You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
RADAR SURABAYA ● RABU, 8 MEI 2013<br />
J<br />
OPINI<br />
Wirausaha, Kurangi<br />
Beban Orangtua!<br />
UMLAH entrepreneur<br />
alias wirausahawan<br />
di Indonesia<br />
masih sangat<br />
rendah. Dari sekitar<br />
240 juta penduduk,<br />
jumlah entrepreneurnya<br />
tidak genap 2<br />
persen. Padahal wirausahawan<br />
sangat<br />
dibutuhkan untuk<br />
membantu mendorong<br />
peningkatan perekonomian<br />
nasional.<br />
Di era global ini,<br />
mahasiswa tidak<br />
cukup dengan menggauli<br />
buku dan menghafal<br />
setumpuk teoriteori<br />
pengetahuan.<br />
Ruang publik hari ini<br />
menuntut daya saing<br />
tinggi. Pada babak<br />
berikutnya, mahasiswa<br />
harus kreatif membungkus<br />
idealisme<br />
menjadi kontribusi<br />
nyata: kita bisa<br />
menyiasati, salah<br />
satunya, dengan<br />
wirausaha.<br />
Berwirausaha bukan<br />
saja perlu di kalangan<br />
mahasiswa, tetapi telah<br />
menjadi “pesanan”<br />
pangsa pasar. Kabar<br />
baiknya, mahasiswa<br />
yang gemar berwirausaha<br />
berarti ia telah<br />
memiliki pandangan<br />
hidup tentang arti<br />
sebuah kemandirian.<br />
Tidak banyak lho,<br />
mahasiswa yang<br />
memiliki sense kemandirian<br />
tinggi. Paling<br />
kerap, mereka membebek<br />
kepada orangtua-<br />
DINAS Kependudukan<br />
dan Catatan Sipil (Dispendukcapil)<br />
Kota Surabaya<br />
mengencarkan sosialisasi<br />
Surat Edaran (SE) Mendagri<br />
tertanggal 11 April 2013.<br />
Isi SE Mendagri itu di antaranya<br />
tentang e-<strong>KTP</strong> yang<br />
dilarang difotokopi terlalu<br />
seruing hingga larangan di<br />
staples maupun laminating.<br />
“Kita ingin mensosialisasikan<br />
agar masyarakat<br />
dan pihak terkait tahu<br />
jika e-<strong>KTP</strong> itu dilarang<br />
difotokopi,” kata Kadispendukcapil<br />
Suharto Wardoyo,<br />
kepada Radar Surabaya,<br />
Selasa (7/5).<br />
Sosialisasi dilakukan hari<br />
ini, Rabu (8/5) di kecamatan-kecamatan<br />
di seluruh<br />
penjuru Kota Pahlawan.<br />
Termasuk kepada pihak<br />
perbankan. Lantaran<br />
belum seluruh masyarakat<br />
dan instansi terkait tahu,<br />
apa saja larangan yang<br />
masuk dalam SE Mendagri<br />
tersebut. “Besok (hari ini,<br />
Red) jam 09.00 WIB juga<br />
ada sosialisasi di kantor<br />
Dispendukcapil,” ungkap<br />
Anang, sapaan karib Suharto<br />
Wardoyo.<br />
Larangan fotokopi itu<br />
diantaranya karena bisa<br />
memicu kerusakan pada<br />
chip yang ada di e-<strong>KTP</strong>.<br />
Chip itu terdapat di sisi<br />
belakang e-<strong>KTP</strong> dan secara<br />
kasat mata terlihat hologram.<br />
“Jadi, kalau sering<br />
difotokopi bisa merusak<br />
Oleh:<br />
MUTIMMATUN NADHIFAH*<br />
nya. Nah, berwirausaha<br />
juga berguna untuk<br />
meringankan beban<br />
orangtua.<br />
Orangtua tidak perlu<br />
banting tulang matimatian<br />
untuk membiayai<br />
kuliah kita. Setidaknya,<br />
dengan wirausaha,<br />
masalah ekonomi<br />
selesai di tangan<br />
kita sendiri. Di samping<br />
itu, berwirausaha<br />
