12.08.2013 Views

Tantangan Penyelenggaraan Haji Adalah Tingkat Kepuasan Jemaah

Tantangan Penyelenggaraan Haji Adalah Tingkat Kepuasan Jemaah

Tantangan Penyelenggaraan Haji Adalah Tingkat Kepuasan Jemaah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

56<br />

H A J I<br />

DAERAH<br />

LAPORAN UTAMA<br />

Menteri Agama Suryadharma Ali<br />

mengatakan terlaksananya dengan baik<br />

penyelenggaraan haji 1430 H/2009 M,<br />

antara lain ditandai dengan dengan semakin<br />

baiknya layanan pondokan, katering, transportasi<br />

dan kesehatan serta perlindungan dan keamanan<br />

jemaah haji.<br />

Hal itu diungkapkan Menag ketika memberi<br />

sambutan pada acara pembukaan Rakernas Tahun<br />

2010 Kementerian Agama yang berlangsung di<br />

Jakarta 1-3 Februari 2010 bertema “memantapkan<br />

implementasi kebijakan dan program dalam<br />

mewujudkan tata kelola Kementerian Agama yang<br />

akuntabel.”<br />

Menurut Menag, sukses penyelenggaraan haji<br />

2009 dengan indikator utama seluruh jemaah haji<br />

dapat berangkat ke Arab Saudi menjalankan<br />

Menag:<br />

<strong>Tantangan</strong> <strong>Penyelenggaraan</strong> <strong>Haji</strong><br />

<strong>Adalah</strong> <strong>Tingkat</strong> <strong>Kepuasan</strong> <strong>Jemaah</strong><br />

Menteri Agama Suryadharma Ali berdialog dengan muasassah saat meninjau persiapan pelayanan Armina pada musim haji 1430 H.<br />

<strong>Tantangan</strong> yang dihadapi dalam penyelenggaraan haji adalah tingkat kepuasan dan harapan<br />

masyarakat dalam penyelenggaraan ibadah haji. “Keberhasilan penyelenggaraan haji akan<br />

tercermin dari seberapa jauh tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan yang diberikan”.<br />

