02.09.2013 Views

Tesis : Christina Dewi Tri Murwani - Maspaul.com

Tesis : Christina Dewi Tri Murwani - Maspaul.com

Tesis : Christina Dewi Tri Murwani - Maspaul.com

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

INTISARI<br />

MAX HAVELAAR DAN CITRA ANTIKOLONIAL<br />

SEBUAH TINJAUAN POSKOLONIAL<br />

Novel Max Havelaar adalah karya sastra yang ditulis oleh Multatuli, nama<br />

samaran Douwes Dekker. Novel yang menggunakan tiga pencerita ini disebutsebut<br />

sebagai novel dengan citra antikolonial. Pada sisi lain novel ini tidak pernah<br />

menyarankan penghentian kolonialisme Belanda di Hindia Belanda. Penelitian<br />

bertujuan mengungkapkan hubungan antara pandangan-pandangan MH tentang<br />

kolonialisme dengan inovasinya di dalam teknik naratif.<br />

Pertama-tama penelitian akan menerapkan analisis fokalisasi dari novel ini.<br />

Cara ini dipilih karena MH menampilkan debat tentang kolonialisme di Hindia<br />

Belanda melalui opini dan pandangan para fokalisator. MH menggunakan 3<br />

fokalisator secara unik. Keunikan novel ini diperlihatkan oleh munculnya tokoh<br />

cerita (Stern) yang menduduki peran narrator-fokalizer dalam episode ( peristiwa)<br />

Lebak meski ia adalah tokoh cerita. Cara ini seolah-olah menempatkan Stern<br />

dalam posisi netral, posisi di tengah antara character-fokalizer yang satu dengan<br />

character-fokalizer yang lain, antara kepentingan Droogstoppel dan Multatuli.<br />

Namun karena Stern adalah juga tokoh cerita dalam novel ini, fokalisasi Stern<br />

tidaklah netral. Dengan kondisi ini efek berat sebelah yang muncul digunakan<br />

mendorong pembaca untuk mengikuti narasi Stern yang condong ke arah<br />

dukungan pada sikap tokoh Multatuli Pembaca akhirnya dihadapkan pada perang<br />

kepentingan: kolonial dan antikolonial; mendukung Droogstoppel atau Multatuli.<br />

Berangkat dari fokalisasi dalam novel ini teori orientalisme diterapkan.<br />

Novel MH menggunakan tokoh Multatuli dan Stern sebagai pihak yang<br />

menentang tanam paksa dan kerja rodi, tokoh Droogstoppel yang mendukung<br />

tanam paksa dan dagang kopi. MH juga mengupayakan pemberian upah yang<br />

layak bagi para pekerja sehingga masalah tanam paksa mendapatkan tempat<br />

istimewa dalam novel ini. Sifat antikolonial MH ditunjukkan dengan menolak<br />

penindasan, perampasan , penganiayaan, antidiskriminasi meskipun berimbas<br />

pada kerugian dagang kopi. Pada sisi lain, MH adalah novel prokolonial karena<br />

juga ikut mendukung kekuasaan pemerintah Belanda atas wilayah Indonesia.<br />

Novel ini terpengaruh oleh hegemoni kolonial atas kompetisi produk-produk<br />

industri dari negara jajahan Eropa pada abad ke -19. Karenanya, pembebasaan<br />

dalam novel ini terbatas pada pembebasan kelas pekerja (buruh tanam paksa) dan<br />

kelas bawah (rakyat) atas pengusaha dan penguasa. Novel ini belum berbicara<br />

pada pembebasan secara politis.<br />

Terlepas dari sifat mendua tersebut, MH adalah novel yang menunjukkan<br />

bahwa karya sastra dapat menyatakan pandangan ideologi dengan cara khas,<br />

implisit dan imajinatif.<br />

Kata-kata Kunci : Max Havelaar – fokalisasi – antikolonial- pembebasan kelas<br />

ix

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!