memiliki peluang<br />
prospektif yang bagus<br />
untuk membuka pintupintu<br />
lapangan pekerjaan.<br />
Jika mahasiswa<br />
enggan berwirausaha,<br />
selain ia tidak mandiri,<br />
setelah lulus kuliah<br />
paling banter ia bingung<br />
mencari kerja. (*)<br />
Penulis adalah:<br />
Mahasiswi Fakultas<br />
Ushuluddin dan<br />
Dakwah IAIN<br />
Surakarta.<br />
SOSIALISASI E-<strong>KTP</strong><br />
Hari ini, Dispendukcapil<br />
Undang 31 Camat<br />
chipnya,” ingatnya.<br />
Sedangkan disinggung<br />
mengenai keperluan dokumen<br />
identitas yang kerap<br />
bersinggungan dengan fotokopi<br />
e-<strong>KTP</strong>, Anang menegaskan<br />
jika dokumen itu<br />
cukup dengan mencatatkan<br />
Nomer Induk Kependudukan<br />
(NIK). “Seperti<br />
ketika keperluan dokumen<br />
di perbankan, cukup dicatatkan<br />
NIK-nya. Sekarang<br />
kita juga sosialisasi ke perbankan,<br />
karena ini sudah<br />
ada surat edarannya dari<br />
mendagri jika ada larangan<br />
difotokopi,” terangnya.<br />
Sedangkan pihak perbankan<br />
nantinya akan mendapatkan<br />
card reader. Dimana<br />
e-<strong>KTP</strong> dari nasabah bisa<br />
dicek keasliannya melalu<br />
card reader tersebut. Pihaknya<br />
menargetkan akhir 2013<br />
nanti, sosialiasi SE mendagri<br />
itu rampung dilakukan.<br />
“Setelah sosialisasi dilakukan,<br />
jika tetap melanggar<br />
dengan memfotokopi e-<strong>KTP</strong><br />
maka akan ada sanksi. Karena<br />
jika ada kerusakan<br />
yang dirugikan adalah pemegang<br />
e-<strong>KTP</strong>,” tuturnya.<br />
Sekarang ini Pemkot<br />
Surabaya sudah siap<br />
memfasilitasi kepada unit<br />
kerja yang memerlukan<br />
card reader. Bahkan tim<br />
teknis e-<strong>KTP</strong> dari Dispendukcapil<br />
melakukan pembelacaran<br />
bagaimana cara<br />
membaca e-<strong>KTP</strong> melalui<br />
card reader. (rud/opi)<br />
SIAP BERTUGAS: Satgas penanggulangan dan penanganan imigran ilegal yang baru dibentuk.<br />
Kanwil Kemenkumham Jatim<br />
Bentuk Satgas Tangani Imigran Gelap<br />
SURABAYA–Hadapi serbuan<br />
imigran gelap yang masuki wilayah<br />
Indonesia, Kanwil Kemenkumham<br />
Jatim membentuk satgas<br />
penanggulangan dan penanganan<br />
imigran ilegal. Pembentukan<br />
satgas tersebut baru pertama<br />
kali ini dan dipusatkan di Hotel<br />
Garden Palace, Selasa (7/5).<br />
Indro Purwoko Kepala Kanwil<br />
Kemenkumham Jatim mengatakan<br />
pembentukan satgas tersebut<br />
karena derasnya para imigran<br />
yang menjadikan Indonesia<br />
sebagai tempat transit. “Dari<br />
data yang ada sepanjang 2013,<br />
sebanyak 5305 imigran ke sini.<br />
Sedangkan di wilayah Jatim<br />
Larangan fotokopi itu di antaranya<br />
karena bisa memicu kerusakan<br />
pada chip yang ada di e <strong>KTP</strong>.<br />
Chip itu terdapat di belakang e-<br />
<strong>KTP</strong> dan secara kasat mata<br />
terlihat pada sisi tengah hologram.<br />
Dalam SE Mendagri yang diterbitkan<br />
11 April 2013 itu, disebutkan<br />
jika chip yang ada di e-<br />
<strong>KTP</strong> tersebut memuat biodata,<br />