Ikhlas BERAMAL, Nomor 61 Tahun XIII Maret 2010<br />

kewajiban haji, ziarah di Madinah dan kembali ke<br />

tanah air. “Seluruh jemaah memperoleh layanan<br />

transportasi, akomodasi, konsumsi,kesehatan dan<br />

keamanan sesuai dengan standar pelayanan minimum,”<br />

tambahnya.<br />

Indikator lainnya, kata Menag, adalah penguatan<br />

pengendalian dan pengawasan terhada seluruh<br />

aspek operasional penyelenggaraan haji di tanah air<br />

dan di Arab Saudi.<br />

Menag menyatakan, tantangan yang dihadapi<br />

dalam penyelenggaraan haji adalah tingkat<br />

kepuasan dan harapan masyarakat dalam<br />

penyelenggaraan ibadah haji. “Keberhasilan<br />

penyelenggaraan haji akan tercermin dari seberapa<br />

jauh tingkat kepuasan masyarakat terhadap<br />

layanan yang diberikan,” ucapnya.<br />

Untuk penyelenggaraan haji mendatang, kata


H A J I<br />

DAERAH<br />

LAPORAN UTAMA<br />

Menag, diupayakan mendekatkan jarak pondokan<br />

di Mekkah sedapat mungkin maksimal 4.000 m dari<br />

Masjidil Haram, dan di Madinah 95 % berada di<br />

wilayah Markaziah. “ Meningkatkan kualitas dan<br />

kuantitas bimbingan jemaah sebanyak 15 kali,”<br />

tambah Menag.<br />

Menag menambahkan, untuk pakain seragam<br />

nasional jemaah haji akan menggunakan pakaian<br />

batik dalam rangka melestarikan batik sebagai ciri<br />

khas dan warisan budaya Indonesia. ”Untuk corak,<br />

warna dan model, akan dilakukan lomba desain<br />

secara terbuka,” tuturnya.<br />

Setoran awal jemaah haji reguler, kata Menag,<br />

direncanakan menjadi Rp 25 juta dan jemaah haji<br />

khusus 4.000 dollar AS. ”Apabila segala sesuatunya<br />

telah siap akan mulai diberlakukan pada bulan<br />

Maret tahun ini,” ucapnya.<br />

Semakin Dekat<br />

Sementara itu Dirjen <strong>Penyelenggaraan</strong> <strong>Haji</strong> dan<br />

