08.08.2013 Views

LAKIP Kementerian 2011 Kata Pengantar & Daftar Isi - Ditjen Bimas ...

LAKIP Kementerian 2011 Kata Pengantar & Daftar Isi - Ditjen Bimas ...

LAKIP Kementerian 2011 Kata Pengantar & Daftar Isi - Ditjen Bimas ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kata</strong> <strong>Pengantar</strong><br />

Sejalan dengan ikhtiar kita untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat<br />

melalui kegiatan pembangunan di segala bidang, sudah sepantasnya kita<br />

senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala, atas<br />

semua limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tidak terhingga bagi bangsa dan<br />

negara tercinta ini.<br />

Tanpa terasa, masa pengabdian Kabinet Indonesia Bersatu II dalam upaya<br />

untuk mewujudkan Indonesia yang semakin adil, aman, makmur dan sejahtera<br />

telah memasuki tahun ke-3 (tiga). Dalam rentang waktu tersebut, telah banyak<br />

capaian strategis yang berhasil kita lakukan dengan semangat dan kerja keras di<br />

tengah kondisi bangsa yang sedang mengalami cobaan, tantangan dan ujian<br />

yang tidak ringan. Gerak langkah pelaksanaan reformasi birokrasi yang<br />

kreatif dan inovatif dalam berbagai aspek semakin nyata baik di pusat<br />

maupun di daerah, hendaknya tetap kita jaga dan pertahankan,<br />

bahkan harus terus ditingkatkan di masa mendatang. Saya<br />

menyampaikan apresiasi yang mendalam terhadap segenap tingkatan aparatur<br />

negara/birokrasi yang telah melakukan berbagai langkah terobosan untuk<br />

kemajuan dan pelaksanaan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.<br />

Pada 5 (lima) bulan awal pengabdian saya selaku Menteri Pendayagunaan<br />

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, saya terus mengharapkan dukungan<br />

dan kebersamaan dari segenap tingkatan aparatur negara/birokrasi untuk<br />

mewujudkan hasil nyata sebagai terobosan dalam rangka percepatan reformasi<br />

birokrasi. Tugas kita 2 (dua) tahun kedepan akan semakin berat dalam<br />

mengawal jalannya pemerintahan. Kita akan dihadapkan dengan tahun<br />

dengan situasi sosial dan politik yang dinamis menyongsong pemilu tahun 2014.<br />

Untuk itu, peran aparatur negara menjadi unsur yang sangat penting dalam<br />

mendinamisir jalannya keberlangsungan pemerintahan dan pembangunan di<br />

seluruh tanah air.<br />

Pelaksanaan reformasi birokrasi diharapkan mampu mengubah wajah<br />

birokrasi menjadi birokrasi bersih, mumpuni dan melayani sebagaimana<br />

harapan masyarakat. Ini adalah pekerjaan besar bagi kita jajaran <strong>Kementerian</strong><br />

PAN dan RB yang diserahi tugas untuk mengkoordinasikan dan merumuskan<br />

kebijakan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi.<br />

i Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Kita harus mampu secara konsisten terus menegakkan dan meningkatkan<br />

komitmen disertai produktivitas kin kinerja erja yang optimal dalam setiap pelaksanaan<br />

peran dan tugas ini.<br />

Pelaksanaan elaksanaan 9 (sembilan) program percepatan reformasi birokrasi<br />

sebagai ekstraksi dari berbagai kebijakan PAN dan RB yang telah kita canangkan<br />

harus dapat dilakukan secara efektif dan efisien efisien, yaitu :<br />

1) Penataan Struktur Birokrasi;<br />

2) Penataan Jumlah dan distribusi PNS;<br />

3) Sistem Seleksi CPNS dan Promosi secara Terbuka;<br />

4) Profesionalisasi PNS;<br />

5) Pengembangan Sistem Elektronik Pemerintah ( (E-Government);<br />

Government);<br />

6) Penyederhanaan Perizinan Usaha;<br />

7) Peningkatan Transpar Transparansi dan Akuntabilitas Aparatur;<br />

8) Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Negeri;<br />

9) Efisiensi Penggunaan Fasilit Fasilitas, as, Sarana dan Prasarana Kerja Pegawai Negeri.<br />

Terkait dengan pelaksanaan pencapaian kinerja kebijakan PAN dan RB<br />

tahun <strong>2011</strong>, 1, kita menyusun Laporan Akunt Akuntabilitas abilitas Kinerja Instansi Pemerintah<br />

(<strong>LAKIP</strong>) <strong>Kementerian</strong> ementerian PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>. Hal ini semata semata-mata kita<br />

tunjukkan kepada masyarakat bahwa <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB mempunyai<br />

komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan kinerja organisasi yang<br />

berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun outcomes. Di sisi yang lain,<br />

penyusunan <strong>LAKIP</strong> <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB juga dimaksudkan sebagai<br />

pengejawantahan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang merupakan pilar<br />

penting pelaksanaan tata kelola pemerintahan ya yang baik.<br />

Mudah-mudahan, mudahan, penyajian <strong>LAKIP</strong> <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB ini menjadi<br />

cermin bagi kita semua untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu<br />

tahun agar dapat melaksanakan kinerja ke depan secara lebih produktif, efektif<br />

dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen<br />

keuangan maupun koordinasi pelaksana pelaksanaannya.<br />

Menteri<br />

Pendayagunaan Aparatur Negara<br />

dan Reformasi Birokrasi,<br />

Azwar Abubakar<br />

ii Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun 201 <strong>2011</strong>


<strong>Daftar</strong> <strong>Isi</strong><br />

<strong>Kata</strong> <strong>Pengantar</strong> i<br />

<strong>Daftar</strong> <strong>Isi</strong> iii<br />

Ringkasan Eksekutif iv<br />

I Pendahuluan 1<br />

A. Latar Belakang 1<br />

B.<br />

C.<br />

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi<br />

Aspek Strategis<br />

D. Struktur Organisasi 4<br />

E. Sistematika Penyajian 5<br />

II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 6<br />

A. RPJMN 2010-2014 6<br />

B.<br />

C.<br />

Rencana Strategi Tahun 2010-2014<br />

Penetapan Kinerja Tahun <strong>2011</strong><br />

III Akuntabilitas Kinerja Tahun <strong>2011</strong> 22<br />

A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun <strong>2011</strong> 22<br />

B. Analisis Capaian Kinerja 27<br />

C. Akuntabilitas Keuangan 101<br />

IV Penutup 105<br />

A. Simpulan 105<br />

B. Saran 106<br />

Lampiran<br />

1. Struktur Organisasi <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB<br />

2. Pengukuran Kinerja Tahun <strong>2011</strong><br />

iii Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

2<br />

3<br />

10<br />

16


Ringkasan Eksekutif<br />

<strong>Kementerian</strong> Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi<br />

mempunyai kedudukan dan peran strategis dalam melaksanakan prioritas<br />

pertama RPJMN 2010-2014 yaitu reformasi birokrasi dan tatakelola. Untuk itu,<br />

seluruh program kerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB didasarkan pada tujuan,<br />

sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan baik pada Rencana<br />

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, Rencana<br />

Kerja Pemerintah (RKP), Kontrak Kinerja Menteri PAN dan RB dengan Presiden,<br />

serta Rencana Strategis (Renstra) <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun 2010-2014<br />

secara konsisten, terus menerus dan berkesinambungan.<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB telah menetapkan 7 (tujuh) sasaran strategis yang<br />

akan dicapai dalam tahun <strong>2011</strong>. Ke tujuh sasaran strategis tersebut selanjutnya<br />

diukur dengan mengaplikasikan 47 indikator kinerja dan 63 target kinerja.<br />

Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari tujuh sasaran strategis yang<br />

ditetapkan dalam Penetapan/Perjanjian Kinerja Tahun <strong>2011</strong>, terdapat 4 sasaran<br />

strategis yang berhasil dilaksanakan dengan baik (100% atau lebih), yaitu<br />

Sasaran Strategis 3, 5, 6 dan 7. Sedangkan 3 Sasaran Strategis lainnya belum<br />

sepenuhnya dilaksanakan dengan baik, yaitu Sasaran Strategis 1, 2 dan 4.<br />

Meskipun begitu tingkat pencapaian 3 sasaran strategis tersebut diatas 80%.<br />

Secara keseluruhan, tingkat pencapaian kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB adalah<br />

sebesar 105,22%.<br />

Rincian capaian kinerja masing-masing indikator tiap sasaran strategis tersebut<br />

dapat diilustrasikan dalam tabel berikut :<br />

Sasaran Strategis I<br />

Terwujudnya kualitas pelayanan publik prima, cepat, pasti, murah, transparan,<br />

adil, patut dan memuaskan<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di<br />

bidang pelayanan publik (PP,<br />

PerPres, Inpres, dan Per Men. PAN<br />

dan RB)<br />

1 PP, 1 Perpres,<br />

1 Inpres, 2 Per. Men.<br />

PAN dan RB<br />

1 Draft RPP 90<br />

1 Draft Perpres 80<br />

1 Draft Inpres 80<br />

2 Draft<br />

Per.Men.PAN-RB<br />

iv Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

90


Persentase Provinsi yang diberi<br />

sosialisasi Undang-Undang ttg<br />

Pelayanan Publik<br />

Persentase Instansi Pusat yang<br />

diberi sosialisasi Undang-Undang ttg<br />

Pelayanan Publik<br />

Terlaksananya implementasi<br />

Undang-Undang No. 25 Tahun 2009<br />

ttg Pelayanan Publik pada K/L<br />

Terlaksananya implementasi<br />

Undang-Undang No. 25 Tahun 2009<br />

ttg Pelayanan Publik pada Provinsi<br />

Jumlah Kabupaten/ Kota yang<br />

mempresentasikan kepuasan<br />

pelanggan berdasarkan Indeks<br />

Kepuasan Masyarakat (IKM)<br />

70 % Provinsi 30 % 42,86<br />

100 % 100 % 100<br />

11 K/L 0 K/L 0<br />

7 Pemda Provinsi 0 Pemda Provinsi 0<br />

33 Kab/kota 28 Kab/kota<br />

Skor IKM unit pelayanan 65 76,57 117,58<br />

Persentase Pemerintah Daerah yang<br />

menerapkan OSS (pelayanan<br />

terpadu)<br />

Jumlah Kabupaten/Kota yang<br />

dilakukan evaluasi dampak<br />

Pemberian Penghargaan Citra Bahkti<br />

Abdi Negara (CBAN)<br />

Jumlah Kab/Kota yang menerapkan<br />

pedoman peningkatan kualitas<br />

pelayanan publik berbasis partisipasi<br />

masyarakat<br />

Jumlah unit pelayanan publik yang<br />

menerapkan pedoman peningkatan<br />

kualitas pelayanan publik berbasis<br />

partisipasi masyarakat<br />

Jumlah Kabupaten/Kota yang dinilai<br />

Berdasarkan usulan<br />

instansi/Pemerintah Provinsi<br />

Persentase Pemda yang berkategori<br />

baik sesuai penilaian<br />

v Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

85<br />

75 % 79 % 105,33<br />

26 Kab/kota 0 Kab/kota 0<br />

5 Kab/kota 5 Kab/Kota 100<br />

15 unit 80 unit 533,33<br />

105 Kab/Kota 73 Kab/Kota 69,52<br />

60 % 0 % 0<br />

Persentase Pemda yang berkategori<br />

terbaik sesuai penilaian 60 % 0 % 0<br />

Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis I 87,86


Sasaran Strategis II<br />

Terwujudnya organisasi pemerintah yang proporsional, efektif dan efisien<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di bidang<br />

Kelembagaan (Perpres, Per. Men.<br />

PAN dan RB) 3 Perpres,<br />

Persentase penyelesaian konsolidasi<br />

struktural dan peningkatan kapasitas<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB, BKN dan<br />

LAN<br />

Persentase <strong>Kementerian</strong> Negara yang<br />

telah tertata organisasi dan tata<br />

kerjanya<br />

Persentase LPNK yang telah tertata<br />

organisasi dan tata kerjanya<br />

Persentase LNS yang telah tertata<br />

organisasi dan tata kerjanya<br />

Persentase Perwakilan RI di Luar<br />

Negeri yang telah tertata organisasi<br />

dan tata kerjanya<br />

Persentase Sekretariat Lembaga<br />

Negara yang telah tertata organisasi<br />

dan tata kerjanya<br />

Persentase instansi pemerintah (PPK-<br />

BLU) yang telah tertata<br />

kelembagaannya<br />

Persentase Pemda yang dievaluasi<br />

organisasi dan tatakerjanya<br />

6 Per.Men.PAN dan RB<br />

3 Draft Perpres 85<br />

4 PerMen.PAN<br />

dan RB,<br />

2 Draft<br />

PerMen.PAN dan<br />

RB<br />

vi Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

90<br />

100 % 80 % 80<br />

30 % 29,41 % 98,04<br />

30 % 28,57 % 95,24<br />

30 % 23,26 % 77,52<br />

30 % 0 % 0<br />

30 % 28,57 % 95,24<br />

30 % 25 % 83,33<br />

30 %<br />

30,30% Provinsi<br />

33,33% Kab/Kota<br />

101<br />

111,1<br />

Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis II 83,31<br />

Sasaran Strategis III<br />

Terwujudnya SDM Aparatur yang profesional, berkinerja, akuntabel dan<br />

sejahtera<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di Bidang<br />

SDM Aparatur (UU, PP, Perpres, Per.<br />

1 RUU 1 RUU 100<br />

9 RPP 9 RPP 100


Men. PAN dan RB) 3 PP 12 PP 400<br />

Persentase instansi pemerintah yang<br />

mengirimkan data usulan formasi PNS<br />

secara akurat dan benar sesuai aturan<br />

Persentase instansi yang menerapkan<br />

kebijakan pemantapan<br />

pengembangan pegawai<br />

Persentase peningkatan penghasilan<br />

PNS<br />

Persentase instansi yang menyusun<br />

informasi jabatan dalam rangka<br />

penyusunan sistem remunerasi<br />

berdasarkan merit system<br />

10 Per. Men.PAN<br />

dan RB<br />

Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis III<br />

8 Per.Men.PAN<br />

dan RB<br />

vii Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

80<br />

80 % IP Pusat 95 % IP Pusat 119<br />

80 % IP Daerah 92 % IP Daerah 115<br />

Sasaran Strategis IV<br />

5 % 5 % 100<br />

5 % 10 % 200<br />

20 % 30 % 150<br />

151,55<br />

Terwujudnya penyelenggaraan tata laksana pemerintah yang efisien, efektif<br />

dan akuntabel<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di bidang<br />

Tata Laksana (UU, PP, Per. Men. PAN<br />

dan RB)<br />

Persentase instansi pemerintah pusat<br />

yang melakukan penataan<br />

ketatalaksanaan dengan baik<br />

2 UU 2 RUU 80<br />

2 RUU 2 RUU 62,5<br />

1 PP 1 RPP 70<br />

5 Per. Men. PAN dan<br />

RB<br />

2 Per. Men. PAN<br />

dan RB,<br />

3 Draft<br />

Per.Men.PAN<br />

dan RB<br />

88<br />

35 % 59,46 % 169<br />

Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis IV 93,90<br />

Sasaran Strategis V<br />

Terwujudnya pelaksanaan reformasi birokrasi nasional secara terencana,<br />

sistematis, dan komprehensif<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Jumlah kebijakan pelaksanaan<br />

Reformasi Birokrasi yang diterbitkan<br />

7 kebijakan 10 kebijakan 143


Jumlah K/L yang telah melaksanakan<br />

reformasi birokrasi sesuai kebijakan<br />

RB Nasional<br />

12 K/L 20 K/L 167<br />

Jumlah K/L yang telah melaksanakan<br />

reformasi birokrasi 30 % 47 % 156<br />

Tingkat kualitas pelaksanaan RB yang<br />

terukur sesuai dengan kebijakan RB<br />

Nasional<br />

Jumlah instansi yang menerima<br />

sosialisasi<br />

Jumlah asistensi reformasi birokrasi<br />

kepada instansi pusat dan daerah<br />

80 % 81 % 101<br />

100 % K/L<br />

30 % Pemda<br />

100 % K/L<br />

10 % Pemda<br />

100 % K/L<br />

100 % Prov.<br />

62 %<br />

-<br />

100<br />

333<br />

Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis V 132,75<br />

Sasaran Strategis VI<br />

Terwujudnya instansi pemerintah yang akuntabel dan berkinerja tinggi<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di bidang<br />

Akuntabilitas Kinerja (RUU, Per. Men.<br />

PAN dan RB)<br />

Persentase instansi pemerintah yang<br />

menerapkan Sistem Akuntabilitas<br />

Kinerja sesuai aturan<br />

Persentase instansi pemerintah yang<br />

akuntabilitas kinerjanya baik<br />

Persentase instansi pemerintah yang<br />

menyusun Indikator Kinerja Utama<br />

(IKU)<br />

viii Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

62<br />

-<br />

1 RUU 1 RUU 100<br />

3 Per. Men. PAN dan<br />

RB<br />

3 Per. Men. PAN<br />

dan RB<br />

100<br />

50 % 50,34 % 100,68<br />

44 % 48,72 % 121,81<br />

22 % (Pusat dan<br />

Daerah)<br />

Persentase <strong>LAKIP</strong> yang diterima 87 % (Pusat dan<br />

Daerah)<br />

Persentase PK yang diterima<br />

55 % (Pusat dan<br />

Daerah)<br />

20,10 % 91,36<br />

87,42 % 100,48<br />

60,29 % 109,62<br />

Persentase instansi peserta model<br />

Island of Integrity yang berhasil 32 % 30,77 % 76,92<br />

Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis VI 100,10


Sasaran Strategis VII<br />

Terwujudnya penyelenggaraan pengawasan intern pemerintah yang<br />

terintegrasi, efisien dan efektif<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di bidang<br />

Pengawasan (RUU, Per. Men. PAN dan<br />

RB)<br />

Persentase instansi pemerintah yang<br />

melaksanakan SPI sesuai dengan<br />

ketentuan<br />

Persentase laporan dumas yang<br />

disalurkan dan telah ditindaklanjuti<br />

oleh instansi pemerintah<br />

Persentase instansi pemerintah yang<br />

melaksanakan dan melaporkan Inpres<br />

Percepatan Pemberantasan Korupsi<br />

yang dievaluasi sesuai pedoman<br />

1 RUU 1 Draft RUU 95<br />

2 Per. Men. PAN dan<br />

RB<br />

2 Draft Per.Men.<br />

PAN dan RB<br />

ix Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

98<br />

50 % 62,55 % 125,30<br />

65 % 81 % 124,61<br />

65 % 51,88 % 79,81<br />

Rata-rata capaian kinerja pada Sasaran Strategis VII 104,54<br />

Rata-rata capaian kinerja keseluruhan 105,22


A. Latar Belakang<br />

Bab I<br />

Pendahuluan<br />

Keberadaan <strong>Kementerian</strong> Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi<br />

Birokrasi, tidak terlepas dari perjalanan panjang sejarah aparatur negara<br />

dalam mengawal perjuangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita<br />

luhur sebagaimana ditegaskan dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945 yaitu<br />

“membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi<br />

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk<br />

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan<br />

ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,<br />

perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Sejak awal terbentuknya Negara<br />

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), aparatur negara telah menyertai dan<br />

menjaga perjalanan sejarah bangsa Indonesia agar tidak tercabik-cabik<br />

dalam keterpurukan dan tetap utuh dalam kerangka NKRI. Dengan<br />

memberikan arah kebijakan strategis yang menjadikan aparatur negara di<br />

pusat dan daerah dapat berperan aktif menyelenggarakan tugas-tugas<br />

pemerintahan dan pembangunan sehingga tetap berjalan sebagaimana<br />

mestinya. Meskipun gelombang pasang surut terjadi dalam dinamika<br />

sejarah perjuangan bangsa dan diwarnai pergolakan sosial yang kuat,<br />

berkat komitmen dan kinerja aparatur negara yang netral, profesional dan<br />

beretika, pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan<br />

Indonesia yang aman, adil, sejahtera dan bermartabat tetap berjalan<br />

sampai dengan yang diharapkan.<br />

Ketika reformasi bergelora di Indonesia, segenap komponen bangsa<br />

terpacu untuk memperbaiki dan mengembangkan sistem, tata kerja dan<br />

upaya-upaya lainnya ke arah kemajuan. Semangat itu pula yang<br />

memberikan dorongan betapa pentingnya melakukan upaya-upaya<br />

sistematis untuk mendayagunakan aparatur negara guna mewujudkan<br />

masyarakat madani yang dicita-citakan. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa<br />

aparatur negara yang ideal merupakan suatu keniscayaan hakiki bagi<br />

keberlangsungan pembangunan nasional.<br />

Pada era penyelenggaraan pemerintahan 2010-2014, telah ditetapkan 11<br />

prioritas pembangunan nasional yang menempatkan Reformasi Birokrasi<br />

dan tata kelola sebagai prioritas pertama untuk dilaksanakan<br />

1 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun<br />

2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional<br />

(RPJMN) 2010-2014. Untuk melaksanakan amanat strategis tersebut,<br />

Presiden Republik Indonesia telah memberikan tugas pokok kepada<br />

<strong>Kementerian</strong> Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi<br />

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 untuk<br />

menyelenggarakan urusan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan<br />

Reformasi Birokrasi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan<br />

pemerintahan negara. Tugas tersebut harus senantiasa dilaksanakan<br />

dengan penuh tanggungjawab, efektif, efisien dan akuntabel.<br />

Sesuai dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Nomor:<br />

XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas<br />

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta Undang-undang (UU) Nomor 28 Tahun<br />

1999 tentang hal yang sama telah diterbitkan Instruksi Presiden (Inpres)<br />

Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah<br />

(AKIP). Instruksi Presiden tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah<br />

sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggung jawabkan<br />

pelaksanaan tugas dan fungsi, serta peranannya dalam pengelolaan<br />

sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan<br />

perencanaan strategis yang ditetapkan.<br />

B. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi<br />

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang<br />

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi <strong>Kementerian</strong> Negara serta Susunan<br />

Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I <strong>Kementerian</strong> Negara, maka<br />

kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja <strong>Kementerian</strong><br />

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi adalah sebagai<br />

berikut:<br />

1. Kedudukan<br />

<strong>Kementerian</strong> Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi<br />

dipimpin oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan<br />

Reformasi Birokrasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab<br />

kepada Presiden.<br />

2. Tugas Pokok<br />

<strong>Kementerian</strong> Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi<br />

diberikan tugas untuk menyelenggarakan urusan di bidang<br />

pendayagunaan aparatur negara dan Reformasi Birokrasi dalam<br />

2 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan<br />

pemerintahan negara.<br />

3. Fungsi<br />

Dalam melaksanakan tugas tersebut, <strong>Kementerian</strong> Pendayagunaan<br />

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menyelenggarakan fungsi:<br />

1) Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pendayagunaan<br />

aparatur negara dan reformasi birokrasi;<br />

2) Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang<br />

pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi;<br />

3) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi<br />

tanggungjawab <strong>Kementerian</strong> Pendayagunaan Aparatur Negara dan<br />

Reformasi Birokrasi;<br />

4) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan <strong>Kementerian</strong><br />

C. ASPEK STRATEGIS<br />

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.<br />

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan<br />

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 telah menetapkan 11<br />

prioritas nasional yaitu :<br />

1) reformasi birokrasi dan tata kelola;<br />

2) pendidikan;<br />

3) kesehatan;<br />

4) penanggulangan kemiskinan;<br />

5) ketahanan pangan;<br />

6) infrastruktur;<br />

7) iklim investasi dan usaha;<br />

8) energi;<br />

9) lingkungan hidup dan penanganan bencana;<br />

10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paska konflik; serta<br />

11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.<br />

Prioritas yang terkait tugas dan fungsi <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB adalah<br />

prioritas pertama yaitu reformasi birokrasi dan tata kelola. Selain itu,<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB juga mendukung keseluruhan kegiatan prioritas<br />

lainnya dalam upaya peningkatan pelayan di berbagai sektor.<br />

Berkaitan dengan pencapaian target RPJMN Tahun 2010-2014, ditetapkan<br />

Pokok-pokok strategi dan kebijakan <strong>Kementerian</strong> PAN dan Reformasi<br />

Birokrasi tahun 2010-2014 yang difokuskan pada 3 (tiga) aspek utama,<br />

sebagai berikut :<br />

3 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


1) Penyelesaian peraturan perundang-undangan/kebijakan sebagai<br />

landasan hukum yang memperkuat arah Reformasi Birokrasi;<br />

2) Peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat<br />

sehingga secara maksimal memenuhi asas-asas pelayanan prima yaitu<br />

cepat, tepat, murah, transparan, akuntabel dan tidak diskriminatif. Hal<br />

ini dilakukan dalam rangka menumbuhkan kepercayaan masyarakat<br />

dan memperbaiki iklim investasi sehingga multiplier efeknya terjadi<br />

pengurangan pengangguran, peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan<br />

peningkatan kesejahteraan masyarakat; dan<br />

3) Pemantapan pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang<br />

menyeluruh, mencakup : (a) penyusunan dan penyempurnaan<br />

berbagai peraturan perundang-undangan dan petunjuk implementasi<br />

pelaksanaan Reformasi Birokrasi guna memberikan landasan dan arah<br />

pelaksaan yang sistemik, komprehensif, lintas sektoral, berkelanjutan<br />

pada konteks good governance ; (b) pembenahan sistem<br />

kelembagaan, ketatalaksanaan dan manajemen pemerintah di pusat<br />

dan daerah agar semakin efektif, efisien dan responsif serta<br />

berorientasi pada peningkatan kinerja SDM Aparatur dan instansi; (c)<br />

peningkatan profesionalisme SDM Aparatur melalui pembenahan<br />

manajemen kepegawaian yang mencakup seluruh aspek pembinaan<br />

mulai dari perencanaan, penetapan formasi, rekruitmen/seleksi,<br />

penempatan, diklat, promosi, remunerasi, penegakan disiplin serta<br />

peningkatan tertib administrasi kepegawaian; (d) perbaikan<br />

pelaksanaan pengawasan dan akuntabilitas aparatur melalui<br />

peningkatan efektivitas, efisiensi dan kapasitas pengawasan aparatur<br />

pemerintah terhadap seluruh aspek manajemen pemerintahan dan<br />

kenegaraan.<br />

D. Struktur Organisasi<br />

Untuk melaksanakan tugas pokok, fungsi, susunan organisasi dan tata<br />

kerja tersebut, sesuai Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 Menteri<br />

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dibantu<br />

oleh:<br />

1. Sekretariat <strong>Kementerian</strong>;<br />

2. Deputi Bidang Program dan Reformasi Birokrasi;<br />

3. Deputi Bidang Kelembagaan;<br />

4. Deputi Bidang SDM Aparatur;<br />

5. Deputi Bidang Tata Laksana;<br />

6. Deputi Bidang Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur;<br />

4 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


7. Deputi Bidang Pelayanan Publik;<br />

8. Staf Ahli Bidang Hukum;<br />

9. Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik;<br />

10. Staf Ahli Bidang Sistem Manajemen;<br />

11. Staf Ahli Bidang Otonomi Daerah;<br />

12. Staf Ahli Bidang Budaya Kerja Aparatur.<br />

Secara rinci struktur organisasi <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB terdapat pada<br />

lampiran 1.<br />

E. Sistematika Penyajian<br />

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini memberikan penjelasan<br />

mengenai pencapaian kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB selama Tahun<br />

<strong>2011</strong>. Capaian kinerja (performance results) Tahun 2010 tersebut<br />

diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement)<br />

Tahun <strong>2011</strong> sebagai tolok ukur keberhasilan Tahunan organisasi. Analisis<br />

atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan<br />

diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi<br />

perbaikan kinerja di masa datang. Sistematika penyajian Laporan<br />

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (<strong>LAKIP</strong>) <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB<br />

Tahun <strong>2011</strong> berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan<br />

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang<br />

Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi<br />

Pemerintah, sebagai berikut :<br />

Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek<br />

strategis <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB, serta struktur organisasi;<br />

Bab II – Perencanaan dan Penetapan Kinerja, menjelaskan secara<br />

ringkas dokumen perencanaan yang menjadi dasar pelaksanan program,<br />

kegiatan dan anggaran <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong> meliputi<br />

RPJMN 2010-2014, Rencana Strategis <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun<br />

2010 - 2014 dan Penetapan Kinerja Tahun <strong>2011</strong>.<br />

Bab III – Akuntabilitas Kinerja Tahun <strong>2011</strong>, menjelaskan analisis<br />

pencapaian kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB dikaitkan dengan<br />

pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk<br />

Tahun <strong>2011</strong>.<br />

Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan<br />

Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong> dan<br />

menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa<br />

datang.<br />

5 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Bab II<br />

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja<br />

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa berdasarkan Pasal 612 Peraturan<br />

Presiden Nomor 24 Tahun 2010, <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB diberikan tugas untuk<br />

menyelenggarakan urusan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan<br />

Reformasi Birokrasi dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam<br />

menyelenggarakan pemerintahan negara.<br />

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB<br />

menyelenggarakan fungsi :<br />

1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pendayagunaan aparatur<br />

negara dan reformasi birokrasi;<br />

2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pendayagunaan<br />

aparatur negara dan reformasi birokrasi;<br />

3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggungjawab<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB;<br />

4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB.<br />

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif,<br />

efisien dan akuntabel, <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB berpedoman pada dokumen<br />

perencanaan yang terdapat pada :<br />

1. RPJMN 2010-2014;<br />

2. Renstra <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB 2010-2014;<br />

3. Penetapan Kinerja Tahun <strong>2011</strong>.<br />

A. RPJMN 2010-2014<br />

RPJM 2010-2014 ditujukan untuk lebih memantapkan penataan<br />

kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya<br />

peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan<br />

kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian.<br />

Berkaitan dengan ini telah di tetapkan kerangka Visi Indonesia 2014<br />

adalah: Terwujudnya Indonesia Yang Sejahtera, Demokratis, Dan<br />

Berkeadilan, dengan penjelasan sebagai berikut:<br />

1. Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan<br />

rakyat, melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada<br />

6 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya<br />

manusia dan budaya bangsa. Tujuan penting ini dikelola melalui<br />

kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi;<br />

2. Demokrasi. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang<br />

demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan<br />

yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia;<br />

3. Keadilan. Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang<br />

dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat<br />

dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.<br />

Visi Indonesia 2014 kemudian dijabarkan di dalam Misi<br />

pembangunan 2010-2014. Misi ini adalah rumusan dari usaha-usaha yang<br />

diperlukan untuk mencapai visi Indonesia 2014 yaitu terwujudnya<br />

Indonesia Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan. Misi pemerintah dalam<br />

periode 2009-2014 diarahkan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih<br />

sejahtera, aman dan damai dan meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi<br />

Indonesia yang adil dan demokratis. Misi tersebut adalah : 1)<br />

Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera; 2)<br />

Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi; dan 3) Memperkuat Dimensi<br />

Keadilan di Semua Bidang.<br />

Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2010-2014,<br />

pemerintah menetapkan lima agenda utama pembangunan nasional tahun<br />

2010-2014, yaitu: Agenda I : Pembangunan Ekonomi dan<br />

Peningkatan Kesejahteraan Rakyat; Agenda II : Perbaikan Tata<br />

Kelola Pemerintahan; Agenda III : Penegakan Pilar Demokrasi;<br />

Agenda IV: Penegakkan Hukum Dan Pemberantasan Korupsi; dan<br />

Agenda V: Pembangunan Yang Inklusif dan Berkeadilan.<br />

Ke lima agenda tersebut memiliki prioritaskan yang dirumuskan dalam<br />

bentuk sasaran pembangunan nasional 2010-2014, yaitu : 1) Sasaran<br />

Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan; 2) Sasaran Perkuatan<br />

Pembangunan Demokrasi; dan 3) Sasaran Program Penegakan<br />

Hukum.<br />

Selanjutnya berdasarkan visi, misi, agenda, sasaran pembangunan<br />

dan arah kebijakan umum pemerintah tersebut, pemerintah menetapkan<br />

Sebelas (11) Program Prioritas Nasional yaitu: (1) reformasi birokrasi<br />

dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4)<br />

penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6)<br />

infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8) energi; (9)<br />

7 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


lingkungan hidup dan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan,<br />

terluar, dan paska konflik; serta (11) kebudayaan, kreativitas, dan<br />

inovasi teknologi.<br />

Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014 ini juga<br />

diarahkan untuk menjadi sebuah rencana kerja jangka menengah yang<br />

bersifat menyeluruh. Persoalan yang bersifat lintas sektor harus ditangani<br />

secara holistik dan tidak terfragmentasi sehingga dapat menyelesaikan<br />

persoalan yang sebenarnya.<br />

Pencapaian kinerja pembangunan tersebut menjadi komitmen semua pihak<br />

khususnya instansi pemerintah untuk dapat merealisasikannya secara<br />

sungguh-sungguh untuk kepentingan rakyat dan bangsa Indonesia. Oleh<br />

karena itu disusun pula rencana kerja yang bersifat lintas bidang. Kebijakan<br />

lintas bidang ini akan menjadi sebuah rangkaian kebijakan antar bidang<br />

yang terpadu meliputi prioritas, fokus prioritas serta kegiatan prioritas lintas<br />

bidang untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan yang semakin<br />

kompleks. Berkaitan dengan hal ini telah ditetapkan 9 (sembilan) bidang<br />

pembangunan yaitu: 1) Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama;<br />

2) Bidang Ekonomi; 3) Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; 4) Bidang<br />

Sarana dan Prasarana; 5) Bidang Politik; 6) Bidang Pertahanan dan<br />

Keamanan; 7) Bidang Hukum dan Aparatur; 8) Bidang Wilayah dan<br />

Tataruang; dan 10) Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup.<br />

Dari 9 (sembilan) bidang pembangunan terdapat 1 (satu) bidang<br />

yang sangat terkait dengan tugas dan fungsi <strong>Kementerian</strong> Negara PAN dan<br />

Reformasi Birokrasi yaitu bidang (7) Bidang Hukum dan Aparatur<br />

dengan sasaran yang akan dicapai, yaitu : terwujudnya peningkatan<br />

penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik yang mencerminkan<br />

supremasi hukum dan penegakan hak asasi manusia yang didukung oleh<br />

aparatur negara yang bersih, berwibawa, bertanggung jawab serta<br />

profesional melalui:<br />

a. Tercapainya tertib peraturan perundang-undangan dengan indikator<br />

berkurangnya jumlah peraturan perundang-undangan yang<br />

bermasalah, meningkatnya kualitas peraturan perundang-undangan<br />

sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan aspirasi masyarakat;<br />

b. Terwujudnya lembaga peradilan yang bersih dan berwibawa yang<br />

ditandai dengan diterapkannya sistem peradilan yang sederhana, cepat,<br />

transparan dan akuntabel;<br />

c. Terwujudnya pemenuhan, perlindungan, pemajuan dan penegakan<br />

HAM, dengan indikator tersedianya kerangka regulasi yang<br />

8 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


erperspektif HAM, terbentuk dan terlaksananya pedoman dan<br />

mekanisme pemajuan HAM, jumlah penanganan kasus-kasus HAM,<br />

termasuk perlindungan dan bantuan hukum bagi masyarakat miskin<br />

dan terpinggirkan;<br />

d. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, ditandai<br />

dengan meningkatkan Indeks Persepsi Korupsi menjadi 5 dan<br />

membaiknya opini BPK atas LKKL dan LKPD. Untuk LKKL diharapkan<br />

pada tahun 2014 seluruh KL (100%) mendapatkan opini Wajar Tanpa<br />

Pengecualian (WTP), sedangkan opini atas LKPD pada tahun 2014<br />

diharapkan yang mendapatkan opini WTP sebanyak 60% dan opini<br />

WDP sebanyak 40%;<br />

e. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada penduduk<br />

dan masyarakat, yang ditandai dengan meningkatnya skor Integritas<br />

Pelayanan Publik dan peringkat Kemudahan Berusaha. Skor Integritas<br />

Pelayanan Publik pada unit layanan di instansi pusat, bila pada tahun<br />

2008 adalah 6,84 diharapkan pada tahun 2014 menjadi 8. Sedangkan<br />

untuk daerah ditandai meningkatnya skor Integritas Pelayanan Publik<br />

dari 6,69 pada tahun 2008 menjadi 8 pada tahun 2014. Skor Indeks<br />

Kepuasan Masyarakat (IKM) pada unit pelayanan diharapkan tahun<br />

2014 skornya mencapai 85. Di samping itu, peringkat Kemudahan<br />

Berusaha diharapkan terus membaik dari peringkat 122 pada tahun<br />

2009 naik menjadi peringkat 75 pada tahun 2014;<br />

f. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi yang<br />

ditandai dengan meningkatnya skor Indeks Efektivitas Pemerintahan<br />

dari 47,4 pada tahun 2008 menjadi 60 pada tahun 2014. Di samping<br />

itu, pada tahun 2014 ditargetkan seluruh instansi pemerintah telah<br />

menerapkan SAKIP, dan persentasi instansi yang dinilai akuntabel<br />

mencapai 80%.<br />

Untuk mencapai sasaran pembangunan bidang hukum dan aparatur,<br />

prioritas bidang hukum dan aparatur adalah Peningkatan Penyelenggaraan<br />

Tatakelola Pemerintahan yang Baik, dengan fokus prioritas pada: (1)<br />

Peningkatan Efektifitas Peraturan Perundang-Undangan; (2) Peningkatan<br />

Kinerja Lembaga di Bidang Hukum; (3) Peningkatan Penghormatan,<br />

Pemajuan, dan Penegakan HAM; (4) Peningkatan Penyelenggaraan<br />

Pemerintahan yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme<br />

(KKN); (5) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; (6) Peningkatan<br />

Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi; dan (7) Pemantapan<br />

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Instansi.<br />

9 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


B. Rencana Strategis Tahun 2010 – 2014<br />

Rencana Strategis (Renstra) <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB 2010-2014<br />

merupakan perencanaan jangka menengah <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB yang<br />

berisi tentang gambaran sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai<br />

dalam kurun waktu lima tahun oleh <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB beserta<br />

strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai dengan tugas,<br />

fungsi dan peran yang diamanahkan.<br />

Penyusunan Renstra <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB telah mengacu pada RPJM<br />

Nasional tahun 2010-2014 yang telah ditetapkan pemerintah, khususnya<br />

terkait dengan prioritas pembangunan bidang Hukum dan Aparatur.<br />

Proses penyusunan juga telah dilakukan secara partisipatif antara<br />

unit-unit di bawah <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB maupun stakeholder<br />

eksternal. Secara ringkas subtansi Renstra <strong>Kementerian</strong> PAN dan<br />

RB dapat diilustrasikan sebagai berikut :<br />

a. Visi<br />

Visi <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB adalah : “Terwujudnya aparatur<br />

negara yang profesional, efektif, efisien dan akuntabel dalam<br />

pelaksanaan Reformasi Birokrasi Menuju Kepemerintahan Yang Baik<br />

Kelas Dunia 2025.”<br />

b. Misi<br />

Dalam rangka untuk mewujudkan Visi tersebut, <strong>Kementerian</strong> PAN dan<br />

RB menetapkan 7 ( tujuh) misi yang akan dilakukan secara konsisten,<br />

yaitu:<br />

1) Meningkatkan kualitas pelayanan publik;<br />

2) Meningkatkan pelaksanaan reformasi birokrasi:<br />

3) Meningkatkan akuntabilitas kinerja aparatur;<br />

4) Meningkatkan koordinasi pengawasan;<br />

5) Terwujudnya kelembagaan yang efektif dan efisien;<br />

6) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi ketatalaksanaan;<br />

7) Meningkatkan profesionalitas SDM aparatur.<br />

c. Tujuan<br />

Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, <strong>Kementerian</strong> PAN dan<br />

RB menetapkan empat (4) tujuan yang akan dicapai oleh organisasi<br />

dalam jangka waktu sampai tahun 2014, yaitu:<br />

1) Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat;<br />

10 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


2) Terwujudnya aparatur negara yang profesional, efektif, efisien dan<br />

akuntabel dalam rangka percepatan reformasi birokrasi;<br />

3) Meningkatnya pengawasan intern pemerintah dalam rangka<br />

percepatan pemberantasan korupsi yang efektif;<br />

4) Meningkatnya sumber daya <strong>Kementerian</strong> PAN dan Reformasi<br />

Birokrasi.<br />

d. Sasaran<br />

Berdasarkan atas tujuan, selanjutnya <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB<br />

menjabarkan dalam sasaran-sasaran strategis yang akan dicapai secara<br />

tahunan selama periode Renstra. Sasaran strategis dan indikator<br />

kinerja sebagai alat ukur keberhasilan sasaran strategis selama tahun<br />

2010-2014 adalah sebagai berikut :<br />

Sasaran Indikator Kinerja Utama<br />

Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat<br />

Sasaran Strategis 1 :<br />

Terwujudnya kualitas pelayanan<br />

publik prima, cepat, pasti, murah,<br />

transparan, adil, patut dan<br />

memuaskan<br />

1) Jumlah peraturan/kebijakan dibidang<br />

pelayanan publik;<br />

2) Persentase Instansi yang skor IKM baik;<br />

3) Persentase Pemerintah Daerah yang<br />

menerapkan Pelayanan Terpadu Satu<br />

Pintu (PTSP);<br />

4) Persentase instansi yang berkategori<br />

baik sesuai penilaian;<br />

5) Persentase unit pelayanan yang<br />

berkategori baik sesuai penilaian;<br />

6) Jumlah instansi yang menerapkan<br />

pedoman peningkatan kualitas pelayanan<br />

publik berbasis partisipasi masyarakat;<br />

7) Jumlah instansi yang menerapkan UU<br />

Nomor 25/2009 tentang pelayanan<br />

publik;<br />

8) Jumlah Pemda yang melakukan<br />

peningkatan kualitas pelayanan publik<br />

berbasis Sistem Manajemen Mutu (SMM)<br />

yang diakui secara internasional.<br />

11 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Sasaran Indikator Kinerja Utama<br />

Tujuan 2 : Terwujudnya aparatur negara yang profesional, efektif, efisien dan<br />

akuntabel dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi<br />

Sasaran Strategis 2 :<br />

Terwujudnya pelaksanaan reformasi<br />

birokrasi nasional secara terencana,<br />

sistematis, dan komprehensif<br />

Sasaran Strategis 3 :<br />

Terwujudnya organisasi pemerintah<br />

yang proporsional, efektif dan<br />

efisien<br />

Sasaran Strategis 4 :<br />

Terwujudnya SDM Aparatur yang<br />

profesional, berkinerja,akuntabel<br />

dan sejahtera<br />

1) Jumlah kebijakan pelaksanaan Reformasi<br />

Birokrasi yang diterbitkan;<br />

2) Jumlah K/L yang telah melaksanakan<br />

reformasi birokrasi sesuai kebijakan RB<br />

Nasional;<br />

3) Jumlah Pemda yang telah melaksanakan<br />

reformasi birokrasi sesuai kebijakan RB<br />

Nasional;<br />

4) Tingkat kualitas pelaksanaan RB yang<br />

terukur sesuai dengan kebijakan RB<br />

Nasional.<br />

1) Jumlah Peraturan Kebijakan dibidang<br />

kelembagaan (UU, PP, Perpres, Per. Men.<br />

PAN dan RB);<br />

2) Persentase unit organisasi di lingkungan<br />

<strong>Kementerian</strong>/Lembaga yang telah tertata<br />

organisasi dan tata kerjanya;<br />

3) Jumlah kelembagaan Pemda yang telah<br />

dipantau dan dievaluasi organisasi dan<br />

tata kerjanya.<br />

1) Jumlah Peraturan Kebijakan dibidang<br />

SDM Aparatur (UU, PP, Perpres, Per.<br />

Men. PAN dan RB);<br />

2) Persentase peningkatan penghasilan PNS<br />

berdasarkan hasil analisis dikaitkan<br />

dengan tingkat inflasi;<br />

3) Jumlah instansi pemerintah yang<br />

menyusun perencanaan kebutuhan<br />

pegawai dan penataan PNS sesuai<br />

aturan;<br />

4) Persentase instansi yang menegakkan<br />

disiplin sesuai aturan;<br />

5) Persentase instansi pemerintah yang<br />

melakukan penataan jabatan PNS;<br />

6) Jumlah instansi pemerintah yang telah<br />

melakukan pemeringkatan jabatan.<br />

12 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Sasaran Strategis 5 :<br />

Sasaran Indikator Kinerja Utama<br />

Terwujudnya penyelenggaraan tata<br />

laksana pemerintah yang efisien,<br />

efektif dan akuntabel<br />

Sasaran Strategis 6 :<br />

Terwujudnya instansi pemerintah<br />

yang akuntabel dan berkinerja tinggi<br />

1) Jumlah peraturan/kebijakan dibidang<br />

ketatalaksanaan;<br />

2) Persentase instansi pemerintah pusat<br />

yang melakukan penataan<br />

ketatalaksanaan dengan baik;<br />

3) Persentase instansi pemerintah daerah<br />

yang melakukan penataan<br />

ketatalaksanaan dengan baik.<br />

1) Jumlah peraturan/kebijakan di bidang<br />

pengawasan dan akuntabilitas;<br />

2) Persentase instansi pemerintah yang<br />

menerapkan Sistem Akuntabilitas Kinerja<br />

sesuai aturan;<br />

3) Persentase instansi pemerintah yang<br />

akuntabilitas kinerjanya baik;<br />

4) Persentase instansi peserta model Island<br />

of Integrity yang berhasil;<br />

5) Persentase instansi pemerintah yang<br />

menyusun Indikator Kinerja Utama (IKU);<br />

6) Persentase <strong>LAKIP</strong> yang diterima;<br />

7) Persentase PK yang diterima.<br />

Tujuan 3 : Meningkatnya pengawasan intern pemerintah dalam rangka<br />

percepatan pemberantasan korupsi yang efektif;<br />

Sasaran Strategis 7 :<br />

Terwujudnya penyelenggaraan<br />

pengawasan intern pemerintah yang<br />

terintegrasi, efisien dan efektif<br />

1) Persentase instansi pemerintah yang<br />

melaksanakan SPI sesuai dengan<br />

ketentuan;<br />

2) Persentase jumlah temuan yang<br />

ditindaklanjuti dalam waktu satu tahun;<br />

3) Persentase laporan dumas yang<br />

disalurkan dan telah ditindaklanjuti oleh<br />

instansi pemerintah;<br />

4) Persentase instansi pemerintah yang<br />

melaksanakan dan melaporkan Inpres<br />

Percepatan Pemberantasan Korupsi yang<br />

dievaluasi sesuai pedoman.<br />

13 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Sasaran Indikator Kinerja Utama<br />

Tujuan 4 : Mewujudkan peningkatan kapasitas aparatur negara <strong>Kementerian</strong><br />

Sasaran Strategis 8 :<br />

PAN dan Reformasi Birokrasi<br />

Terwujudnya peningkatan kinerja<br />

manajemen internal dalam rangka<br />

pelaksanaan tugas <strong>Kementerian</strong><br />

e. Indikator Kinerja Utama (IKU)<br />

1) Persentase dokumen administrasi<br />

keuangan yang diselesaikan tepat waktu;<br />

2) Persentase barang milik negara yang<br />

tercatat/ terinventarisasi sesuai kaidah<br />

pencatatan BMN;<br />

3) Opini BPK terhadap laporan keuangan<br />

KemPAN dan RB;<br />

4) Persentase pejabat yang telah<br />

melaporkan LHKPN;<br />

5) Rasio sarana dan prasarana yang tersedia<br />

dengan kebutuhan pegawai sesuai<br />

standar kualitas pelayanan yang baik;<br />

6) Persentase dokumen program dan<br />

anggaran yang diselesaikan tepat waktu;<br />

7) Persentase dokumen pelaporan yang<br />

diselesaikan tepat waktu;<br />

8) Persentase kegiatan yang dilaksanakan<br />

sesuai dokumen perencanaan;<br />

9) Persentase publikasi/ pemberitaan<br />

tentang kebijakan PAN yang<br />

dilaksanakan;<br />

10) Persentase proses penyusunan<br />

peraturan perundang-undangan yang<br />

dilaksanakan sesuai prosedur.<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB juga telah menetapkan Indikator Kinerja<br />

Utama (IKU) secara berjenjang, sebagai ukuran keberhasilan organisasi<br />

secara dalam mencapai sasaran strategis organisasi. Penetapan IKU<br />

telah mengacu pada Renstra <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB serta RPJMN<br />

tahun 2010-<strong>2011</strong>. Indikator kinerja utama ditetapkan dengan memilih<br />

indikator-indikator kinerja yang ada dalam Renstra <strong>Kementerian</strong> PAN<br />

dan RB tahun 2010-2014 yang memiliki fokus pada perspektif<br />

stakeholder, sedangkan yang fokusnya pada internal bussines proses<br />

14 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


(peningkatan kapasitas internal organisasi) tidak dijadikan sebagai<br />

Indikator Kinerja Utama.<br />

Indikator kinerja utama <strong>Kementerian</strong> Negara PAN dan Reformasi<br />

Birokrasi yang akan digunakan untuk periode waktu tahun 2010-2014<br />

sesuai periode Renstra telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri<br />

Negara PAN dan RB Nomor 47 Tahun 2010, sebagai berikut :<br />

No.<br />

Sasaran Strategis<br />

I. Terwujudnya kualitas<br />

pelayanan publik prima, cepat,<br />

pasti, murah, transparan, adil,<br />

patut dan memuaskan<br />

II. Terwujudnya organisasi<br />

pemerintah yang proporsional,<br />

efektif dan efisien<br />

III. Terwujudnya SDM Aparatur<br />

yang profesional,<br />

berkinerja,akuntabel dan<br />

sejahtera<br />

IV. Terwujudnya penyelenggaraan<br />

tata laksana pemerintah yang<br />

efisien, efektif dan akuntabel<br />

15 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

Indikator Kinerja Utama<br />

1. Persentase instansi yang skor<br />

IKM baik;<br />

2. Persentase Pemerintah Daerah<br />

yang menerapkan Pelayanan<br />

Terpadu Satu Pintu (PTSP);<br />

3. Persentase Instansi yang<br />

berkategori baik sesuai penilaian;<br />

1. Persentase <strong>Kementerian</strong>/<br />

Lembaga yang telah tertata<br />

organisasi dan tata kerjanya;<br />

2. Persentase kelembagaan Pemda<br />

yang telah tertata organisasi dan<br />

tata kerjanya.<br />

1. Persentase peningkatan<br />

penghasilan PNS;<br />

2. Persentase instansi pemerintah<br />

yang menyusun perencanaan<br />

kebutuhan SDM aparatur sesuai<br />

aturan;<br />

3. Persentase instansi yang<br />

menegakkan disiplin sesuai<br />

aturan;<br />

4. Persentase instansi pemerintah<br />

yang melakukan penataan<br />

jabatan PNS.<br />

1. Persentase instansi pemerintah<br />

pusat yang melakukan penataan<br />

ketatalaksanaan dengan baik;<br />

2. Persentase instansi pemerintah<br />

daerah yang melakukan penataan<br />

ketatalaksanaan dengan baik.


No.<br />

Sasaran Strategis<br />

V. Terwujudnya pelaksanaan<br />

reformasi birokrasi nasional<br />

secara terencana, sistematis,<br />

dan komprehensif<br />

VI. Terwujudnya instansi<br />

pemerintah yang akuntabel<br />

dan berkinerja tinggi<br />

VII. Terwujudnya penyelenggaraan<br />

pengawasan intern<br />

pemerintah yang terintegrasi,<br />

efisien dan efektif<br />

C. Penetapan Kinerja Tahun <strong>2011</strong><br />

16 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

Indikator Kinerja Utama<br />

1. Tingkat kualitas pelaksanaan RB<br />

yang terukur sesuai dengan<br />

kebijakan RB Nasional;<br />

2. Jumlah K/L yang telah<br />

melaksanakan reformasi birokrasi<br />

sesuai kebijakan RB Nasional.<br />

1. Persentase instansi pemerintah<br />

yang menerapkan Sistem<br />

Akuntabilitas Kinerja sesuai<br />

aturan;<br />

2. Persentase instansi pemerintah<br />

yang akuntabilitas kinerjanya<br />

baik;<br />

3. Persentase instansi peserta<br />

model Island of Integrity yang<br />

berhasil.<br />

1. Persentase instansi pemerintah<br />

yang melaksanakan SPI sesuai<br />

dengan ketentuan;<br />

2. Persentase laporan dumas yang<br />

disalurkan dan telah<br />

ditindaklanjuti oleh instansi<br />

pemerintah;<br />

3. Persentase instansi pemerintah<br />

yang melaksanakan dan<br />

melaporkan Inpres Percepatan<br />

Pemberantasan Korupsi yang<br />

dievaluasi sesuai pedoman.<br />

Penetapan Kinerja merupakan amanat Inpres Nomor 5 Tahun 2004 dan<br />

Surat Edaran Menteri Negara PAN Nomor: SE/31/M.PAN/12/2004 tentang<br />

Penetapan Kinerja. Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan<br />

komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja<br />

yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu Tahun tertentu dengan<br />

mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus<br />

penetapan kinerja antara lain adalah untuk: meningkatkan akuntabilitas,<br />

transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara


penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian<br />

keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;<br />

menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan<br />

sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB telah membuat penetapan kinerja tahun 2010<br />

secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada.<br />

Penetapan kinerja ini telah mengacu pada Renstra <strong>Kementerian</strong> PAN dan<br />

RB serta RPJMN tahun 2010-2014. Oleh karena itu Indikator – indikator<br />

kinerja dan target tahunan yang digunakan dalam penetapan kinerja ini<br />

adalah indikator kinerja utama tingkat kementerian yang telah ditetapkan<br />

dan telah diintegrasikan dalam Renstra <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB tahun<br />

2010-2014.<br />

Penetapan Kinerja tingkat <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong> yang telah<br />

ditandatangani pada bulan Maret <strong>2011</strong> adalah sebagai berikut :<br />

Sasaran Strategis I<br />

Terwujudnya kualitas pelayanan publik prima, cepat, pasti, murah,<br />

transparan, adil, patut dan memuaskan<br />

Indikator Kinerja Target<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di bidang pelayanan<br />

publik (PP, PerPres, Inpres, dan Per Men. PAN dan<br />

RB)<br />

Persentase Provinsi yang diberi sosialisasi<br />

Undang-Undang ttg Pelayanan Publik<br />

Persentase Instansi Pusat yang diberi sosialisasi<br />

Undang-Undang ttg Pelayanan Publik<br />

Terlaksananya implementasi Undang-Undang No.<br />

25 Tahun 2009 ttg Pelayanan Publik pada K/L<br />

Terlaksananya implementasi Undang-Undang No.<br />

25 Tahun 2009 ttg Pelayanan Publik pada<br />

Provinsi<br />

Jumlah Kabupaten/ Kota yang mempresentasikan<br />

kepuasan pelanggan berdasarkan Indeks<br />

Kepuasan Masyarakat (IKM)<br />

17 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

1 PP, 1 Perpres, 1 Inpres,<br />

2 Per. Men. PAN dan RB<br />

70 % Provinsi<br />

100 %<br />

11 K/L<br />

7 Pemda Provinsi<br />

33 Kab/kota<br />

Skor IKM unit pelayanan 65


Persentase Pemerintah Daerah yang menerapkan<br />

OSS (pelayanan terpadu)<br />

Jumlah Kabupaten/Kota yang dilakukan evaluasi<br />

dampak Pemberian Penghargaan Citra Bahkti<br />

Abdi Negara (CBAN)<br />

Jumlah Kab/Kota yang menerapkan pedoman<br />

peningkatan kualitas pelayanan publik berbasis<br />

partisipasi masyarakat<br />

Jumlah unit pelayanan publik yang menerapkan<br />

pedoman peningkatan kualitas pelayanan publik<br />

berbasis partisipasi masyarakat<br />

Jumlah Kabupaten/Kota yang dinilai Berdasarkan<br />

usulan instansi/Pemerintah Provinsi<br />

Persentase Pemda yang berkategori baik sesuai<br />

penilaian<br />

Persentase Pemda yang berkategori terbaik<br />

sesuai penilaian<br />

Sasaran Strategis II<br />

18 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

75 %<br />

26 Kab/kota<br />

5 Kab/kota<br />

15 unit<br />

105 Kab/Kota<br />

60 %<br />

60 %<br />

Terwujudnya organisasi pemerintah yang proporsional, efektif dan efisien<br />

Indikator Kinerja Target<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di bidang<br />

Kelembagaan (Perpres, Per. Men. PAN dan RB)<br />

Persentase penyelesaian konsolidasi struktural<br />

dan peningkatan kapasitas <strong>Kementerian</strong> PAN dan<br />

RB, BKN dan LAN<br />

Persentase <strong>Kementerian</strong> Negara yang telah<br />

tertata organisasi dan tata kerjanya<br />

Persentase LPNK yang telah tertata organisasi dan<br />

tata kerjanya<br />

Persentase LNS yang telah tertata organisasi dan<br />

tata kerjanya<br />

Persentase Perwakilan RI di Luar Negeri yang<br />

telah tertata organisasi dan tata kerjanya<br />

Persentase Sekretariat Lembaga Negara yang<br />

telah tertata organisasi dan tata kerjanya<br />

3 Perpres,<br />

6 Per. Men. PAN dan RB<br />

100 %<br />

30 %<br />

30 %<br />

30 %<br />

30 %<br />

30 %


Persentase instansi pemerintah (PPK-BLU) yang<br />

telah tertata kelembagaannya<br />

Persentase Pemda yang dievaluasi organisasi dan<br />

tatakerjanya<br />

Sasaran Strategis III<br />

19 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

30 %<br />

30 %<br />

Terwujudnya SDM Aparatur yang profesional, berkinerja, akuntabel dan<br />

sejahtera<br />

Indikator Kinerja Target<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di Bidang SDM<br />

Aparatur (UU, PP, Perpres, Per. Men. PAN dan RB)<br />

Persentase insansi pemerintah yang mengirimkan<br />

data usulan formasi PNS secara akurat dan benar<br />

sesuai aturan<br />

Persentase instansi yang menerapkan kebijakan<br />

pemantapan pengembangan pegawai<br />

1 RUU, 9 RPP, 3 PP,<br />

10 Per. Men PAN dan RB<br />

80 %<br />

5 %<br />

Persentase peningkatan penghasilan PNS 5 %<br />

Persentase instansi yang menyusun informasi<br />

jabatan dalam rangka penyusunan sistem<br />

remunerasi berdasarkan merit system<br />

Sasaran Strategis IV<br />

20 %<br />

Terwujudnya penyelenggaraan tata laksana pemerintah yang efisien,<br />

efektif dan akuntabel<br />

Indikator Kinerja Target<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di bidang Tata<br />

Laksana (UU, PP, Per. Men. PAN dan RB)<br />

Persentase instansi pemerintah pusat yang<br />

melakukan penataan ketatalaksanaan dengan<br />

baik<br />

2 UU, 2 RUU, 1 PP,<br />

5 Per. Men. PAN dan RB<br />

35 %


Sasaran Strategis V<br />

Terwujudnya pelaksanaan reformasi birokrasi nasional secara terencana,<br />

sistematis, dan komprehensif<br />

Indikator Kinerja Target<br />

Jumlah kebijakan pelaksanaan Reformasi<br />

Birokrasi yang diterbitkan<br />

Jumlah K/L yang telah melaksanakan reformasi<br />

birokrasi sesuai kebijakan RB Nasional<br />

Jumlah K/L yang telah melaksanakan reformasi<br />

birokrasi<br />

Tingkat kualitas pelaksanaan RB yang terukur<br />

sesuai dengan kebijakan RB Nasional<br />

20 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

7 kebijakan<br />

12 K/L<br />

30 %<br />

80 %<br />

Jumlah instansi yang menerima sosialisasi 100 % K/L<br />

30 % Pemda<br />

Jumlah asistensi reformasi birokrasi kepada<br />

instansi pusat dan daerah<br />

Sasaran Strategis VI<br />

100 % K/L<br />

10 % Pemda<br />

Terwujudnya instansi pemerintah yang akuntabel dan berkinerja tinggi<br />

Indikator Kinerja Target<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di bidang Akuntabilitas<br />

Kinerja (RUU, Per. Men. PAN dan RB)<br />

Persentase instansi pemerintah yang menerapkan<br />

Sistem Akuntabilitas Kinerja sesuai aturan<br />

Persentase instansi pemerintah yang akuntabilitas<br />

kinerjanya baik<br />

Persentase instansi pemerintah yang menyusun<br />

Indikator Kinerja Utama (IKU)<br />

1 RUU,<br />

3 Per. Men. PAN dan RB<br />

50 %<br />

44 %<br />

22 % (Pusat dan Daerah)<br />

Persentase <strong>LAKIP</strong> yang diterima 87 % (Pusat dan Daerah)<br />

Persentase PK yang diterima 55 % (Pusat dan Daerah)<br />

Persentase instansi peserta model Island of<br />

Integrity yang berhasil<br />

32 %


Sasaran Strategis VII<br />

Terwujudnya penyelenggaraan pengawasan intern pemerintah yang<br />

terintegrasi, efisien dan efektif<br />

Indikator Kinerja Target<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di bidang Pengawasan<br />

(RUU, Per. Men. PAN dan RB)<br />

Persentase instansi pemerintah yang<br />

melaksanakan SPI sesuai dengan ketentuan<br />

Persentase laporan dumas yang disalurkan dan<br />

telah ditindaklanjuti oleh instansi pemerintah<br />

Persentase instansi pemerintah yang<br />

melaksanakan dan melaporkan Inpres Percepatan<br />

Pemberantasan Korupsi yang dievaluasi sesuai<br />

pedoman<br />

21 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

1 RUU,<br />

2 Per. Men. PAN dan RB<br />

50 %<br />

65 %<br />

65 %<br />

Terdapat perbedaan indikator kinerja antara PK (Penetapan Kinerja) dan IKU<br />

(Indikator Kinerja Utama) dikarenakan :<br />

1. PK Tahun <strong>2011</strong> telah ditetapkan pada bulan Maret tahun <strong>2011</strong>; sedangkan<br />

2. IKU Tahun <strong>2011</strong> baru ditetapkan pada bulan Oktober <strong>2011</strong>; dikarenakan<br />

menyesuaikan dengan kondisi aktual bidang PAN dan RB saat ini.<br />

Indikator Kinerja yang dipergunakan dalam pengukuran kinerja (<strong>LAKIP</strong><br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB) tahun <strong>2011</strong> adalah indikator kinerja yang terdapat<br />

pada PK tahun <strong>2011</strong>.


Bab III<br />

Akuntabilitas Kinerja Tahun <strong>2011</strong><br />

A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun <strong>2011</strong><br />

Pengukuran tingkat capaian kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB<br />

tahun <strong>2011</strong> dilakukan dengan cara membandingkan antara target<br />

pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan<br />

Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB tahun <strong>2011</strong> dengan realisasinya. Tingkat<br />

capaian kinerja Kementeraian PAN dan RB tahun <strong>2011</strong> berdasarkan hasil<br />

pengukurannya dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut :<br />

Sasaran Strategis I<br />

Terwujudnya kualitas pelayanan publik prima, cepat, pasti, murah,<br />

transparan, adil, patut dan memuaskan<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di<br />

bidang pelayanan publik (PP,<br />

PerPres, Inpres, dan Per Men.<br />

PAN dan RB)<br />

Persentase Provinsi yang diberi<br />

sosialisasi Undang-Undang ttg<br />

Pelayanan Publik<br />

Persentase Instansi Pusat yang<br />

diberi sosialisasi Undang-Undang<br />

ttg Pelayanan Publik<br />

Terlaksananya implementasi<br />

Undang-Undang No. 25 Tahun<br />

2009 ttg Pelayanan Publik pada<br />

K/L<br />

Terlaksananya implementasi<br />

Undang-Undang No. 25 Tahun<br />

2009 ttg Pelayanan Publik pada<br />

Provinsi<br />

Jumlah Kabupaten/ Kota yang<br />

mempresentasikan kepuasan<br />

pelanggan berdasarkan Indeks<br />

Kepuasan Masyarakat (IKM)<br />

1 PP, 1 Perpres,<br />

1 Inpres, 2 Per. Men.<br />

PAN dan RB<br />

22 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

1 Draft RPP 90<br />

1 Draft Perpres 80<br />

1 Draft Inpres 80<br />

2 Draft<br />

PerMenPAN-RB<br />

90<br />

70 % Provinsi 30 % 42,86<br />

100 % 100 % 100<br />

11 K/L 0 K/L 0<br />

7 Pemda Provinsi 0 Pemda Provinsi 0<br />

33 Kab/kota<br />

28<br />

Kab/kota<br />

85


Skor IKM unit pelayanan 65 76,57 117,58<br />

Persentase Pemerintah Daerah<br />

yang menerapkan OSS<br />

(pelayanan terpadu)<br />

Jumlah Kabupaten/Kota yang<br />

dilakukan evaluasi dampak<br />

Pemberian Penghargaan Citra<br />

Bahkti Abdi Negara (CBAN)<br />

Jumlah Kab/Kota yang<br />

menerapkan pedoman<br />

peningkatan kualitas pelayanan<br />

publik berbasis partisipasi<br />

masyarakat<br />

Jumlah unit pelayanan publik<br />

yang menerapkan pedoman<br />

peningkatan kualitas pelayanan<br />

publik berbasis partisipasi<br />

masyarakat<br />

Jumlah Kabupaten/Kota yang<br />

dinilai Berdasarkan usulan<br />

instansi/Pemerintah Provinsi<br />

Persentase Pemda yang<br />

berkategori baik sesuai penilaian<br />

Persentase Pemda yang<br />

berkategori terbaik sesuai<br />

penilaian<br />

75 % 79 % 105,33<br />

26<br />

Kab/kota<br />

23 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

0<br />

Kab/kota<br />

5 Kab/kota 5 Kab/Kota 100<br />

15 unit 80 unit 533,33<br />

105 Kab/Kota 73 Kab/Kota 69,52<br />

Sasaran Strategis II<br />

60 % 0 % 0<br />

60 % 0 % 0<br />

Terwujudnya organisasi pemerintah yang proporsional, efektif dan efisien<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di<br />

bidang Kelembagaan (Perpres,<br />

Per. Men. PAN dan RB) 3 Perpres,<br />

Persentase penyelesaian<br />

konsolidasi struktural dan<br />

peningkatan kapasitas<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB, BKN<br />

dan LAN<br />

6 Per.Men.PAN dan RB<br />

3 Draft Perpres 85<br />

4 PerMen.PAN<br />

dan RB,<br />

2 Draft<br />

PerMen.PAN<br />

dan RB<br />

0<br />

90<br />

100 % 80 % 80


Persentase <strong>Kementerian</strong> Negara<br />

yang telah tertata organisasi dan<br />

tata kerjanya<br />

Persentase LPNK yang telah<br />

tertata organisasi dan tata<br />

kerjanya<br />

Persentase LNS yang telah<br />

tertata organisasi dan tata<br />

kerjanya<br />

Persentase Perwakilan RI di Luar<br />

Negeri yang telah tertata<br />

organisasi dan tata kerjanya<br />

Persentase Sekretariat Lembaga<br />

Negara yang telah tertata<br />

organisasi dan tata kerjanya<br />

Persentase instansi pemerintah<br />

(PPK-BLU) yang telah tertata<br />

kelembagaannya<br />

Persentase Pemda yang<br />

dievaluasi organisasi dan<br />

tatakerjanya<br />

30 % 29,41 % 98,04<br />

30 % 28,57 % 95,24<br />

30 % 23,26 % 77,52<br />

30 % 0 % 0<br />

30 % 28,57 % 95,24<br />

30 % 25 % 83,33<br />

30 %<br />

Sasaran Strategis III<br />

24 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

30,30 % Provinsi<br />

33,33 % Kab/Kota<br />

101<br />

111,1<br />

Terwujudnya SDM Aparatur yang profesional, berkinerja, akuntabel dan<br />

sejahtera<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di<br />

Bidang SDM Aparatur (UU, PP,<br />

Perpres, Per. Men. PAN dan RB)<br />

Persentase instansi pemerintah<br />

yang mengirimkan data usulan<br />

formasi PNS secara akurat dan<br />

benar sesuai aturan<br />

Persentase instansi yang<br />

menerapkan kebijakan<br />

pemantapan pengembangan<br />

pegawai<br />

Persentase peningkatan<br />

penghasilan PNS<br />

1 RUU 1RUU 100<br />

9 RPP 9 RPP 100<br />

3 PP 12 PP 400<br />

10 Per. Men.PAN<br />

dan RB<br />

8 Per. Men.PAN<br />

dan RB<br />

80<br />

80 % IP Pusat 95 % IP Pusat 119<br />

80 % IP Daerah 92 % IP Daerah 115<br />

5 % 5 % 100<br />

5 % 10 % 200


Persentase instansi yang<br />

menyusun informasi jabatan<br />

dalam rangka penyusunan sistem<br />

remunerasi berdasarkan merit<br />

system<br />

Sasaran Strategis IV<br />

20 % 30 % 150<br />

Terwujudnya penyelenggaraan tata laksana pemerintah yang efisien,<br />

efektif dan akuntabel<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di<br />

bidang Tata Laksana (UU, PP,<br />

Per. Men. PAN dan RB)<br />

Persentase instansi pemerintah<br />

pusat yang melakukan penataan<br />

ketatalaksanaan dengan baik<br />

2 UU 2 RUU 80<br />

2 RUU 2 RUU 62,5<br />

1 PP 1 RPP 70<br />

5 Per. Men. PAN dan<br />

RB<br />

Sasaran Strategis V<br />

2 Per. Men. PAN<br />

dan RB,<br />

3 Draft<br />

Per.Men.PAN<br />

dan RB<br />

25 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

88<br />

35 % 59,46 % 169<br />

Terwujudnya pelaksanaan reformasi birokrasi nasional secara terencana,<br />

sistematis, dan komprehensif<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Jumlah kebijakan pelaksanaan<br />