pas photo, tanda tangan dan sidik<br />
jari penduduk. Sehingga e-<br />
<strong>KTP</strong> tidak dimungkinkan lagi<br />
dipalsukan atau digandakan.<br />
Disebutkan juga,chip yang<br />
tersimpan di dalam e-<strong>KTP</strong> hanya<br />
bisa dibaca dengan card reader<br />
(alat pembaca chip). Sehingga tidak<br />
boleh difotokopi, dilaminating<br />
atau bahkan distaples.<br />
Sayangnya, warga Kota Surabaya<br />
ternyata tidak banyak yang<br />
tahu mengenai SE Mendagri<br />
tentang larangan apa saja dalam<br />
menggunakan e-<strong>KTP</strong>. Salah satunya<br />
larangan e- <strong>KTP</strong> difotokopi.<br />
Maklum, selama ini warga kerap<br />
berhubungan dengan fotokopi<br />
<strong>KTP</strong>, termasuk ketika melakukan<br />
pengurusan surat-surat tanah,<br />
proses mencari kredit perbankan,<br />
akta kelahiran, pembuatan kartu<br />
keluarga (KK), membuat account<br />
di bank, dan lain-lain.<br />
Di satu sisi, e-<strong>KTP</strong> yang baru<br />
saja diterima warga dalam pembagiannya<br />
ternyata juga belum<br />
diberi tahu mengenai ketentuan<br />
penggunannya, seperti larangan<br />
fotokopi, laminating maupun<br />
staples. “Saya tidak tahu kalau<br />
ternyata e-<strong>KTP</strong> itu tidak boleh<br />
di fotokopi. Saya tahunya malah<br />
dari sampeyan, Mas,” ujar Lina<br />
Meilani, salah satu warga Bulak,<br />
sendiri ada 329 pencari suaka,”<br />
katanya kepada wartawan.<br />
Satgas tersebut dibentuk untuk<br />
mengkoordinasikan para<br />
imigran yang ditampung sebelum<br />
mendapat suaka. Dengan<br />
adanya satgas diharapkan mereka<br />
bisa mencegah adanya tindak<br />
pidana dari imigran gelap<br />
yang ditampung di Indonesia.<br />
“Sifatnya koordinatif dan<br />
penanggung jawabnya adalah<br />
Kepala Divisi Keimigrasian dan<br />
anggotanya terdiri dari kepala<br />
kantor di delapan kantor imigrasi<br />
dan rumah detensi imigrasi<br />
(rudenim) di Jatim plus kantor<br />
wilayah,” katanya.<br />
Selasa (7/5).<br />
Ketika mendapatkan e- <strong>KTP</strong>,<br />
Lina pun memperlakukannya<br />
sama seperti <strong>KTP</strong> lama. Namun,<br />
ternyata e <strong>KTP</strong> itu ditampilan<br />
belakangnya ada chip yang terlihat<br />
hologramnya. “Lha kalo<br />
dilarang difotokopi, nanti kalau<br />
ngurus dukumen yang minta<br />
fotokpian e-<strong>KTP</strong> gimana? ,” tanya<br />
ibu dua anak ini, bingung.<br />
Untuk menjawab kebingungan<br />
warga ini, Dinas Pendudukan<br />
dan Catatan Sipil (Dispendukcapil)<br />
Kota Surabaya kini menggencarkan<br />
sosialisasi. Tujuannya<br />
agar masyarakat paham<br />
cara pemanfaatan e-<strong>KTP</strong> dan<br />
larangan-larangannya.<br />
Kadispenduk Capil Suharto<br />
Wardoyo menegaskan, e-<strong>KTP</strong> dilarang<br />
sering difotokopi agar<br />
keberadaannaya tidak cepat<br />
rusak. Di satu sisi adanya chip<br />
di e-<strong>KTP</strong> itu sekaligus untuk mengantisipasi<br />
adanya pemalsuan<br />
maupun <strong>KTP</strong> ganda. “Kita sekarang<br />
ini juga membuka stan<br />
verifikasi data <strong>KTP</strong> dan e-<strong>KTP</strong><br />