Umrah kementerian Agama, Slamet Riyanto pada<br />

Evaluasi <strong>Haji</strong> di Jakarta, Kamis malam (5/2)<br />

mengatakan, Pemerintah melalui Kementerian<br />

Agama berupaya agar jarak pondokan jamaah haji<br />

di Mekah dengan Masjidil Haram tahun 2010 ini<br />

semakin dekat. ”Kalau tahun lalu jarak terjauh<br />

masih sekitar tujuh kilometer, kami upayakan jarak<br />

terjauh untuk tahun ini adalah 4000 meter dari<br />

Masjidil Haram,” tandas Dirjen PHU.<br />

Sementara untuk pondokan di Madinah, menu-<br />

konsumsi, kami tengah kaji kembali apakah masih<br />

mempertahankan parasmanan atau kemasan dalam<br />

box. Ini juga masukan-masukan dari para<br />

jamaah,”tandas Slamet<br />

Selain itu Slamet Riyanto mengatakan, sistem<br />

penyelenggaraan haji Indonesia ternyata banyak<br />

diminati oleh sejumlah negara lain untuk dipelajari.<br />

“Negara-negara seperti Iran, Nigeria dan Thailand<br />

belajar bagaimana pengelolaan atau sistem<br />

penyelenggaraan haji dari kita,” ucapnya.<br />

Bahkan, kata Slamet,mufti Rusia secara khusus<br />

minta dikirim pembimbing-pembimbing haji dari<br />

Indonesia. “Kita akan sanggupi dan akan kita kirim<br />

sejumlah orang untuk melatih bimbingan haji di<br />

Rusia. Ada dua kota yang menjadi tujuan di sana,<br />

yaitu Kazakhstan dan Moskow,“ papar Slamet.<br />

“Jadi memang rupanya negara-negara lain<br />

mengamati betul dengan sistem penyelenggaraan<br />

haji yang kita terapkan. Memang sistem kloter itu<br />

sangat efektif sekali. Di sana selain ada pembimbing<br />

ibadah hajinya, juga terdapat dokter dan perawat<br />

sebagai layanan kesehatan. Belum lagi ke bawahnya<br />

ada regu dan sebagainya,“tambah Slamet.<br />

<strong>Jemaah</strong> Non Kuota<br />

Sekjen Kementerian Agama Bahrul Hayat selaku<br />

Amirul Haj pada Rakernas Evaluasi <strong>Haji</strong> 1430H/2009<br />

di Jakarta mengatakan, secara umum penyelenggaraan<br />

ibadah haji tahun 1430 Hijriyah/2009<br />

Masehi berjalan baik dan lancar, sehingga seluruh<br />

rut Slamet, jika tahun lalu 83<br />

persen berada di wilayah<br />

Markaziah, maka untuk<br />

tahun ini diupayakan<br />

mencapai 90 persen pondokan<br />

jamaah berada di wilayah<br />

Markaziah. ”Dari pengalaman<br />

tahun lalu, memang yang<br />

terpenting adalah sosialisasi<br />

soal jarak pondokan ini pada<br />

jamaah, harus benar-benar<br />

tersosialisasikan,” tegasnya<br />

didampingi Sekretaris Dirjen<br />

<strong>Haji</strong>, Abdul Ghafur Djawahir,<br />

Kapuspinmas Masyhuri dan<br />

Kabid <strong>Haji</strong> di Saudi M Syairozi<br />

Dimyathi.<br />

Diakui Slamet bahwa<br />

persoalan akomodasi dan<br />

pondokan jamaah merupakan<br />

titik krusial permasalahan<br />

seputar penyelenggaraan haji.<br />

”Untuk pelayanan kesehatan,<br />

tahun ini juga akan lebih baik. Dirjen PHU Slamet Riyanto didampingi Kapuspinmas Masyhuri dan Konsul <strong>Haji</strong> Syairozi Dimiyati<br />

Sementara untuk masalah saat memberikan keterang pers pada acara evaluasi haji nasional 1430 H.<br />