Reformasi Birokrasi yang<br />

diterbitkan<br />

Jumlah K/L yang telah<br />

melaksanakan reformasi<br />

birokrasi sesuai kebijakan RB<br />

Nasional<br />

Jumlah K/L yang telah<br />

melaksanakan reformasi<br />

birokrasi<br />

Tingkat kualitas pelaksanaan RB<br />

yang terukur sesuai dengan<br />

kebijakan RB Nasional<br />

7 kebijakan 10 kebijakan 143<br />

12 K/L 20 K/L 167<br />

30 % 47 % 156<br />

80 % 81 % 101


Jumlah instansi yang menerima<br />

sosialisasi<br />

Jumlah asistensi reformasi<br />

birokrasi kepada instansi pusat<br />

dan daerah<br />

100 % K/L<br />

30 % Pemda<br />

100 % K/L<br />

10 % Pemda<br />

Sasaran Strategis VI<br />

26 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

100 % K/L<br />

100 % Prov.<br />

62 %<br />

-<br />

Terwujudnya instansi pemerintah yang akuntabel dan berkinerja tinggi<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di<br />

bidang Akuntabilitas Kinerja<br />

(RUU, Per. Men. PAN dan RB)<br />

Persentase instansi<br />

pemerintah yang menerapkan<br />

Sistem Akuntabilitas Kinerja<br />

sesuai aturan<br />

Persentase instansi<br />

pemerintah yang akuntabilitas<br />

kinerjanya baik<br />

Persentase instansi<br />

pemerintah yang menyusun<br />

Indikator Kinerja Utama (IKU)<br />

Persentase <strong>LAKIP</strong> yang<br />

diterima<br />

Persentase PK yang diterima<br />

Persentase instansi peserta<br />

model Island of Integrity yang<br />

berhasil<br />

100<br />

333<br />

62<br />

-<br />

1 RUU 1 RUU 100<br />

3 Per. Men. PAN dan<br />

RB<br />

3 Per. Men. PAN<br />

dan RB<br />

100<br />

50 % 50,34 % 100,68<br />

44 % 48,72 % 121,81<br />

22 % (Pusat dan<br />

Daerah)<br />

87 % (Pusat dan<br />

Daerah)<br />

55 % (Pusat dan<br />

Daerah)<br />

Sasaran Strategis VII<br />

20,10 % 91,36<br />

87,42 % 100,48<br />

60,29 % 109,62<br />

32 % 30,77 % 76,92<br />

Terwujudnya penyelenggaraan pengawasan intern pemerintah yang<br />

terintegrasi, efisien dan efektif<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di<br />

bidang Pengawasan (RUU, Per.<br />

Men. PAN dan RB)<br />

1 RUU 1 Draft RUU 95<br />

2 Per. Men. PAN dan<br />

RB<br />

2 Draft Permen.<br />

PAN-RB<br />

98


Persentase instansi pemerintah<br />

yang melaksanakan SPI sesuai<br />

dengan ketentuan<br />

Persentase laporan dumas yang<br />

disalurkan dan telah<br />

ditindaklanjuti oleh instansi<br />

pemerintah<br />

Persentase instansi pemerintah<br />

yang melaksanakan dan<br />

melaporkan Inpres Percepatan<br />

Pemberantasan Korupsi yang<br />

dievaluasi sesuai pedoman<br />

50 % 62,55 % 125,30<br />

65 % 81 % 124,61<br />

65 % 51,88 % 79,81<br />

Rata-rata capaian kinerja 105,22<br />

B. Analisis Capaian Kinerja<br />

Sasaran Strategis 1 : Terwujudnya kualitas pelayanan<br />

publik prima, cepat, pasti, murah,transparan<br />

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

1) Jumlah<br />

peraturan/kebijakan di<br />

bidang pelayanan<br />

publik (PP, PerPres,<br />

Inpres, dan Per.<br />

Men.PAN dan RB)<br />

2) Persentase Provinsi<br />

yang diberi sosialisasi<br />

Undang-Undang ttg<br />

Pelayanan Publik<br />

3) Persentase Instansi<br />

Pusat yang diberi<br />

sosialisasi Undang-<br />

Undang ttg Pelayanan<br />

Publik<br />

1 PP 1 Draft RPP 90<br />

1 Perpres 1 Draft Perpres 80<br />

1 Inpres 1 Draft Inpres 80<br />

2 Per. Men.<br />

PAN dan RB<br />

2 Draft<br />

PerMenPAN-RB<br />

27 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

90<br />

70 % 30 % 42,86<br />

100 % 100 % 100


Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

4) Terlaksananya<br />

implementasi<br />

Undang-Undang No.<br />

25 Tahun 2009 ttg<br />

Pelayanan Publik<br />

pada K/L<br />

5) Terlaksananya<br />

implementasi<br />

Undang-Undang No.<br />

25 Tahun 2009 ttg<br />

Pelayanan Publik<br />

pada Provinsi<br />

6) Jumlah Kabupaten/<br />

Kota yang<br />

mempresentasikan<br />

kepuasan pelanggan<br />

berdasarkan Indeks<br />

Kepuasan Masyarakat<br />

(IKM)<br />

7) Skor IKM unit<br />

pelayanan<br />

8) Persentase<br />

Pemerintah Daerah<br />

yang menerapkan<br />

OSS (pelayanan<br />

terpadu)<br />

9) Jumlah<br />

Kabupaten/Kota yang<br />

dilakukan evaluasi<br />

dampak Pemberian<br />

Penghargaan Citra<br />

Bahkti Abdi Negara<br />

(CBAN)<br />

11 K/L 0 K/L 0<br />

7 Pemda<br />

Provinsi<br />

0 Pemda<br />

Provinsi<br />

33 Kab/kota 28 Kab/kota 85<br />

65 76,57 117,58<br />

75 % 79 % 105,33<br />

26 Kab/kota 0 kab/kota 0<br />

28 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

0


Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

10) Jumlah Kab/Kota<br />

yang menerapkan<br />

pedoman<br />

peningkatan kualitas<br />

pelayanan publik<br />

berbasis partisipasi<br />

masyarakat<br />

11) Jumlah unit<br />

pelayanan publik<br />

yang menerapkan<br />

pedoman<br />

peningkatan kualitas<br />

pelayanan publik<br />

berbasis partisipasi<br />

masyarakat<br />

12) Jumlah<br />

Kabupaten/Kota yang<br />

dinilai Berdasarkan<br />

usulan<br />

instansi/Pemerintah<br />

Provinsi<br />

13) Persentase Pemda<br />

yang berkategori baik<br />

sesuai penilaian<br />

14) Persentase Pemda<br />

yang berkategori<br />

terbaik sesuai<br />

penilaian<br />

5 Kab/kota 5 Kab/Kota 100<br />

15 unit 80 unit 533,33<br />

105 Kab/Kota 73 Kab/Kota 69,52<br />

60% 0 % 0<br />

60% 0 % 0<br />

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai<br />

berikut :<br />

29 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Jumlah peraturan/kebijakan di bidang pelayanan publik<br />

1. Perkembangan Rancangan PP<br />

a. Melalui Surat Sekretaris Kabinet Nomor: B.758/Sesneg/D-<br />

4/PU.02/06/<strong>2011</strong> tanggal 9 Juni <strong>2011</strong> yang ditujukan kepada<br />

Menterui terkait perihal Permohonan Paraf Naskah Asli Rancangan<br />

Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 25<br />

Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, telah dimintakan paraf<br />

terhadap konsep RPP dan telah diparaf oleh 3 Menteri yaitu<br />

Menteri PAN dan RB, Menteri BUMN, dan Menteri Dalam Negeri.<br />

b. Ketika meminta paraf ke Menteri Keuangan, ada masukan masalah<br />

Tarif/Biaya PNBP sehingga perlu merubah pasal 29 sehingga RPP di<br />

perbaiki kembali.<br />

c. Melalui Surat Menteri PAN dan RB Nomor S-703/MK.02/<strong>2011</strong><br />

tanggal 7 November <strong>2011</strong> perbaikan RPP dikembalikan kembali ke<br />

Setneg untuk dimintakan kembali paraf ulang Menteri yang terkait.<br />

d. Saat ini RPP telah di paraf ulang oleh Menteri PAN dan RB dan<br />

Menteri Keuangan.<br />

e. Sementara ini posisi RPP sedang berada di <strong>Kementerian</strong> Dalam<br />

Negeri untuk dimintakan paraf Menteri Dalam Negeri.<br />

2. R-Perpres tentang Ganti Rugi<br />

a. Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik sesuai dengan<br />

ketentuan Pasal 40 dan Pasal 42 ayat (4) Undang-undang Nomor<br />

25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, masyarakat penerima<br />

layanan berhak mengadukan penyelenggara pelayanan dan atau<br />

pelaksana pelayanan yang dalam memberikan pelayanan tidak<br />

sesuai dengan standar pelayanan. Dalam surat pengaduan<br />

dimaksud masyarakat yang dirugikan oleh penyelenggara atau<br />

pelaksana pelayanan dapat mengajukan tuntutan ganti rugi.<br />

b. Untuk membayar ganti rugi dimaksud, didalam Pasal 50 ayat (4)<br />

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik<br />

menyatakan bahwa penyelenggara pelayanan wajib menyediakan<br />

anggaran guna membayar ganti rugi dan Pasal 50 ayat (8)<br />

disebutkan bahwa mekanisme dan ketentuan pembayaran ganti<br />

rugi dimaksud diatur lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.<br />

c. <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB saat ini telah menyusun dan<br />

merumuskan Rancangan Perpres tentang Mekanisme dan<br />

Ketentuan Pembayaran Ganti Rugi sebagai pedoman bagi<br />

30 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


penyelenggara dan penerima pelayanan publik dalam pemberian<br />

ganti rugi. R-Perpres ini telah dibahas dengan beberapa instansi<br />

terkait untuk memperoleh masukan penyempurnaan.<br />

d. Mengingat pembayaran ganti rugi ini berkaitan erat dengan<br />

keuangan Negara, Rancangan Perpres perlu dibahas atau<br />

diharmonisasikan terlebih dahulu di internal <strong>Kementerian</strong> Keuangan<br />

guna disepakati bagaimana sistem penganggaran dalam<br />

pembayaran ganti rugi. Hasil pembahasan atau harmonisasi<br />

tersebut kiranya dapat disampaikan kepada kami sebagai bahan<br />

masukan penyempurnaan Rancangan Perpres dimaksud.<br />

e. <strong>Kementerian</strong> Keuangan telah menaggapi R-Perpres dimaksud dan<br />

telah dikirim kembali ke <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB untuk ditindak<br />

lanjuti. Namun mengingat R-Perpres ini berkaitan dengan<br />

anggaran maka perlu pemikiran yang mendalam untuk segera<br />

ditetapkan oleh Presiden.<br />

f. Posisi Rancangan R-Perpres yang sudah dibahas dan disetujui oleh<br />

instansi terkait, akan dikirim kepada Presiden menunggu PP<br />

Pelaksaan UU Pelayanan Publik ditetapkan.<br />

3. R-Inpres Percepatan Peningkatan Kualitas Pelayan<br />

Rancangan Inpres sudah disusun dan dirumuskan oleh internal<br />

Kedeputian Pelayanan Publik <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB.<br />

Persentase Provinsi yang diberi sosialisasi Undang-Undang ttg<br />

Pelayanan Publik<br />

Target awal adalah sebanyak 70% dari 33 provinsi, yaitu sejumlah 23<br />

Provinsi. Capaian pada tahun <strong>2011</strong> sebanyak 11 Provinsi yang<br />

tersosialisasi, diakumulasikan dengan capaian pada tahun 2010 sehingga<br />

jumlah Provinsi yang tersosialisasi mencapai target sebanyak 23 Provinsi.<br />

Adapun Provinsi yang telah diberikan sosialisasi pada Tahun <strong>2011</strong> adalah :<br />

1. Provinsi Kepulauan Riau<br />

2. Provinsi Lampung<br />

3. Provinsi Papua<br />

4. Provinsi Jawa Tengah<br />

5. Provinsi Sulawesi Utara<br />

6. Provinsi Jawa Barat<br />

7. Provinsi Sulawesi Selatan<br />

8. Provinsi Maluku Utara<br />

9. Provinsi NTT<br />

10. Provinsi Sumatera Selatan<br />

11. Provinsi Jawa Timur<br />

31 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Persentase Instansi Pusat yang diberi sosialisasi Undang-Undang ttg<br />

Pelayanan Publik<br />

Target awal sosialisasi dilaksanakan pada 34 K/L dan pada pelaksanaannya<br />

sosialisasi telah sesuai dengan target, yaitu sebanyak 34 K/L. Sosialisasi<br />

dilaksanakan di <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB yang dibagi dalam 2 tahap.<br />

Adapun K/L yang telah diberikan sosialisasi pada tahap I adalah :<br />

1. Menko Perekonomian<br />

2. Menko Politik Hukum dan Keamanan<br />

3. Menko Kesejahteraan Rakyat<br />

4. Sekretariat Negara<br />

5. <strong>Kementerian</strong> Perhubungan<br />

6. <strong>Kementerian</strong> Dalam Negeri<br />

7. <strong>Kementerian</strong> Luar Negeri<br />

8. <strong>Kementerian</strong> Pertahanan<br />

9. <strong>Kementerian</strong> Keuangan<br />

10. <strong>Kementerian</strong> Hukum dan HAM<br />

11. <strong>Kementerian</strong> ESDM<br />

12. <strong>Kementerian</strong> Prindustrian<br />

13. <strong>Kementerian</strong> Perdagangan<br />

14. <strong>Kementerian</strong> Pertanian<br />

15. <strong>Kementerian</strong> Kehutanan<br />

16. <strong>Kementerian</strong> Kelautan dan Perikanan<br />

17. <strong>Kementerian</strong> Tenaga Kerja<br />

Sedangkan pada Tahap II, yaitu :<br />

1. <strong>Kementerian</strong> Pekerjaan Umum<br />

2. <strong>Kementerian</strong> Kesehatan<br />

3. <strong>Kementerian</strong> Pendidikan Nasional<br />

4. <strong>Kementerian</strong> Sosial<br />

5. <strong>Kementerian</strong> Agama<br />

6. <strong>Kementerian</strong> Kebudayaan dan Pariwisata<br />

7. <strong>Kementerian</strong> Komunikasi dan Informasi<br />

8. <strong>Kementerian</strong> Riset dan Teknologi<br />

9. <strong>Kementerian</strong> Koperasi dan UKM<br />

10. <strong>Kementerian</strong> Lingkungan Hidup<br />

11. <strong>Kementerian</strong> Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak<br />

12. <strong>Kementerian</strong> Pendaygunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi<br />

13. <strong>Kementerian</strong> Pembangunan Daerah Tertinggal<br />

14. <strong>Kementerian</strong> PPN/Bappenas<br />

15. <strong>Kementerian</strong> BUMN<br />

16. <strong>Kementerian</strong> Perumahan Rakyat<br />

17. <strong>Kementerian</strong> Pemuda dan Olah Raga<br />

32 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Terlaksananya implementasi Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 ttg<br />

Pelayanan Publik pada K/L<br />

Implementasi UU Nomor 25 Tahun 2009 pada 11 K/L belum dilaksanakan<br />

karena pedoman monev implementasi belum disusun. Rencana Monev<br />

implementasi akan dilaksanakan di Tahun 2012, menunggu pedoman<br />

monitoring dan evaluasi ditetapkan.<br />

Terlaksananya implementasi Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 ttg<br />

Pelayanan Publik pada Provinsi<br />

Implementasi UU Nomor 25 Tahun 2009 pada 7 Pemda Provinsi, Kab/Kota<br />

belum dilaksanakan karena pedoman monev implementasi belum disusun.<br />

Rencana Monitoring dan evaluasi implementasi akan dilaksanakan di Tahun<br />

2012, menunggu pedoman monitoring dan evaluasi ditetapkan.<br />

Jumlah Kabupaten/Kota yang mempresentasikan kepuasan pelanggan<br />

berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)<br />

Perkembangan terkini menunjukan bahwa daerah yang telah melaksanakan<br />

survei IKM tahun <strong>2011</strong> adalah 28 Provinsi/Kab/Kota, daerah-daerah yang<br />

telah mempresentasikan hasil survei IKM antara lain : Kota Solok,<br />

Kab.Tanah Datar, Kota Padang, Kota Malang, Kota Surabaya, Kab.<br />

Semarang, Prov. NAD, Kab. Aceh Barat, Kota Banda Aceh, Kota Bekasi,<br />

Prov. Kalimantan Barat, Kota Pontianak, Kab. Kubu Raya, Prov. Bengkulu,<br />

Kota Bengkulu, Kab. Kepahiang, Prov. Jawa Barat, Kota Cimahi, Kota<br />

Bandung, Prov. Riau, Kota Pekan Baru, Prov. DIY, Kota Yogyakarta, Kab.<br />

Bantul, Kab. Kudus, Kab. Jepara, Prov. Bali, Kota Denpasar. Adapun target<br />

yang akan dilakukan survei IKM adalah 33 Kabupaten/Kota, namun dari<br />

target tersebut baru dapat dilaksanakan pada 28 Kabupaten/kota, jadi<br />

capaian target yaitu sekitar 85% (delapan puluh lima persen).<br />

Skor IKM unit pelayanan<br />

Setelah melalui survei Skor IKM dilapangan maupun data yang diterima dari<br />

daerah yang telah melakukan survei IKM secara mandiri maka dapat<br />

diketahui bahwa Skor IKM rata-rata nasional adalah 76,6 dari 467 unit<br />

pelayanan yang telah melaksanakan survei IKM. Adapun dari target yang<br />

telah ditetapkan nilai indeks sebesar 65 dan pada kenyataannya rata-rata<br />

indeks yang dicapai adalah sebesar 76,6 maka prosentase pencapaian<br />

33 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


melebihi target 117,81 (seratus tujuhbelas koma delapan puluh satu<br />

persen).<br />

Hasil survei di dapat melalui pilihan pendapat publik atas 14 unsur<br />

pertanyaan menyangkut pelayanan, dengan melingkari kode huruf oleh 150<br />

responden yang kemudian menghasilkan 4 tingkat kinerja unit pelayanan<br />

yaitu: (1) Berkinerja sangat baik dengan skor 81,26 – 100; (2) Berkinerja<br />

baik dengan skor 62,51 – 81,25; (3) kurang baik dengan skor 43,76 –<br />

62,50; (4) tidak baik dengan skor 25 – 43,75.<br />

Dari hasil penilaian Tim ke Provinsi/Kabupaten/Kota yang pernah<br />

mensosialisaikan Indeks Kepuasan Masyarakat kurang lebih 20<br />

Provinsi/Kabupaten/Kota yang sudah tersosialisasi, sedangkan penilaian di<br />

Pusat (<strong>Kementerian</strong>/Lembaga) belum dilaksanakan, direncanakan akan<br />

dilaksanakan di Tahun 2012 ini. Dalam monitoring atas 467 kabupaten/kota<br />

tahun <strong>2011</strong> terjaring 50 kabupaten/kota yang melaksanakan survei IKM<br />

dengan nilai rata-rata IKM secara Nasional 76,6 (117,81% diatas target<br />

rata-rata tahun <strong>2011</strong> yaitu 65). Survei IKM ini pada akhirnya bermanfaat<br />

sebagai bahan evaluasi penataan sistem pelayanan, mekanisme dan<br />

prosedur pelayanan, referensi perumusan kebijakan pelayanan,<br />

perencanaan pembangunan dan anggaran pelayanan, serta sebagai<br />

pemacu persaingan kinerja antar unit pelayanan itu sendiri.<br />

Sedikitnya kabupaten/kota yang melaksanakan survei IKM, disebabkan<br />

antara lain :<br />

1. Kebijakan pimpinan daerah yang sering melakukan mutasi pejabat<br />

pelayanan publik dalam kurun waktu kurang dari satu tahun;<br />

2. Banyak pejabat yang menangani koordinasi pelayanan publik (Kabag<br />

Otala maupun pimpinan SKPD) yang masih belum memahami<br />

pentingnya survey IKM dan juga ada yang sama sekali tidak mengerti;<br />

3. Kurangnya komitmen para kepala SKPD dan kepala unit pelayanan<br />

untuk sunguh-sungguh menindaklanjuti pelaksanaan survey IKM<br />

(upaya memperbaiki unsur yang rendah atau lemah dan meningkatkan<br />

yang baik serta mempertahankan yang sangat baik);<br />

4. Tidak dilakukan survey secara berkala sehingga skor tidak diketahui<br />

perkembangannya;<br />

5. Upaya peningkatan kualitas unit pelayanan (meningkatkan skor IKM)<br />

sulit terlaksana, karena tindaklanjutnya membutuhkan anggaran,<br />

sarana dan prasarana, SDM yang kompeten, sistem manajemen dan<br />

sebagainya;<br />

6. Rendahnya kepatuhan menindaklanjuti peraturan perundang-<br />

undangan.<br />

34 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Langkah-langkah untuk mengatasinya, dilakukan koordinasi intensif dengan<br />

segenap unsur pejabat dan pimpinan daerah terkait, serta monitoring,<br />

evaluasi, bimbingan dan supervisi.<br />

Tingkat pencapaian skor IKM tahun <strong>2011</strong> pada unit pelayanan publik dari<br />

hasil evaluasi yang telah dilakukan telah mencapai skor rata-rata di atas<br />

76,6. Dengan demikian target skor IKM unit pelayanan pada tahun <strong>2011</strong><br />

telah terlampaui.<br />

Sesuai dengan renstra untuk kegiatan dimaksud pada Tahun <strong>2011</strong> adalah<br />

dengan target 33 Kabupaten/Kota.<br />

Realisasi Monev Survey IKM :<br />

1. Kota Solok<br />

2. Kabupaten Tanah Datar<br />

3. Kota Padang<br />

4. Kabupaten Bekasi<br />

5. Kota Yogyakarta<br />

6. Kota Malang<br />

7. Kota Surabaya<br />

8. Kabupaten Kubu Raya<br />

9. Kota Pontianak<br />

10. Provinsi Kalimantan Barat<br />

11. Provinsi Aceh<br />

12. Kabupaten Aceh Barat<br />

13. Provinsi Bengkulu<br />

14. Kota Bengkulu<br />

15. Kabupaten Kepahiang<br />

16. Provinsi Riau<br />

17. Kota Pakan Baru<br />

18. Provinsi Jawa Barat<br />

19. Kota Cimahi<br />

20. Provinsi Irian Jaya<br />

No. Provinsi<br />

DATA SURVEI IKM DI PROVINSI KABUPATEN/KOTA TAHUN <strong>2011</strong><br />

Jumlah<br />

Kab/<br />

Kota<br />

Data IKM Provinsi<br />

Kabupaten/Kota Tahun <strong>2011</strong><br />

Mengirim<br />

Tidak<br />

Mengirim<br />

35 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

Banyakny<br />

a Unit<br />

Yang di<br />

survei<br />

Rata - Rata<br />

IKM Per-<br />

Provinsi<br />

1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 23 3 20 3 78.7<br />

2 SUMATERA UTARA 28 2 26 10 85.3<br />

3 BENGKULU 10 4 6 10 77.7<br />

4 JAMBI 10 0 10 0<br />

5 RIAU 11 4 7 21 77.5<br />

6 SUMATERA BARAT 19 8 11 83 75.3<br />

7 SUMATERA SELATAN 15 0 15 0


8 LAMPUNG 11 0 11 0<br />

9 KEP. BANGKA BELITUNG 7 0 7 0<br />

10 KEPULAUAN RIAU 6 1 5 40 78.8<br />

11 BANTEN 8 1 7 5 61.6<br />

12 JAWA BARAT 26 6 20 170 78.1<br />

13 DKI JAKARTA 6 1 5 1 72.0<br />

14 JAWA TENGAH 35 1 34 43 74.0<br />

15 JAWA TIMUR 38 1 37 102 77.5<br />

16 D.I YOGYAKARTA 5 2 3 11 77.6<br />

17 BALI 9 2 7 11 86.0<br />

18 NUSA TENGGARA BARAT 9 0 9 0<br />

19 NUSA TENGGARA TIMUR 20 1 19 5 79.0<br />

20 KALIMANTAN BARAT 14 4 10 95 76.6<br />

21 KALIMANTAN SELATAN 13 3 10 32 74.7<br />

22 KALIMANTAN TENGAH 14 0 14 0<br />

23 KALIMANTAN TIMUR 14 0 14 0<br />

24 GORONTALO 6 0 6 0<br />

25 SULAWESI SELATAN 23 4 19 74 76.8<br />

26 SULAWESI TENGGARA 12 0 12 0<br />

27 SULAWESI TENGAH 10 1 9 13 77.2<br />

28 SULAWESI UTARA 13 1 12 2 81.3<br />

29 SULAWESI BARAT 5 0 5 0<br />

30 MALUKU 9 1 8 10 65.9<br />

31 MALUKU UTARA 8 0 8 0<br />

32 PAPUA BARAT 9 0 9 0<br />

33 P A P U A 21 0 21 0<br />

Total<br />

467 51 416<br />

100% 11% 89%<br />

Jumlah IKM Provinsi Kabupaten/Kota 20<br />

Total IKM Provinsi Kabupaten/Kota<br />

36 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

741<br />

1531.5<br />

NILAI IKM RATA - RATA PROVINSI/NASIONAL 76.6<br />

Catatan :<br />

Nilai IKM Rata-rata Nasional = 76.6<br />

Target Rata-rata Tahun <strong>2011</strong> = 65<br />

Persentase Nilai rata-rata IKM nasional = 117.81%


Persentase Pemerintah Daerah yang menerapkan OSS (pelayanan terpadu)<br />

Perkembangan Pemerintah Daerah yang menerapkan OSS (One Stop<br />

Service) menunjukkan hasil dengan terus meningkatnya jumlah daerah<br />

yang mereplikasinya. Tahun 2006 jumlah OSS menjadi 95 Kabupaten/Kota,<br />

Tahun 2007 menjadi 286 Kabupaten/Kota, Tahun 2008 menjadi 329<br />

Kabupaten/Kota, Tahun 2009 menjadi 358 Kabupaten/Kota dan 2 Provinsi,<br />

pada Tahun 2010 menjadi 379 Kabupaten/Kota dengan 15 Provinsi, dan<br />

best practice sebanyak 10 Kabupaten/Kota dengan 2 Provinsi, pada Tahun<br />

2010 jumlah keseluruhan 394 OSS pada Provinsi/Kabupaten/Kota. Dari 530<br />

Kab/Kota dan Provinsi, pada Tahun <strong>2011</strong> telah terbentuk sebanyak 420<br />

OSS/PTSP di Provinsi/Kabupaten/Kota dengan presentase pembentukan<br />

PTSP telah mencapai 79% (tujuh puluh sembilan persen). Adapun target<br />

penetapan kinerja yang diamanatkan dalam rencana kerja pemerintah<br />

Tahun <strong>2011</strong> adalah sebesar 75% (tujuh puluh lima persen).<br />

Fokus kegiatan dalam upaya mendukung penerapan OSS di Provinsi dan<br />

Kabupaten/Kota dilakukan dalam dua fokus kegiatan, yaitu: (a) Koordinasi<br />

dan Fasilitasi Penyelenggaraan PTSP/OSS dan Pengelolaan Pengaduan<br />

Masyarakat (Help Desk) terkait bidang perizinan dan investasi; (b)<br />

Koordinasi dan fasilitasi penyelesaian kasus pada lembaga PTSP yang<br />

meliputi beberapa hal, sebagai berikut:<br />

1) Koordinasi dilakukan secara parsial terhadap beberapa daerah dengan<br />

melibatkan sektor terkait dalam bentuk rapat koordinasi fasilitasi<br />

penyelenggaraan PTSP dengan menargetkan sepuluh provinsi, namun<br />

terimplementasi pada 9 provinsi;<br />

2) Target prosentase pembentukan PTSP, sebagaimana yang ditetapkan<br />

dalam RPJM, sebesar 75%. Hingga saat ini dari 530 Kabupaten/Kota<br />

dan Provinsi, telah terbentuk sebanyak 420 PTSP yang berarti tercapai<br />

97% dari indikator target utama yang ditetapkan sebesar 75%<br />

(pencapaian melebihi target, yaitu sebesar 105%);<br />

3) Rapat koordinasi yang dilaksanakan di tiap provinsi telah menghasilkan<br />

rekomendasi yang terangkum dalam berita acara rapat koordinasi dan<br />

kemudian ditindaklanjuti pada tingkat pusat dengan mengadakan rapat<br />

koordinasi lintas sektor untuk melakukan pembahasan hasil rapat<br />

koordinasi tersebut.<br />

4) Disamping itu telah dilakukan verifikasi terhadap penyelenggaraan PTSP<br />

di beberapa daerah untuk melihat secara langsung proses<br />

penyelenggaraan lembaga PTSP yang meliputi dasar hukum<br />

37 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


pembentukan, aspek kelembagaan dan struktur, mekanisme<br />

penyelenggaraan serta penerapan standar operasional dan prosedur<br />

dalam rangka peningkatan kualitas penyelenggaraan PTSP;<br />

5) Telah dilakukan penyempurnaan terhadap kebijakan untuk optimalisasi<br />

penyelenggaraan PTSP di daerah termasuk bagaimana mengukur<br />

keberhasilan penyelenggaraannya yang ditinjau dari semua aspek<br />

termasuk kompetensi aparatur penyelenggaranya. Dalam hal ini<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN-RB diminta berpartisipasi dalam menyusun indikator-<br />

indikator dalam Peraturan Kepala BKPM Nomor 6 Tahun <strong>2011</strong> tersebut,<br />

terutama pada komponen sarana pengaduan (Help Desk), implementasi<br />

survei IKM dan indikator prasarana lainnya untuk digunakan dalam<br />

penentuan kualifikasi secara proporsional bagi penyelenggara PTSP<br />

yang dituangkan dalam Perka BKPM Nomor 6 Tahun <strong>2011</strong> tentang Tata<br />

Cara Pelaksanaan Pembinaan dan Pelaporan PTSP Bidang Penanaman<br />

Modal (sebagai pengganti Perka BKPM No. 11 Tahun 2009). Sebagai<br />

tindak lanjutnya, instrumen tersebut digunakan untuk melakukan<br />

penilaian dan menginisiasi penetapan kualifikasi kepada 256<br />

penyelenggara PTSP di Kabupaten/Kota dalam bidang Penanaman<br />

Modal sesuai Keputusan Kepala BKPM Nomor 58 tentang Penetapan<br />

Kualifikasi Terhadap 256 Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu<br />

di Bidang Penanaman Modal Kabupaten dan Kota Tahun <strong>2011</strong>;<br />

6) Ringkasan data perkembangan lembaga PTSP adalah sebagai berikut:<br />

a. Jumlah Administrasi Wilayah :<br />

- Provinsi : 33<br />

- Kabupaten : 399<br />

- Kota : 98<br />

Jumlah seluruhnya : 530 Prov/Kab/Kota<br />

b. Jumlah Pemerintah Daerah yang telah membentuk/menerapkan<br />

PTSP hingga Desember <strong>2011</strong> :<br />

- Provinsi : 16<br />

- Kabupaten : 317<br />

- Kota : 87<br />

Jumlah seluruhnya : 420 Prov/Kab/Kota<br />

c. Jumlah Pemerintah Daerah yang telah melaksanakan secara efektif<br />

Pelayanan Publik dalam PTSP hingga akhir Desember <strong>2011</strong>:<br />

- Provinsi : 6<br />

- Kabupaten : 90<br />

- Kota : 22<br />

Jumlah seluruhnya : 118 Prov/Kab/Kota<br />

38 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


d. Tabulasi target Pembentukan PTSP :<br />

WILAYAH<br />

PEMBENTUKAN<br />

Jumlah<br />

Tahun 2010<br />

39 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

Tahun <strong>2011</strong><br />

Prov Kab Kota Prov Kab Kota<br />

15 292 87 16 317 87<br />

394 420<br />

Persentase 74 % 79 %<br />

PEMBENTUKAN PTSP SELAMA TAHUN <strong>2011</strong><br />

Target Th. <strong>2011</strong>:75 %<br />

(pencapaian melebihi<br />

target, yaitu : 105%)<br />

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DALAM PROVINSI<br />

1 1 DKI Jakarta DKI Jakarta<br />

2 1 Kota Tual Maluku<br />

2 Kota Batam Kepulauan Riau<br />

3 Kotamadya Jakarta Pusat DKI Jakarta<br />

4 Kotamadya Jakarta Timur DKI Jakarta<br />

5 Kotamadya Jakarta Selatan DKI Jakarta<br />

6 Kotamadya Jakarta Utara DKI Jakarta<br />

7 Kotamadya Jakarta Barat DKI Jakarta<br />

3 1 Kab. Pidie Jaya Aceh<br />

2 Kab. Aceh Tamiang Aceh<br />

3 Kab. Humbang Hasundutan Sumatera Utara<br />

4 Kab. Labuhan Batu Sumatera Utara<br />

5 Kab. Batubara Sumatera Utara<br />

6 Kab. Dairi Sumatera Utara<br />

7 Kab. Kepulauan Meranti Riau<br />

8 Kab. Indragiri Hilir Riau<br />

9 Kab. Bengkulu Tengah Bengkulu<br />

10 Kab. Bangka Tengah<br />

Kepulauan Bangka<br />

Belitung<br />

11 Kab. Demak Jawa Tengah<br />

12 Kab. Tana Toraja Sulawesi Selatan<br />

13 Kab. Minahasa Tengah Sulawesi Utara


14 Kab. Siau Tagulandang Biaro Sulawesi Utara<br />

15 Kab. Donggala Sulawesi Tengah<br />

16 Kab. Parigi Moutong Sulawesi Tengah<br />

17 Kab. Kupang Nusa Tenggara Timur<br />

18 Kab. Sumba Barat Nusa Tenggara Timur<br />

Jumlah Kabupaten/Kota yang dilakukan evaluasi dampak Pemberian<br />

Penghargaan Citra Bahkti Abdi Negara (CBAN)<br />

Penyusunan Kuesioner Evaluasi Dampak CBAN sudah selesai dilaksanakan<br />

namun terkendala dengan kegiatan yang lebih prioritas. Penyelesaian<br />

penyusunan kuesioner sudah mendekati waktu dengan pelaksanaan<br />

penilaian CBAN sehingga lebih prioritas pada penilaian CBAN.<br />

Jumlah Kab/Kota yang menerapkan pedoman peningkatan kualitas<br />

pelayanan publik berbasis partisipasi masyarakat<br />

Target awal 5 kabupaten/kota yang menerapkan pedoman peningkatan<br />

kualitas pelayanan publik berbasis partisipasi masyarakat, yaitu : 1) Kota<br />

Pekalongan; 2) Kab. Jombang; 3) Kab. Wonosobo; 4) Kota Cimahi; dan 5 )<br />

Kab. Bantul; yang capaiannya mencapai 100%. Untuk mencapai target<br />

tersebut dilakukan beberapa kegiatan, yaitu:<br />

a) Rapat penyusunan draft rancangan Permen PAN-RB tentang<br />

Penyusunan, Penetapan, dan Penerapan Standar Pelayanan dengan<br />

melibatkan beberapa pakar, akademisi, birokrat, <strong>Kementerian</strong> dan<br />

Lembaga yang memiliki keterkaitan di bidang pelayanan publik;<br />

b) Beberapa kali pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) yang<br />

melibatkan akademisi/pakar dari UNS dan UGM, birokrat, Polri,<br />

<strong>Kementerian</strong> dan Lembaga, dan unit layanan terpadu dari Cimahi dan<br />

Yogyakarta. Dalam pelaksanaan FGD tersebut disampaikan beberapa<br />

pengalaman dari unit layanan yang telah memiliki standar pelayanan;<br />

c) Telah dilakukan lokakarya di beberapa tempat untuk mengevaluasi<br />

draft rancangan sekaligus juga melakukan perbaikan draft rancangan<br />

berdasarkan masukan dari para pakar;<br />

d) Telah di lakukan Uji Coba di dua daerah yaitu: Kota Samarinda Provinsi<br />

Kalimantan Timur dan Kota Batu Provinsi Jawa Timur. Dari ujicoba<br />

tersebut didapatkan hasil yang cukup baik, yaitu:<br />

40 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


1) Masih banyak daerah yang belum mengetahui apa itu standar<br />

pelayanan<br />

2) Adanya persepsi bahwa standar yang terdiri dari SPM, SOP, dan<br />

SPP adalah hal yang sama<br />

3) Adanya keinginan peserta uji coba untuk mengetahui bagaimana<br />

cara melakukan penyusunan standar pelayanan namun tidak<br />

mengetahui cara menyusunnya<br />

e) Capaian kinerja pada kegiatan ini hampir memenuhi target sasaran.<br />

Saat ini sedang menunggu terbitnya PP tentang Pelaksanaan UU No.<br />

25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.<br />

Jumlah unit pelayanan publik yang menerapkan pedoman peningkatan<br />

kualitas pelayanan publik berbasis partisipasi masyarakat<br />

Pada tahun <strong>2011</strong> target 15 unit, sedangkan realisasinya mencapai 80<br />