Menurutnya, kebanyakan imigran<br />
gelap dari Timur Tengah<br />
yang ingin ke Australia dan ke<br />
Indonesia untuk transit. Untuk<br />
imigran gelap dan pencari suaka<br />
Timur Tengah berasal dari Iran,<br />
Libanon, Suriah dan Irak. Sedangkan<br />
untuk Asia adalah<br />
Myanmar dan Filipina.<br />
Ida Bagus Adnyana Direktur<br />
Penyidikan dan Penindakan<br />
Keimigrasian Dirjen Imigrasi<br />
Kemenkumham mengungkapkan<br />
negara favorit para pencari<br />
suaka adalah negara Australia.<br />
Dipilihnya Australia karena<br />
negara ini telah meratifikasi<br />
konvensi PBB pada 1951 tentang<br />
di perbankan. Seperti stan di<br />
Bank Jatim cabang Basuki Rahmat,”<br />
jelas Anang, sapaan karib<br />
Suharto Wardoyo .<br />
Stan yang sudah dibuka sejak<br />
4 April 2013 itu operasinya pada<br />
jam kerja, dan akan berlangsung<br />
seterusnya sampai waktu yang<br />
belum ditentukan. Tujuan stan<br />
verifikasi <strong>KTP</strong> ini adalah untuk<br />
mencegah penggunaan e-<strong>KTP</strong><br />
palsu untuk keperluan transaksi<br />
bank. Misalnya, untuk membuka<br />
rekening, pengambilan<br />
uang, atau pengajuan kredit<br />
bank. “Upaya ini bisa memberi<br />
kemudahan bagi pihak bank<br />
untuk mengecek, apakah <strong>KTP</strong><br />
tersebut memiliki keabsahan<br />
yang valid,” lanjutnya.<br />
Anang menyebut, verifikasi<br />
dapat menghindari terjadinya<br />
tindak pidana pencucian uang<br />
serta sebagai bentuk antisipasi<br />
tindak kejahatan lainnya.<br />
Proses validasi <strong>KTP</strong> terbilang<br />
cukup mudah dan sederhana.<br />
Karyawan bank akan membawa<br />
<strong>KTP</strong> nasabah atau calon nasa-<br />
PIMPINAN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB: Sumarno. WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: Nofilawati Anisa. REDAKTUR: HM Choirul Shodiq, Wijayanto, Rahmat Adhy Kurniawan, Yuli Setiyo Budi, Hendarmono Al Sidarto, Ahmad Syaiku, Lambertus Lusi<br />
Hurek, Heti Palestina Yunani, Risang Bima Wijaya. ASISTEN REDAKTUR: Agung Nugroho, Eko Yudiono, Rochman Arief. SEKRETERIS REDAKSI: Khurotul Chofifah. STAF REDAKSI SURABAYA: M Nasaruddin Ismail, M Zainuddin, Roudlon, Novi<br />
Triawan, Lainin Nadziroh, Wahyu Setya Darmawan, Rudianto, Umi Hani Akasah, Nurista Purnamasari. FOTOGRAFER: Abdullah Munir, Andy Satria, Ahmad Khusaini. BIRO JAKARTA: Poeji Rahardjo (Kepala), M Nur Asikin. SIDOARJO: Jaini, Agung<br />
Nugroho, Vega Dwi Ariesta, Satria Nugraha. GRESIK: Aries Wahyudianto, Ratno Dwi Santo, Sandhi Nurhartanto, Januar Adi Sagita. IKLAN: Lilik Widyantoro (Manager), M Afik MS, M Fail, Bambang Sukoco, Agoes Hari Noeswantoro, Budi Susetyo, Rini<br />
Sujarwo, Suyadi. IKLAN BARIS: Dwi Retno Wahyuningtyas, Dian Respati, Winarti. PEMASARAN: Ferry Sujimat (Manager), Ibnu Rusydi Sahara, Heri Santoso, Irano, Fanny Ferdyan, Indra Wijanarko. LANGGANAN: Rp 65.000/bulan (Surabaya, luar kota plus ongkos kirim);<br />
