13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Ekspansi yang cepat dari hubungan ekonomi militer di tahun 1960-an juga dirasakan di<br />

sektor swasta. Sebagian besar pertumbuhan bisnis tersebut adalah dari kerja sama militer<br />

dengan pengusaha swasta. Pengusaha swastalah yang sebenarnya menjalankan sebagian<br />

besar bisnis yang disponsori militer. Sumbangan dari pihak militer yang sebenarnya<br />

terhadap usaha bisnis tersebut biasanya kecil saja: pihak militer sebagai mitra kerja<br />

menyediakan lisensi dan persetujuan, dan membantu mendapatkan konsesi dan kontrak<br />

dari pemerintah. 7<br />

Sebuah Bisnis Raya Militer Dibentuk<br />

Kegiatan bisnis militer semakin membudaya di masa Order Baru, jangka waktu antara<br />

tahun 1967 dan tahun 1998 dimana Jendral Soeharto memimpin pemerintahan yang<br />

didominasi militer. Soeharto sendiri mempunyai rasa simpati terhadap komandankomandan<br />

yang berswadana. Soeharto sudah melakukan hal yang sama semasa menjabat<br />

sebagai komandan satuan tentara di Jawa Tengah di akhir tahun 1950-an, dan<br />

meneruskan hubungan yang erat dengan mitra-mitranya di sektor swasta. 8<br />

Di awal masa Order Baru, jabatan-jabatan militer tertinggi diduduki oleh orang-orang<br />

yang setia terhadap Soeharto yang juga memperoleh keuntungan dari usaha bisnis swasta.<br />

Pola ini membantu melanggengkan hubungan ekonomi militer karena pejabat yang tidak<br />

berkorupsi kemungkinan tidak akan diangkat untuk menduduki posisi-posisi komando<br />

tertinggi. 9<br />

Pertumbuhan bisnis militer yang amat cepat di bawah Soeharto, baik legal dan ilegal,<br />

mencerminkan posisi kuat militer sebagai pusat kekuasaan di masyarakat Indonesia.<br />

Pengaruh militer yang semakin menjalar ini juga didukung oleh asas dwifungsi yang<br />

mulai diterapkan sejak tahun 1966. 10 Dwifungsi secara resmi memberikan sebuah peran<br />

sosio-ekonomi yang kuat kepada aparat militer seiring dengan peran pertahanannya.<br />

Selain itu, struktur komando wilayah militer, dimana aparat militer hadir di seluruh<br />

pelosok negara sampai ke tingkat desa, serupa dengan susunan administratif pemerintah,<br />

7<br />

Ibid., hal. 284; Robison, Indonesia: The Rise of Capital, hal. 252, 268; Widoyoko dkk., Bisnis Milter Mencari<br />

Legitimasi, hal. 28.<br />

8<br />

Soeharto dipindahkan dari jabatan ini oleh atasan-atasannya yang merasa khawatir atas kegiatan bisnis<br />

militer yang "berlebihan" di bawah pimpinan Soeharto. Robison, Indonesia: The Rise of Capital, hal. 259-260.<br />

9<br />

Komunikasi email dari seorang analis militer asing kepada <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong>, 25 Maret 2005.<br />

10<br />

Di tahun 1998, pihak militer mendukung “Paradigma Baru” yang meminta pihak militer untuk mengurangi<br />

keterlibatan politiknya. Di bulan April 2000, pimpinan militer secara resmi menghentikan doktrin dwifungsi dan<br />

mengumumkan bahwa TNI tidak akan lagi memainkan peran sosio-politik. Tetapi dalam kenyataannya, TNI<br />

tetap mempunyai dan menjalankan fungsi-fungsi di luar peran pertahanannya. International Crisis Group (ICG),<br />

“Indonesia: Keeping the Military Under Control (Indonesia: Mengawasi Aparat Militer),” ICG Asia Report, no. 9,<br />

5 September 2000, hal. 9-22.<br />

13<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!