Harga Selangit - Human Rights Watch
Harga Selangit - Human Rights Watch
Harga Selangit - Human Rights Watch
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
dokumen-dokumen tersebut bersifat rahasia. 458 Pada tahun 2004, petugas audit<br />
pemerintah mengatakan kepada <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> bahwa biaya operasionil tetap<br />
dianggap “tidak dapat dijamah.” 459 Setelah beberapa waktu, wewenang BPK makin<br />
bertambah setelah pihak militer juga mulai mau bekerjasama. 460 Pejabat-pejabat BPK,<br />
dengan harapan tinggi, mengatakan bahwa mereka percaya mereka akan dapat memulai<br />
penelitian atas pengeluaran operasionil militer pada tahun 2007. 461<br />
Suatu batasan lama atas audit BPK adalah pengecualian pendapatan dan pengeluaran di<br />
luar anggaran oleh militer. Seorang petugas audit pemerintah menjelaskan di tahun 2004<br />
bahwa, berlawanan dengan persyaratan, pihak militer telah menghalangi usahanya untuk<br />
menengok dana di luar anggaran: “Mereka bersikeras bahwa kita hanya mengaudit apa<br />
yang dibayar dari anggaran.” 462 Satu audit terbatas BPK terhadap yayasan militer<br />
berlangsung pada tahun 2000, tetapi hanya setelah badan-badan keuangan internasional,<br />
khususnya International Monetary Fund (IMF), memaksa dilakukannya audit tersebut.<br />
Perjanjian hutang antara pemerintah Indonesia dengan IMF setelah krisis keuangan Asia,<br />
saat Indonesia mendapat pinjaman besar, menyatakan bahwa “semua audit internal di<br />
masa datang atas operasi keuangan badan-badan pemerintah” yang dilakukan oleh BPK<br />
harus “mengikutsertakan semua sumber dana di luar anggaran. Ini akan dimulai pada<br />
tahun 2000 dan akan meliputi pihak militer.” Perjanjian itu menambahkan, “Kami<br />
memahami bahwa kegiatan kuasi-fiskal juga dapat tumbuh dari kegiatan yayasan dan<br />
kami berencana untuk menempatkan kegiatan-kegiatan dan buku mereka di bawah<br />
penelitian dan audit pemerintah.” 463 (Hasil dari audit BPK terhadap yayasan militer ini<br />
dijelaskan di bawah, di dalam bagian berjudul “Manajemen Keuangan yang Tidak<br />
Beres.”)<br />
Sayangnya, kemajuan yang berat dicapai ini tidak dipertahankan. Sebuah rencana lain<br />
yang didukung oleh IMF untuk menekan dikeluarkannya aturan hukum untuk mengatur<br />
yayasan, secara tidak sengaja mengakibatkan dihentikannya audit BPK atas yayasan<br />
458<br />
Artjana, “The Indonesian Military Budget Transparency dan Accountability,” hal. 158.<br />
459<br />
Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan petugas-petugas audit pemerintah.<br />
460<br />
Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan pejabat-pejabat BPK.<br />
461<br />
Ibid.; Ringkasan BPK untuk <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong>.<br />
462<br />
Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan petugas-petugas audit pemerintah. Dengan menolak untuk<br />
memberikan bantuan, pihak militer tampaknya telah melanggar perintah yang dikeluarkan oleh pemerintah di<br />
bulan Mei 1999 yang mewajibkan semua lembaga negara untuk melaporkan penghasilan di luar anggaran<br />
mereka. Pemerintah selanjutnya bertekad melakukan audit secara teratur terhadap lembaga-lembaga resmi<br />
yang tidak mematuhi perintah tersebut dan akan mempertimbangkan hukuman bagi tiap-tiap laporan yang tidak<br />
benar. Pemerintah Indonesia, Letter of Intent [Surat Pernyataan Maksud] (LOI) dan Supplementary<br />
Memorandum of Economic dan Financial Policies [Memorandum Tambahan untuk Kebijakan Ekonomi dan<br />
Keuangan] (MEFP), yang ditandatangai pada tanggal 7 September 2000, alinea 56.<br />
463<br />
Pemerintah Indonesia, LOI dan MEFP, ditandatangani tanggal 20 Januari 2000, alinea 31, 32. Perjanjian<br />
hutang dengan IMF ini untuk pertama kalinya memperhitungkan masalah ini.<br />
HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C) 110