TARIF IKLAN: Halaman 1: Rp 60.000/mm kolom, Halaman 3: Rp 50.000/mm kolom, Full Colour: Rp 42.500/mm kolom, Black White: Rp 35.000/mm kolom. ALAMAT REDAKSI: Lantai IV Graha Pena, Jl Ahmad Yani 88 Surabaya, Telp: (031) 8202277, 8202278. Fax: (031)<br />
8202191, IKLAN: (031) 8202017, 8202280, 8202290, PEMASARAN: (031) 8202282, 08123180201, JAKARTA: Lantai I Graha Pena, Jl Kebayoran Lama 12 Jakarta Selatan, TELP (021) 53699523, FAX (021) 53661854. GRESIK: Jl Pahlawan No. 34 Gresik, Telp: (031)<br />
3978740, Fax: (031) 3970230. SIUPP: Nomor 073/MENPEN SIUPP/47/1986, tgl 8 Maret 1986, PENERBIT: PT. Radar Media Surabaya. DIREKTUR: Leak Kustiya. WAKIL DIREKTUR: Lilik Widyantoro.<br />
REDAKSI MENERIMA:<br />
Artikel oipini dan surat pembaca. Kirimkan ke Radar Surabaya, Gedung Graha Pena Lt IV jalan A. Yani 88 Surabaya. Atau faksimili (031) 8202191. E-mail: radarsurabaya@yahoo.com.<br />
Semua surat harus dilengkapi identitas, foto, NPWP. Sertakan nomor telepon bila mengirim lewat e-mail. Panjang naskah opini kurang lebih 1.500 karakter atau 250 kata/words.<br />
HALAMAN 2<br />
pengungsi. “Para imigran harus<br />
diverifikasi dulu oleh UNHCR<br />
untuk perlengkapan dokumen<br />
mereka yang butuhkan waktu<br />
antara delapan bulan sampai<br />
setahun,” katanya.<br />
Selama proses verifikasi, para<br />
pencari suaka ditampung dulu di<br />
rudenim yang ada. Adapun para<br />
imigran ilegal yang ada, kebanyakan<br />
atau sekitar 10-15 persen<br />
adalah dari Myanmar. “Makanya,<br />
ketika ditampung dan terjadi kontak<br />
sosial, maka bisa jadi terjadi<br />
tindak pidana pada imigran.<br />
Inilah yang menjadi tugas satgas<br />
itu bekerjasama dengan polisi,”<br />
pungkasnya. (san/het)<br />
E-<strong>KTP</strong> Harus Dibaca Pakai Card Reader<br />
E-<strong>KTP</strong> <strong>SENSITIF</strong>,...<br />
SANDHI NURHARTANTO/ RADAR SURABAYA<br />
ANDY SATRIA/RADAR SURABAYA<br />
CEK KEASLIAN: Petugas Bank Jatim Basuki Rahmat melakukan pengecekan e-<strong>KTP</strong> milik salah seorang nasabah, Selasa (7/5).<br />
bah ke stan verifikasi <strong>KTP</strong>. Di<br />
sana, petugas dispendukcapil<br />
telah menugaskan dua pegawai<br />
yang siap mengecek keabsahan<br />
<strong>KTP</strong> melalui nomor induk kependudukan<br />
(NIK)-nya. Jika NIK<br />
tidak terdaftar di database dispendukcapil,<br />
maka bank tidak<br />
akan melayani. “Pengecekan<br />
data <strong>KTP</strong> sangat perlu dilakukan.<br />
Apalagi e-<strong>KTP</strong> sekarang<br />
tidak ada tanda tangan dari pejabat,<br />
sehingga sering diragukan<br />
keabsahannya,” imbuhnya.<br />
Diakui Anang, sejak stan itu<br />
dibuka belum ditemukan e-<strong>KTP</strong><br />
palsu. Malah yang teridentifikasi<br />
<strong>KTP</strong> palsu ditemukan ketika<br />
verifikasi di kantor dispenducapil.<br />
Untuk itu, pihaknya menghimbau<br />
warga agar memiliki<br />
satu <strong>KTP</strong> saja.<br />
Mantan Kabag Hukum Pemkot<br />
Surabaya ini menambahkan,<br />
selain untuk mengecek keaslian<br />
<strong>KTP</strong>, stan verifikasi <strong>KTP</strong> juga<br />
bisa dimanfaatkan warga untuk<br />
melakukan perekaman data e-<br />
<strong>KTP</strong>. (*/opi)<br />
layouter: nuryono