13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Logika yang dipakai untuk mengecualikan badan-badan usaha ini sangat lemah. Yayasan<br />

dan koperasi akan dibiarkan saja dengan pengertian bahwa badan-badan usaha ini akan<br />

membatasi diri untuk berkecimpung dalam “bisnis sosial” yang bersifat “non-komersil”<br />

dan bahwa badan-badan usaha tersebut akan mematuhi peraturan yang berlaku. 575 Dalam<br />

arti pokok, rencana ini hanya meneruskan status yang ada sekarang ini karena yayasan<br />

dan koperasi sejak lama telah berada di bawah (dan telah berhasil mengabaikan) aturanaturan<br />

tersebut. Tetapi, anggota-anggota TSTB membela usulan mereka dengan<br />

menyatakan bahwa prajurit TNI, sebagai warga pribadi, berhak untuk membentuk<br />

yayasan dan koperasi. 576 Menurut logika mereka, larangan undang-undang TNI terhadap<br />

bisnis militer tidak berlaku jika yayasan dan koperasi tersebut, yang dijalankan oleh<br />

prajurit militer, adalah badan yang mandiri dan terlepas dari hirarki militer. 577<br />

Keputusan TSTB untuk mengabaikan bisnis-bisnis militer tertentu juga didasarkan atas<br />

alasan-alasan yang kurang masuk akal. Mengambil langkah berdasarkan pedoman—yang<br />

tidak pernah diamanatkan dalam undang-undang TNI—bahwa pemerintah tidak perlu<br />

mencoba menguasai bisnis-bisnis yang didirikan oleh prajurit-prajurit militer dan mitramitra<br />

kerja pribadi mereka “dengan keringat mereka sendiri, tanpa menggunakan<br />

infrastruktur pemerintah,” 578 TSTB mengatakan bahwa mereka berencana akan<br />

mengecualikan semua bisnis militer yang dikatakan tidak menggunakan aset negara. 579<br />

Dalam menawarkan pengecualian ini, TSTB tidak bersedia mempertimbangkan berbagai<br />

cara bisnis-bisnis militer ini dapat mengambil keuntungan dari wewenang dan sumber-<br />

575<br />

Ringkasan Departemen Pertahanan untuk <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong>. Untuk yayasan, ini berarti bahwa yayasan<br />

harus beroperasi sebagai badan mandiri, yang bertujuan sosial, dan membatasi investasi bisnis mereka<br />

sebesar tidak lebih dari 25 persen dari kekayaan mereka. Koperasi-koperasi juga diharapkan untuk beroperasi<br />

secara terlepas dari struktur komando militer dan untuk melakukan bisnis hanya apabila bisnis tersebut<br />

menguntungkan anggota koperasi. Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan Said Didu. Seorang anggota<br />

TSTB lain memberikan gambaran yang berbeda mengenai rencana ini. Dia mengatakan bahwa yayasan dan<br />

koperasi akan dilarang untuk berkecimpung dalam “bisnis eksternal” dengan masyarakat umum atau untuk<br />

menjalin hubungan kerja sama dengan rekan di pihak swasta. Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan<br />

Letjen. Sjafrie Sjamsoeddin.<br />

576<br />

Ketua TSTB, Said Didu, mengatakan hal ini adalah keputusan sementara dari kelompok ini (seperti<br />

dinyatakan secara terpisah oleh wakilnya, Letjen. Sjafrie Sjamsoeddin) tetapi dia masih menunggu nasehat<br />

hukum untuk menegaskan kebenaran tentang hal ini. Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan Said Didu.<br />

577<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan Letjen. Sjafrie Sjamsoeddin dan Said Didu. Departemen<br />

Pertahanan sebelumnya telah menyebutkan pertentangan antara undang-undang No. 16/2001 tentang yayasan<br />

dan undang-undang No. 25/1992 tentang koperasi, di satu pihak, dan mandat dari undang-undang TNI<br />

(Undang-undang No. 34/2004) di lain pihak, sebagai tantangan utama terhadap penerapan secara efektif dari<br />

larangan bisnis militer. Surat Departemen Pertahanan kepada <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong>.<br />

578<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan Letjen. Sjafrie Sjamsoeddin.<br />

579<br />

Bisnis-bisnis yang tidak menggunakan aset negara akan “dikembalikan” kepada si empunya (biasanya<br />

yayasan militer dan koperasi) atau mungkin djual, dan hasil penjualan ini boleh diambil oleh kedua badan ini.<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan Said Didu. Lihat juga Ringkasan Departemen Pertahanan untuk<br />

<strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong>.<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C) 136

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!