UPTD, yang seluruhnya memberikan pelayanan, sesuai persyaratan SNI<br />

ISO 9001:2008, proses pelayanannya diformalkan dalam manual mutu<br />

berikut turunan SOPnya. Dengan demikian proses replikasi metoda kerja<br />

best practice tersebut ke unit kerja lainnya menjadi dimudahkan. Adapun<br />

ke 80 UPTD tersebut adalah :<br />

1) 12 Puskesmas di Kota Pekalongan<br />

2) 34 Puskesmas di Kabupaten Jombang<br />

3) 21 Puskesmas di Kab. Wonosobo<br />

4) 13 Puskesmas di Kota Cimahi<br />

Jumlah Kabupaten/Kota yang dinilai Berdasarkan usulan<br />

instansi/Pemerintah Provinsi<br />

Pada tahun <strong>2011</strong> target 105 kabupaten/kota tidak berhasil diwujudkan,<br />

dikarenakan Instansi/Pemerintah Provinsi hanya mengusulkan 75<br />

kabupaten/kota yang memenuhi persyaratan. Kabupaten/Kota yang tidak<br />

memenuhi persyaratan di-drop dari daftar jumlah kabupaten/kota. Dari 75<br />

yang memenuhi persyaratan pada tahun <strong>2011</strong> berhasil dinilai 73<br />

kabupaten/kota, atau 97,3%. Proses penilaian kabupaten/kota sudah<br />

selesai pada tahun <strong>2011</strong>, dan saat sekarang sedang dalam tahap evaluasi<br />

akhir untuk ditetapkan Pemda yang berkategori terbaik, dan berkategori<br />

baik.<br />

41 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Prov. NAD :<br />

1. Kab. Aceh Tengah<br />

2. Kab. Aceh Barat<br />

3. Kab. Nagan Raya<br />

4. Kab. Aceh Tenggara<br />

5. Kab Tamiang<br />

Prov. Sumatera Utara :<br />

6. Kab. Deli Serdang<br />

7. Kab. Batu Bara<br />

8. Kab. Pak-Pak Barat<br />

9. Kab. Dairi<br />

Prov. Sumatera Barat :<br />

10. Kab. Padang Panjang<br />

11. Kab. Pasaman<br />

12. Kab. Dharmasraya<br />

13. Kab. Tanah Datar<br />

Prov. Riau :<br />

14. Kab. Pelelawan<br />

15. Kab. Rokan Hulu<br />

Prov. Jambi :<br />

16. Kab. Kerinci<br />

17. Kab. Bungo<br />

Prov. Bengkulu :<br />

18. Kab. Muko-Muko<br />

19. Kab. Rejang Lebong<br />

73 Kabupaten/Kota yang telah dinilai<br />

Prov. Sumatera Selatan :<br />

20. Kab. Musi Rawas<br />

21. Kab. Banyuasin<br />

22. Kab. Ogan Komering Ulu<br />

Prov. Lampung :<br />

23. Kab. Lampung Barat<br />

24. Kota Metro<br />

25. Kab. Lampung Selatan<br />

Prov. Banten :<br />

26. Kab. Serang<br />

27. Kab. Tangerang<br />

Prov. DKI Jakarta :<br />

28. Jakarta Barat<br />

Prov. Jawa Barat :<br />

29. Kab. Majalengka<br />

30. Kota Cirebon<br />

31. Kota Banjar<br />

32. Kota Depok<br />

33. Kab. Bogor<br />

Prov. Jawa Tengah :<br />

34. Kota Pekalongan<br />

35. Kota Surakarta<br />

36. Kab. Wonogiri<br />

37. Kab. Boyolali<br />

38. Kota Magelang<br />

39. Kab. Demak<br />

39. Kab. Demak<br />

40. Kab. Kudus<br />

Prov. D.I. Yogyakarta :<br />

41. Kab. Sleman<br />

Prov. Jawa Timur :<br />

42. Kab. Blitar<br />

43. Kab. Situbondo<br />

44. Kab. Bondowoso<br />

45. Kab. Bojonegoro<br />

Prov. Bali :<br />

46. Kota Denpasar<br />

47. Kab. Badung<br />

Prov. NTB :<br />

48. Kab. Sumbawa<br />

49. Kab. Lombok Timur<br />

Prov. Kalimantan Barat :<br />

50. Kota Pontianak<br />

Prov. Kalimantan Timur :<br />

51. Kota Samarinda<br />

52. Kab. Kutai Timur<br />

53. Kab. Berau<br />

Prov. Kalimantan Tengah :<br />

54. Kab. Barito Utara<br />

55. Kab. Kapuas<br />

56. Kab. Katingan<br />

Persentase Pemda yang berkategori baik sesuai penilaian<br />

42 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

Prov. Kalimantan Selatan :<br />

57. Kab. Hulu Sungai Utara<br />

58. Kab. Hulu Sungai Selatan<br />

59. Kab. Barito Kuala<br />

Prov. Sulawesi Selatan :<br />

60. Kab. Pinrang<br />

61. Kab. Luwu timur<br />

62. Kab. Pangkep<br />

63. Kab. Selayar<br />

Prov. Sulawesi Tengah :<br />

64. Kab. Toli – Toli<br />

65. Kab. Parigi Montong<br />

Prov. Sulawesi Barat :<br />

66. Kab. Mamuju<br />

Prov. Sulawesi Tenggara :<br />

67. Kab. Kendari<br />

68. Kab. Kolaka<br />

Prov. Sulawesi Utara :<br />

69. Kota Bitung<br />

70. Kab. Bolmut<br />

71. Kab. Sitaro<br />

Prov. Gorontalo :<br />

72. Kota Gorontalo<br />

73. Kab. Gorontalo<br />

Sehubungan dengan proses penilaian kabupaten/kota sedang dalam tahap<br />

evaluasi akhir untuk ditetapkan Pemda yang berkategori terbaik, dan<br />

berkategori baik maka perhitungan pencapaian target 60% Pemda<br />

berkategori baik belum dapat dilakukan pada tahun <strong>2011</strong>.<br />

Persentase Pemda yang berkategori terbaik sesuai penilaian<br />

Sehubungan dengan proses penilaian kabupaten/kota sedang dalam tahap<br />

evaluasi akhir untuk ditetapkan Pemda yang berkategori terbaik, dan


erkategori baik maka perhitungan pencapaian target 60% Pemda<br />

berkategori terbaik belum dapat dilakukan pada tahun <strong>2011</strong>.<br />

Sasaran Strategis 2 : Terwujudnya organisasi pemerintah<br />

yang proporsional, efektif dan efisien<br />

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

1) Jumlah peraturan/kebijakan di<br />

bidang Kelembagaan<br />

(Perpres, Per. Men. PAN dan<br />

RB)<br />

2) Persentase penyelesaian<br />

konsolidasi struktural dan<br />

peningkatan kapasitas<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB,<br />

BKN dan LAN<br />

3) Persentase <strong>Kementerian</strong><br />

Negara yang telah tertata<br />

organisasi dan tata kerjanya<br />

4) Persentase LPNK yang telah<br />

tertata organisasi dan tata<br />

kerjanya<br />

5) Persentase LNS yang telah<br />

tertata organisasi dan tata<br />

kerjanya<br />

6) Persentase Perwakilan RI di<br />

Luar Negeri yang telah<br />

tertata organisasi dan tata<br />

kerjanya<br />

7) Persentase Sekretariat<br />

Lembaga Negara yang telah<br />

tertata organisasi dan tata<br />

kerjanya<br />

3 Perpres 3 Draft Perpres 85<br />

6 Per.<br />

Men.PAN<br />

dan RB<br />

4 PerMen.PAN dan RB,<br />

2 Draft<br />

PerMen.PAN dan RB<br />

43 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

90<br />

100 % 80 % 80<br />

30 % 29,41 % 98,04<br />

30 % 28,57 % 95,24<br />

30 % 23,26 % 77,52<br />

30 % 0 % 0<br />

30 % 28,57 % 95,24


Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

8) Persentase instansi<br />

pemerintah (PPK-BLU) yang<br />

telah tertata<br />

kelembagaannya<br />

9) Persentase Pemda yang<br />

dievaluasi organisasi dan<br />

tatakerjanya<br />

30 % 25 % 83,33<br />

30 % Prov 30,30 % Prov 101<br />

30 %<br />

kab/Kota<br />

33,33 %<br />

Kab/Kota<br />

44 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

111,1<br />

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai<br />

berikut :<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di bidang kelembagaan<br />

Dari 3 (tiga) Peraturan Presiden yang ditargetkan belum terealisasi 100%<br />

karena sampai dengan akhir tahun <strong>2011</strong> baru dapat direalisasikan dalam<br />

bentuk Rancangan Peraturan Presiden dan belum ditetapkan menjadi<br />

Peraturan Presiden. Adapun 3 (tiga) Rancangan Peraturan Presiden<br />

tersebut adalah:<br />

1. Rancangan Peraturan Presiden tentang Kelembagaan Lembaga<br />

Pemerintah Non <strong>Kementerian</strong> (LPNK);<br />

2. Rancangan Peraturan Presiden tentang Kelembagaan Sekretariat<br />

Lembaga Negara; dan<br />

3. Rancangan Peraturan Presiden tentang Sekretariat Lembaga Non<br />

Struktural.<br />

Kondisi tersebut terjadi karena penyusunan Peraturan Presiden<br />

memerlukan proses administrasi yang cukup kompleks. Selain itu,<br />

penyusunan Peraturan Presiden juga melibatkan instansi lain yang terkait.<br />

Sedangkan Peraturan/kebijakan dalam bentuk Peraturan Menteri, dari 6<br />

(enam) peraturan/kebijakan telah terealisasikan 4 (empat) Peraturan<br />

Menteri PAN dan RB masing-masing:<br />

1. Peraturan Menteri PAN dan RB tentang Kelembagaan Instansi<br />

Pemerintah yang menerapkan PPK-BLU;<br />

2. Peraturan Menteri PAN dan RB tentang Pedoman Evaluasi<br />

Kelembagaan Pemerintah;


3. Peraturan Menteri PAN dan RB tentang SOP Penataan Kelembagaan<br />

Pemerintah;<br />

4. Peraturan Menteri PAN dan RB tentang Sistem Kelembagaan<br />

Pemerintah.<br />

Selain 4 (empat) Peraturan Menteri sebagaimana tersebut di atas, juga<br />

diterbitkan 1 (satu) Surat Edaran Menteri mengenai konsolidasi struktural<br />

antara <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB, BKN, LAN, BPKP, dan ANRI, yang telah<br />

ditetapkan. Sedangkan 1 (satu) peraturan/kebijakan yaitu mengenai tugas,<br />

fungsi, dan struktur organisasi eselon II ke bawah pada <strong>Kementerian</strong> PAN<br />

dan RB, BKN, dan LAN yang efektif, efisien dan strategis, belum dapat<br />

ditetapkan karena menunggu implementasi dari Surat Edaran yang baru<br />

saja ditetapkan.<br />

Persentase penyelesaian konsolidasi struktural dan peningkatan<br />

kapasitas <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB, BKN dan LAN<br />

Pada kegiatan ini telah dihasilkan 1 (satu) hasil reviu terhadap penyelesaian<br />

konsolidasi struktural dan peningkatan kapasitas kelembagaan <strong>Kementerian</strong><br />

PAN dan RB, BKN, dan LAN. Materi yang dimuat dalam reviu tersebut<br />

adalah konsolidasi dan sinergitas pelaksanaan tugas antara <strong>Kementerian</strong><br />

PAN dan RB, BKN, dan LAN. Dalam materi reviu dimuat pembagian peran<br />

dan tugas yang jelas antara tiga instansi tersebut agar dapat diwujudkan<br />

sinergitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi yang pada akhirnya dapat<br />

mendorong pada terwujudnya koherensi dalam perumusan kebijakan di<br />

bidang pendayagunaan aparatur negara.<br />

Persentase <strong>Kementerian</strong> Negara yang telah tertata organisasi dan tata<br />

kerjanya<br />

Untuk indikator kinerja Persentase <strong>Kementerian</strong> Negara yang telah tertata<br />

organisasi dan tata kerjanya, target 30% dari 34 <strong>Kementerian</strong>. Dari target<br />

yang ditetapkan dapat terealisasi sebanyak 10 <strong>Kementerian</strong> atau sebesar<br />

29,41%. Dengan demikian capaian kinerjanya adalah 98,04 %. Penataan<br />

yang dilakukan meliputi pemrosesan usulan penataan organisasi<br />

<strong>Kementerian</strong> Negara, pembahasan usulan dan penyampaian rekomendasi<br />

kebijakan penataan. Adapun <strong>Kementerian</strong> Negara yang ditata organisasi<br />

dan tata kerjanya meliputi:<br />

45 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


1. <strong>Kementerian</strong> Luar Negeri;<br />

2. <strong>Kementerian</strong> Pertahanan;<br />

3. <strong>Kementerian</strong> Perumahan rakyat;<br />

4. <strong>Kementerian</strong> Kehutanan;<br />

5. <strong>Kementerian</strong> Koperasi dan UKM;<br />

6. <strong>Kementerian</strong> Perindustrian;<br />

7. <strong>Kementerian</strong> Perhubungan;<br />

8. <strong>Kementerian</strong> Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;<br />

9. <strong>Kementerian</strong> Kesehatan; dan<br />

10. <strong>Kementerian</strong> Pendidikan Nasional (sebelum resuffle).<br />

Persentase LPNK yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya<br />

Sedangkan untuk kelembagaan LPNK, target 30% dari 28 LPNK,<br />

realisasinya sebanyak 8 LPNK atau sebesar 28,57 % yang telah tertata<br />

organisasi dan tata kerjanya. Dengan demikian capaian kinerjanya adalah<br />

95,24%. Adapun LPNK yang ditata meliputi:<br />

1. Badan Narkotika Nasional;<br />

2. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;<br />

3. Lembaga Administrasi Negara;<br />

4. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional;<br />

5. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional;<br />

6. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;<br />

7. Badan Pengawas Obat dan Makanan;<br />

8. Perpustakaan Nasional.<br />

Persentase LNS yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya<br />

Pada tahun <strong>2011</strong> LNS yang ditargetkan untuk ditata adalah LNS yang<br />

dibentuk berdasarkan PP dan Perpres. Adapun jumlah LNS yang<br />

pembentukannya dilakukan dengan PP dan Perpres adalah sebanyak 43<br />

LNS. Kelembagaan LNS yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya,<br />

target 30% dari 43 LNS, terealisasi sebanyak 10 LNS atau sebesar<br />

23,25%. Dengan demikian capaian kinerjanya adalah sebesar 77,52%.<br />

Hasil penataan kelembagaan LNS yang diperoleh adalah berupa analisis<br />

beserta Rancangan keputusan Presiden tentang Rekomendasi<br />

Penghapusan 10 (sepuluh) LNS yang hingga saat ini belum ditetapkan<br />

menjadi Keputusan Presiden. Adapun 10 LNS yang direkomendasikan<br />

untuk ditata adalah:<br />

46 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


1. Komisi Hukum Nasional;<br />

2. Dewan Gula Indonesia;<br />

3. Dewan Buku Nasional;<br />

4. Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional;<br />

5. Dewan Pengembangan KAPET;<br />

6. Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia;<br />

7. Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan<br />

Permukiman Nasional;<br />

8. Lembaga Koordinasi dan Pengendalian Peningkatan Kesejahteraan<br />

Sosial Penyandang Cacat;<br />

9. Komite Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk<br />

Untuk Anak; dan<br />

10. Komite Antar Departemen Bidang Kehutanan.<br />

Perwakilan RI di Luar Negeri yang telah tertata organisasi dan tata<br />

kerjanya<br />

Pada Indikator Persentase Perwakilan RI di Luar Negeri yang telah tertata<br />

organisasi dan tata kerjanya, dari 30% target yang ditetapkan tidak dapat<br />

direalisasikan karena terdapat kebijakan pemerintah berupa pembatasan<br />

perjalanan dinas ke luar negeri dan kebijakan efisiensi anggaran tahun<br />

<strong>2011</strong> sehingga kegiatan penataan Perwakilan RI di Luar Negeri tidak<br />

dilaksanakan.<br />

Persentase Sekretariat lembaga Negara yang telah tertata organisasi dan<br />

tata kerjanya<br />

Saat ini terdapat 7 (tujuh) Sekretariat Lembaga Negara. Indikator kinerja<br />

persentase Sekretariat lembaga Negara yang telah tertata organisasi dan<br />

tata kerjanya target 30% dari 7 Sekretariat Lembaga Negara, terealisasi<br />

sejumlah 2 (dua) Sekretariat Lembaga Negara atau sebesar 28,57%.<br />

Dengan demikian capaian kinerjanya adalah sebesar 95,24 %. Prosedur<br />

yang dilakukan dalam proses penataan adalah sama seperti yang<br />

dijelaskan di atas yaitu dimulai dari pemrosesan usulan yang dilengkapi<br />

dokumen, selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap usulan penataan.<br />

Tahap selanjutnya adalah disampaikan rekomendasi kebijakan berdasarkan<br />

usul yang disampaikan. Adapun Sekretariat Lembaga Negara yang telah<br />

ditata organisasi dan tata kerjanya adalah:<br />

1. Sekretariat Jenderal DPD;<br />

2. Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi.<br />

47 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Persentase instansi pemerintah (PPK-BLU) yang telah tertata<br />

kelembagaannya<br />

Terdapat 12 (dua belas) Instansi yang telah menerapkan PPK-BLU. Dengan<br />

demikian total target yang akan ditata adalah sebanyak 12 (dua belas)<br />

instansi. Indikator kinerja persentase Instansi Pemerintah yang<br />

menerapkan PPK-BLU yang Telah Tertata Organisasi dan Tata Kerjanya<br />

target 30% dari 12 Instansi, terealisasi sebanyak 3 (tiga) instansi atau<br />

sebesar 25%. Dengan demikian capaian kinerjanya adalah sebesar<br />

83,33%. Seperti halnya penataan Sekretariat Lembaga Negara, bahwa<br />

proses penataan organisasi dimulai dari pemrosesan usulan yang<br />

dilengkapi dokumen, selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap usulan<br />

penataan. Tahap selanjutnya adalah disampaikan rekomendasi kebijakan<br />

berdasarkan usul yang disampaikan. Adapun instansi pemerintah (PPK-<br />

BLU) yang telah tertata organisasi dan tata kerjanya adalah:<br />

1. PPK-BLU di lingkungan <strong>Kementerian</strong> Keuangan;<br />

2. Lembaga Pelayanan Dana Bergulir di <strong>Kementerian</strong> Koperasi dan UKM;<br />

3. Pusat Pembiayaan Perumahan di <strong>Kementerian</strong> Perumahan Rakyat.<br />

Persentase Pemda yang dievaluasi organisasi dan tatakerjanya<br />

Target yang ditetapkan untuk Pemda yang akan dievaluasi organisasi dan<br />

tata kerjanya adalah sejumlah 33 (tiga puluh tiga) Provinsi dan 45 (empat<br />

puluh lima) Kabupaten/Kota. Pemilihan tersebut dengan tetap<br />

mempertimbangkan keterwakilan seluruh wilayah yaitu wilayah Barat,<br />

tengah dan Timur. Indikator kinerja persentase Instansi Pemda Provinsi<br />

yang dievaluasi organisasi dan tata kerjanya target 30% dari 33 Provinsi,<br />

terealisasi sebesar 10 (sepuluh) provinsi atau sebesar 30,30%. Sedangkan<br />

untuk Kabupaten/Kota, target 30% dari 45 (empat puluh lima)<br />

kabupaten/kota terealisasi sebanyak 15 (lima belas) kabupaten/kota atau<br />

sebesar 33,33%. Dengan demikian capaian kinerja melebihi target yang<br />

ditetapkan yaitu 101% untuk daerah Provinsi dan 111,1% untuk<br />

kabupaten/kota. Adapun Provinsi yang telah dievaluasi organisasi dan tata<br />

kerjanya meliputi:<br />

1. Provinsi Nusa Tenggara Barat;<br />

2. Provinsi Sumatera Selatan;<br />

3. Provinsi Lampung;<br />

4. Provinsi Kepulauan Riau;<br />

5. Provinsi Jawa Tengah;<br />

6. Provinsi Nusa Tenggara Barat;<br />

48 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


7. Provinsi Bali;<br />

8. Provinsi Jambi; dan<br />

9. Provinsi Kalimantan Tengah.<br />

Sedangkan Kabupaten/Kota yang telah dilakukan evaluasi adalah:<br />

1. Kabupaten Aceh Utara;<br />

2. Kabupaten Simalungun;<br />

3. Kabupaten Kampar;<br />

4. Kabupaten Muara Enim;<br />

5. Kabupaten Jembrana;<br />

6. Kabupaten Bengkulu Utara;<br />

7. Kabupaten Lampung Tengah;<br />

8. Kabupaten Bangka Tengah;<br />

9. Kabupaten lombok Utara;<br />

10. Kabupaten Padang Pariaman;<br />

11. Kota Bandung;<br />

12. Kota Batam;<br />

13. Kota Surakarta;<br />

14. Kota Kupang; dan<br />

15. Kota Padang Panjang.<br />

Sasaran Strategis 3 : Terwujudnya SDM Aparatur yang<br />

profesional, berkinerja, akuntabel dan sejahtera<br />

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

1) Jumlah peraturan/kebijakan di<br />

Bidang SDM Aparatur (UU, PP,<br />

Perpres, Per. Men. PAN dan RB)<br />

2) Persentase instansi pemerintah yang<br />

mengirimkan data usulan formasi<br />

PNS secara akurat dan benar sesuai<br />

aturan<br />

1 RUU 1 RUU 100<br />

9 RPP 9 RPP 100<br />

3 PP 12 PP 400<br />

10 Per.<br />

Men PAN<br />

dan RB<br />

80 %<br />

IP Pusat<br />

80%<br />

IP Daerah<br />

49 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

8 Per.Men<br />

PAN dan<br />

RB<br />

95 %<br />

IP Pusat<br />

92 %<br />

IP Daerah<br />

80<br />

119<br />

115


Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

3) Persentase instansi yang<br />

menerapkan kebijakan pemantapan<br />

pengembangan pegawai<br />

4) Persentase peningkatan penghasilan<br />

PNS<br />

5) Persentase instansi yang menyusun<br />

informasi jabatan dalam rangka<br />

penyusunan sistem remunerasi<br />

berdasarkan merit system<br />

50 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

5 % 5 % 100<br />

5 % 10 % 200<br />

20 %<br />

30 %<br />

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai<br />

berikut :<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di Bidang SDM Aparatur<br />

Untuk memenuhi target “Jumlah kebijakan bidang SDM Aparatur yang<br />

diterbitkan” yang ditetapkan sebanyak 9 Peraturan Pemerintah yang<br />

mengatur tentang gaji PNS/TNI dan POLRI dan peraturan pemerintah<br />

tentang sasaran kinerja pegawai dan pemberhentian pegawai, secara<br />

terinci kebijakan bidang SDM Aparatur yang dicapai pada tahun <strong>2011</strong><br />

meliputi :<br />

a. Finalisasi RUU ASN dan DIM RUU ASN sudah selesai dibuat terkait<br />

dengan usulan DPR-RI terhadap RUU Aparatur Sipil Negara (ASN), yang<br />

sebelumnya yang diusulkan adalah RUU kebijakan tentang kepegawaian<br />

negara (SDM Aparatur).<br />

b. Penetapan Peraturan Pemerintah (PP), terdiri dari:<br />

1) PP No. 11 Tahun <strong>2011</strong> Tentang Gaji PNS;<br />

2) PP No. 12 Tahun <strong>2011</strong> Tentang Gaji TNI;<br />

3) PP No. 13 Tahun <strong>2011</strong> Tentang Gaji Polri;<br />

4) PP No. 14 Tahun <strong>2011</strong> Tentang Penetapan Pensiun Pokok<br />

Pensiunan PNS dan Janda Dudanya;<br />

5) PP No. 15 Tahun <strong>2011</strong> Tentang Penetapan Pensiun Pokok<br />

Pensiunan TNI dan Janda Dudanya;<br />

6) PP No. 16 Tahun <strong>2011</strong> Tentang Penetapan Pensiun Pokok<br />

Pensiunan Polri dan Janda Dudanya;<br />

150


7) PP No. 17 Tahun <strong>2011</strong> Tentang Pemberian Tunjangan Kehormatan<br />

Kepada Bekas Anggota Komite Nasional Indonesia Pusat dan<br />

Janda/Dudanya;<br />

8) PP No. 18 Tahun <strong>2011</strong> Tentang Pemberian Tunjangan Perintis<br />

Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan;<br />

9) PP No. 19 Tahun <strong>2011</strong> Tentang Pemberian Tunjangan Veteran<br />

Kepada Veteran Republik Indonesia;<br />

10) Perpres No. 27 Tahun <strong>2011</strong> Tentang Penyesuaian Gaji Pokok PNS;<br />

11) Penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun <strong>2011</strong> Tentang<br />

Pemberhentian Wakil Menteri;<br />

12) Penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun <strong>2011</strong> Tentang<br />

Sasaran Kinerja Pegawai.<br />

c. Rencangan Peraturan Pemerintah (RPP)/R-Perpres, terdiri dari:<br />

1) RPP tentang Pegawai Tidak Tetap;<br />

2) RPP tentang Pengadaan PNS;<br />

3) Penyempurnaan PP tentang Pengangkatan PNS Dalam Jabatan<br />

Struktural;<br />

4) RPP tentang Pemberian Cuti PNS;<br />

5) RPP tentang Wewenang Pengangkatan Pemindahan dan<br />

Pemberhentian PNS;<br />

6) RPP tentang Analisis Kebutuhan dan Pengembangan Sistem Diklat;<br />

7) RPP tentang Sistem Remunerasi SDM Aparatur Negara;<br />

8) RPP tentang Dana Pensiun PNS dan Tabungan Hari Tua PNS;<br />

9) Perpres tentang Pedoman Pola Dasar Karir (Sistem Penempatan,<br />

Promosi, dan Mutasi).<br />

d. Peraturan Menteri PAN & RB, terdiri dari:<br />

1) Per.MenPAN-RB No. 26 Tahun <strong>2011</strong> tentang Pedoman Perhitungan<br />

Jumlah Kebutuhan PNS;<br />

2) Per.MenPAN-RB No. 33 Tahun <strong>2011</strong> tentang Pedoman Evaluasi<br />

Jabatan;<br />

3) Per.MenPAN-RB No. 34 Tahun <strong>2011</strong> tentang Pedoman Analisis<br />

Jabatan;<br />

4) Peraturan Bersama Men.PAN-RB, Menteri Dalam Negeri dan Menteri<br />

Keuangan Tahun <strong>2011</strong> Tentang Moratorium Penerimaan CPNS;<br />

5) Per.MenPAN-RB tentang Pedoman Penataan Sistem Tunjangan<br />

Kinerja Pegawai (80%).<br />

51 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Peraturan Kepala BKN:<br />

1) Peraturan Kepala BKN No. 13 Tahun <strong>2011</strong> tentang Pedoman Standar<br />

kompetensi Jabatan;<br />

2) Peraturan Kepala BKN No. 14 Tahun <strong>2011</strong> tentang Pedoman<br />

Pengembangan Database SDM Aparatur Negara;<br />

3) Peraturan Kepala BKN No. 15 Tahun <strong>2011</strong> tentang Pedoman<br />

Pengendalian Kepegawaian/Audit Kepegawaian.<br />

Terkait tiga peraturan Kepala BKN tersebut diatas, dimasukkan dalam<br />

lingkup Peraturan Menteri PAN & RB karena pembahasannya dikoordinasi<br />

oleh <strong>Kementerian</strong> PAN & RB.<br />

Persentase instansi pemerintah yang mengirimkan data usulan formasi<br />

PNS secara akurat dan benar sesuai aturan<br />

Untuk memenuhi target instansi pemerintah yang mengirimkan data usulan<br />

formasi PNS secara akurat dan benar sesuai aturan sebesar 80% dari 600<br />

Instansi Pemerintah Pusat/Daerah atau sebanyak 480 Instansi Pemerintah<br />

Pusat/Daerah dilakukan dengan cara mengadakan sosialisasi Per.MENPAN-<br />

RB No. 26 Tahun <strong>2011</strong> tentang Pedoman Penyusunan Kebutuhan Pegawai<br />

(formasi) secara nasional sehingga penyampaian formasi dari instansi pusat<br />

dan daerah tersebut dapat akurat dan benar. Pada tahun <strong>2011</strong> usulan dari<br />

instansi adalah sebagai berikut:<br />

a. Dari 76 Instansi Pusat yang mengirimkan data usulan sejumlah 72<br />

sehingga persentase instansi yang mengirimkan adalah 95% total<br />

usulannya adalah 147.463<br />

b. Dari 524 Instansi Daerah yang mengirimkan data usulan sejumlah 484<br />

sehingga persentase instansi yang mengirimkan adalah 92% total<br />

usulannya adalah 717.178<br />

Dikarenakan ada kebijakan moratorium Penerimaan CPNS, maka untuk<br />

tahun <strong>2011</strong> instansi pemerintah diminta menghitung kebutuhan PNS di<br />

masing-masing instansi dan tidak ada tambahan formasi.<br />

Persentase instansi yang menerapkan kebijakan pemantapan<br />

pengembangan pegawai<br />

Untuk mencapai indikator kinerja dari jumlah instansi yang menerapkan<br />

kebijakan pemantapan pengembangan pegawai salah satunya yang<br />

dilakukan adalah dengan melakukan penambahan jabatan fungsional<br />

52 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


tertentu. Dengan adanya penambahan jabatan fungsional yang baru<br />

tersebut maka akan memberi dampak pada pengembangan pegawai terkait<br />

dengan kompetensinya untuk masuk ke dalam jabatan fungsional baru<br />

yang dibentuk.<br />

Instansi yang ditargetkan menerapkan kebijakan pemantapan<br />

pengembangan pegawai pada tahun <strong>2011</strong> sebesar 5% dari 75 Instansi<br />

Pemerintah Pusat atau sebanyak 4 Instansi Pemerintah Pusat ternyata<br />

realisasinya telah tercapai 100% yaitu sebanyak 4 Instansi Pemerintah<br />

Pusat.<br />

Nama Instansi dan jabatan fungsional baru yang sudah dilakukan<br />

pembahasan pada tahun <strong>2011</strong> yaitu:<br />

No Instansi Jabatan fungsional baru Keterangan<br />

1. LAN Analis Kebijakan dilakukan pembahasan uji petik<br />

beban kerja<br />

2. BKN Auditor Kepegawaian Penyiapan peraturan Menteri<br />

PAN & RB<br />

3. LKPP Pengadaan Barang dan<br />

Jasa<br />

Assesor Kepegawaian Pemaparan naskah akademik di<br />

BKN<br />

53 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

Validasi (penetapan) besaran<br />

angka kredit<br />

4. Setjen DPR-RI Transkriptor dilakukan pembahasan uji petik<br />

beban kerja<br />

Persentase peningkatan penghasilan PNS<br />

Target awal peningkatan penghasilan PNS adalah 5% ternyata pada tahun<br />

<strong>2011</strong> pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang meningkatkan<br />

penghasilan PNS rata-rata sebesar 10% dari gaji pokok PNS, sehingga<br />

target peningkatan penghasilan PNS sebesar 5% telah melebihi target yang<br />

ditetapkan.<br />

Pada tahun <strong>2011</strong>, kebijakan yang dihasilkan terkait peningkatan<br />

kesejahteraan meliputi:<br />

a. PP No. 11 Tahun <strong>2011</strong> tentang Gaji PNS;<br />

b. PP No. 12 Tahun <strong>2011</strong> tentang Gaji TNI;<br />

c. PP No. 13 Tahun <strong>2011</strong> tentang Gaji Polri;<br />

d. PP No. 14 Tahun <strong>2011</strong> tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan<br />

PNS dan Janda Dudanya;


e. PP No. 15 Tahun <strong>2011</strong> tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan<br />

TNI dan Janda Dudanya;<br />

f. PP No. 16 Tahun <strong>2011</strong> tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan<br />

Polri dan Janda Dudanya;<br />

g. PP No. 17 Tahun <strong>2011</strong> tentang Pemberian Tunjangan Kehormatan<br />

Kepada Bekas Anggota Komite Nasional Indonesia Pusat dan<br />

Janda/Dudanya;<br />

h. PP No. 18 Tahun <strong>2011</strong> tentang Pemberian Tunjangan Perintis<br />

Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan;<br />

i. PP No. 19 Tahun <strong>2011</strong> tentang Pemberian Tunjangan Veteran Kepada<br />

Veteran Republik Indonesia;<br />

j. Perpres No. 27 Tahun <strong>2011</strong> tentang Penyesuaian Gaji Pokok PNS.<br />

Persentase instansi yang menyusun informasi jabatan dalam rangka<br />

penyusunan sistem remunerasi berdasarkan merit system<br />

Untuk mencapai indikator kinerja persentase instansi yang menyusun<br />

informasi jabatan dalam rangka penyusunan sistem remunerasi<br />

berdasarkan merit system ditetapkan target 20% instansi Pemerintah Pusat<br />

dari 75 instansi Pemerintah Pusat yaitu sebanyak 15 instansi Pemerintah<br />

Pusat. Capaian pada tahun <strong>2011</strong> sebanyak 23 Instansi Pemerintah Pusat<br />

(30%) yang dianggap telah menyusun informasi jabatan dalam rangka<br />

penyusunan sistem remunerasi berdasarkan merit system.<br />

Adapun Instansi Pemerintah Pusat yang telah menyusun informasi jabatan<br />

dalam rangka penyusunan sistem remunerasi berdasarkan merit system<br />

pada tahun <strong>2011</strong> adalah sebagai berikut :<br />

No. Instansi Pemerintah<br />

1 <strong>Kementerian</strong> Riset dan Teknologi<br />

2 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)<br />

3 Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)<br />

4 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)<br />

5 Badan Narkotika Nasional (BNN)<br />

6 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)<br />

7 <strong>Kementerian</strong> Pendidikan dan Kebudayaan<br />

8 Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS)<br />

9 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)<br />

10 <strong>Kementerian</strong> Perindustrian<br />

11 Badan POM RI<br />

54 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


No. Instansi Pemerintah<br />

12 Badan Kepegawaian Negara (BKN)<br />

13 Lembaga Administrasi Negara (LAN)<br />

14 Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg)<br />

15 <strong>Kementerian</strong> Perdagangan<br />

16 Arsip Nasional Republik Indonesia<br />

17 Badan Pengawas Tenaga Nuklir<br />

18 <strong>Kementerian</strong> Pertanian<br />

19 Badan Pusat Statistik<br />

20 Badan Nasional Penanggulangan Teroris<br />

21 <strong>Kementerian</strong> Perumahan Rakyat<br />

22 <strong>Kementerian</strong> Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak<br />

23 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)<br />

Sasaran Strategis 4 : Terwujudnya penyelenggaraan tata<br />

laksana pemerintah yang efisien, efektif dan akuntabel<br />

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

1) Jumlah peraturan/kebijakan di<br />

bidang Tata Laksana (UU, PP,<br />

Per. Men. PAN dan RB)<br />

2) Persentase instansi pemerintah<br />

pusat yang melakukan penataan<br />

ketatalaksanaan dengan baik<br />

2 UU<br />

55 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

2 RUU 80<br />

2 RUU 2 RUU 62,5<br />

1 PP 1 RPP 70<br />

5 Per. Men.<br />

PAN dan RB<br />

2<br />

Per.Men.PAN<br />

dan RB,<br />

3 Draft Final<br />

Per.Men.PAN<br />

dan RB<br />

88<br />

35 % 59,46 % 169


Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai<br />

berikut :<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di bidang Tata Laksana<br />

2 kebijakan di bidang Tata Laksana yang ditargetkan capaian kinerjanya<br />

menjadi Undang-Undang, adalah: 1) Undang-undang tentang<br />

Administrasi Pemerintahan; dan 2) Undang-undang tentang Etika<br />

Penyelenggara Negara.<br />

Kedua Rancangan Undang-undang tersebut sejak tahun 2009 telah<br />

disampaikan kepada Presiden untuk diterbitkan surat yang akan<br />

mengantarkannya kepada Pimpinan DPR RI, dan telah masuk dalam<br />

program legislasi nasional (PROLEGNAS) tahun 2010-2014 dengan<br />

nomor urut 36 untuk RUU Administrasi Pemerintahan dan nomor urut<br />

67 untuk RUU Etika Penyelenggara Negara.<br />

1) Penyusunan RUU Administrasi Pemerintahan pada tahun 2010,<br />

menghasilkan rumusan RUU AP yang telah disempurnakan dan telah<br />

kembali disampaikan kepada Presiden. Bersamaan dengan itu telah<br />

pula dilakukan sosialisasi melalui kegiatan simulasi di berbagai<br />

daerah untuk memperkuat pendalaman substansi RUU ini. Pada<br />

tahun 2010 ditargetkan terbit surat Presiden yang mengantarkan<br />

RUU AP kepada Pimpinan DPR RI, namun hingga berakhirnya tahun<br />

2010 posisi RUU Administrasi Pemerintahan masih berada di Kantor<br />

Sekretariat Negara untuk dibicarakan kembali dalam rapat terbatas,<br />

sehingga pada tahun <strong>2011</strong> kembali masuk dalam proses penerbitan<br />

surat Presiden yang akan mengantarkan RUU tersebut kepada<br />

Pimpinan DPR untuk dapat dilakukan pembahasan bersama antara<br />

Panitia Khusus RUU DPR RI dan pihak Pemerintah.<br />

Kendala yang dihadapi terkait dengan pencapaian target RUU<br />

Administrasi Pemerintahan adalah: 1) Sesuai dengan ketentuan<br />

perundang-undangan yang berlaku, bahwa proses pembahasan RUU<br />

dengan DPR RI baru akan dapat dilakukan bila telah disampaikan<br />

oleh Presiden. Proses mendapatkan surat Presiden yang<br />

mengantarkan RUU kepada Pimpinan DPR ternyata memerlukan<br />

berkali-kali pembahasan dalam rangka penyempurnaan RUU yang<br />

akan diajukan, dan ini semua di luar kendali kegiatan dari instansi<br />

pengusul/inisiator yang dalam hal ini adalah <strong>Kementerian</strong> PAN dan<br />

