04.09.2013 Views

RAHASIA ILMU HIKMAH QUR'ANI - Wordpress Wordpress

RAHASIA ILMU HIKMAH QUR'ANI - Wordpress Wordpress

RAHASIA ILMU HIKMAH QUR'ANI - Wordpress Wordpress

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

“Sesungguhnya Allah menciptakan sesuatu dan menentukan takdir-Nya, maka sempurnalah<br />

perkara-Nya, dan terlepaslah ikatan kendali pengaturan yang baru dari tangan-Nya dengan<br />

ketetapan yang Dia tetapkan atasnya, sehingga tidak ada lagi penghapusan, bada’ dan ijabah doa<br />

karena persoalannya telah selesai.”<br />

Juga tidak seperti yang dikatakan oleh sebagian ummat Islam: “Sesungguhnya Allah<br />

terlepas sama sekali dari setiap perbuatan hamba-Nya.” Ini adalah pernyataan orang-orangt<br />

Qadariyah yang oleh Rasulullah saw dinamakan Majusinya ummat ini. Yakni dalam hadisnya:<br />

“Qadariyah adalah majusinya ummat ini.”<br />

Jadi, setiap sesuatu tidak akan pernah terlepas dari kepemilikan Allah, izin dan kehendak-<br />

Nya. Karena itu, tidak akan terjadi suatu kejadian tanpa izin dan kehendak-Nya walaupun kita juga<br />

harus berusaha dan berikhtiar. Inilah yang dimaksudkan oleh firman Allah swt:<br />

“Hai manusia, kamu yang butuh kepada Allah, dan Allah Dialah Yang Maha Kaya dan Maha<br />

Terpuji.” (Fathir: 15)<br />

Penjelasan itu menunjukkan bahwa setiap sesuatu diliputi oleh hukum, termasuk juga<br />

ijabahnya doa. Yakni ditentukan oleh sebab-sebab yang menyebabkan dan mengharuskan doa itu<br />

diijabah. Seorang hamba yang berdoa kepada Allah dengan tawadhu’, kerendahan hati, dan khusuk<br />

doanya akan menyebabkan ia dekat dengan-Nya dan kedekatan dengan-Nya menyebabkan doanya<br />

diijabah oleh-Nya. Inilah yang dimaksudkan oleh firman-Nya: “Aku mengijabah doa orang yang<br />

berdoa kepada-Ku.”<br />

(Disarikan dari Tafsir Al-Mizan tentang surat Al-Baqarah: 186)<br />

Dari uraian Allamah Thabathaba’i tentang pembatasan ijabah doa menunjukkan pada Adab-adab<br />

berdoa, dan syarat-syarat ijabahnya suatu doa.<br />

Adab-Adab Berdoa<br />

dan Syarat-Syarat Ijabahnya Doa<br />

Pertama: Dalam keadaan suci<br />

Di antara adab-adab berdoa harus dalam keadaan berwudhu’, khususnya ketika berdoa sesudah<br />

shalat.<br />

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata kepada Musammi’: “Wahai Musammi’, apa yang<br />

menghalangi seseorang ketika ia berada dalam kesengsaraan duniawi untuk berwudhu’ lalu pergi<br />

ke masjid, kemudian melakukan shalat dua rakaat, lalu berdoa kepada Allah di dalamnya? Aku<br />

mendengar Allah swt berfirman: “Mohonlah pertolongan dengan kesabaran dan shalat.” (Tafsir<br />

Al-Ayyasyi 1: 43)<br />

Kedua: Bersedekah, memakai wangi-wangian, dan pergi ke masjid<br />

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Jika ayahku punya hajat, ia bersedekah dulu, lalu memakai<br />

wangi-wangian dan pergi ke masjid.” (Al-Kafi 2: 347)<br />

Ketiga: Melakukan shalat<br />

Sebelum berdoa disunnahkan melakukan shalat hajat dua rakaat:<br />

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang berwudhu’ dan memperbaiki wudhu’nya,<br />

kemudian melakukan shalat dua rakaat, dan menyempurnakan ruku’ dan sujudnya; sesudah salam<br />

memuji Allah azza wa jalla, membaca shalawat, kemudian memohon hajatnya. Dengan cara inilah<br />

ia telah mengharapkan kebaikan dalam keinginannya. Barangsiapa yang mengharap kebaikan<br />

dalam keinginannya, maka ia tidak akan disia-siakan.” (Biharul Anwar 93: 314, hadis ke 20)<br />

Keempat: Membaca Basmalah<br />

Sebelum berdoa harus membaca Bismillâhir Rahmânir Rahîm.<br />

Rasulullah saw bersabda:“Tidak akan ditolak suatu doa yang dimulai dengan Bismillâhir Rahmânir<br />

41

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!