13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pola Baru: Diversifikasi, Desentralisasi, Persaingan<br />

Selama bertahun-tahun setelah krisis keuangan ini, kegiatan ekonomi militer mengalami<br />

berbagai perubahan. Satu pola penting yang timbul adalah semakin seringnya TNI<br />

menggunakan sumber daya alternatif untuk mengimbangi hasil dari bisnis-bisnis yang<br />

sedang dilanda kesulitan. Khususnya, pihak militer semakin menggantungkan diri<br />

terhadap kerja sama dan tatanan-tatanan lain dimana pihak militer menjalin hubungan<br />

dengan bisnis swasta, terutama dengan jalan memberikan jasa perlindungan. Sumbangan<br />

dari warga pribadi dan bisnis swasta menjadi semakin penting. Pihak militer juga<br />

menambah dana anggaran resminya dari sumber dana pemerintah lainnya, terutama<br />

untuk membeli persenjataan. Selain itu, TNI juga membuat satu strategi untuk mencari<br />

dana. Dengan memanfaatkan usaha desentralisasi pemerintah, pihak militer<br />

menggunakan anggaran lokal dan daerah untuk menutupi pembiayaan militernya.<br />

Bersamaan dengan itu, kegiatan ilegal dan korupsi yang merajalela di dalam tubuh militer<br />

terus terjadi. Semakin tergantung usaha ekonomi militer terhadap kerja sama tidak resmi<br />

dan kegiatan kriminal, semakin tersembunyilah usaha-usaha tersebut. Kegiatan ekonomi<br />

militer dan akibat sampingannya yang sangat merugikan menjadi semakin sulit untuk<br />

diawasi, walaupun ada tekanan-tekanan yang meningkat untuk menuntut<br />

pertanggungjawaban.<br />

Sebuah pola lain yang muncul adalah meningkatnya persaingan terhadap bisnis militer<br />

dari aparat kepolisian. Langkah yang telah mendapatkan sambutan baik untuk<br />

memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada aparat kepolisian dalam hal<br />

keamanan dalam negeri ternyata juga menimbulkan akibat sampingan berupa<br />

kesempatan bagi pihak kepolisian untuk mengambil alih bisnis-bisnis yang dulunya<br />

didominasi oleh pihak militer. Ini terutama terjadi dalam jasa keamanan dan<br />

perlindungan, tetapi juga menyebar ke bidang-bidang lain. Semakin banyak bidang yang<br />

diambil alih oleh pihak kepolisian dari TNI, semakin sering ada perebutan wilayah<br />

kekuasaan yang ditandai dengan kekerasan. Kegiatan bisnis aparat kepolisian, seperti<br />

halnya kegiatan serupa aparat militer, telah dihubungkan dengan pelanggaranpelanggaran<br />

hak asasi manusia, korupsi, dan pertanggungjawaban yang lemah.<br />

Kegiatan Bisnis Militer dan Hukum yang Berlaku<br />

Pada bulan September 2004, sebuah undang-undang baru mengenai TNI telah<br />

ditetapkan. Undang-undang ini mewajibkan aparat militer Indonesia untuk<br />

menghentikan keterlibatan mereka di dalam bisnis. Undang-undang tersebut juga<br />

mewajibkan pemerintah untuk mengambil alih bisnis-bisnis militer dalam waktu lima<br />

tahun.<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C) 18

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!