RB; 2) Tidak tercapainya target/sasaran kegiatan lebih disebabkan<br />

faktor di luar kendali instansi pemegang kegiatan disamping masih<br />

56 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


kurangnya dukungan SDM pengelola kegiatan baik dari sisi jumlah<br />

maupun kapasitas/kompetensinya.<br />

2) Penyusunan RUU Etika Penyelenggara Negara (EPN)<br />

Secara umum dapat digambarkan bahwa capaian sasaran yang telah<br />

ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahun <strong>2011</strong> dalam rangka<br />

mengkongkritkan RUU EPN dapat diwujudkan berupa penyusunanan<br />

kembali naskah RUU EPN dengan perubahan substansi menjadi<br />

hukum acara dan dilakukan perbaikan naskah akademiknya. Dengan<br />

demikian maka nilai capaian kinerja kegiatan ini adalah sebesar<br />

70%.<br />

Kegiatan Penyusunan RUU tentang Etika Penyelenggara Negara<br />

perlu ditindak lanjuti sesuai prosedur teknik penyusunan perundang-<br />

undangan sampai menjadi sebuah Undang-undang, melalui<br />

pembahasan RUU EPN tingkat interdep (antar-instansi) yang masih<br />

perlu dilakukan untuk menyempurnakan RUU EPN ini pada tahapan<br />

harmonisasi sebelum diajukan ke Presiden. Kendala utama dalam<br />

pelaksanaan kegiatan RUU EPN adalah pengaturan jadual pada<br />

pakar/narasumber dalam pembahasan RUU EPN. Disamping<br />

kurangnya SDM baik dalam jumlah maupun kompetensinya.<br />

2 kebijakan bidang Tata Laksana yang ditargetkan menjadi Rancangan<br />

Undang-undang adalah :<br />

1) Penyusunan RUU Tata Hubungan Kewenangan Pemerintah Pusat<br />

dan Daerah<br />

Pada tahun <strong>2011</strong> ini, target kinerja kegiatan penyusunan RUU Tata<br />

Hubungan Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah adalah<br />

Tersusunnya RUU yang telah mendapatkan surat presiden untuk<br />

disampaikan kepada DPR RI guna dilakukan pembahasan lebih<br />

lanjut. Sedangkan realisasi capaian kinerja saat ini adalah telah<br />

tersusunnya naskah akademik dan Draft RUU yang telah siap untuk<br />

dilakukan sinkronisasi antar instansi terkait. Dengn demikian nilai<br />

pencapaian kinerja adalah sebesar 65% dari target yang telah<br />

ditetapkan.<br />

2) Penyusunan RUU tentang Badan Layanan Umum (BLU)<br />

Dalam pelaksanan kegiatan Sinronisasi dan Harmonisasi RUU BLU<br />

pada tahun <strong>2011</strong>, kegiatan Sinkronisasi dan Harmonisasi pada<br />

<strong>Kementerian</strong> Hukum dan HAM belum dapat dilaksanakan oleh<br />

karena Penyempurnaan Naskah Akademik tidak dapat dilakukan<br />

karena membutuhkan biaya yang cukup besar dan tidak tersedia<br />

57 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


dalam RKA-KL serta waktu yang tidak mencukupi. Target Capaian<br />

kegiatan sebesar 60%.<br />

1 kebijakan di bidang Tata Laksana yang ditargetkan capaian kinerjanya<br />

menjadi Peraturan Pemerintah, adalah: Kebijakan Tata Laksana<br />

Perizinan. Target kinerja pelaksanaan kegiatan ini pada tahun <strong>2011</strong><br />

adalah tersusunnya Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Tata<br />

Laksana Perizinan tetapi karena adanya perubahan pada dasar hukum<br />

dan isi kebijakan ini maka targetnya direvisi menjadi tersusunnya<br />

Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pedoman Umum Tatalaksana<br />

Izin, Dispensasi dan Konsesi. Capaian kinerja pada tahun <strong>2011</strong> adalah<br />

tersusunnya Revisi Naskah Akademik dan Revisi Draft Rancangan<br />

Peraturan Pemerintah tentang Pedoman Umum Tatalaksana Izin,<br />

Dispensasi dan Konsesi. Dengan demikian nilai capaian kinerja kegiatan<br />

ini adalah sebesar 70%.<br />

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah<br />

belum ditetapkannya RUU tentang Administrasi Pemerintahan telah<br />

menimbulkan ketidaktuntasan dalam penyelesaian Draft Rancangan<br />

Peraturan Pemerintah ini, disamping masih adanya kemungkinan-<br />

kemungkinan berubahan dalam RUU tersebut.<br />

5 kebijakan di bidang Tata Laksana yang ditargetkan selesai pada tahun<br />

<strong>2011</strong> adalah:<br />

1. Pedoman Umum Pemetaan Pemangku Kepentingan<br />

Pada tahun <strong>2011</strong>, target penyusunan pedoman ini adalah<br />

tersedianya Pedoman yang dalam bentuk Peraturan Menteri.<br />

Sedangkan capaian kinerja yang dapat direalisasi adalah Pedoman<br />

Umum Pemetaan Pemangku Kepentingan ini telah selesai dan telah<br />

ditetapkan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan dan Reformasi<br />

Birokrasi Nomor 54 Tahun <strong>2011</strong> tentang Pedoman Umum Pemetaan<br />

Pemangku Kepentingan di Lingkungan Instansi Pemerintah. Dengan<br />

demikian nilai capaian kinerja kegiatan ini adalah 100%.<br />

2. Pedoman Umum Hubungan Media<br />

Pada tahun <strong>2011</strong> ditargetkan bahwa Pedoman Umum Hubungan<br />

Media dapat terselesaikan dengan baik dan telah ditetapkan dengan<br />

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi<br />

Birokrasi. Sampai akhir tahun <strong>2011</strong>, target yang telah direncanakan<br />

tercapai dengan baik, yaitu tersedianya satu Pedoman Umum<br />

Hubungan Media yang telah dilengkapi dengan Peraturan Menteri<br />

58 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 55<br />

Tahun <strong>2011</strong> tentang Pedoman Umum Hubungan Media di<br />

Lingkungan Instansi Pemerintah. Dengan demikian nilai capaian<br />

kinerja kegiatan ini adalah 100%. Permasalahan yang dihadapi pada<br />

saat penyusunan pedoman ini tidak jauh berbeda dengan<br />

penyusunan Pedoman Umum Pemetaan Pemangku Kepentingan.<br />

3. Penyusunan Pedoman Umum Standarisasi Tata Laksana Sarana dan<br />

Prasarana Kerja Aparatur di Lingkungan Instansi Pemerintah yang<br />

berupa tanah dan bangunan<br />

Target kinerja Tahun <strong>2011</strong> untuk kegiatan ini adalah tersedianya<br />

Pedoman Umum Standarisasi Tata Laksana Sarana dan Prasarana<br />

Kerja Aparatur di Lingkungan Instansi Pemerintah yang berupa<br />

Tanah dan Bangunan yang berbentuk Peraturan Menteri<br />

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.<br />

Sedangkan capaian kinerja yang dapat terealisasi pada tahun ini<br />

adalah berupa draft final Pedoman Umum Standarisasi Tata Laksana<br />

Sarana dan Prasarana Kerja Aparatur di Lingkungan Instansi<br />

Pemerintah yang berupa Tanah dan Bangunan yang telah siap untuk<br />

ditetapkan menjadi Peraturan Menteri. Dengan demikian nilai<br />

capaian kinerja kegiatan ini adalah sebesar 80%. Besarnya capaian<br />

kinerja ini dipengaruhi oleh permasalahan yang dihadapi dalam<br />

pelaksanaan kegiatan ini yaitu kurangnya tenaga pelaksana dari<br />

jumlah maupun kompetensinya.<br />

4. Penyusunan Pedoman Umum Standarisasi Pakaian Kerja/Dinas<br />

Pegawai Negeri Sipil<br />

Rencana kinerja yang ingin dicapai pada tahun <strong>2011</strong> untuk kegiatan<br />

ini adalah tersedianya Pedoman Umum Standarisasi Pakaian<br />

Kerja/Dinas Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan dengan Peraturan<br />

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.<br />

Adapun realisasi dari kegiatan ini adalah draft final pedoman umum<br />

yang telah siap untuk ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Dengan<br />

demikian nilai capaian kinerja kegiatan ini adalah sebesar 80%.<br />

Capaian kinerja ini salah satunya disebabkan oleh kendala yang<br />

dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu kurangnya<br />

sumberdaya pelaksana kegiatan baik dalam segi jumlah maupun<br />

kompetensi.<br />

59 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


5. Penyusunan Tata Cara Penataan Tata Laksana Pada Instansi<br />

Pemerintah<br />

Target Kinerja kegiatan tahun <strong>2011</strong> ini adalah tersusunnya<br />

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi<br />

Birokrasi tentang Tata Cara Penataan Tata Laksana Pada Instansi<br />

Pemerintah. Capaian kinerja yang dicapai dalam pelaksanaan<br />

kegiatan ini adalah tersusunnya draft final Peraturan Menteri<br />

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang<br />

Tata Cara Penataan Tata Laksana Pada Instansi Pemerintah. Dengan<br />

demikian nilai capaian kinerja kegiatan ini adalah sebesar 80% dari<br />

target yang telah ditentukan. Pencapaian target ini dipengaruhi oleh<br />

kendala yang dihadapi dalam pelaksaaan kegiatan ini yaitu<br />

kurangnya sumber daya pelaksana kegiatan baik dalam segi jumlah<br />

maupun kompetensinya disamping konsep penataan tata laksana<br />

(business process) yang dianggap masih relatif baru bagi instansi<br />

pemerintah.<br />

Persentase instansi pemerintah pusat yang melakukan penataan<br />

ketatalaksanaan dengan baik<br />

Instansi pemerintah pusat yang telah melakukan penataan ketatalaksanaan<br />

dengan baik yang secara minimal dicirikan dengan adanya standar<br />

operasional prosedur (SOP) dan telah melaksanakan e-government secara<br />

minimal (e-office) pada instansi yang bersangkutan. Setiap instansi<br />

pemerintah yang telah mengajukan Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi<br />

kepada Tim Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional melalui <strong>Kementerian</strong><br />

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah<br />

menyertakan dokumen SOP dan dokumen pelaksanaan e-governnment<br />

sebagai salah satu kelengkapannya. Dengan demikian maka setiap instansi<br />

pemerintah pusat yang telah mengajukan Dokumen Usulan Reformasi<br />

Birokrasi telah memiliki Dokumen SOP dan melaksanakan e-government<br />

yang berarti telah melakukan penataan ketatalaksanaan dengan baik.<br />

Sampai awal tahun 2012 ini, dari 74 (tujuh puluh empat) instansi<br />

pemerintah pusat terdapat 30 (tiga puluh) instansi (40,54%) yang telah<br />

mengajukan Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi dan telah dilengkapi<br />

dengan Dokumen SOP dan dokumen e-government, disamping 14 (empat<br />

belas) instansi pemerintah pusat (18,92%) yang telah menerima tunjangan<br />

kinerja sebagai konsekuensi dari upayanya melaksanakan kebijakan<br />

Reformasi Birokrasi di Instransinya. Dengan demikian maka prosentase<br />

instansi pemerintah pusat yang telah melakukan penataan ketatalaksanaan<br />

60 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


dengan baik adalah sebesar 59,46%. Dengan data ini maka dapat diketahui<br />

bahwa capaian kinerja instansi pemerintah pusat yang telah melakukan<br />

penataan ketatalaksanaan dengan baik adalah sebesar 169,88%. Angka ini<br />

tidak termasuk instansi pemerintah yang telah melaksanakan penyusunan<br />

SOP dan melaksanakan e-government tetapi belum mengajukan Dokumen<br />

Usulan Reformasi Birokrasi kepada <strong>Kementerian</strong> PAN dan Reformasi<br />

Birokrasi.<br />

Hasil pemantauan ketatalaksanaan Pemerintah yang dilakukan pada<br />

Pemerintah Daerah dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :<br />

1. Perlu penguatan kapasitas kelembagaan <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB,<br />

khususnya terkait fungsi internalisasi kebijakan-kebijakan Menteri PAN<br />

dan RB, baik untuk internal organisasi <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB,<br />

maupun untuk pihak eksternal (stakeholder), yaitu instansi pemerintah<br />

pusat dan daerah;<br />

2. Perlu dibangun operasionalisasi kebijakan-kebijakan Menteri PAN dan RB<br />

dengan strategi yang tepat dalam rangka penerapan keijakan-kebijakan<br />

tersebut;<br />

3. Aspek substansi kebijakan harus menjadi perhatian, terutama dalam hal<br />

penegasan isi beserta perangkat sanksi yang dibutuhkan untuk lebih<br />

memperkuat sifat mengikatnya;<br />

4. Perlu disusun kebijakan Menteri PAN dan RB mengenai Pedoman Umum<br />

Evaluasi Ketatalaksanaan Instansi Pemerintah;<br />

5. Ruang lingkup tata laksana dalam instansi pemerintah perlu diberikan<br />

batasan yang jelas.<br />

Sasaran Strategis 5 : Terwujudnya pelaksanaan<br />

reformasi birokrasi nasional secara terencana,<br />

sistematis, dan komprehensif<br />

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

1) Jumlah kebijakan pelaksanaan<br />

Reformasi Birokrasi yang diterbitkan<br />

2) Jumlah K/L yang telah melaksanakan<br />

reformasi birokrasi sesuai kebijakan<br />

RB Nasional<br />

7<br />

kebijakan<br />

61 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

10<br />

kebijakan<br />

143<br />

12 K/L 20 K/L 167


Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

3) Jumlah K/L yang telah melaksanakan<br />

reformasi birokrasi<br />

4) Tingkat kualitas pelaksanaan RB yang<br />

terukur sesuai dengan kebijakan RB<br />

Nasional<br />

5) Jumlah instansi yang menerima<br />

sosialisasi<br />

6) Jumlah asistensi reformasi birokrasi<br />

kepada instansi pusat dan daerah<br />

30 % 47 % 156<br />

80 % 81 % 101<br />

100 % K/L<br />

30 % Pemda<br />

100 % K/L<br />

10 % Pemda<br />

62 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

100 % K/L<br />

100 % Prov.<br />

62 %<br />

-<br />

100<br />

333<br />

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai<br />

berikut :<br />

Jumlah kebijakan pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang diterbitkan<br />

Untuk memenuhi target “Jumlah kebijakan pelaksanaan Reformasi Birokrasi<br />

yang diterbitkan” yang ditetapkan sebanyak 7 kebijakan, telah dilakukan<br />

kegiatan Penyusunan Kebijakan Reformasi Birokrasi. Dari hasil<br />

kegiatan ini telah berhasil ditetapkan 10 Peraturan Menteri PAN dan RB,<br />

sebagai pedoman pelaksanaan reformasi birokrasi. Pedoman-pedoman<br />

tersebut ditetapkan melalui Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor : 7<br />

sampai dengan Nomor 15 Tahun <strong>2011</strong> dan Nomor 53 Tahun <strong>2011</strong>, yang<br />

meliputi :<br />

Pedoman <strong>Isi</strong> Pokok<br />

1. Pedoman Pengajuan Dokumen<br />

Usulan Reformasi Birokrasi<br />

<strong>Kementerian</strong>/Lembaga<br />

(PerMenPANRB No. 7/<strong>2011</strong>)<br />

2. Pedoman Penilaian Dokumen<br />

Usulan dan Road Map<br />

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi<br />

<strong>Kementerian</strong>/Lembaga<br />

(PerMenPANRB No. 8/<strong>2011</strong>)<br />

Proses pelaksanaan<br />

reformasi birokrasi dan<br />

langkah-langkah menyusun<br />

dokumen usulan.<br />

Penilaian dokumen usulan<br />

dan road map, penilaian<br />

dokumen pelaksanaan, dan<br />

verifikasi pelaksanaan<br />

reformasi birokrasi di<br />

lapangan.<br />

62<br />

-<br />

Pengguna<br />

Utama<br />

K/L<br />

UPRBN<br />

UPRBN


Pedoman <strong>Isi</strong> Pokok<br />

3. Pedoman Penyusunan Road Map<br />

Reformasi Birokrasi<br />

<strong>Kementerian</strong>/Lembaga dan<br />

Pemerintah Daerah<br />

(PerMenPANRB No. 9/<strong>2011</strong>)<br />

4. Pedoman Pelaksanaan Program<br />

Manajemen Perubahan<br />

(PerMenPANRB No. 10/<strong>2011</strong>)<br />

5. Kriteria dan Ukuran Keberhasilan<br />

Reformasi Birokrasi<br />

(PerMenPANRB No. 11/<strong>2011</strong>)<br />

6. Pedoman Penataan Tatalaksana<br />

(Business Process)<br />

(PerMenPANRB No. 12/<strong>2011</strong>)<br />

7. Pedoman Pelaksanaan Quick<br />

Wins (PerMenPANRB No.<br />

13/<strong>2011</strong>)<br />

8. Pedoman Pelaksanaan Program<br />

Manajemen Pengetahuan<br />

(Knowledge Management)<br />

(PerMenPANRB No. 14/<strong>2011</strong>)<br />

Pengertian dasar road map,<br />

dan langkah-langkah<br />

menyusun road map.<br />

Elemen dan tahapan<br />

manajemen perubahan;<br />

perumusan rencana<br />

manajemen perubahan;<br />

pengelolaan perubahan;<br />

penguatan hasil perubahan.<br />

Penilaian keberhasilan<br />

pelaksanaan reformasi<br />

birokrasi;<br />

Indikator keberhasilan<br />

reformasi birokrasi nasional;<br />

dan<br />

kementerian/lembaga dan<br />

pemerintah daerah.<br />

Pendekatan penataan<br />

tatalaksana; proses<br />

penataan tatalaksana;<br />

kaidah penggambaran<br />

tatalaksana; dan Standard<br />

operating procedures.<br />

Perumusan dan penetapan<br />

quick wins; dan langkahlangkah<br />

dalam pelaksanaan<br />

quick wins.<br />

Elemen dan tahapan<br />

implementasi manajemen<br />

pengetahuan;<br />

Merencanakan implementasi<br />

manajemen pengetahuan;<br />

mengimplementasikan<br />

manajemen pengetahuan;<br />

dan<br />

Evaluasi dan monitoring<br />

implementasi manajemen<br />

pengetahuan.<br />

63 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

Pengguna<br />

Utama<br />

K/L dan<br />

PEMDA<br />

K/L dan<br />

PEMDA<br />

K/L dan<br />

PEMDA<br />

UPRBN<br />

TI<br />

TQA<br />

K/L dan<br />

PEMDA<br />

K/L dan<br />

PEMDA<br />

UPRBN


Pedoman <strong>Isi</strong> Pokok<br />

9. Mekanisme Persetujuan<br />

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi<br />

dan Tunjangan Kinerja Bagi<br />

<strong>Kementerian</strong>/Lembaga<br />

(PerMenPANRB No. 15/<strong>2011</strong>)<br />

10. Pedoman Penjamin Kualitas<br />

(Quality Assurance) dan<br />

Pedoman Monitoring Evaluasi<br />

Reformasi Birokrasi<br />

(PerMenPANRB No. 53/<strong>2011</strong>)<br />

Mekanisme pelaksanaan<br />

reformasi birokrasi;<br />

mekanisme persetujuan<br />

pelaksanaan reformasi<br />

birokrasi dan tunjangan<br />

kinerja bagi<br />

kementerian/lembaga.<br />

Aturan untuk melakukan<br />

penjaminan kualitas,<br />

monitoring dan evaluasi atas<br />

pelaksanaan reformasi<br />

birokrasi dilingkungan K/L.<br />

64 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

Pengguna<br />

Utama<br />

K/L<br />

UPRBN<br />

TI<br />

TQA<br />

TQA<br />

Jumlah K/L yang telah melaksanakan reformasi birokrasi sesuai kebijakan<br />

RB Nasional<br />

Untuk memenuhi target “Jumlah K/L yang telah melaksanakan reformasi<br />

birokrasi sesuai kebijakan RB Nasional”, telah dilakukan kegiatan<br />

Implementasi Reformasi Birokrasi. Pada awal tahun <strong>2011</strong> ditargetkan 12 K/L,<br />

ternyata dari pelaksanaan kegiatan ini berhasil diajukan 20 K/L.<br />

Pada tahun <strong>2011</strong> terdapat 30 K/L yang telah mengajukan usulan kepada<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB sebagaimana tabel di bawah ini:<br />

1. BPPT<br />

2. Lemhannas<br />

3. LAN<br />

4. Kem. PU<br />

5. Kem. LH<br />

6. BKKBN<br />

7. LKPP<br />

8. ANRI<br />

9. Kemristek<br />

10. KemPerind<br />

11. BATAN<br />

12. BPOM<br />

13. KemPPA<br />

14. KemPerhub<br />

15. BKN<br />

16. BKPM<br />

17. BPS<br />

18. KemPeRa<br />

19. Lemsaneg<br />

20. BNN<br />

21. Kemdikbud<br />

22. Kemparekk<br />

23. Kemtan<br />

24. Kemenpora<br />

25. BNPT<br />

26. KemKP<br />

27. LAPAN<br />

28. Bapeten<br />

29. Kemdag<br />

30. LIPI<br />

Dari 30 K/L tersebut 24 diantaranya telah berhasil dinilai, baik dari sisi<br />

Dokumen Usulan dan Road Map masing-masing maupun verifikasi lapangan,<br />

sebagai berikut:


1. Badan Pengkajian dan Penerapan<br />

Teknologi<br />

dari 24 K/L yang sudah diverifikasi, 20 diantaranya sudah diproses lebih<br />

lanjut untuk diajukan tunjangan kinerjanya masing-masing. Pengajuan<br />

kepada Menteri Keuangan melalui :<br />

Surat No. K/L yang diajukan<br />

MenPANRB telah menyampaikan surat kpd<br />

Menkeu,<br />

Hal : penetapan Usulan TK<br />

Tanggal 15 Nop <strong>2011</strong><br />

No: B/2747/M.PAN-RB/11/<strong>2011</strong><br />

MenPANRB telah menyampaikan surat kpd<br />

Menkeu,<br />

Hal: penetapan Usulan TK<br />

Tanggal 21 Nop <strong>2011</strong><br />

No: B/2808/M.PAN-RB/11/<strong>2011</strong><br />

13. <strong>Kementerian</strong> Perhubungan<br />

14. Badan Pusat Statistik<br />

15. BKKBN<br />

2. Lembaga Ketahanan Nasional 16. Arsip Nasional Republik<br />

Indonesia<br />

3. Lembaga Administrasi Negara 17. <strong>Kementerian</strong> Pemberdayaan<br />

4. Lembaga Kebijakan Pengadaan<br />

Perempuan dan Perlindungan<br />

Barang/Jasa Pemerintah<br />

Anak<br />

18. <strong>Kementerian</strong> Perumahan<br />

Rakyat<br />

5. <strong>Kementerian</strong> Riset dan Teknologi 19. Lembaga Sandi Negara<br />

6. <strong>Kementerian</strong> Perindustrian 20. Badan Narkotika Nasional<br />

7. Badan Tenaga Nuklir 21. <strong>Kementerian</strong> Pertanian<br />

8. Badan Pengawas Obat dan Makanan 22. Badan Nasional<br />

Penanggulangan Terorisme<br />

9. Badan Kepegawaian Negara 23. Lembaga Ilmu Pengetahuan<br />

10. Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia<br />

24. <strong>Kementerian</strong> Pendidikan dan<br />

11. <strong>Kementerian</strong> Lingkungan Hidup<br />

12. <strong>Kementerian</strong> Pekerjaan<br />

Umum<br />

Kebudayaan<br />

65 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

1. BPPT<br />

2. Lemhannas<br />

3. LAN<br />

4. LKPP<br />

5. KemPerind<br />

6. Kemristek<br />

7. BATAN<br />

8. BPOM<br />

9. BKN<br />

10. BKPM<br />

11. BPS<br />

12. BKKBN<br />

13. ANRI<br />

14. KemPPA<br />

15. KemPeRA<br />

16. Lemsaneg<br />

17. BNN<br />

18. Kemtan


Surat No. K/L yang diajukan<br />

MenPANRB telah menyampaikan surat kpd<br />

Menkeu,<br />

Hal: penetapan Usulan TK<br />

Tanggal 28 Nop <strong>2011</strong><br />

No: B/2879/M.PAN-RB/11/<strong>2011</strong><br />

MenPANRB telah menyampaikan surat kpd<br />

Menkeu,<br />

Hal: penetapan Usulan TK<br />

Tanggal 12 Desember <strong>2011</strong><br />

No: B/3019/M.PAN-RB/12/<strong>2011</strong><br />

19. BNPT<br />

20. LIPI<br />

Jumlah K/L yang telah melaksanakan reformasi birokrasi<br />

Untuk Indikator Kinerja “Jumlah K/L yang telah melaksanakan reformasi<br />

birokrasi” yang ditargetkan 30% dari jumlah K/L seluruhnya. Dengan<br />

penyelesaian sebanyak 20 K/L yaitu :<br />

1. BPPT<br />

2. Lemhannas<br />

3. LAN<br />

4. LKPP<br />

5. KemPerind<br />

6. Kemristek<br />

7. BATAN<br />

8. BPOM<br />

9. BKN<br />

10. BKPM<br />

11. BPS<br />

12. BKKBN<br />

13. ANRI<br />

14. KemPPA<br />

15. KemPeRA<br />

16. Lemsaneg<br />

17. BNN<br />

18. Kemtan<br />

19. BNPT<br />

20. LIPI<br />

maka realisasi Jumlah K/L yang telah melaksanakan reformasi birokrasi<br />

nasional secara kumulatif adalah 47%. Dengan demikian pencapaian ini<br />

sudah melebihi target 30%.<br />

Tingkat kualitas pelaksanaan RB yang terukur sesuai dengan kebijakan<br />

RB Nasional<br />

Untuk memenuhi target “Tingkat kualitas pelaksanaan RB yang terukur<br />

sesuai dengan kebijakan RB Nasional” sebesar 80% telah dilakukan<br />

pelaksanaan kegiatan Penjaminan Kualitas Pelaksanaan Reformasi<br />

Birokrasi oleh Tim Quality Assurance.<br />

66 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Untuk menjamin kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi, selain telah<br />

dibentuk Tim Quality Assurance, juga telah dirancang instrumen penjaminan<br />

kualitas. Instrumen penjaminan kualitas dimaksud sudah diujicobakan di<br />

lima instansi pemerintah, yaitu di Sekretariat Negara, Sekretariat Wakil<br />

Presiden, <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB, <strong>Kementerian</strong> Keuangan (<strong>Ditjen</strong> Bea dan<br />

Cukai) dan BPK. Adapun hasil dari penjaminan kualitas tersebut adalah<br />

sebagai berikut:<br />

Instansi Nilai<br />

Sekretariat Negara 82%<br />

Sekretariat Wakil Presiden 81%<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB 65%<br />

<strong>Kementerian</strong> Keuangan (<strong>Ditjen</strong> Bea dan Cukai) 91%<br />

BPK 86%<br />

Rata-rata 81%<br />

Instrumen tersebut telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri PAN dan RB<br />

Nomor: 53 Tahun 2010 tentang Pedoman Penjaminan Kualitas (Quality<br />

Assurance) dan Pedoman Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi.<br />

Jumlah instansi yang menerima sosialisasi<br />

Untuk memenuhi target “Jumlah instansi yang menerima sosialisasi”, telah<br />

dilakukan kegiatan Sosialisasi Grand Design dan Road Map Reformasi<br />

Birokrasi pada K/L dan Pemda.<br />

Dalam pelaksanaannya kegiatan sosialisasi di bagi ke dalam dua<br />

pelaksanaan sosialisasi, yaitu pelaksanaan sosialisasi untuk<br />

kementerian/lembaga dan sosialisasi untuk pemerintah provinsi. Sementara<br />

pada tahun <strong>2011</strong> tidak dilakukan sosialisasi untuk pemerintah<br />

kabupaten/kota.<br />

Pelaksanaan sosialisasi untuk kementerian/lembaga yang dihadiri oleh<br />

seluruh <strong>Kementerian</strong>/Lembaga dilaksanakan pada tanggal 5 April <strong>2011</strong>,<br />

dengan pokok bahasan:<br />

• Kebijakan Reformasi Birokrasi<br />

• Perkembangan Pengelolaan RB<br />

• Review Hasil Penilaian<br />

• Langkah yang diperlukan<br />

• Organisasi Pelaksana RB<br />

• Mekanisme<br />

67 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Dalam sosialisasi tersebut ditetapkan beberapa hal sebagai berikut:<br />

1) K/L yang sudah dan belum mengajukan dokumen usulan agar<br />

menyesuaikan dan menyusun serta menyampaikan kembali dokumen<br />

usulan mengikuti kebijakan baru;<br />

2) K/L yang sudah menerima tunjangan kinerja akan segera dilakukan<br />

monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi;<br />

3) Dokumen usulan yang diajukan akan segera dinilai oleh UPRBN dan<br />

dilanjutkan dengan verifikasi lapangan;<br />

4) Penyampaian dokumen usulan harus dilengkapi dengan Berita Acara<br />

validasi peringkat jabatan (job grading) yang ditanda-tangani oleh<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB, BKN, dan K/L yang bersangkutan;<br />

5) Hasil penilaian akan disampaikan kepada Komite Pengarah Reformasi<br />

Birokrasi Nasional untuk proses penetapan lebih lanjut.<br />

Sosialisasi diikuti oleh 200 orang peserta dari seluruh provinsi, yaitu:<br />

1) Pejabat Pemerintah Provinsi sebanyak 165 orang peserta dari 33<br />

provinsi, yang terdiri dari:<br />

(a) Sekretaris Daerah<br />

(b) Inspektur Povinsi<br />

(c) Kepala BAPPEDA Provinsi<br />

(d) Kepala BKD Provinsi<br />

(e) Kepala Biro Organsiasi Setda Provinsi<br />

2) Pejabat pemerintah pusat sebanyak 35 orang yang terdiri dari:<br />

(a) Anggota Tim Independen<br />

(b) Anggita Tim Quality Assurance<br />

(c) Anggota UPRBN<br />

Jumlah asistensi reformasi birokrasi kepada instansi pusat dan daerah<br />

Untuk memenuhi target “Jumlah asistensi reformasi birokrasi kepada instansi<br />

pusat dan daerah” telah dilakukan kegiatan workshop dan kegiatan capacity<br />

building lainnya dalam rangka mempercepat proses pelaksanaan reformasi<br />

birokrasi. Learning dan Capacity Building dilakukan melalui<br />

asistensi/workshop (lokakarya) atau seminar yang diikuti oleh para peserta<br />

dari kementerian/lembaga. Beberapa workshop yang dilakukan adalah<br />

sebagai berikut :<br />

68 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Workshop Peserta<br />

Workshop untuk Fasilator UPRBN 1 kali<br />

Sosialisasi kebijakan RB Seluruh K/L 1 kali<br />

Workshop Pelaksanaan Reformasi<br />

Birokrasi<br />

Sosialisasi Pelaksanaan Reformasi<br />

Birokrasi untuk Pemerintah Provinsi<br />

48 K/L<br />

192 peserta<br />

(masing-masing K/L<br />

mengirimkan 4<br />

orang peserta)<br />

Seluruh provinsi 1 kali<br />

Forum Knowledge Management Seluruh K/L 1 kali<br />

Workshop Change Management 5 K/L 1 kali<br />

69 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

Frekuensi<br />

penyelenggaraan<br />

3 Angkatan<br />

Jika dilihat dari sisi capaian K/L yang sudah memperoleh asistensi, maka dari<br />

76 K/L yang ada baru 48 diantaranya yang sudah memperoleh asistensi. Ini<br />

berarti bahwa capaian untuk target ini sebesar 62%. Namun demikian jika<br />

dilihat dari sisi percepatan reformasi birokrasi di K/L, workshop berhasil<br />

mendorong K/L untuk segera mengajukan usulannya. Jika dilihat pada<br />

semester pertama, hanya terdapat beberapa K/L yang mengajukan usulan,<br />

namun setelah dilakukan workshop, jumlah itu meningkat hingga 30 K/L.<br />

Sementara asistensi untuk pemda tidak dapat dilakukan, karena terdapat<br />

perubahan kebijakan KPRBN yang menyatakan bahwa pada tahun <strong>2011</strong><br />

reformasi birokrasi lebih menekankan fokus pada instansi pemerintah pusat,<br />

maka belum dilakukan asistensi terhadap pemerintah daerah. Sehingga<br />

capaian untuk asistensi pemerintah daerah masih belum dapat ditentukan.<br />

Sasaran 6 : Terwujudnya instansi pemerintah yang<br />

akuntabel dan berkinerja tinggi<br />

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

1) Jumlah peraturan/kebijakan di<br />

bidang Akuntabilitas Kinerja (RUU,<br />

Per.Men.PAN dan RB)<br />

1 RUU 1 RUU 100


Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

3 Per. Men.<br />

PAN dan RB<br />

3 Per.<br />

70 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

Men. PAN<br />

dan RB<br />

2) Persentase instansi pemerintah yang<br />

menerapkan SAKIP sesuai aturan 50 % 50,34 % 100,68<br />

3) Persentase instansi pemerintah yang<br />

akuntabilitas kinerjanya baik 44 % 48,72 % 121,81<br />

4) Persentase instansi pemerintah yang<br />

menyusun Indikator Kinerja Utama<br />

(IKU)<br />

5) Persentase <strong>LAKIP</strong> yang diterima<br />

6) Persentase PK yang diterima<br />

22 % (Pusat<br />

dan Daerah)<br />

87 % (Pusat<br />

dan Daerah)<br />

55 % (Pusat<br />

dan Daerah)<br />

100<br />

20,10 % 91,36<br />

87,42 % 100,48<br />

60,29 % 109,62<br />

7) Persentase instansi peserta model<br />

Island of Integrity yang berhasil 32 % 30,77 % 76,92<br />

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai<br />

berikut :<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di bidang akuntabilitas kinerja<br />

Perumusan dan penyusunan peraturan/kebijakan di bidang<br />

akuntabilitas kinerja dalam tahun <strong>2011</strong>, telah dihasilkan 1 buah<br />

Per.Men.PAN dan RB, yaitu Per.Men.PAN dan RB Nomor 35 Tahun <strong>2011</strong><br />

tanggal 25 Juli <strong>2011</strong> tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas<br />

Kinerja Instansi Pemerintah Tahun <strong>2011</strong>, serta 2 buah Surat Edaran yaitu SE<br />

Nomor 03 Tahun <strong>2011</strong> tanggal 15 April <strong>2011</strong> tentang Pelaksanaan Evaluasi<br />

Akuntabilitas Kinerja Internal; dan SE Nomor 11 Tahun <strong>2011</strong> tanggal 23<br />

November <strong>2011</strong> tentang Penyampaian Dokumen Laporan Akuntabilitas<br />

Kinerja Instansi Pemerintah Tahun <strong>2011</strong> dan Dokumen Penetapan Kinerja<br />

Tahun 2012.