Ikhlas BERAMAL, Nomor 61 Tahun XIII Maret 2010<br />

57


jamaah melakukan seluruh rangkaian ritual haji.<br />

Namun masih didapati sejumlah masalah yang<br />

harus diperbaiki sehingga para tamu Allah<br />

memperoleh pelayanan yang lebih baik.<br />

Salah satu masalah yang cukup mengganggu<br />

sistem dan pelayanan jamaah, kata Bahrul, adalah<br />

kasus jamaah haji non kuota.”Terdapat 3.700<br />

jamaah non kuota, mereka sudah sampai tahapan<br />

mengganggu sistem pelayanan,” kata Bahrul.<br />

Akibat ulah jamaah non kuota itu, kata Bahrul,<br />

terdapat satu maktab di Mina diisi 280 orang.<br />

“Walhasil, tenda menyempit dan makanan pun<br />

berkurang.Baru diketahui setelah mereka<br />

menginap,” ungkap Bahrul.<br />

Untuk mengatasi masalah tersebut lanjutnya,<br />

Tim Amirul Haj merekomendasikan antara lain,<br />

diharapkan Presiden RI kembali mengundang Raja<br />

Arab Saudi guna menyampaikan berbagai rencana<br />

Pemerintah RI dalam rangka peningkatan kualitas<br />

penyelenggara ibadah haji.<br />

Selain itu melakukan langkah pencegahan<br />

jamaah haji non kuota dengan Pemerintah Arab<br />

Saudi dan Kementerian Hukum dan HAM. “Jamaah<br />

tidak memperoleh visa kalau tidak diberikan, karena<br />

itu perlu mengendalikan jamaah non kuota ketika<br />

jemaah belum keluar dari Indonesia.”<br />

Mengenai masalah transportasi, Sekjen<br />

mengungkapkan masih terdapat masalah<br />

keterlambatan atau delay. Pada penerbangan haji<br />

yang mendarat di bandara Amir Muhammad<br />

Madinah sebanyak 139 kloter, ada 115 kloter on<br />

time, 12 kloter lebih cepat dan 12 kloter delayed.<br />

Penerbangan haji yang mendarat di bandara King<br />

Abdul Aziz Jeddah sebanyak 112 kloter, 89 kloter on<br />

time, 7 kloter lebih cepat dan 16 kloter delayed<br />

“Rekomendasi kami adalah meningkatkan on<br />

time performance penerbangan dan pemberian<br />

sanksi secara eksplisit dalam kontrak,” kata Bahrul.<br />

Sedangkan pelayanan kesehatan selama di Arab<br />

Saudi dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan<br />

melalui koordinasi dengan Kementerian Agama<br />

dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu: pelayanan<br />

kesehatan di kloter, klinik (balai kesehatan) dan di<br />

rumah sakit. Namun demikian menurut Amirul Haj,<br />

koordinasi pelayanan kesehatan belum optimal.<br />

“Rekomendasi kami adalah meningkatkan<br />

koordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI agar<br />

dengan menempatkan petugas Kementerian Agama<br />

dalam tim kesehatan,” jelasnya.<br />

Tim Amirul Haj juga mengevaluasi peran Media<br />

Center <strong>Haji</strong>. Tim menilai MCH berfungsi cukup baik<br />

dalam menyampaikan informasi kepada publik di<br />

tanah air baik melalui media cetak maupun<br />

elektronik. “Pada musim haji tahun 2010 diharapkan<br />

ada kerjasama RRI dan Radio Saudi dalam meliput<br />

kegiatan haji,” ujarnya. (ts)<br />

58<br />

H A J I<br />

DAERAH<br />

LAPORAN UTAMA<br />

Ikhlas BERAMAL, Nomor 61 Tahun XIII Maret 2010<br />

Menag:<br />

<strong>Penyelenggaraan</strong> <strong>Haji</strong>,<br />

Terbuka dan Akuntabel<br />

Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan,<br />

dalam penyelenggaraan ibadah haji, pihaknya<br />

mengedapankan keterbukaan dan akuntabilitas.<br />

“Seluruh aspek penyelenggaraan haji tidak ada<br />

yang tertutup, semua terbuka dan akuntabel,”<br />

kata Menag saat menjadi pembicara pada evaluasi<br />

penyelenggaraan ibadah haji dalam perspektif media<br />

massa, di Jakarta, Jumat (12/2).<br />

<strong>Penyelenggaraan</strong> ibadah haji, kata Menag,<br />

diawasi oleh banyak pihak, ada pengawasan dari<br />

DPR, DPD, BPK, KPK, BPKP, Itjen Kementerian<br />

Agama, juga diawasi oleh para wartawan.<br />

“Masukan dari unsur pengawasan terebut, kita<br />

gunakan untuk perbaikan penyelenggaraan haji<br />

masa mendatang,” ucap Menag.<br />

Hadir pada acara evaluasi tersebut, Dirjen<br />

<strong>Penyelenggaraan</strong> <strong>Haji</strong> dan Umrah Slamet Riyanto,<br />

Irjen Kementerian Agama Suparta, Sekretaris<br />

Ditjen PHU Abdul Ghafur Djawahir, Direktur<br />

Pembinaan <strong>Haji</strong> Ahmad Kartono, Kapinmas<br />

Masyhuri AM, Dirut RRI Parni Hadi dan Dewas<br />

LKBN Antara Asro Kamal Rokan.<br />

Menag Suryadharma Ali kembali mengatakan,<br />

penyelenggaraan ibadah haji 1430H/2009 telah<br />

terlaksana dengan baik dengan tolok ukur, jemaah<br />

haji dapat diberangkatkan ke Arab Saudi,<br />

memperoleh penempatan pemondokan di Mekkah<br />

dan Madinah, <strong>Jemaah</strong> dapat mengikuti prosesi<br />

ibadah di Armina, ibadah arba‘in di Madinah dan<br />

dapat kembali pulang ke tanah air.<br />

Menurut Menag, memang sulit untuk menyatakan<br />

sebuah penyelengaraan haji dinyatakan sukses,<br />

karena kita belum punya kreteria dan tolak<br />

ukur bagi sebuah penyelenggaraan haji yang<br />

dikatakan berhasil. “Tidak mungkin, kita dapat<br />

memberikan pelayanan haji yang sempurna, karena<br />

kondisi 208 ribu jemaah itu sangat heterogen<br />

dengan keinginan yang berbeda pula,” ujar Menag.<br />

Menag pada kesempatan tersebut mengucapkan<br />

terimakasih atas partisipasi dan peran serta<br />

media massa dalam pemberitaan dan penyebarluasan<br />

informasi haji kepada masyarakat, baik<br />

saat persiapan haji sampai dengan penyelenggaraan<br />

haji berlangsung, serta memberi masukan<br />

melalui forum evaluasi seperti ini. “Evaluasi<br />

penyelenggaraan haji sangat penting, untuk<br />

perbaikan dan penyempurnaan pelayanan haji<br />

pada masa mendatang,” kata Menag. (ts)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!