13.01.2014 Views

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

Harga Selangit - Human Rights Watch

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

adalah sekitar 2,26 persen dari GDP di tahun 2004 (tahun terakhir dimana tersedia data<br />

untuk diperbandingkan). 398 Angka-angka ini mendukung kesimpulan bahwa pengeluaran<br />

yang dianggarkan di Indonesia memang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara<br />

tetangganya, seperti yang sering ditekankan oleh pejabat-pejabat Indonesia, tetapi patut<br />

diingat bahwa pengeluaran total Indonesia dalam bidang militer juga meliputi<br />

pengeluaran di luar anggaran. 399<br />

Besarnya Dana di Luar Anggaran<br />

Menteri Pertahanan Sudarsono telah menyatakan: “Kita harus tetap mematuhi anggaran.<br />

Angkatan bersenjata tidak boleh melebihi kemampuan anggaran.” 400 Pernyataan ini sesuai<br />

dengan undang-undang di Indonesian dan pedoman dasar tanggung jawab keuangan,<br />

tetapi tidak sesuai dengan kenyataan sehari-hari. Bank Dunia, yang telah menyatakan<br />

kekhawatirannya mengenai kegiatan-kegiatan di luar anggaran yang dilakukan oleh<br />

pasukan keamanan Indonesia, telah mengakui bahwa “tak seorangpun mengetahui<br />

seberapa besar pengeluaran militer dan kepolisian yang dipenuhi melalui alokasi dana<br />

anggaran pemerintah.” 401 Pejabat Departmen Keuangan tidak memiliki angka-angka<br />

tafsiran mengenai besarnya pendapatan militer yang berasal dari sumber di luar anggaran,<br />

dan mereka juga tidak pernah berusaha mengumpulkan informasi tersebut. 402 Banyak<br />

sumber yang diterbitkan, seringkali hanya mengutip pernyataan pejabat Indonesia, yang<br />

menyebutkan bahwa anggaran militer Indonesia hanya memenuhi sekitar 25-30 persen<br />

dari kebutuhan TNI sesungguhnya. 403 Tetapi tafsiran ini tampaknya berasal dari tahun<br />

1970-an dan tidak dapat lagi dikatakan akurat. 404<br />

398<br />

SIPRI data tersedia untuk tahun 2004 untuk Kamboja (2.2 persen dari PDB), Malaysia (2.3), Filipina (0.9),<br />

Singapura (4.7), dan Thailand (1.2). Pengeluaran militer rata-rata di tahun 2004 untuk wilayah besar Asia<br />

Timur, kecuali Indonesia, adalah 2.17 persen of PDB. Lihat SIPRI Military Expenditure Database, [online]<br />

http://first.sipri.org/non_first/result_milex.php.<br />

399<br />

Bank Dunia, dalam laporan di tahun 2000, menyatakan bahwa “pengamat independen memperkirakan<br />

jumlah sebenarnya [dari pengeluaran untuk aparat militer dan kepolisian di Indonesia] lebih dekat ke 3 persen<br />

dari PDB (sekitar 0.5 persen lebih tinggi dari rata-rata di wilayah Asia Timur.)” Bank Dunia, Accelerating<br />

Recovery in Uncertain Times, hal. 23. Membuat perbandingan semacam ini dipersulit oleh karena aparat militer<br />

di beberapa negara lainnya juga menggunakan dana di luar anggaran.<br />

400<br />

Hanibal W.Y.W., dkk., “Juwono Sudarsono…,” Tempo.<br />

401<br />

Laporan ini menambahkan bahwa “guestimates (tafsiran/tebakan) ini mengarah ke angka sekitar sepertiga.”<br />

Bank Dunia, Combating Corruption in Indonesia, hal. vii.<br />

402<br />

Wawancara <strong>Human</strong> <strong>Rights</strong> <strong>Watch</strong> dengan pejabat-pejabat Departemen Keuangan.<br />

403<br />

ICG, “Indonesia: Keeping the Military Under Control,” hal. 16-17, mengutip pernyataan dari departemen<br />

pertahanan yang diterbitkan di Kompas, 24 Mei, 2000.<br />

404<br />

Buku Harold Crouch tahun 1978, The Army dan Politics in Indonesia, tampaknya merupakan sumber dari<br />

informasi ini. Buku ini sendiri mengutip pernyataan dari pejabat-pejabat militer di akhir tahun 1960-an dan awal<br />

tahun 1970-an tentang kekurangan dalam anggaran resmi yang mereka perkirakan hanya mencukupi sekitar<br />

30 persen saja dari seluruh kebutuhan militer. Kata-kata yang menyebutkan bahwa sisa sebesar 70 persen itu<br />

dibiayai sendiri telah diulangi berkali-kali, termasuk oleh Juwono Sudarsono, tetapi pada tahun 2006 Sudarsono<br />

mulai mengatakan bahwa perkiraan tersebut sudah kadaluwarsa.<br />

99<br />

HUMAN RIGHTS WATCH VOL. 18, NO. 5(C)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!