Sejak diberlakukannya Inpres Nomor 7 Tahun 1999 dan selanjutnya<br />

diikuti dengan peraturan-peraturan lainnya yang dimaksudkan untuk<br />

mempercepat penerapan Sistem AKIP secara lebih konsisten, arah<br />

perkembangan sistem manajemen kinerja ini dirasakan masih kurang<br />

terfokus pada peraturan dan ketentuan yang ada. Berdasarkan hasil<br />

evaluasi dan bimbingan teknis yang dilakukan di beberapa instansi<br />

pemerintah, baik di instansi pemerintah pusat maupun daerah, SDM<br />

penanggung jawab dan pengelola Sistem AKIP mengalami kesulitan dalam<br />

menyusun perencanaan kinerja tahunan, menetapkan indikator yang baik,<br />

mengukur hasil-hasil yang diperolehnya, dan melaporkannya dalam <strong>LAKIP</strong>.<br />

Sebagai akibatnya, hampir sepanjang tahun instansi pemerintah tersebut<br />

masih memerlukan pembimbingan/asistensi dalam menyusun dokumen-<br />

dokumen manajemen kinerjanya. Materi yang menjadi bahan bimbingan<br />

penyusunan perencanaan kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan<br />

pelaporan (<strong>LAKIP</strong>) selalu sama dari satu kegiatan pembimbingan ke<br />

kegiatan pembimbingan berikutnya. Sebagai akibatnya, penerapan Sistem<br />

AKIP seolah-olah hanya berjalan di tempat (stagnasi) dan tidak terlihat<br />

adanya peningkatan di instansi pemerintah.<br />

Dengan kondisi yang demikian, diputuskan pada tahun <strong>2011</strong> disusun<br />

kembali modul yang substansinya lebih mudah dan sederhana untuk<br />

dipahami dan diterapkan oleh instansi pemerintah dalam mengelola<br />

kinerjanya, yaitu Modul tentang Penerapan PK.<br />

Pada tahun <strong>2011</strong> ini, memang direncanakan baru sampai pada tahap<br />

penyempurnaan draft RUU Akuntabilitas Kinerja Penyelenggara Negara<br />

(AKPN) yang ada. Untuk tahapan berikutnya seperti harmonisasi RUU,<br />

terbitnya Amanat Presiden dan proses legislasi serta terbitnya UU AKPN baru<br />

akan dilaksanakan pada tahun-tahun berikutnya. Dengan demikian dalam<br />

tahun <strong>2011</strong> memang tidak direncanakan untuk menghasilkan outcome<br />

apapun tetapi hanya sampai output saja, yakni draft RUU AKPN yang<br />

disempurnakan.<br />

Penyempurnaan RUU Tentang AKPN memang harus dilakukan<br />

berkaitan dengan perkembangan yang ada dan saran yang diterima melalui<br />

proses focus group discussion (FGD) maupun semiloka di Daerah dan Pusat.<br />

Konsekuensi logis dari terbitnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun <strong>2011</strong><br />

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang diundangkan<br />

tanggal 12 Agustus <strong>2011</strong>, maka RUU tentang AKPN maupun Naskah<br />

Akademisnya mesti disesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang<br />

dimaksud.<br />

71 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Proses penyempurnaan RUU tentang AKPN yang telah dilalui selama<br />

Tahun <strong>2011</strong> antara lain dengan telah terbentuknya Panitia Antarkementerian<br />

yang keanggotaannya terdiri atas unsur <strong>Kementerian</strong> dan LPNK yang terkait<br />

dengan substansi RUU, <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB serta <strong>Kementerian</strong> Hukum<br />

dan HAM, focus group discussion kelompok kerja panitia antarkementerian<br />

sebanyak dua kali, Semiloka di Pontianak, Palangka Raya, dan Jakarta,<br />

penyempurnaan Naskah Akademis dan RUU tentang AKPN. Dengan<br />

demikian untuk Tahun Anggaran <strong>2011</strong>, baru sampai penyempurnaan RUU<br />

Tentang AKPN yang mengakomodasikan masukan dan saran yang diperoleh<br />

selama Tahun <strong>2011</strong> dari focus group discussion dan Semiloka.<br />

Untuk Tahun 2012 diharapkan sudah memasuki proses harmonisasi,<br />

yang akan dikoordinasikan oleh Direktorat Harmonisasi pada Direktorat<br />

Jenderal Perundang-undangan, <strong>Kementerian</strong> Hukum dan HAM. Proses<br />

harmonisasi RUU tersebut diharapkan selesai dalam tahun 2012, agar segera<br />

dikirimkan ke Sekretariat Negara untuk mendapat persetujuan Presiden<br />

dalam bentuk Amanat Presiden.<br />

Faktor penyebab capaian kinerja yang belum memuaskan tersebut<br />

antara lain lamanya proses penyempurnaan naskah akademis RUU tentang<br />

AKPN. Semula penyempurnaan naskah akademis tersebut akan dilaksanakan<br />

melalui Swakelola yang dikerjasamakan dengan Perguruan Tinggi Negeri.<br />

Namun sesuai dengan kebijakan <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB terkait dengan<br />

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa<br />

Pemerintah, maka polanya diubah menjadi swakelola murni. Konsekuensinya<br />

adalah perlu dilakukan revisi anggaran, sehingga kegiatan penyempurnaaan<br />

naskah akademis tersebut menunggu selesainya revisi anggaran tersebut.<br />

Dengan terlambatnya penyempurnaan naskah akademis, maka proses<br />

selanjutnya, seperti harmonisasi dan Amanat Presiden terhadap RUU<br />

tersebut, juga menjadi terhambat dan baru akan dilaksanakan pada Tahun<br />

Anggaran 2012.<br />

Persentase instansi pemerintah yang menerapkan SAKIP sesuai aturan<br />

Efektivitas penerapan SAKIP dapat dilihat mulai dari segi formalitas,<br />

substansi maupun pemanfaatannya. Formalitas penerapan SAKIP dapat<br />

dilihat dari tingkat kepatuhan instansi pemerintah dalam menyampaikan<br />

dokumen-dokumen yang terkait dengan Sistem AKIP seperti dokumen<br />

Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah<br />

(<strong>LAKIP</strong>) serta yang telah menyusun Indikator Kinerja Utama (IKU).<br />

72 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Dari segi substansi, efektivitas penerapan Sistem AKIP dapat dilihat<br />

dari seberapa banyak instansi pemerintah yang telah menerapkan Sistem<br />

AKIP yang baik. Saat ini, sesuai dengan kondisi yang ada, instansi<br />

pemerintah yang dikategorikan telah menerapkan Sistem AKIP yang baik<br />

adalah instansi yang berhasil dalam usaha-usaha penguatan akuntabilitas<br />

kinerja dilingkungannya seperti yang telah menyusun perencanaan kinerja<br />

yang baik, melakukan pengukuran kinerja secara memadai, melaporkan<br />

capaian kinerja secara tepat waktu serta telah melakukan evaluasi kinerja<br />

internal secara memadai. Efektivitas penerapan Sistem AKIP akan terlihat<br />

jika seluruh komponen sistem tersebut diterapkan atau dimanfaatkan, baik<br />

dari segi formal maupun substansial.<br />

Realisasi instansi pemerintah yang telah mampu menerapkan Inpres<br />

Nomor 7 Tahun 1999 dan Inpres Nomor 5 Tahun 2004, berdasarkan hasil<br />

evaluasi adalah sebanyak 50,34%. Dengan demikian, capaian kinerja<br />

indikator ini adalah sebesar 100,68%.<br />

PERKEMBANGAN PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA<br />

INDIKATOR 2005 2006 2007 2008 2009 2010 <strong>2011</strong><br />

% IP yang menerapkan Sistem<br />

AKIP yang baik<br />

Target 15% 30% 40% na 40% 45% 50%<br />

Realisasi 8.62% 20% 24% na 41% 49% 50%<br />

% Capaian 57% 67% 60% na 102% 109% 100%<br />

Jika dikaitkan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis<br />

yaitu “Terwujudnya Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang<br />

efektif”, harus diakui bahwa capaian yang diperoleh belumlah memuaskan,<br />

namun demikian perlu juga diakui bahwa apa yang telah dilakukan berada<br />

pada jalur yang benar (on the right track) dan perlu upaya yang sungguh-<br />

sungguh untuk mewujudkan tujuan tersebut.<br />

Tabel diatas juga menunjukkan masih perlunya upaya untuk<br />

meningkatkan konsistensi dalam penetapan indikator kinerja dan penjelasan<br />

yang logis terhadap penetapan target kinerja.<br />

Sejak mulai diterbitkannya Inpres Nomor 7 Tahun 1999 dan<br />

selanjutnya diikuti dengan berbagai peraturan lain, sampai dengan saat ini<br />

masih banyak instansi pemerintah yang belum secara utuh menerapkan<br />

ketentuan-ketentuan tersebut diatas sebagaimana yang diharapkan. Mulai<br />

dari ketepatan waktu penyampaian dokumen-dokumen yang diwajibkan<br />

sampai kepada kualitas substansi penerapan Sistem AKIP, berdasarkan hasil<br />

73 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


evaluasi, sebagian besar instansi pemerintah memperoleh hasil penilaian<br />

yang masih belum memuaskan.<br />

Persentase instansi pemerintah yang akuntabilitas kinerjanya baik<br />

Sebagaimana diketahui penerapan manajemen kinerja di instansi<br />

pemerintah dilakukan secara bertahap dimulai sejak diterbitkannya Inpres 7<br />

Tahun 1999 yang mewajibkan instansi pemerintah menerapkan Sistem<br />

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Dengan diterbitkannya<br />

Inpres tersebut, instansi pemerintah didorong untuk lebih akuntabel dan<br />

lebih bertanggung jawab terhadap kinerja atau hasil yang telah dicapai.<br />

Akuntabilitas kinerja adalah suatu kondisi dimana instansi pemerintah telah<br />

merubah orientasinya dari yang biasanya berorientasi kepada anggaran<br />

(input) atau kegiatan (output) semata menjadi berorientasi kepada hasil<br />

atau outcome. Sebelum diterapkannya SAKIP, instansi pemerintah bekerja<br />

berdasarkan perencanaan yang ukuran keberhasilannya kurang memadai.<br />

Banyak instansi pemerintah yang mengklaim keberhasilannya semata-mata<br />

berdasarkan persentase (banyaknya) anggaran yang diserap atau<br />

banyaknya program dan kegiatan yang telah dilaksanakan. Mereka merasa<br />

berhasil jika telah sukses menyerap anggaran lebih dari 95% atau pekerjaan<br />

fisik bangunan dan sarana prasarana selesai 100% tanpa mengaitkannya<br />

dengan manfaat yang (seharusnya) diperoleh atau dirasakan masyarakat<br />

atau stakeholdersnya. Saat ini pola pikir seperti itu harus segera diubah dan<br />

diarahkan agar instansi pemerintah mulai merencanakan hasil atau outcome<br />

yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan mengukur capaian<br />

serta melaporkannya kinerjanya secara periodik. Sikap akuntabel tersebut<br />

diwujudkan dalam menyusun rencana strategis yang memuat kondisi ideal<br />

yang ingin diwujudkan dalam jangka menengah dan tahunan, menetapkan<br />

indikator (ukuran) keberhasilannya serta target kinerja yang akan dicapai.<br />

Rencana tersebut diikuti dengan penyusunan anggaran yang dibutuhkan<br />

dalam rangka mewujudkan target kinerja yang dimaksud. Kemudian dalam<br />

rangka memperkuat komitmen untuk berkinerja disusunlah semacam<br />

perjanjian kinerja yang menggambarkan kesepakatan atau kebulatan tekad<br />

untuk menghasilkan kinerja tertentu berdasarkan anggaran yang tersedia<br />

dan pada akhir periode melaporkannya dalam laporan kinerja atau <strong>LAKIP</strong>.<br />

Dari rangkaian alur tersebut dapat disimpulkan bahwa instansi<br />

pemerintah yang akuntabel adalah instansi yang menunjukkan komitmen<br />

kuat untuk menghasilkan kinerja tertentu dengan ukuran keberhasilan yang<br />

74 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


pantas. Mereka tidak lagi merasa cukup dengan hanya berhasil menyerap<br />

anggaran atau telah melakukan kegiatan tertentu setiap tahunnya.<br />

Untuk mengetahui tingkat akuntabilitas instansi pemerintah terhadap<br />

kinerjanya, setiap tahun <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB melakukan evaluasi atas<br />

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, baik di tingkat Pusat maupun<br />

Daerah. Berdasarkan Peraturan MenPAN dan RB No 13 Tahun 2010,<br />

terdapat beberapa predikat penilaian akuntabilitas kinerja mulai dari yang<br />

paling rendah yaitu kategori D sampai dengan yang tertinggi yaitu kategori<br />

AA. Pengelompokkan predikat tersebut dilakukan berdasarkan hasil penilaian<br />

yang direpresentasikan dengan nilai (score) tertentu yang diperoleh<br />

berdasarkan hasil penelitian, reviu, pembuktian, konfirmasi dan wawancara<br />

selama proses evaluasi serta mereviu capaian kinerja instansi. Berikut adalah<br />

penjelasan dari masing-masing predikat serta karakteristiknya:<br />

NO. PREDIKAT<br />

NILAI<br />

ABSOLUT<br />

INTERPRETASI<br />

1. AA >85-100 Memuaskan<br />

2. A >75-85 Sangat Baik<br />

3. B >65-75<br />

4. CC >50-65<br />

5. C >30-50<br />

6. D 0-30<br />

Baik, dan perlu<br />

sedikit<br />

perbaikan<br />

Cukup baik<br />

(memadai),<br />

perlu banyak<br />

perbaikan yang<br />

tidak mendasar<br />

Agak kurang,<br />

perlu banyak<br />

perbaikan,<br />

termasuk<br />

perubahan yang<br />

mendasar<br />

Kurang, perlu<br />

banyak sekali<br />

perbaikan &<br />

perubahan yang<br />

sangat<br />

75 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

KARAKTERISTIK<br />

AKUNTABILITAS INSTANSI<br />

Memimpin perubahan, berbudaya<br />

kinerja, berkinerja tinggi, dan<br />

sangat akuntabel<br />

Akuntabel, berkinerja baik,<br />

memiliki sistem manajemen kinerja<br />

yang andal.<br />

Akuntabilitas kinerjanya sudah<br />

baik, memiliki sistem yang dapat<br />

digunakan untuk manajemen<br />

kinerja, dan perlu sedikit<br />

perbaikan.<br />

Akuntabilitas kinerjanya cukup<br />

baik, taat kebijakan, memiliki<br />

sistem yang dapat digunakan untuk<br />

memproduksi informasi kinerja<br />

untuk pertanggung jawaban, perlu<br />

beberapa perbaikan tidak<br />

mendasar.<br />

Sistem dan tatanan kurang dapat<br />

diandalkan, memiliki sistem untuk<br />

manajemen kinerja tapi perlu<br />

banyak perbaikan minor dan<br />

perbaikan yang mendasar.<br />

Sistem dan tatanan tidak dapat<br />

diandalkan untuk manajemen<br />

kinerja, perlu banyak perbaikan,<br />

sebagian perubahan yang sangat<br />

mendasar.


NO. PREDIKAT<br />

NILAI<br />

ABSOLUT<br />

INTERPRETASI<br />

mendasar<br />

76 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

KARAKTERISTIK<br />

AKUNTABILITAS INSTANSI<br />

Instansi pemerintah yang dinilai akuntabel atau yang akuntabilitas<br />

kinerjanya baik adalah instansi yang berdasarkan hasil evaluasi <strong>Kementerian</strong><br />

PAN dan RB memperoleh predikat minimal “CC” atau “Cukup Baik”. Untuk<br />

Tahun 2010 Kedeputian Pengawasan dan Akuntabilitas menargetkan 44%<br />

instansi pemerintah yang dievaluasi oleh <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB meraih<br />

predikat minimal “CC”. Hasil evaluasi Tahun 2010, terdapat 48,72% instansi<br />

pemerintah yang dievaluasi, telah memperoleh predikat “CC” ke atas.<br />

Perkembangan hasil evaluasi instansi pusat (<strong>Kementerian</strong>/ Lembaga),<br />

sebagaimana tabel berikut :<br />

PERKEMBANGAN HASIL EVALUASI ATAS<br />

AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA<br />

NO. KATEGORI 2008 2009 2010 <strong>2011</strong><br />

1. AA 0 0 0 0<br />

2. A 0 0 0 0<br />

3. B<br />

2<br />

2,70%<br />

7<br />

9,21%<br />

11<br />

13,92%<br />

14<br />

17,07%<br />

4. CC<br />

21<br />

28,38%<br />

29<br />

38,16%<br />

39<br />

49,37%<br />

42<br />

51,22%<br />

5. C<br />

39<br />

52,70%<br />

33<br />

43,42%<br />

27<br />

34,18%<br />

26<br />

31,71%<br />

6. D<br />

12 7 2 0<br />

Total Instansi Yang<br />

Dievaluasi<br />

16,22% 9,21% 2,53% 0,00%<br />

74 76 79 82<br />

100% 100% 100% 100%<br />

Pada tahun 2008, evaluasi implementasi Sistem AKIP dilakukan<br />

terhadap 74 instansi pemerintah pusat. Sebanyak 23 instansi atau 31,08%<br />

akuntabilitas kinerjanya dinilai baik/akuntabel. Kemudian tahun 2009<br />

instansi pusat yang akuntabilitas kinerjanya baik meningkat menjadi 36<br />

instansi atau 47,36% dari 76 instansi dan pada tahun 2010 naik lagi menjadi<br />

50 instansi atau 63,29% dari 79 instansi. Pada tahun <strong>2011</strong>, dari 82 instansi<br />

pusat yang dievaluasi, 56 instansi atau 68,29% akuntabilitas kinerjanya<br />

dinilai baik.<br />

Perkembangan instansi pusat yang akuntabilitas kinerjanya baik,<br />

dapat dilihat pada grafik berikut:


Perkembangan hasil evaluasi pemerintah provinsi, dapat dilihat<br />

sebagaimana tabel berikut :<br />

PERKEMBANGAN HASIL EVALUASI ATAS<br />

AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI<br />

NO. KATEGORI 2008 2009 2010<br />

1. AA<br />

0 0 0<br />

2. A<br />

0 0 0<br />

3. B<br />

0 0 0<br />

4. CC<br />

5. C<br />

6. D<br />

Total Instansi Yang<br />

Dievaluasi<br />

Pada tahun 2008, evaluasi implementasi Sistem AKIP dilakukan<br />

terhadap 27 pemerintah provinsi, namun dari 27 pemerintah provinsi masih<br />

belum ada yang mencapai akuntabilitas kinerjanya baik. Kemudian pada<br />

tahun 2009 pemerintah provinsi yang akuntabilitas kinerjanya baik baru<br />

mencapai 1 instansi atau 3,76% dari 27 pemerintah provinsi yang dievaluasi.<br />

Sedangkan pada a tahun 2010 terjadi kenaikan yang cukup berarti, yakni<br />

menjadi 9 instansi atau 31,03% dari 29 pemerintah provinsi yang dievaluasi.<br />

Pada tahun <strong>2011</strong> kenaikannya kembali signifikan, yaitu menjadi 17 instansi<br />

atau 56,67% dari 30 pemerintah provinsi yang dieva dievaluasi.<br />

Perkembangan pemerintah provinsi yang akuntabilitas kinerjanya<br />

baik, dapat dilihat pada grafik berikut:<br />

0 1 9<br />

3,70% 31,03%<br />

18 20 18<br />

66,67% 74,07% 62,07%<br />

9 6 2<br />

33,33% 22,22% 6,90%<br />

27 27 29<br />

100% 100% 100%<br />

77 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun 201 <strong>2011</strong><br />

<strong>2011</strong><br />

0<br />

0<br />

1<br />

3,33%<br />

16<br />

53,33%<br />

13<br />

43,33%<br />

0<br />

30<br />

100%


Perkembangan hasil evaluasi pemerintah kabupaten/kota, dapat<br />

dilihat sebagaimana tabel berikut:<br />

PERKEMBANGAN HASIL EVALUASI ATAS<br />

AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA<br />

NO. KATEGORI 2009 2010<br />

1. AA 0 0<br />

2. A<br />

0 0<br />

3. B<br />

0 1<br />

1,75%<br />

4. CC<br />

3<br />

5,08%<br />

4<br />

7,02%<br />

5. C<br />

29<br />

49,15%<br />

46<br />

80,70%<br />

6. D<br />

27<br />

45,76%<br />

6<br />

10,53%<br />

Total Instansi Yang 59 57<br />

Dievaluasi<br />

100% 100%<br />

Pada tahun 2009, evaluasi terhadap implementasi sistem AKIP di<br />

perluas pada pemerintah Kabupaten/Kota. Pada tahun 2009 pemerintah<br />

kabupaten/kota yang akuntabilitas kinerjanya baik mencapai 3 instansi atau<br />

5,08% dari 59 pemerintah kabupaten/kota yang dievaluasi. Sedangkan pada<br />

tahun 2010 pemerintah kabupaten/kota yang akuntabilitas kinerjanya baik,<br />

naik menjadi 5 instansi atau 8,77% dari 57 pemerintah kabupaten/kota yang<br />

dievaluasi. Pada tahun <strong>2011</strong>, dar dari i 33 pemerintah kabupaten/kota yang<br />

dievaluasi, 7 instansi atau 21,21% akuntabilitas kinerjanya baik.<br />

Perkembangan pemerintah kabupaten/kota yang akuntabilitas<br />

kinerjanya baik, dapat dilihat pada grafik berikut:<br />

78 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun 201 <strong>2011</strong><br />

<strong>2011</strong><br />

0<br />

0<br />

1<br />

3,03%<br />

6<br />

18,18%<br />

20<br />

60,61%<br />

6<br />

18,18%<br />

33<br />

100%


Persentase instansi pemerintah yang menyusun IKU<br />

Perkembangan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja yang<br />

mengarah kepada manajemen kinerja masih dipengaruhi oleh orientasi<br />

kegiatan dengan indikator indikator-indikator indikator kegiatan. Perhatian yang terlampau<br />

berlebihan pada indikator kegiatan menyebabkan instansi pemerintah<br />

kurang berfokus pada keberhasilan organisasi. Dengan diterbitkannya<br />

Peraturan MenPAN Nomor 09/M.PAN/5/2007, tentang Pedoman Umum<br />

Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah,<br />

setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk menyusun IKU.<br />

Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah seperangkat indikator yang<br />

menggambarkan keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran sasaran-sasaran<br />

strategisnya.<br />

% IP yang menyusun IKU<br />

INDIKATOR 2010<br />

Realisasi instansi pemerintah yang menyusun IKU selama tahun 201 <strong>2011</strong><br />

adalah sebesar 20.10%, sehingga capaian kinerja yang diperoleh indikator<br />

ini adalah sebesar 91.36%.<br />

Instansi Pusat<br />

Provinsi<br />

Kab/Kota<br />

Jumlah<br />

PERKEMBANGAN PENYUSUNAN IKU<br />

Target 20%<br />

Realisasi 15%<br />

% Capaian 75%<br />

INSTANSI PEMERINTAH YANG MENYUSUN IKU<br />

2010 <strong>2011</strong><br />

Populasi Menyusun % Populasi Menyusun %<br />

81 42 51.85% 82<br />

49 59.76%<br />

33 19 57.57% 33<br />

20 60.61%<br />

497 36 7.24% 497<br />

54 10.87%<br />

611 97 15.88% 612<br />

79 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun 201 <strong>2011</strong><br />

<strong>2011</strong><br />

22%<br />

20%<br />

91%<br />

123 20.10%


Dari tabel terlihat bahwa belum seluruh instansi pemerintah pusat<br />

dan daerah menaati ketentuan tentang penyusunan IKU. Hal ini<br />

mengindikasikan belum efektifnya pengukuran atas pencapaian kinerja<br />

instansi pemerintah.<br />

Untuk mencapai sasaran ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan telah<br />

selama tahun <strong>2011</strong> adalah :<br />

a. Bimbingan teknis penerapan akuntabilitas kinerja<br />

Bimbingan teknis direncanakan dilaksanakan pada 15 (lima belas)<br />

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota. Pemilihan Pemerintah Daerah<br />

yang akan diberikan sosialisasi dan bimbingan teknis penerapan<br />

akuntabilitas kinerja ditentukan berdasarkan beberapa kriteria, antara<br />

lain: Pemerataan wilayah barat, tengah dan timur; termasuk Pemerintah<br />

Daerah yang memerlukan bimbingan teknis, seperti Kabupaten/Kota<br />

yang baru terbentuk sebagai hasil pemekaran wilayah.<br />

Jumlah Daerah yang diberikan Sosialisasi penerapan SAKIP dan capaian<br />

terhadap output jumlah sosialisasi yang dilakukan di pemerintah daerah<br />

sampai 31 Desember <strong>2011</strong>, mencapai 80% dari 15 Provinsi<br />

Kabupaten/Kota yang ditetapkan, yaitu: Pemerintah Kabupaten Belitung<br />

Timur, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Pemerintah Provinsi Papua,<br />

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Pemerintah Provinsi<br />

Papua Barat, Pemerintah Kabupaten Kupang, Pemerintah Kabupaten<br />

Belitung Barat, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pemerintah<br />

Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah Kabupaten Muara Enim,<br />

Pemerintah Kabupaten Sumba Timur.<br />

b. Pelaksanaan diseminasi SDM<br />

Pelaksanaan diseminasi di Bidang Akuntabilitas Kinerja untuk Instansi<br />

Pemerintah Daerah dan diseminasi Evaluator Akuntabilitas Kinerja untuk<br />

Instansi Pemerintah Daerah, dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada 3<br />

(tiga) regional/provinsi dengan jumlah peserta sebanyak 60 orang untuk<br />

setiap kali penyelenggaraan diseminasi. Pemilihan regional ataupun<br />

provinsi sebagai tempat penyelenggaraan diseminasi akan ditentukan<br />

kemudian berdasarkan beberapa kriteria, antara lain: Pemerataan<br />

wilayah barat, tengah dan timur; Pemerintah Daerah yang berdasarkan<br />

hasil evaluasi, penerapan Sistem AKIP-nya masih kurang baik, serta<br />

Kesediaan Pemerintah Daerah yang bersangkutan untuk menjadi mitra<br />

penyelenggaraan diseminasi. Peserta yang diundang adalah<br />

pejabat/pegawai Pemerintah Daerah yang menangani/bertanggung<br />

80 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


jawab dalam penerapan Sistem AKIP di instansi masing-masing. Materi<br />

diseminasi ditekankan pada praktik penerapan Sistem AKIP yang<br />

mengacu pada Peraturan Presiden tentang Sistem AKIP yang baru.<br />

Realisasi kegiatan diseminasi SAKIP dan Evaluasi AKIP sampai 31<br />

Desember <strong>2011</strong>, mencapai 100% dari 3 daerah regional yang<br />

ditetapkan, yaitu di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Nusa<br />

Tenggara Barat, dan Provinsi Papua Barat.<br />

Pelaksanaan diseminasi di Bidang Akuntabilitas Kinerja untuk Instansi<br />

Pemerintah Pusat dan diseminasi Evaluator Akuntabilitas Kinerja untuk<br />

Instansi Pemerintah Pusat dilaksanakan pada tanggal 22 s.d 23<br />

November <strong>2011</strong> di Hotel Ambhara Jakarta dengan jumlah peserta 160<br />

orang. Pemilihan kementerian/lembaga yang mengikuti diseminasi yaitu<br />

berdasarkan hasil evaluasi Sistem AKIP kementerian/lembaga tahun<br />

2010 yang nilai akuntabilitas kinerjanya masih belum baik.<br />

Persentase <strong>LAKIP</strong> yang diterima<br />

<strong>LAKIP</strong> merupakan produk dari proses perencanaan kinerja, pengukuran<br />

kinerja, dan pertanggungjawaban kinerja dalam Sistem AKIP. Oleh karena<br />

itu, setiap instansi pemerintah yang menyusun perencanaan kinerja dan<br />

selanjutnya melaksanakan rencana-rencana kinerjanya tersebut (yang<br />

berarti menggunakan sumber-sumber daya untuk melaksanakannya) wajib<br />

untuk mempertanggung-jawabkan hasilnya, baik berupa keberhasilan<br />

maupun kegagalan.<br />

PERKEMBANGAN PENYAMPAIAN <strong>LAKIP</strong><br />

INDIKATOR 2005 2006 2007 2008 2009 2010 <strong>2011</strong><br />

% IP yang menyampaikan<br />

<strong>LAKIP</strong><br />

Target 90% 90% 90% 90% 90% 87% 87%<br />

Realisasi 74.17% 87.03% 86.24% 82.27% 87.46% 87.07% 87.42%<br />

% Capaian 82.42% 96.70% 95.82% 91.41% 97.17% 100.08% 100.48%<br />

Realisasi instansi pemerintah yang menyerahkan <strong>LAKIP</strong>-nya selama<br />

tahun 2010 adalah sebesar 87,42%, sehingga capaian kinerja yang<br />

diperoleh indikator ini adalah sebesar 100,48%. Hal ini menunjukkan<br />

terdapat kecenderungan adanya peningkatan ketaatan dalam penyampaian<br />

<strong>LAKIP</strong>. Demikian pula halnya dalam ketepatan waktu penyampaian <strong>LAKIP</strong>,<br />

terdapat kecenderungan adanya peningkatan kesadaran instansi pemerintah<br />

untuk menyampaikan <strong>LAKIP</strong> secara tepat waktu.<br />

81 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


INSTANSI PEMERINTAH YANG MENYAMPAIKAN <strong>LAKIP</strong><br />

2007 2008 2009 2010 <strong>2011</strong><br />

P M % P M % P M % P M % P M %<br />

Instansi Pusat 72 70 97% 76 75 99% 77 76 99% 81 79 98% 82 81 99%<br />

Provinsi 33 31 94% 33 29 86% 33 30 91% 33 31 94% 33 32 97%<br />

Kab/Kota 440 369 84% 472 363 77% 472 403 85% 497 422 85% 497 422 85%<br />

Jumlah 545 217 86% 581 467 80% 582 509 87% 611 532 87% 612 535 87%<br />

*) P= populasi, M= menyampaikan<br />

Pada tahun 2009 realisasi instansi pemerintah yang menyampaikan<br />

<strong>LAKIP</strong> secara tepat waktu adalah sebanyak 292 IP Pusat dan Daerah dengan<br />

capaian 50,17% dari jumlah populasi 582 IP. Sedangkan pada tahun 2010<br />

realisasi instansi pemerintah yang menyampaikan <strong>LAKIP</strong> secara tepat waktu<br />

adalah sebanyak 372 IP Pusat dan Daerah atau sebesar 60,88% dari jumlah<br />

populasi IP Pusat dan Daerah yang wajib menyampaikan <strong>LAKIP</strong> yaitu 611 IP.<br />

Sedangkan pada tahun <strong>2011</strong> realisasi instansi pemerintah yang<br />

menyampaikan <strong>LAKIP</strong> secara tepat waktu adalah sebanyak 412 IP Pusat dan<br />

Daerah atau sebesar 67,32% dari jumlah populasi IP Pusat dan Daerah yang<br />

wajib menyampaikan <strong>LAKIP</strong> yaitu 612 IP. Hal ini menunjukkan bahwa<br />

semakin banyak instansi pemerintah, terutama yang telah menerapkan<br />

Sistem AKIP secara baik, telah menaati ketentuan batas waktu penyampaian<br />

<strong>LAKIP</strong>. Indikator ini ditetapkan untuk mengukur ketaatan instansi<br />

pemerintah dalam menyampaikan <strong>LAKIP</strong>-nya secara tepat waktu sesuai<br />

ketentuan, yaitu selambat-lambatnya tanggal 31 Maret. Peraturan MenPAN<br />

dan RB terakhir meminta instansi pemerintah pusat untuk menyerahkan<br />

<strong>LAKIP</strong> selambat-lambatnya 2,5 bulan sejak tahun anggaran berakhir.<br />

Persentase PK yang diterima<br />

Penetapan kinerja (PK) merupakan pernyataan janji instansi<br />

pemerintah untuk mencapai suatu kinerja tertentu dengan menggunakan<br />

indikator-indikator kinerja yang menggambarkan keberhasilan<br />

pencapaiannya, yaitu berupa hasil atau manfaat. Kewajiban untuk<br />

menyusun penetapan kinerja ini diatur dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2004<br />

butir ketiga dan selanjutnya ditindaklanjuti dengan SE MenPAN Nomor 31<br />

Tahun 2004 dan terakhir telah diperbarui dengan Peraturan MENPAN dan<br />

RB Nomor 29 Tahun 2010. Dalam ketentuan tersebut diatur bahwa<br />

penetapan kinerja dibuat secara berjenjang mulai dari tingkat eselon II atau<br />

SKPD sampai ke pimpinan instansi atau kepala daerah. Batas waktu<br />

penyampaian PK paling lambat adalah tanggal 31 Maret setiap tahunnya.<br />

Dengan adanya kebijakan tersebut, indikator ini ditetapkan untuk menilai<br />

82 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


keefektifan pencapaian sasaran-sasaran instansi pemerintah dalam<br />

memberikan hasil dan manfaat terutama bagi masyarakat.<br />

PERKEMBANGAN PENYAMPAIAN PENETAPAN KINERJA<br />

INDIKATOR 2005 2006 2007 2008 2009 2010 <strong>2011</strong><br />

% IP yang menyampaikan<br />

Penetapan Kinerja<br />

Target 50% 50% 60% 50% 60% 45% 55%<br />

Realisasi 21.36% 41.17% 40.37% 37.18% 47.25% 56.30% 60.29%<br />

% Capaian 42.72% 82.33% 67.28% 74.35% 78.75% 125.11% 109.18%<br />

Sampai dengan tahun <strong>2011</strong>, jumlah instansi pemerintah yang wajib<br />

menyampaikan PK adalah sebanyak 612 instansi, yang terdiri dari 82<br />

instansi pusat, 33 pemerintah provinsi dan 497 pemerintah kabupaten/kota.<br />

Dengan realisasi persentase instansi pemerintah yang menyampaikan PK<br />

sebesar 60,29%, maka capaian kinerja dari indikator ini adalah sebesar<br />

109%.<br />

INSTANSI PEMERINTAH YANG MENYAMPAIKAN PENETAPAN KINERJA<br />

2007 2008 2009 2010 <strong>2011</strong><br />

P M % P M % P M % P M % P M %<br />

Instansi Pusat 72 38 58% 76 36 47% 77 54 70% 81 54 67% 82 64 78%<br />

Provinsi 33 22 67% 33 20 61% 33 20 61% 33 24 73% 33 22 67%<br />

Kab/Kota 440 157 36% 472 152 32% 472 201 43% 497 266 54% 497 283 60%<br />

Jumlah 545 217 40% 581 208 36% 582 275 47% 611 344 56% 612 369 60%<br />

*) P= populasi, M= menyampaikan<br />

Dibandingkan dengan populasi instansi pemerintah yang harus<br />

menyerahkan PK, belum seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah<br />

menaati ketentuan tentang penyampaian PK. Hal ini mengindikasikan belum<br />

efektifnya pengendalian atas pelaksanaan rencana-rencana instansi<br />

pemerintah.<br />

Persentase instansi peserta model island of integrity yang berhasil<br />

Penerapan prinsip kepemerintahan yang baik saat ini merupakan<br />

kebutuhan nyata yang harus direalisasikan dalam upaya meningkatkan<br />

kepercayaan masyarakat terhadap kinerja instansi pemerintah.<br />

Pelaksanaan island of integrity merupakan program pencegahan<br />

korupsi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bekerja sama<br />

dengan <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB. KPK dan <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB telah<br />

83 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


merencanakan untuk membentuk model-model Island of Integrity pada<br />

pemerintahan provinsi/kabupaten/kota dalam upaya pencegahan korupsi<br />

yang komprehensif dan terpadu. Island of Integrity adalah suatu pemerintah<br />

daerah/wilayah yang telah mengembangkan sistem penyelenggaraan negara<br />

dan pembangunan yang mengindahkan prinsip-prinsip ”good governance”<br />

dalam rangka mewujudkan suatu pemerintahan yang bersih dan bebas dari<br />

KKN sehingga dapat dijadikan model atau percontohan bagi pemerintah<br />

daerah lainnya.<br />

Pencanangan sebagai wilayah island of integrity tersebut dilakukan<br />

dengan penandatanganan kesepakatan bersama dalam mewujudkan tata<br />

kepemerintahan yang baik sebagai upaya pencegahan korupsi, kolusi, dan<br />

nepotisme di beberapa propinsi dan kabupaten/kota. Selanjutnya disusunlah<br />

rencana aksi yang memuat langkah-langkah kongkrit yang harus dilakukan,<br />

target, jadual dan penanggungjawabnya. Setiap periode tertentu<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB melakukan evaluasi atas kemajuan target-target<br />

yang telah disusun.<br />

Model daerah percontohan ini diharapkan dapat mendorong<br />

terwujudnya daerah-daerah yang memiliki komitmen dan integritas dalam<br />

mencegah dan menurunkan tingkat korupsi, menerapkan prinsip<br />

kepemerintahan yang baik dan meningkatnya pelayanan kepada publik.<br />

Dalam tahun <strong>2011</strong>, ditargetkan sebanyak 32% peserta model island<br />

of integrity dinilai dengan katagori baik atau berhasil. Suatu pemerintah<br />

daerah peserta kesepakatan bersama dapat dikatagorikan berhasil dalam<br />

pelaksanaan kesepakatan bersama ini jika dari hasil evaluasi menunjukkan<br />

pencapaian angka rata-rata minimal C atau di atas 50. Dari hasil evaluasi<br />

menunjukkan hasil sebagai berikut :<br />

No. Nilai Capaian<br />

Rata-rata<br />

1.<br />

Tidak<br />

dievaluasi<br />

Jumlah<br />

Pemda<br />

10<br />

2.


