04.09.2013 Views

RAHASIA ILMU HIKMAH QUR'ANI - Wordpress Wordpress

RAHASIA ILMU HIKMAH QUR'ANI - Wordpress Wordpress

RAHASIA ILMU HIKMAH QUR'ANI - Wordpress Wordpress

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ahasa paling lembut. Allah swt menggunakan kata “Aku” tidak menggunakan kata “Dia” dan<br />

lainnya. Ini menunjukkan betapa besar perhatian Allah swt terhadap hamba-Nya yang berdoa.<br />

Ungkapan kata “hamba-hamba-Ku” juga menunjukkan pada betapa besarnya perhatian<br />

Allah swt terhadap doa. Ayat ini tidak menggunakan kata penghubung dalam jawaban, yakni “Jika<br />

hamba-hamba-Ku bertanya tentang-Ku…sesungguhnya Aku adalah dekat”, ditambah menggunakan<br />

kata “Sesungguhnya” dan kata “qarib”. Ini menunjukkan bahwa ketika seorang hamba berdoa<br />

kepada-Nya, Allah sangat dekat dengannya, tetap dan selalu dekat dengannya.<br />

Dalam hal ijabah, ayat ini menggunakan “fi’il mudhari’” (kata kerja yang menunjukkan<br />

waktu sekarang dan mendatang). Ini menunjukan bahwa Allah sedang dan akan mengijabah doa<br />

hamba-Nya saat ia berdoa kepada-Nya.<br />

Adapun maksudkan dengan kalimat “Aku mengijabah doa orang yang berdoa kepada-Ku”<br />

yang nampak membatasi ijabah-Nya. Maksudnya adalah Allah swt Allah mengijabah doa hamba-<br />

Nya jika ia benar-benar berdoa kepada-Nya dengan doa yang sebenarnya. Dan makna inilah yang<br />

juga dimaksudkan oleh firman-Nya:<br />

“Berdoalah kepada-Ku, pasti Aku ijabah doamu.” (Al-Mukmin: 60)<br />

Dalam ayat terdapat hal yang sangat penting dan mendalam, menginformasikan kepada kita<br />

tentang betapa pentingnya ijabah doa dan betapa besarnya perhatian Allah terhadap doa. Hal ini<br />

ditunjukkan oleh pengulangan tujuh kali kata “Aku”, dan ini hanya terjadi dalam ayat ini, tidak<br />

dalam ayat-ayat yang lain.<br />

Doa artinya memanggil, memusatkan pandangan yang dipanggil kepada yang memanggil.<br />

Adapun kata “As-Sual” artinya bertanya atau memohon, yang tujuannya untuk mendatangkan<br />

sesuatu yang bermanfaat atau menghindarkan sesuatu yang berbahaya. Dengan permohonan<br />

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemohon setelah ia memusatkan perhatiannya,<br />

dan permohonannya menjadi puncak doa.<br />

Sebagaiman telah kami jelaskan dalam pembahasan yang lain, bahwa ubudiyah artinya<br />

adalah mamlukiyah, sifat pemilikan. Maksudnya setiap pemilikan menunjukkan pada penghambaan<br />

manusia kepada Allah swt. Kepemilikan Allah berbeda dengan kepemilikan selain-Nya.<br />

Kepemilikan Allah adalah pemilikan yang mutlak dan sebenarnya, sedangkan kepemilikan selain-<br />

Nya bersifat nisbi, tidak sebenarnya.<br />

Karena selain Allah tidak berhak menyandang kepemilikan yang bersifat mutlak. Apa saja<br />

yang dimiliki oleh hamba-Nya misalnya: isteri, anak, harta, kedudukan, dan lainnya. Juga dirinya,<br />

dan segala organ lahir dan batinnya. Semuanya akan kembali dan harus dikembalikan kepada<br />

Pemiliknya yang mutlak, yaitu Allah swt.<br />

Semua ini menunjukkan bahwa tidak ada kepemilikan selain Allah kecuali dengan izin-Nya,<br />

bahkan keberadaan hamba itu sendiri adalah milik-Nya. Sekiranya Allah tidak mengizinkan niscaya<br />

kita semua tidak akan ada. Hanya Dialah yang menjadikan kita memiliki pendengaran, penglihatan,<br />

dan perasaan. Dialah yang menciptakan segala sesuatu dan menentukan takdirnya.<br />

Dari penjelasan ini menunjukkan kejelasan bahwa Allah swt mendinding di antara sesuatu<br />

dan dirinya, antara manusia dan setiap yang menemaninya: isteri, anak, teman, harta, kedudukan,<br />

kebenaran, dan lainnya. Sehingga ini menunjukkan bahwa Allah swt lebih dekat kepada kita dari<br />

setiap yang dekat dengan kita. Hanya Dialah Yang Maha Dekat, dan kedekatan-Nya bersifat<br />

mutlak. Makna inilah yang dimaksudkan oleh firman-Nya:<br />

“Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat.” (Al-Waqi’ah: 85)<br />

“Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (Qaaf: 16)<br />

“Ketahuilah sesungguhnya Allah mendinding antara manusia dan hatinya.” (Al-Anfal: 24)<br />

Pemilikan Allah terhadap hamba-Nya adalah pemilikan yang sebenarnya. Pemilikan inilah<br />

yang mengharuskan setiap perbuatannya harus sesuai dengan kehendak-Nya tanpa hijab. Ini<br />

menunjukkan bahwa hanya Allah yang mengijabah doa orang yang berdoa kepada-Nya,<br />

menghilangkan penderitaannya, memenuhi kebutuhannya, dan lainnya. Karena kemutlakan<br />

kepemilikan-Nya, maka ilmu dan kekuasaan-Nya meliputi semua takdir tanpa dibatasi oleh takdir<br />

yang lain, tidak seperti yang dikatakan oleh orang-orang yahudi:<br />

40

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!