br />

mengambil tindakan yang menghalangi upaya reformasi.<br />

45<br />

Sim, “Stay out of business…,” Straits Times.<br />

46<br />

Ibid.<br />

47<br />

Komandan dari prajurit-prajurit yang dihukum akan menerima konsekuensi dalam bentuk yang tidak<br />

disebutkan, dia mengatakan. Ibid.<br />

48<br />

Kevin O’Rourke, Reformasi: the struggle for power in post Soeharto Indonesia (Sydney: Allen dan Unwin,<br />

2002), hal. 82, mengutip Suara Pembaruan, 26 April 1998.<br />

49<br />

Ibid.<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C) 22

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!