No. Nilai Capaian<br />

Rata-rata<br />

Jumlah<br />

Pemda<br />

Keterangan<br />

5. 75 – 100 1 Pemerintah Kota Yogyakarta.<br />

Jumlah 26<br />

Dari hasil tersebut tampak bahwa hanya 8 dari 26 entitas atau<br />

30,77% pemerintah daerah yang telah mengikat kesepakatan bersama<br />

dengan <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB telah berhasil menerapkan tata<br />

pemerintahan yang baik sesuai dengan kesepakatan bersama tersebut. Jika<br />

dikaitkan dengan target pencapaian di tahun <strong>2011</strong> ini, maka tingkat<br />

keberhasilannya hanya sebesar 75%.<br />

Jika dibandingkan pada tiga tahun terakhir, maka tingkat<br />

keberhasilannya dapat digambarkan sebagai berikut :<br />

Tahun Pemda Yang Mengikat<br />

Kerjasama<br />

Pemda Yang Berhasil Tingkat Keberhasilan<br />

<strong>2011</strong> 26 8 30,77<br />

2010 90 42 46,67<br />

2009 107 31 29,2<br />

Evaluasi dilakukan terhadap keseluruh materi kesepakatan yang ditetapkan<br />

sebagai aspek evaluasi. Selanjutnya setiap aspek ini akan dibagi kedalam<br />

beberapa sub aspek yang relevan serta setiap sub aspek tersebut ditetapkan<br />

kriteria penilaiannya sebagai berikut :<br />

No. Aspek Sub Aspek Kriteria Penilaian<br />

1.<br />

2.<br />

Peningkatan<br />

kualitas<br />

Pelayanan<br />

Publik<br />

Penerapan<br />

manajemen<br />

kinerja<br />

Penerapan standar<br />

pelayanan<br />

Sebaran unit pelayanan<br />

yang berstandar<br />

Pelaksanaan evaluasi<br />

pelayanan<br />

85 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

Jika setiap rincian pelayanan<br />

telah diberikan sesuai dengan<br />

standar yang ditetapkan<br />

sebelumnya.<br />

Jika semakin banyak unit<br />

pelayanan yang berstandar.<br />

Jika telah dilakukan evaluasi<br />

terhadap pelaksanaan standar<br />

pelayanan.<br />

Kualitas pelayanan Berdasarkan hasil survei IKM<br />

Perencanaan kinerja<br />

Penganggaran berbasis<br />

Berdasarkan hasil evaluasi<br />

kinerja<br />

akuntabilitas kinerja yang<br />

Pelaporan kinerja<br />

dilakukan MenPAN dan BPKP<br />

Monitoring dan evaluasi<br />

kinerja<br />

Pencatatan keuangan Opini BPK


No. Aspek Sub Aspek Kriteria Penilaian<br />

3.<br />

4.<br />

5.<br />

Peningkatan<br />

kapasitas<br />

organisasi<br />

Mekanisme<br />

pencegahan<br />

korupsi<br />

Peran serta<br />

pimpinan<br />

Penilaian kinerja individu<br />

Evaluasi kelembagaan<br />

Kesesuaian organisasi<br />

dengan RPJMD<br />

Evaluasi SOP<br />

Penerapan pengendalian<br />

internal<br />

Manajemen SDM<br />

Penyampaian LHKPN<br />

Pelaksanaan program anti<br />

korupsi<br />

Inovasi dalam<br />

pencegahan korupsi<br />

Pengadaan barang dan<br />

jasa<br />

86 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

Jika telah dilakukan penilaian<br />

kinerja individu berdasarkan<br />

kinerja organisasi.<br />

Jika telah menunjukkan<br />

efisiensi efektivitas organisasi.<br />

Tingkat kesesuaian organisasi<br />

dengan RPJMD<br />

Jika telah menunjukkan<br />

efisiensi pelaksanaan kerja dan<br />

prosedur.<br />

IPK Hasil IPK<br />

Penanganan pengaduan<br />

masyarakat<br />

Kebijakan yang<br />

mendukung<br />

Keterlibatan<br />

Keteladanan<br />

Pemberian informasi<br />

Jika telah tercermin adanya<br />

pengendalian internal pada<br />

berbagai SOP yang ada.<br />

Jika telah terdapat pengelolaan<br />

SDM aparatur yang memadai<br />

mulai dari rekrut, penempatan,<br />

standar kompetensi jabatan,<br />

diklat hingga pensiun.<br />

Jika semakin banyak pejabat<br />

yang menyampaikan LHKPN<br />

Pelaksanaan berbagai upaya<br />

kampanye anti korupsi.<br />

Telah terdapat berbagai upaya<br />

dan inovasi dalam rangka<br />

pencegahan korupsi.<br />

Telah dilakukan penerapan<br />

Perpres 54/2010 serta telah<br />

terlihat kehematannya.<br />

Jika telah dilakukan<br />

mekanisme dan penanganan<br />

pengaduan masyarakat.<br />

Jika telah terdapat berbagai<br />

kebijakan yang mendukung<br />

pelaksanaan tata<br />

pemerintahan yang baik.<br />

Pimpinan pada berbagai<br />

tingkatan terlibat dalam<br />

perencanaan, pelaksanaan dan<br />

evaluasi pelaksanaan<br />

kesepakaan bersama ini.<br />

Pimpinan secara nyata telah<br />

memberikan contoh baik<br />

dalam perbuatan maupun<br />

kebijakan yang dihasilkan.<br />

Telah terdapat berbagai<br />

publikasi tentang hal-hal yang<br />

telah dilaksanakan Pemda.


Selanjutnya untuk setiap kriteria yang telah ditentukan tersebut akan<br />

dilakukan penilaian ketercapaiannya. Untuk menyederhanakan penilaian,<br />

maka akan digunakan predikat A, B, C, D dan E dengan kriteria sebagai<br />

berikut:<br />

Predikat<br />

Penilaian<br />

E 0<br />

D 0.25<br />

C 0,50<br />

B 0,75<br />

A 1,00<br />

Nilai Kondisi<br />

Jika setelah kesepakatan ditandatangani relatif tidak terdapat<br />

upaya perbaikan yang signifikan.<br />

Jika setelah kesepakatan ditandatangani telah dilakukan<br />

berbagai upaya perbaikan seperti penyusunan kebijakan,<br />

evaluasi, penyusunan pedoman dan sebagainya.<br />

Jika upaya tersebut telah ditindaklanjuti dengan hasil nyata<br />

berupa perbaikan sistem.<br />

Jika perbaikan tersebut telah memberikan manfaat berupa<br />

perbaikan pelayanan atau outcome seperti yang diharapkan.<br />

Jika perbaikan tersebut juga menggambarkan inovasi serta<br />

memberikan hasil melebihi yang diharapkan.<br />

Untuk masa depan, Komisi Pemberantasan Korupsi dan <strong>Kementerian</strong><br />

PAN dan RB melalui Deputi Bidang Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur<br />

telah merencanakan untuk tetap mengawal pelaksanaan penerapan<br />

kepemerintahan yang baik pada pemerintah daerah yang memiliki kepala<br />

daerah yang berkomitmen tinggi untuk melakukan perubahan dan<br />

mewujudkan kepemerintahan yang baik di wilayahnya. Dengan pemikiran<br />

tersebut dan sesuai dengan isi kesepakatan yang telah ditandatangani oleh<br />

pemerintah daerah yang menjadi wilayah percontohan maka Komisi<br />

Pemberantasan Korupsi dan <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB akan membentuk tim<br />

terpadu di tingkat pusat untuk membangun zona integritas (wilayah<br />

berintegritas) dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik pada<br />

pemerintah daerah. Maksud dibentuknya tim terpadu tersebut adalah untuk<br />

lebih mengoptimalkan fungsi supervisi dan pemantauan dalam pelaksanaan<br />

penerapan kepemerintahan yang baik dan sekaligus memberikan bantuan<br />

teknis dan pelatihan terhadap pelaksanaan kesepakatan bersama yang telah<br />

ditandatangani.<br />

87 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Sasaran Strategis 7: Terwujudnya penyelenggaraan<br />

pengawasan intern pemerintah yang terintegrasi, efisien<br />

dan efektif<br />

Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :<br />

Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

1) Jumlah peraturan/kebijakan di<br />

bidang Pengawasan (RUU, Per.<br />

Men. PAN dan RB)<br />

2) Persentase instansi pemerintah<br />

yang melaksanakan SPI sesuai<br />

dengan ketentuan<br />

3) Persentase laporan dumas yang<br />

disalurkan dan telah ditindaklanjuti<br />

oleh instansi pemerintah<br />

4) Persentase instansi pemerintah<br />

yang melaksanakan dan melaporkan<br />

Inpres Percepatan Pemberantasan<br />

Korupsi yang dievaluasi sesuai<br />

pedoman<br />

1 RUU<br />

2 Per.<br />

Men. PAN<br />

dan RB<br />

1 Draft<br />

RUU<br />

2 Draft<br />

Per.Men.<br />

PAN-RB<br />

88 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

95<br />

98<br />

50 % 62,55 % 125,30<br />

65 % 81 % 124,61<br />

65 % 51,88 % 79,81<br />

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah<br />

sebagai berikut:<br />

Jumlah peraturan/kebijakan di bidang pengawasan<br />

Dalam tahun <strong>2011</strong>, telah disusun 2 (dua) peraturan di bidang<br />

pengawasan yaitu satu PerMenPAN dan RB tentang Petunjuk Pelaksanaan<br />

Penyusunan Ikhtisar LHP APIP Nomor 42 Tahun <strong>2011</strong>. Peraturan tersebut<br />

telah ditandatangani dan diterbitkan per tanggal 29 September <strong>2011</strong>,<br />

sehingga capaian kinerja untuk penyusunan peraturan ini adalah 100%.<br />

Peraturan ini disusun dalam rangka mewujudkan koordinasi pengawasan<br />

APIP sehingga dapat diperoleh gambaran tentang kinerja APIP secara


nasional. Dengan demikian, akan mendukung pencapaian outcome yaitu<br />

meningkatnya efisiensi dan efektivitas pengawasan intern pemerintah.<br />

Peraturan ini disusun melalui kegiatan seminar sebanyak dua kali di Banten<br />

dan Palembang serta beberapa kali konsinyasi dengan melibatkan beberapa<br />

APIP kementerian/ lembaga dengan realisasi anggaran sebesar Rp.<br />

307.142.200,- atau 85,36%.<br />

Peraturan yang kedua adalah tentang Pedoman Telaah Sejawat Hasil<br />

Audit APIP yang posisinya telah mencapai 95% yaitu setelah melalui<br />

proses/kegiatan seminar dan FGD dalam rangka mendapatkan masukan dari<br />

beberapa inspektorat/badan pengawas, baik dari kementerian/lembaga<br />

maupun pemerintah daerah. Sampai dengan akhir tahun <strong>2011</strong>, draft<br />

Peraturan Menteri tentang Pedoman Telaah Sejawat tersebut sedang dalam<br />

proses pengusulan harmonisasi di tingkat Eselon I <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB.<br />

Sampai dengan akhir tahun <strong>2011</strong>, draft RUU tentang Pengendalian<br />

Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan (RUU-PPAP) telah mencapai<br />

target 95%. Capaian ini diukur berdasarkan proses penyusunan RUU<br />

dimaksud hampir selesai, yaitu setelah melalui tahapan 2 kali uji publik dan<br />

2 kali FGD di tahun <strong>2011</strong>, baik di lingkungan instansi pemerintah pusat<br />

maupun instansi daerah. Kegiatan semiloka uji publik dilaksanakan di<br />

Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, dan di Provinsi Sumatera Selatan<br />

serta FGD sebanyak dua kali di Jakarta dan Bogor. Selanjutnya tahap akhir<br />

yang akan dilaksanakan dalam tahun 2012 adalah melaksanakan<br />

harmonisasi dan mendapatkan amanat presiden (ampres).<br />

Persentase instansi pemerintah yang melaksanakan SPI sesuai dengan<br />

ketentuan<br />

Secara ringkas, peran <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB dalam penerapan<br />

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah sebagai perumus<br />

kebijakan yang mendorong diterapkannya SPIP oleh instansi pemerintah,<br />

baik secara mandiri maupun peningkatan peran APIP sebagai evaluator<br />

SPIP pada seluruh instansi pemerintah secara konsisten dan berkelanjutan.<br />

Oleh karenanya, kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SPIP serta<br />

melakukan koordinasi pelaksanaan SPIP dengan pihak yang terkait dengan<br />

pembinaan dan penerapan SPIP pada instansi pemerintah.<br />

Persentase instansi pemerintah yang melaksanakan Sistem<br />

Pengendalian Intern (SPI) sesuai dengan ketentuan adalah sebesar 62,65%<br />

IP Pusat dan 8,94% IP Daerah sehingga capaian kinerjanya masing-masing<br />

adalah sebesar 125,30% IP Pusat dan 44,70% IP Daerah dari targetnya.<br />

89 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Hasil evaluasi BPK atas implementasi SPI antara lain menunjukkan<br />

kondisi berikut ini:<br />

• Hasil evaluasi menunjukkan bahwa laporan keuangan K/L yang<br />

memperoleh opini WTP dan WDP pada umumnya pengendalian intern<br />

telah memadai. Sedangkan laporan keuangan K/L yang memperoleh<br />

opini TMP memerlukan perbaikan pengendalian intern dalam hal<br />

keandalan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.<br />

• Selain itu, hasil evaluasi dengan menggunakan unsur-unsur<br />

pengendalian tersebut menunjukkan adanya kelemahan unsur<br />

lingkungan pengendalian dan aktivitas pengendalian yang menimbulkan<br />

kasus-kasus kelemahan SPI yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:<br />

o Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan<br />

o Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan<br />

dan belanja<br />

o Kelemahan struktur pengendalian intern<br />

Terkait dengan Sistem Pengawasan, secara garis besar, terdapat 2 (dua)<br />

jenis pengawasan yang diterapkan dalam rangka meningkatkan efektivitas<br />

pelaksanaan tugas pemerintahan dan mengurangi peluang terjadinya<br />

penyimpangan, yaitu:<br />

1) Sistem Pengendalian Intern yang sebelumnya dikenal dengan<br />

Pengawasan Melekat yang semula diatur dengan Keputusan Menteri<br />

Negara PAN No. : KEP/46/M.PAN/4/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan<br />

Pengawasan Melekat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan. Dengan<br />

terbitnya Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem<br />

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), maka SPIP telah ditata kembali<br />

mengikuti perkembangan.<br />

2) Pengawasan Fungsional dengan koordinasi antar APIP (Aparat<br />

Pengawasan Intern Pemerintah) pada seluruh jenjang pemerintahan,<br />

mulai Inspektur Kabupaten/Kota dan Provinsi, Inspektorat<br />

Jenderal/Inspektur <strong>Kementerian</strong>, Inspektur Utama/Inspektur pada LPNK,<br />

dan BPKP sebagai pengawas fungsional bagi Presiden.<br />

Sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 59 Peraturan<br />

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern<br />

Pemerintah, BPKP ditunjuk untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan<br />

SPIP di setiap kementerian/lembaga maupun pemerintah<br />

provinsi/kabupaten/kota. Sampai dengan akhir tahun <strong>2011</strong>, implementasi<br />

90 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


atas SPI di lingkungan instansi pemerintah daerah masih tergolong rendah.<br />

Hal ini disebabkan masih dalam tahap sosialisasi oleh BPKP.<br />

Lahirnya PP Nomor 60 Tahun 2008 telah merubah peran pembinaan<br />

SPIP. Hal ini secara tegas tertuang dalam Pasal 59 ayat (2) bahwa<br />

pembinaan penyelenggaraan SPIP dilakukan oleh BPKP. Namun demikian<br />

dalam konteks peran <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB sebagai perumus kebijakan<br />

nasional di bidang pengawasan maka kegiatan pemantauan dan evaluasi<br />

penyelenggaraan SPIP tetap harus berada di bawah kendali <strong>Kementerian</strong><br />

PAN dan RB.<br />

Sehubungan dengan hal ini <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB aktif dalam Tim<br />

Koordinasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP sebagaimana yang ditetapkan<br />

dalam Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 175/KMK.01/2009 tanggal 8<br />

Mei 2009 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penyelenggaraan SPIP.<br />

Melalui Tim ini diharapkan akan diperoleh kesepahaman antara berbagai<br />

instansi mengenai posisi strategis Menteri PAN dan RB dalam melahirkan<br />

rumusan kebijakan pengawasan intern pemerintah untuk mempercepat<br />

penerapan SPIP.<br />

Dalam pelaksanaan pengawasan intern oleh Pemerintah, terdapat<br />

Kelemahan menonjol sebagai berikut:<br />

• Kurangnya pemahaman sebagian besar pimpinan instansi dan staf<br />

terhadap SPIP secara keseluruhan berdampak pada tidak efektifnya<br />

sistem pengendalian intern di instansi. Diharapkan dengan sosialisasi<br />

dan asistensi secara berkesinambungan yang dilakukan oleh BPKP sesuai<br />

dengan amanah pasal 59 Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008<br />

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, kendala ini akan bisa<br />

diatasi.<br />

• SPIP sebagai bagian dari proses manajemen yang dinamis harus direviu<br />

secara berkesinambungan. Proses reviu belum dapat berjalan dengan<br />

baik sebab umumnya SDM APIP yang berfungsi sebagai evaluator belum<br />

memiliki pengetahuan mendasar mengenai konsepsi SPIP sesuai dengan<br />

PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.<br />

• Dalam hal pengawasan fungsional, masih terdapat kendala yaitu belum<br />

sinkronnya pengaturan atas kewenangan pada masing-masing jenjang<br />

APIP.<br />

Untuk mengatasi hal ini maka langkah yang ditempuh terkait dengan<br />

aspek pengawasan, sebagai berikut:<br />

91 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


• Menata kembali dan menyempurnakan kebijakan, sistem kelembagaan,<br />

prosedur, mekanisme, dan koordinasi pengawasan fungsional menuju<br />

tersusunnya Undang-undang Pengendalian Penyelenggaraan<br />

Administrasi Pemerintahan (PPAP);<br />

• Melakukan reformasi terhadap konsep dan implementasi Sistem<br />

Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) yaitu dengan diterbitkan Surat<br />

Edaran (SE) Menteri <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Nomor 12 Tahun 2010<br />

tentang Penerapan Sistem Pengendalian Intern di Lingkungan Instansi<br />

Pemerintah;<br />

Kondisi di atas menunjukkan bahwa masih diperlukan berbagai<br />

langkah oleh pemerintah untuk memperbaiki penerapan SPIP. Oleh sebab<br />

itu, <strong>Kementerian</strong> PAN selaku perumus kebijakan telah membuat Surat<br />

Edaran Nomor 12 Tahun 2010 tentang Penerapan Sistem Pengendalian<br />

Intern di Lingkungan Instansi Pemerintah.<br />

Persentase laporan Dumas yang disalurkan dan telah ditindaklanjuti oleh<br />

instansi pemerintah<br />

Surat pengaduan masyarakat yang telah disalurkan oleh <strong>Kementerian</strong><br />

PAN dan RB baik yang berkadar pengawasan maupun yang tidak berkadar<br />

pengawasan kepada instansi terlapor atau APIP dalam tahun <strong>2011</strong><br />

sebanyak 310, sedangkan surat penyaluran tahun-tahun sebelumnya<br />

sebanyak 6.599. Jumlah surat yang disalurkan selama tahun <strong>2011</strong> sebanyak<br />

6909 surat. Dari jumlah tersebut, telah ditindaklanjuti pada periode yang<br />

sama 5.637 surat. Dengan demikian capaian kinerja adalah 81% dari target<br />

yang ditentukan 65%.<br />

Dilihat dari tren perkembangan penanganan pengaduan masyarakat<br />

yang dilakukan dalam tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut:<br />

• Tahun 2008 surat 1183, disalurkan 336, ditanggapi 84, dan belum<br />

ditanggapi 252 surat.<br />

• Tahun 2009 surat 1221, disalurkan 207, ditanggapi 55, dan belum<br />

ditanggapi 114 surat.<br />

• Tahun 2010 surat 1623, disalurkan 509, ditanggapi 109, dan belum<br />

ditanggapi 400 surat.<br />

• Tahun <strong>2011</strong> surat 1030, disalurkan 310, ditanggapi 81, dan belum<br />

ditanggapi 229 surat.<br />

92 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Dari Hasil pelaksananan Kegiatan Pengembangan Kebijakan,<br />

Koordinasi dan Evaluasi Pengawasan Masyarakat dan Pemberantasan<br />

Korupsi Tahun <strong>2011</strong>, terdapat beberapa permasalahan dalam pelaksanan<br />

kegiatan penanganan pengaduan masyarakat sebagai berikut:<br />

• Pengaduan masyarakat tidak semuanya ditangani oleh APIP tetapi<br />

ditangani oleh Unit Teknis atau SKPD, sedangkan hasil penanganan atas<br />

pengaduan masyarakat oleh Unit Teknis/SKPD tidak dilaporkan kepada<br />

APIP sehingga APIP tidak mengetahui perkembangan penanganannya;<br />

• Lemahnya koordinasi antar pejabat yang menangani pengaduan<br />

masyarakat dengan Unit Teknis dari masing-masing Instansi;<br />

• Hilangnya berkas pengaduan masyarakat karena pengarsipan yang<br />

kurang tertib;<br />

• Pola penanganan pengaduan masyarakat belum efektif, karena pola<br />

penanganan pengaduan masyarakat di setiap instansi khususnya<br />

instansi pusat tersebar pada beberapa unit kerja sesuai dengan<br />

substansi pengaduannya, sedangkan unit kerja yang khusus untuk<br />

mengkoordinasikan penanganan pengaduan masyarakat pada unit kerja<br />

tersebut belum ada;<br />

• Terbatasnya SDM yang menangani pengaduan masyarakat baik kwalitas<br />

maupun kwantitas;<br />

• Letak geografis, khususnya untuk provinsi yang wilayahnya merupakan<br />

kepulauan yang sarana komunikasi dan transportasinya terbatas,<br />

sehingga hal ini mempengaruhi terhadap ketepatan surat pengaduan<br />

masyarakat yang diterima maupun hasil tindaklanjut yang harus<br />

disampaikan kepada instansi terkait;<br />

• Kasus pengaduan sudah lama, sehingga kesulitan untuk menindaklajuti<br />

pengaduan tersebut karena terlapornya sudah meninggal, pensiun, dan<br />

telah mutasi;<br />

• Perubahan organisasi, hal ini akan mempengaruhi kewenangan dari<br />

masing-masing unit organisasi.<br />

• Khusus <strong>Kementerian</strong> BUMN, APIP tidak bisa melakukan pemeriksaan<br />

terhadap penyimpangan yang terjadi pada BUMN;<br />

• Ada keengganan dari APIP untuk melakukan pemeriksaan terhadap<br />

kasus pengaduan masyarakat dikarenakan pemeriksaan terhadap kasus<br />

pengaduan berbeda dengan pemeriksaan regular. Pemeriksaan terhadap<br />

kasus pengaduan harus dilakukan secara tuntas dan berisiko tinggi.<br />

93 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Dari permasalahan-permasalahan yang telah diperoleh dalam<br />

melakukan koordinasi maupun monitoring ke beberapa instansi pusat<br />

maupun daerah tersebut <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB memberikan beberapa<br />

saran sebagai pemecahan masalah sebagai berikut:<br />

• APIP masing-masing instansi agar meningkatkan koordinasi yang baik<br />

dan berkesinambungan dengan Unit Teknis/SKPD sehingga pengaduan<br />

masyarakat dapat segera diselesaikan;<br />

• Terhadap pengaduan masyarakat yang dianggap bukan menjadi<br />

kewenangannya, maka instansi tersebut agar segera menyalurkan<br />

kembali kepada instansi yang mempunyai kewenangan dengan<br />

tembusan kepada <strong>Kementerian</strong> Negara dan Reformasi Birokrasi.<br />

• Bagi instansi yang melimpahkan kasus pengaduan masyarakat ke<br />

instansi lain, agar tetap memonitor/memantau perkembangan<br />

penyelesaiannya;<br />

• Setiap instansi agar mencari pola penanganan yang efektif, sehingga<br />

kasus pengaduan dapat segera diselesaikan;<br />

• Penataan arsip yang baik, untuk menghindari hilangya berkas dan untuk<br />

mempermudah pencarian arsip surat;<br />

• Terhadap kasus di <strong>Kementerian</strong> BUMN, <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB<br />

merencanakan akan mengundang Kepala SPI pada masing - masing<br />

BUMN yang mempunyai tagihan pengaduan masyarakat.<br />

Hasil penatausahaan pengaduan masyarakat selama tahun <strong>2011</strong>,<br />

adalah sebagai berikut :<br />

1. Surat Masuk<br />

Surat masuk yang perlu dilakukan penatausahaan dikelompokkan<br />

menjadi dua jenis yaitu surat pengaduan masyarakat dan surat<br />

tanggapan.<br />

a) Surat Pengaduan Masyarakat<br />

Surat pengaduan adalah surat yang disampaikan oleh pelapor<br />

(pengadu) kepada <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB, berupa sumbang<br />

saran, gagasan dan keluhan yang bersifat membangun. Adapun<br />

jumlah surat masuk selama periode 1 Januari <strong>2011</strong> s.d. Desember<br />

<strong>2011</strong> sebanyak 1.030 surat. Setelah dilakukan análisis dan telaahan,<br />

dari surat masuk tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis surat<br />

yaitu: Surat berkadar pengawasan sebanyak 984 surat dan surat<br />

tidak berkadar pengawasan 46 surat.<br />

94 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


) Surat Tanggapan<br />

Surat tanggapan adalah hasil tindak lanjut pengaduan masyarakat,<br />

oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP), yang telah<br />

diterima oleh <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB. Adapun jumlah surat<br />

tanggapan yang telah diterima oleh <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB dalam<br />

tahun <strong>2011</strong> sebanyak 1.076 surat. Dari jumlah surat tanggapan<br />

yang masuk tersebut sebanyak 81 surat menanggapi surat<br />

penyaluran tahun <strong>2011</strong>. Surat tanggapan yang telah dilakukan<br />

penelaahan dan di entry kedalam sistem aplikasi TP 5000 dan di<br />

entri arsip elektronis.<br />

2. Surat Keluar<br />

Surat keluar yang perlu dilakukan penatusahaan dikelompokan menjadi<br />

dua, yaitu surat penyaluran dan surat kepada pelapor.<br />

a) Surat Penyaluran<br />

Surat penyaluran adalah surat pengaduan masyarakat yang telah<br />

disalurkan oleh <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB baik yang berkadar<br />

pengawasan maupun yang tidak berkadar pengawasan kepada<br />

instansi terlapor atau APIP. Surat yang telah disalurkan dalam tahun<br />

<strong>2011</strong>, sebanyak 310 surat dengan perincian sebagai bahan<br />

penelitian 298 surat dan sebagai bahan Informasi 12 surat.<br />

Jumlah surat yang disalurkan periode sebelumya sebanyak 6.599<br />

surat, Dengan demikian jumlah surat dumas yag telah disalurkan<br />

sampai dengan 31 Desember <strong>2011</strong> sebanyak 6.599 + 310 = 6909.<br />

sedangkan jumlah surat dumas yang telah ditindaklanjuti<br />

(tanggapan) yang masuk pada periode yang sama sebanyak 5.637<br />

surat (81%), sedangkan target yang ditetapkan pada awal tahun<br />

adalah 65%.<br />

b) Surat kepada Pelapor<br />

Hak masyarakat sebagai sosial kontrol terhadap penyelenggaraan<br />

pemerintah oleh aparatur adalah informasi mengenai perkembangan<br />

atas pengaduan masyarakat yang telah disampaikan. Untuk<br />

memenuhi hak masyarakat tersebut maka <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB<br />

maka hasil tindak lanjut pengaduan masyarakat (tanggapan surat)<br />

yang telah diterima oleh <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB, setelah ditelaah<br />

dan dianalisis dapat disampaikan kepada pelapor. Dalam tahun <strong>2011</strong><br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB telah menyampaikan hasil tindak lanjut<br />

pengaduan masyarakat kepada pelapor sebanyak 66 surat.<br />

95 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


(1) Surat pengaduan masyarakat yang diterima oleh <strong>Kementerian</strong><br />

PAN dan RB setelah dilakukan penelahan dan analisis, tidak<br />

seluruhnya disalurkan kepada instansi terkait, namun juga ada<br />

yang cukup dimonitor dan tidak diproses. Dari jumlah surat<br />

masuk sebanyak 1030 surat, surat yang berkadar pengawasan<br />

sejumlah 984 surat dan surat yang tidak berkadar pengawasan<br />

sejumlah 46 surat. Dari 984 surat yang berkadar pengawasan,<br />

surat yang dimonitor sebanyak 487 surat dan surat yang<br />

tidak diproses sebanyak 187 surat.<br />

(2) Surat pengaduan masyarakat Dimonitor, karena berdasarkan<br />

analisis:<br />

• Alamat tujuan surat sudah tepat, <strong>Kementerian</strong> Negara PAN<br />

dan Reformasi Birokrasi hanya tembusan. Hal ini untuk<br />

menghindari duplikasi pengaduan yang sama pada instansi<br />

yang berwenang menangani;<br />

• Pengaduan dengan masalah yang sama pernah diterima oleh<br />

<strong>Kementerian</strong> Negara PAN dan Reformasi Birokrasi dan telah<br />

diproses.<br />

1. Surat pengaduan masyarakat dengan status Tidak Diproses, karena<br />

berdasarkan analisis:<br />

• Sumbang saran atau keinginan pelapor yang secara normatif tidak<br />

sesuai dengan ketentuan<br />

• Peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pemerintah tidak<br />

mungkin memenuhinya;<br />

• Hanya berupa masukan/saran, himbauan pemberitahuan dan tujuan<br />

surat sudah tepat, sumbang saran;<br />

• Surat pengaduan telah ditindaklanjuti oleh instansi lain yang<br />

berwenang menangani, dengan adanya tembusan kepada<br />

<strong>Kementerian</strong> Negara PAN dan Reformasi Birokrasi atas penanganan<br />

pengaduan tersebut;<br />

• Surat pengaduan berupa pencabutan atas pengaduan yang telah<br />

disampaikan;<br />

• Sanggahan, misalnya sanggahan atas pelaksanaan lelang dan tujuan<br />

surat sudah tepat kepada instansi pelaksana proses pelelangan<br />

tersebut, <strong>Kementerian</strong> Negara PAN dan Reformasi Birokrasi hanya<br />

tembusan.<br />

96 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Persentase instansi pemerintah yang melaksanakan dan melaporkan<br />

Inpres Percepatan Pemberantasan Korupsi yang dievaluasi sesuai<br />

pedoman<br />

Pelaksanaan pemantauan (monitoring) terhadap laporan<br />

implementasi Inpres Nomor 5 Tahun 2004 dilakukan menggunakan format<br />

laporan sebagaimana diatur di dalam Pedoman Umum Kormonev.<br />

Kegiatan ini dilaksanakan dengan melalui kegiatan Sosialisasi, dan<br />

Bimtek ke 13 Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara, Maluku Utara,<br />

Banten, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Bali, Kabupaten Malang, Sumenep,<br />

Cianjur, Bogor, Bandung dan Kediri. Sedangkan untuk instansi Pemerintah<br />

Pusat <strong>Kementerian</strong> Hukum dan HAM, <strong>Kementerian</strong> Keuangan, <strong>Kementerian</strong><br />

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Sekretariat Kabinet.<br />

Sampai dengan akhir tahun <strong>2011</strong>, jumlah instansi yang diwajibkan<br />

menyampaikan laporan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tercatat berjumlah 613<br />

instansi. Sampai dengan 31 Desember <strong>2011</strong> sebanyak 318 instansi, telah<br />

melaporkan pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tersebut, atau<br />

51,88%, sedangkan target yang ditetapkan sebanyak 65%.<br />

Dari tren Pelaksanaan dan Pelaporan Instansi Pemerintah, dapat<br />

dilihat bahwa dari tahun ke tahun terjadi peningkatan persentase<br />

Pemerintah yang melaksanakan dan melaporkan pelaksanaan Inpres nomor<br />

5 tahun 2004 yaitu :<br />

• Tahun 2008 : target 50%, realisasi 43,33% atau 86,67% dari target<br />

tahun yang bersangkutan.<br />

• Tahun 2009 : target 55%, realisasi 52,38% atau 95,71% dari target<br />

tahun yang bersangkutan.<br />

• Tahun 2010 : target 60%, realisasi 57,26% atau 95% dari target tahun<br />

yang bersangkutan.<br />

• Tahun <strong>2011</strong> : target 65%, realisasi 51,8% atau 79% dari target tahun<br />

yang bersangkutan.<br />

Dari data yang tercantum dalam tabel dapat dilihat bahan Laporan<br />

Kinerja Pelaksanaan dan Pelaporan Inpres nomor 5 tahun 2004 tentang<br />

Percepatan Pemberantasan Korupsi telah mendekati sasaran yang<br />

ditetapkan. Sasaran Instansi Pemerintah yang melaksanakan dan<br />

melaporkan Pelaksanaan Inpres nomor 5 tahun 2004 pada tahun <strong>2011</strong><br />

adalah 65%, sedangkan realisasinya adalah 51,8% atau 79% dari sasaran<br />

yang ditetapkan.<br />

97 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Yang dimaksud dengan Instansi Pemerintah Pelaksana Inpres nomor<br />

5 tahun 2004 adalah Instansi Pemerintah Pusat yang terdiri atas<br />

<strong>Kementerian</strong>, Lembaga dan Sekretariat Lembaga Tinggi Negara dan Instansi<br />

Pemerintah Daerah yang terdiri atas Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan<br />

Kota. Instansi Pemerintah yang dinyatakan telah melaksanakan dan<br />

melaporkan Pelaksanaan Inpres nomor 5 tahun 2004 adalah Instansi<br />

Pemerintah yang sekurang-kurangnya menyampaikan satu kali laporan<br />

semester dalam satu tahun kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan<br />

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.<br />

Hambatan yang dialami secara umum adalah :<br />

• Masih belum seluruh Pimpinan Instansi Pemerintah Daerah<br />

menunjukkan komitmen yang tinggi dalam Pemberantasan Korupsi.<br />

• Adanya pertukaran formasi yang cukup cepat terutama ditingkat<br />

Kabupaten dan Kota, yang mengakibatkan sulitnya pelaksanaan<br />

monitoring dan evaluasi pelaksanaan Inpres nomor 5 tahun 2004.<br />

• Kurangnya tenaga monitoring dan evaluasi Inpres nomor 5 tahun 2004<br />

sehingga monitoring dan evaluasi lebih bersifat “desk monitoring and<br />

evaluation”, sedangkan “field monitoring and evaluation” hanya dapat<br />

dilakukan secara sampling (tidak menyeluruh).<br />

• Adanya anggapan pada sebagian Instansi Pemerintah di pusat, bahwa<br />

Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tidak berlaku lagi dengan berakhirnya<br />

Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I.<br />

Langkah yang telah diambil terutama dalam rangka meningkatkan<br />

jumlah Instansi Pemerintah yang melaksanakan dan melaporkan<br />

pelaksanaan Inpres nomor 5 tahun 2004 adalah melaksanakan gelar monev<br />

pada tujuh lokasi. Kegiatan gelar monev apada hakekatnya adalah berupa<br />

sosialisasi dan bimbingan teknis pelaksanaan dan pelaporan Inpres Nomor 5<br />

tahun 2004 terhadap Instansi Pemerintah yang belum sama sekali atau baru<br />

satu kali melaporkan pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004. Dari catatan<br />

yang ada, terdapat 263 Instansi Pemerintah yang belum atau memenuhi<br />

dalam pelaksanaan Inpres nomor 5 tahun 2004. Pelaksanaan gelar monev<br />

diharapkan dapat meningkatkan kepedulian Instansi Pemerintah dalam<br />

pelaksanaan Inpres nomor 5 tahun 2004.<br />

Upaya mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan<br />

bebas KKN telah menunjukkan hasil yang nyata. Hal ini dapat dilihat dari<br />

berbagai indikator, antara lain Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia yang<br />

diterbitkan Transparansi Internasional, telah menunjukkan peningkatan dari<br />

98 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


tahun ke tahun, dari yang semula 1,7 pada tahun 1999 menjadi 3,0 pada<br />

tahun <strong>2011</strong>.<br />

Upaya peningkatan peringkat IPK Indonesia merupakan tanggung<br />

jawab kolektif seluruh komponen bangsa. Upaya penghapusan pungutan liar<br />

dalam pemberian pelayanan publik di bidang perijinan, perpajakan,<br />

pengadaan barang dan jasa, penanganan barang di pelabuhan, proses<br />

pembayaran, serta termin pembayaran proyek, sangat berpengaruh<br />

terhadap keberhasilan upaya ini. Kinerja Instansi-instansi teknis yang<br />

berurusan dengan pelayanan publik berpengaruh besar terhadap<br />

peningkatan peringkat IPK Indonesia. Kenaikan skor IPK Indonesia<br />

menunjukkan bahwa telah dilakukan upaya perbaikan dalam pemberian<br />

pelayanan publik di bidang perijinan, perpajakan, pengadaan barang dan<br />

jasa, penanganan barang di pelabuhan di berbagai instansi pelayanan<br />

publik, termasuk pelaksanaan upaya penegakan hukum dan penyelesaian<br />

kasus hukum. Upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan secara<br />

bersama-sama dan komitmen yang tinggi dari semua pihak dan tidak hanya<br />

upaya yang dilakukan oleh para penegak hukum namun oleh seluruh pihak<br />

baik di instansi pemerintah dan swasta serta didukung oleh pengawasan<br />

secara eksternal dan internal dari instansi atau lembaga masing-masing<br />

termasuk sektor swasta, lembaga legislatif, lembaga yudikatif dan<br />

masyarakat diharapkan dapat menghasilkan peningkatan Indeks Persepsi<br />

Korupsi untuk tahun mendatang. Secara nasional dapat diyakini bahwa<br />

pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004, pelaksanaan pengadaan barang<br />

dan jasa secara e-procurement dan peningkatan pelayanan publik selalu<br />

berperan dalam peningkatan IPK.<br />

Peningkatan integritas birokrasi ditunjukkan pula dari semakin<br />

meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, yang dapat<br />

dilihat dari semakin membaiknya opini BPK atas Laporan Keuangan<br />

<strong>Kementerian</strong>/Lembaga (LKKL) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah<br />

(LKPD). Peningkatan integritas birokrasi tersebut didukung oleh adanya<br />

upaya pencegahan korupsi yang dilakukan melalui kegiatan koordinasi,<br />

pemantauan, dan evaluasi (Kormonev) atas pelaksanaan Rencana Aksi<br />

Nasional Pemberantasan Korupsi (RAN-PK) yang terdiri dari strategi<br />

pencegahan, penindakan, dan pemantauan serta evaluasinya sesuai dengan<br />

Instruksi Presiden (Inpres) No.5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan<br />

Korupsi.<br />

Adapun hasil evaluasi sementara terhadap diktum-diktum Inpres<br />

Nomor 5 Tahun 2004 adalah sebagai berikut :<br />

99 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


I & II : Pelaporan HKPN<br />

III : Penetapan kinerja<br />

IV : Pelayanan publik<br />

DIKTUM SIMPULAN<br />

V : Program/ wilayah bebas korupsi<br />

VI : Pengadaan barang dan jasa<br />

VII : Penerapan kesederhanaan<br />

VIII : Dukungan kepada APH dalam<br />

penindakan korupsi<br />

IX : Kajian sistem timbulkan korupsi<br />

X : Peningkatan pengawasan<br />

• Hampir seluruh instansi melaporkan diktum I dan II ini<br />

• Mayoritas telah menetapkan SK wajib lapor LHKPN<br />

• Realisasi LHKPN 81% dilaporkan, tetapi belum membedakan<br />

Kewajiban Form A dan Form B<br />

• NHK belum banyak dilaporkan.<br />

• Mayoritas (> 90%) telah melaporkan jumlah pejabat yang telah<br />

melakukan penetapan kinerja<br />

• Hasil evaluasi penetapan kinerja yg menggambarkan<br />

pencapaian hasil atau manfaat belum banyak dilaporkan.<br />

• Mayoritas (> 50%) telah melaporkan indikator kinerja yang<br />

menjadi tolok ukur keberhasilan, seperti Standar Pelayanan<br />

Minimum<br />

• beberapa laporan menjelaskan indikator tersebut secara rinci<br />

• 18% Indikator kepuasan masyarakat dilaporkan meningkat;<br />

selebihnya belum melaporkan.<br />

• Hanya beberapa instansi dan baru memulai program ini<br />

• Mayoritas belum melaporkan uraian indikator, target dan<br />

capaian<br />

• Pelaporan cenderung tidak jelas dalam memberikan uraian<br />

pelaksanaan atas kegiatan program diktum ini<br />

• Indikator “menurunnya % kegiatan PBJ tidak sesuai Keppres<br />

80 / 2003”, serta “menurunnya kebocoran dan pemborosan”<br />

belum banyak dilaporkan.<br />

• Indikator kinerja tentang hasil evaluasi diktum ini belum banyak<br />

dilaporkan, sehingga evaluasi untuk mengetahui efektivitas<br />

diktum ini sulit dilakukan.<br />

• Mayoritas sudah melakukan kegiatan program diktum ini dan<br />

melaporkan hasil kegiatannya dengan baik sekalipun terkadang<br />

belum ada kasus yang ditemukan seiring dengan berjalannya<br />

kegiatan program.<br />

• Pelaporan diktum ini masih sangat jarang dilaporkan<br />

• Instansi yang melaporkan juga belum jelas indikator yang<br />

digunakan<br />

• Umumnya laporan hanya menyebutkan mengenai jumlah<br />

program pengawasan dalam rangka meniadakan perilaku<br />

koruptif<br />

• hasil evaluasi atas pelaksanaan program dan indikator<br />

penurunan perilaku koruptif tidak ada dalam laporan.<br />

Sosialisasi pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan Inpres<br />

Nomor 5 Tahun 2004 terus dilakukan dan jangkauannya semakin<br />

diperluas, tidak semata-mata kepada lingkungan eksekutif tetapi juga<br />

kepada beberapa kalangan di lingkungan legislatif dan masyarakat, baik<br />

atas prakarsa <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB maupun atas prakarsa dari Instansi<br />

100 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Pemerintah di luar <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB dan dari kalangan Lembaga<br />

Swadaya Masyarakat. Metode sosialisasi juga telah diperluas dari semata-<br />

mata sosialisasi yang dilaksanakan di sebuah ruangan, diperluas dengan<br />

bentuk talkshow, baik melalui radio maupun televisi, maupun konsultasi dan<br />

diskusi dari berbagai kalangan.<br />

C. Akuntabilitas Keuangan<br />

Realisasi anggaran dan kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong> adalah<br />

sebagai berikut :<br />

1. Pagu Tahun <strong>2011</strong> adalah sebesar Rp.159.827.272.000,- (Seratus lima<br />

puluh sembilan milyar delapan ratus dua puluh tujuh juta dua ratus<br />

tujuh puluh dua ribu rupiah), dengan rincian:<br />

- Belanja pegawai Rp. 26.485.056.000,-<br />

- Belanja barang/jasa Rp.124.316.653.000,-<br />

(termasuk hibah Rp.7.312.500.000,-)<br />

- Belanja modal Rp.9.025.563.000,-<br />

2. Realisasi anggaran pada per 31 Desember <strong>2011</strong> adalah sebesar<br />

Rp.93.416.074.902 (Sembilan puluh tiga milyar empat ratus enam belas<br />

juta tujuh puluh empat ribu sembilan ratus dua rupiah) atau 58,45%<br />

dari pagu anggaran, dengan rincian :<br />

- Belanja pegawai Rp. 24.427.747.391,- (92,23%)<br />

- Belanja barang/jasa Rp. 60.846.349.491,- (52%)<br />

(tidak termasuk hibah, karena tidak ada realisasinya)<br />

- Belanja modal Rp. 8.141.978.020,- (90,21%).<br />

Realisasi Anggaran Per Program Tahun Anggaran <strong>2011</strong><br />

No. Program Anggaran<br />

1. Program Dukungan Manajemen dan<br />

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB<br />

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana<br />

Aparatur <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB<br />

3. Program Pendayagunaan Aparatur Negara Rp. 78.187.500.000,-<br />

101 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

Realisasi<br />

Anggaran %<br />

Rp. 67.039.772.000,- Rp. 50.294.704.116,- 75,14<br />

Rp. 7.287.500.000,- Rp. 6.720.681.586,- 92,22<br />

Rp. 36.400.689.200,- 47,92<br />

Total Rp. 152.514.772.000,- Rp. 93.416.074.902,- 62,00<br />

Catatan : Realisasi diatas tidak termasuk hibah sebesar Rp. 7.312.500.000,- karena tidak ada realisasinya.


Realisasi Anggaran per 31 Desember <strong>2011</strong><br />

No. Uraian Anggaran<br />

102 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong><br />

Realisasi<br />

Anggaran %<br />

1. Realisasi Pendapatan Negara Rp. - Rp. - -<br />

- Penerimaan Pajak Rp. - - -<br />

- Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp. - Rp. 908.353.046,- -<br />

- Penerimaan Hibah Rp. - - -<br />

2. Realisasi Belanja Negara Rp. 159.827.272.000,- Rp. 93.416.074.902,- 58,45<br />

A. Rupiah Murni<br />

- Belanja Pegawai Rp. 26.485.056.000,- Rp. 24.427.747.391,- 92,23<br />

- Belanja Barang Rp. 117.004.153.000,- Rp. 60.846.349.491,- 52,00<br />

- Belanja Modal Rp. 9.025.563.000,- Rp. 8.141.978.020,- 90,21<br />

B. Pinjaman dan Hibah<br />

- Belanja Barang Rp. 7.312.500.000,- Rp. - 0,00<br />

Adapun penjelasan per pos dari realisasi anggaran adalah sebagai berikut :<br />

1. Realisasi Pendapatan Negara<br />

Pendapatan Negara dan Hibah<br />

Realisasi Pendapatan Negara <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB per 31<br />

Desember <strong>2011</strong> adalah sebesar Rp. 908.353.046,- yang merupakan<br />

Pendapatan Negara Bukan Pajak yang berasal dari pendapatan<br />

denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah,<br />

penerimaan kembali belanja lainnya rupiah murni tahun anggaran<br />

yang lalu. <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB tidak memiliki pendapatan<br />

hibah.<br />

Penerimaan Negara Bukan Pajak<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB tidak memiliki Bendahara Penerimaan,<br />

karena itu tidak ada alokasi anggaran penerimaan negara bukan<br />

pajak. Pencatatan PNBP yang ada di <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB bukan<br />

berasal dari hasil penerimaan kas/bendahara penerimaan tetapi<br />

merupakan PNBP yang berasal dari pendapatan denda<br />

keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah, penerimaan<br />

kembali belanja pegawai pusat tahun anggaran yang lalu dan<br />

pendapatan dari penerimaan kembali belanja lainya rupiah murni<br />

tahun anggaran yang lalu. Realisasi PNBP tahun per 31 Desember<br />

<strong>2011</strong> adalah sebesar Rp. 908.353.046,-.


2. Realisasi Belanja Negara<br />

Realisasi belanja negara <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB per 31 Desember<br />

<strong>2011</strong> setelah dikurangi dengan pengembalian belanja adalah sebesar<br />

Rp. 93.416.074.902,-. Realisasi belanja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB<br />

mengalami penurunan sebesar 6% dibandingkan dengan tahun<br />

sebelumnya. Hal ini dikarenakan pagu yang dianggarkan tahun<br />

anggaran <strong>2011</strong> lebih besar dari pagu tahun anggaran 2010, tetapi<br />

penyerapannya lebih rendah dibandingkan dengan tahun anggaran<br />

yang lalu jika dilihat dari perbandingan pagu anggaran dengan<br />

realisasinya.<br />

Belanja Pegawai<br />

Pagu Anggaran Belanja Pegawai <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB tahun<br />

anggaran <strong>2011</strong> adalah sebesar Rp. 26.485.056.000,- dengan nilai<br />

realisasi belanja pegawai sebesar Rp. 24.427.747.391,- atau sebesar<br />

92.23% dari pagu anggaran Belanja Pegawai <strong>Kementerian</strong> PAN dan<br />

RB.<br />

Belanja Barang<br />

Pagu Anggaran Belanja Barang <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB tahun<br />

anggaran <strong>2011</strong> adalah sebesar Rp. 124.316.653.000,-(termasuk<br />

dana hibah sebesar Rp. 7.312.500.000,-) dengan nilai realisasi<br />

belanja barang sebesar Rp. 60.846.349.491,- (tidak termasuk<br />

realisasi dana hibah) atau sebesar 52,00%.<br />

Belanja Modal<br />

Pagu Anggaran Belanja Modal <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB tahun<br />

anggaran <strong>2011</strong> adalah sebesar Rp. 9.025.563.000,- dengan nilai<br />

realisasi belanja modal sebesar Rp. 8.141.978.020,- atau sebesar<br />

90,21%.<br />

Beberapa faktor penyebab rendahnya penyerapan anggaran di<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB adalah sebagai berikut :<br />

• Beberapa usulan revisi DIPA dari berbagai unit kerjahingga akhir<br />

semester I, sebagian besar belum mendapat persetujuan dari <strong>Ditjen</strong><br />

Anggaran, sehingga menghambat pelaksanaan anggaran;<br />

• Dengan semakin ditertibkannya persyaratan perlaksanaan pekerjaan<br />

terutama yang akan dilaksanakan secara swakelola, maka sampai<br />

dengan akhir semester I jumlah usulan untuk pekerjaan yang akan<br />

diswakelola masih sangat sedikit;<br />

103 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


• Pekerjaan sarana dan prasarana fisik sampai dengan semester I baru<br />

pada tahap penentuan pemenang tender;<br />

• Ada akun belanja yang dapat dilaksanakan kegiatannya dengan<br />

mekanisme pembayaran LS akan tetapi sampai dengan akhir triwulan<br />

ketiga kegiatannya baru sebagian dilaksanakan, sehingga mendekati<br />

ahir tahun anggaran <strong>2011</strong> terjadi penumpukan SPM (Surat Perintah<br />

Membayar);<br />

• Kegiatan yang melibatkan pihak ketiga (rekanan) yang mendapat<br />

alokasi pagu kegiatan yang cukup besar tidak di dorong sebagai<br />

prioritas utama.<br />

3. Catatan Penting Lainnya<br />

1) Pada Tahun Anggaran <strong>2011</strong> dalam DIPA <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB<br />

tercatat ada pagu dana Hibah dari Pemerintah Jerman sebesar Rp.<br />

7.312.500.000,- yang dalam hal ini dikelola oleh (GIZ). Namun<br />

sampai dengan akhir tahun anggaran <strong>2011</strong> dana tersebut tetap<br />

dalam posisi dibintangi oleh <strong>Kementerian</strong> Keuangan R.I., sehingga<br />

tidak ada realisasinya.<br />

2) Terhitung mulai triwulan IV, alokasi Tunjangan Kinerja Pegawai<br />

Negeri (Remunerasi) <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB telah masuk kedalam<br />

DIPA BA.048 yang selama ini dialokasi pada DIPA BA.999.08 (BUN).<br />

104 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


A. Simpulan<br />

Bab IV<br />

Penutup<br />

1. <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB merupakan instansi Pemerintah yang<br />

diberikan tugas, tanggungjawab dan amanah untuk melakukan<br />

perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan bidang<br />

pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi sebagaimana<br />

ditegaskan dalam Pasal 612 Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010.<br />

Dalam melaksanakan tugasnya, <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB berlandaskan<br />

pada tujuan, sasaran dan program kerja yang ditetapkan baik dalam<br />

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun<br />

2010-2014, Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Kontrak Kinerja Menteri<br />

PAN dan RB dengan Presiden, Road Map Reformasi Birokrasi 2010-<br />

2014, maupun Rencana Strategis (Renstra) <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB<br />

Tahun 2010-2014.<br />

2. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (<strong>LAKIP</strong>) <strong>Kementerian</strong><br />

PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong> ini menyajikan berbagai keberhasilan<br />

maupun kegagalan capaian strategis yang ditunjukkan oleh<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB pada Tahun anggaran <strong>2011</strong>. Berbagai<br />

capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja<br />

Utama (IKU), maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.<br />

3. Hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat<br />

memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.<br />

Meskipun demikian, berbagai pencapaian target indikator kinerja<br />

<strong>Kementerian</strong> PAN dan RB memberikan gambaran bahwa keberhasilan<br />

dalam pelaksanaan pendayagunaan aparatur negara, pelaksanaan<br />

Reformasi Birokrasi serta pemberantasan korupsi secara keseluruhan<br />

sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif<br />

segenap komponen aparatur negara, masyarakat, dunia usaha dan civil<br />

society sebagai bagian integral dari pembaharuan sistem administrasi<br />

negara.<br />

105 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


B. Saran<br />

1. Dalam rangka mempertegas fungsi koordinasi pelaksanaan tugas di<br />

bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi yang<br />

diemban oleh <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB, perlu kiranya memperkuat<br />

peran kelembagaan <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB sehingga dapat lebih<br />

efektif mengendalikan pelaksanaan reformasi birokrasi di seluruh<br />

instansi pemerintah sebagai bentuk memenuhi tuntutan berbagai<br />

kalangan.<br />

2. Diperlukan komitmen dan dukungan semua pihak untuk memperteguh<br />

pelaksanaan reformasi birokrasi sehingga tidak hanya menjadi wacana<br />

dan pergulatan pemikiran semata-mata, namun benar-benar dapat<br />

diaplikasikan dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan yang<br />

berorientasi pada hasil, berbasis kinerja dan bertujuan melayani serta<br />

memberdayakan masyarakat.<br />

3. Diperlukan terobosan baru agar pelaksanaan program kerja dan<br />

anggaran menjadi lebih efektif berupa perubahan mekanisme<br />

penyusunan program kerja/anggaran dari pola “top down” menjadi<br />

“bottom up” sehingga mencerminkan kebutuhan organisasi.<br />

4. Penyusunan rencana pelaksanaan program dan kegiatan guna<br />

pencapaian target indikator kinerja yang telah ditetapkan akan<br />

dilakukan secara lebih cermat dengan mempertimbangkan tujuan<br />

organisasi secara tepat dan kemampuan sumber daya yang tersedia<br />

serta kemampuan yang ada termasuk berbagai faktor yang<br />

mempengaruhi perubahan alokasi anggaran tahun berjalan, langkah<br />

percepatan pelaksanaan kegiatan pada awal tahun anggaran dan<br />

perkembangan masalah-masalah aktual di bidang pendayagunaan<br />

aparatur negara dan reformasi birokrasi.<br />

5. Agar pelaksanaan program dan kegiatan dapat dilaksanakan secara<br />

optimal sesuai dengan target indikator kinerja yang telah ditetapkan,<br />

maka optimalisasi mekanisme manajemen internal organisasi di<br />

lingkungan <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB akan ditingkatkan untuk secara<br />

pro aktif memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan berbagai kegiatan<br />

yang dilaksanakan.<br />

6. Upaya koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan berbagai instansi<br />

terkait baik di pusat maupun daerah akan dilakukan dengan lebih<br />

intensif, mengingat berbagai pencapaian target indikator yang telah<br />

ditetapkan hanya dapat dilakukan dengan melibatkan segenap instansi<br />

106 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, dunia usaha dan civil<br />

society.<br />

7. Agar implementasi Sistem AKIP benar-benar efektif, perlu segera<br />

direalisasikan sinergitas antara laporan kinerja dan laporan keuangan<br />

sebagai satu kesatuan, sehingga realisasi anggaran yang digunakan<br />

untuk melakukan kegiatan berbanding lurus dengan out put maupun<br />

out comes kegiatan yang bersangkutan. Dengan sinergitas tersebut,<br />

kinerja organisasi dari setiap lembaga pemerintah yang dibiayai oleh<br />

APBN/APBD benar-benar terukur, bermanfaat dan akuntabel.<br />

8. Menjadikan SAKIP sebagai ukuran kinerja organisasi pemerintah secara<br />

nyata dan akuntabel, dengan menerapkan fungsi reward and<br />

punishment yang tegas dan ketat.<br />

<strong>Kementerian</strong><br />

Pendayagunaan Aparatur Negara<br />

dan Reformasi Birokrasi<br />

107 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


Lampiran<br />

1. Struktur Organisasi <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB<br />

2. Pengukuran Kinerja Tahun <strong>2011</strong><br />

108 Laporan Akuntabilitas Kinerja <strong>Kementerian</strong> PAN dan RB Tahun <strong>2011</strong>


PENGUKURAN PENGUKURAN KINERJA KINERJA<br />

KINERJA<br />

KEMENTERIAN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN PENDAYAGUNAAN APARATUR APARATUR NEGARA NEGARA DAN REFORMASI REFORMASI BIROKRASI<br />

TAHUN TAHUN ANGGARAN ANGGARAN 201 <strong>2011</strong> 201<br />

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Terwujudnya kualitas<br />

pelayanan publik prima,<br />

cepat, pasti, murah,<br />

transparan, adil, patut<br />

dan memuaskan<br />

Jumlah peraturan/<br />

kebijakan di bidang<br />

pelayanan publik (PP,<br />

PerPres, Inpres, dan Per<br />

Men. PAN dan RB)<br />

Persentase Provinsi<br />

yang diberi sosialisasi<br />

Undang-Undang ttg<br />

Pelayanan Publik<br />

Program/<br />

Kegiatan<br />

1 PP 1 Draft RPP 90 Pendayagunaan<br />

Aparatur Negara<br />

dan Reformasi<br />

Birokrasi<br />

1 Perpres 1 Draft<br />

Perpres<br />

1 Inpres 1 Draft<br />

Inpres<br />

2 Per.<br />

Men.<br />

PAN dan<br />

RB<br />

2 Draft<br />

Per.Men.<br />

PAN dan RB<br />

80<br />

80<br />

90<br />

70% 30 % 42,86<br />

Anggaran<br />

Pagu Realisasi %<br />

14.975.000.000,- 6.781.121.000,- 45,28<br />

1


Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Persentase Instansi<br />

Pusat yang diberi<br />

sosialisasi Undang-<br />

Undang ttg Pelayanan<br />

Publik<br />

Terlaksananya<br />

implementasi Undang-<br />

Undang No. 25 Tahun<br />

2009 ttg Pelayanan<br />

Publik pada K/L<br />

Terlaksananya<br />

implementasi Undang-<br />

Undang No. 25 Tahun<br />

2009 ttg Pelayanan<br />

Publik pada Provinsi<br />

Jumlah Kabupaten/ Kota<br />

yang mempresentasikan<br />

kepuasan pelanggan<br />

berdasarkan Indeks<br />

Kepuasan Masyarakat<br />

(IKM)<br />

100 % 100 % 100<br />

11 K/L 0 K/L 0<br />

7 Pemda<br />

Provinsi<br />

33<br />

Kab/kota<br />

0 Pemda<br />

Provinsi<br />

28<br />

Kab/kota<br />

0<br />

85<br />

Program/<br />

Kegiatan<br />

Anggaran<br />

Pagu Realisasi %<br />

2


Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Skor IKM unit pelayanan 65 76,57 117,58<br />

Persentase Pemerintah<br />

Daerah yang<br />

menerapkan OSS<br />

(pelayanan terpadu)<br />

Jumlah Kabupaten/Kota<br />

yang dilakukan evaluasi<br />

dampak Pemberian<br />

Penghargaan Citra<br />

Bahkti Abdi Negara<br />

(CBAN)<br />

Jumlah Kab/Kota yang<br />

menerapkan pedoman<br />

peningkatan kualitas<br />

pelayanan publik<br />

berbasis partisipasi<br />

masyarakat<br />

Jumlah unit pelayanan<br />

publik yang menerapkan<br />

pedoman peningkatan<br />

kualitas pelayanan<br />

publik berbasis<br />

partisipasi masyarakat<br />

75 % 79 % 105,33<br />

26<br />

Kab/kota<br />

5<br />

Kab/kota<br />

0<br />

Kab/kota<br />

5<br />

Kab/Kota<br />

0<br />

100<br />

15 unit 80 unit 533,33<br />

Program/<br />

Kegiatan<br />

Anggaran<br />

Pagu Realisasi %<br />

3


Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Terwujudnya organisasi<br />

pemerintah yang<br />

proporsional, efektif<br />

dan efisien<br />

Jumlah Kabupaten/ Kota<br />

yang dinilai Berdasarkan<br />

usulan instansi/<br />

Pemerintah Provinsi<br />

Persentase Pemda yang<br />

berkategori baik sesuai<br />

penilaian<br />

Persentase Pemda yang<br />

berkategori terbaik<br />

sesuai penilaian<br />

Jumlah peraturan/<br />

kebijakan di bidang<br />

Kelembagaan (Perpres,<br />

Per. Men. PAN dan RB)<br />

Persentase penyelesaian<br />

konsolidasi struktural<br />

dan peningkatan<br />

kapasitas <strong>Kementerian</strong><br />

PAN dan RB, BKN dan<br />

LAN<br />

105<br />

Kab/Kota<br />

73<br />

Kab/Kota<br />

69,52<br />

60 % 0 % 0<br />

60 % 0 % 0<br />

3<br />

Perpres,<br />

6 Per.<br />

Men.<br />

PAN dan<br />

RB<br />

100 %<br />

3 Draft<br />

Perpres<br />

4 Per.Men.<br />

PAN dan RB<br />

2 Draft<br />

PerMen.PAN<br />

dan RB<br />

80 %<br />

85<br />

90<br />

80<br />

Program/<br />

Kegiatan<br />

Anggaran<br />

Pagu Realisasi %<br />

6.742.000.000,- 2.857.743.000,- 42,39<br />

4


Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Persentase <strong>Kementerian</strong><br />

Negara yang telah<br />

tertata organisasi dan<br />

tata kerjanya<br />

Persentase LPNK yang<br />

telah tertata organisasi<br />

dan tata kerjanya<br />

Persentase LNS yang<br />

telah tertata organisasi<br />

dan tata kerjanya<br />

Persentase Perwakilan<br />

RI di Luar Negeri yang<br />

telah tertata organisasi<br />

dan tata kerjanya<br />

Persentase Sekretariat<br />

Lembaga Negara yang<br />

telah tertata organisasi<br />

dan tata kerjanya<br />

Persentase instansi<br />

pemerintah (PPK-BLU)<br />

yang telah tertata<br />

kelembagaannya<br />

30 % 29,41 % 98,04<br />

30 % 28,57 % 95,24<br />

30 % 23,26 % 77,52<br />

30 % 0 % 0<br />

30 % 28, 57 % 95,24<br />

30 % 25 % 83,33<br />

Program/<br />

Kegiatan<br />

Anggaran<br />

Pagu Realisasi %<br />

5


Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Terwujudnya SDM<br />

Aparatur yang<br />

profesional, berkinerja,<br />

akuntabel dan<br />

sejahtera<br />

Persentase Pemda yang<br />

dievaluasi organisasi<br />

dan tatakerjanya<br />

Jumlah peraturan/<br />

kebijakan di Bidang SDM<br />

Aparatur (UU, PP,<br />

Perpres, Per. Men. PAN<br />

dan RB)<br />

Persentase insansi<br />

pemerintah yang<br />

mengirimkan data<br />

usulan formasi PNS<br />

secara akurat dan benar<br />

sesuai aturan<br />

Persentase instansi yang<br />

menerapkan kebijakan<br />

pemantapan<br />

pengembangan pegawai<br />

30 %<br />

30,30 % Prov<br />

33,33 % Kab/<br />

Kota<br />

83,33<br />

Program/<br />

Kegiatan<br />

Anggaran<br />

Pagu Realisasi %<br />

1 RUU 1RUU 100 13.799.850.000,- 5.265.879.000,- 38,16<br />

9 RPP 9 RPP 100<br />

3 PP 12 PP 400<br />

10 Per.<br />

Men.PAN<br />

dan RB<br />

80 % IP<br />

Pusat<br />

80 % IP<br />

Daerah<br />

8 Per. Men.<br />

PAN dan RB<br />

95 % IP<br />

Pusat<br />

92 % IP<br />

Daerah<br />

80<br />

119<br />

115<br />

5 % 5 % 80<br />

Persentase peningkatan 5 % 10 % 200<br />

6


Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Terwujudnya<br />

penyelenggaraan tata<br />

laksana pemerintah<br />

yang efisien, efektif dan<br />

akuntabel<br />

penghasilan PNS<br />

Persentase instansi yang<br />

menyusun informasi<br />

jabatan dalam rangka<br />

penyusunan sistem<br />

remunerasi berdasarkan<br />

merit system<br />

Jumlah peraturan/<br />

kebijakan di bidang Tata<br />

Laksana (UU, PP, Per.<br />

Men. PAN dan RB)<br />

Persentase instansi<br />

pemerintah pusat yang<br />

melakukan penataan<br />

ketatalaksanaan dengan<br />

baik<br />

20 % 30 % 150<br />

2 UU<br />

Program/<br />

Kegiatan<br />

Anggaran<br />

Pagu Realisasi %<br />

2 RUU 80 9.168.520.000,- 3.779.411.000,- 41,22<br />

2 RUU 2 RUU 62,5<br />

1 PP 1 RPP 70<br />

5 Per.<br />

Men.<br />

PAN dan<br />

RB<br />

2 Per. Men.<br />

PAN dan RB,<br />

3 Draft<br />

Per.Men.PAN<br />

dan RB<br />

88<br />

35 % 59,46 % 169<br />

7


Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Terwujudnya<br />

pelaksanaan reformasi<br />

birokrasi nasional<br />

secara terencana,<br />

sistematis, dan<br />

komprehensif<br />

Jumlah kebijakan<br />

pelaksanaan Reformasi<br />

Birokrasi yang<br />

diterbitkan<br />

Jumlah K/L yang telah<br />

melaksanakan reformasi<br />

birokrasi sesuai<br />

kebijakan RB Nasional<br />

Jumlah K/L yang telah<br />

melaksanakan reformasi<br />

birokrasi<br />

Tingkat kualitas<br />

pelaksanaan RB yang<br />

terukur sesuai dengan<br />

kebijakan RB Nasional<br />

Jumlah instansi yang<br />

menerima sosialisasi<br />

Jumlah asistensi<br />

reformasi birokrasi<br />

kepada instansi pusat<br />

dan daerah<br />

7<br />

kebijakan<br />

10<br />

kebijakan<br />

143<br />

12 K/L 20 K/L 167<br />

30 % 47 % 156<br />

80 % 81 % 101<br />

100 % K/L<br />

30 %<br />

Pemda<br />

100% K/L<br />

10%<br />

Pemda<br />

100 % K/L<br />

100 % Prov.<br />

62 %<br />

-<br />

100<br />

333<br />

62<br />

-<br />

Program/<br />

Kegiatan<br />

Anggaran<br />

Pagu Realisasi %<br />

17.567.110.000,- 9.869.953.000,- 56,18<br />

8


Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Terwujudnya instansi<br />

pemerintah yang<br />

akuntabel dan<br />

berkinerja tinggi<br />

Jumlah peraturan/<br />

kebijakan di bidang<br />

Akuntabilitas Kinerja<br />

(RUU, Per. Men. PAN<br />

dan RB)<br />

Persentase instansi<br />

pemerintah yang<br />

menerapkan Sistem<br />

Akuntabilitas Kinerja<br />

sesuai aturan<br />

Persentase instansi<br />

pemerintah yang<br />

akuntabilitas kinerjanya<br />

baik<br />

Persentase instansi<br />

pemerintah yang<br />

menyusun Indikator<br />

Kinerja Utama (IKU)<br />

Persentase <strong>LAKIP</strong> yang<br />

diterima<br />

Program/<br />

Kegiatan<br />

Anggaran<br />

Pagu Realisasi %<br />

1 RUU 1 RUU 100 15.935.020.000,- 10.110.998.000,- 63,45<br />

3 Per.<br />

Men.<br />

PAN dan<br />

RB<br />

3 Per. Men.<br />

PAN dan RB<br />

100<br />

50 % 50,34 % 100,68<br />

44 % 48,72 % 121,81<br />

22 %<br />

(Pusat<br />

dan<br />

daerah)<br />

87 %<br />

(Pusat<br />

dan<br />

daerah)<br />

20,10 % 91,36<br />

87,42 % 100,48<br />

9


Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

Terwujudnya<br />

penyelenggaraan<br />

pengawasan intern<br />

pemerintah yang<br />

terintegrasi, efisien dan<br />

efektif<br />

Persentase PK yang<br />

diterima<br />

Persentase instansi<br />

peserta model Island of<br />

Integrity yang berhasil<br />

Jumlah peraturan/<br />

kebijakan di bidang<br />

Pengawasan (RUU, Per.<br />

Men. PAN dan RB)<br />

Persentase instansi<br />

pemerintah yang<br />

melaksanakan SPI sesuai<br />

dengan ketentuan<br />

Persentase laporan<br />

dumas yang disalurkan<br />

dan telah ditindaklanjuti<br />

oleh instansi<br />

pemerintah<br />

Persentase instansi<br />

pemerintah yang<br />

melaksanakan dan<br />

55 %<br />

(Pusat<br />

dan<br />

daerah)<br />

60,29 % 109,62<br />

32 % 30,77 % 76,92<br />

1 RUU 1 draft RUU 95<br />

2 Per.<br />

Men.<br />

PAN dan<br />

RB<br />

2 draft<br />

Permen.<br />

PAN-RB<br />

98<br />

50 % 62,55 % 125,30<br />

65 % 81 % 124,61<br />

65 % 51,88 % 79,81<br />

Program/<br />

Kegiatan<br />

Anggaran<br />

Pagu Realisasi %<br />

10


Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %<br />

melaporkan Inpres<br />

Percepatan<br />

Pemberantasan Korupsi<br />

yang dievaluasi sesuai<br />

pedoman<br />

Program/<br />

Kegiatan<br />

<strong>Kementerian</strong><br />

Pendayagunaan Aparatur Negara<br />

Dan Reformasi Birokrasi<br />

Anggaran<br />

Pagu Realisasi %<br />

11

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!