April 2012 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
April 2012 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
April 2012 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
MUNGKIN KITA<br />
HARUS BERDOA<br />
Pada musim semi tahun 1975<br />
keluarga saya dan saya tinggal di<br />
tanah pertanian yang subur dan indah<br />
di daerah Rheinland-Pfalz di Jerman<br />
Barat. Berkendara pulang ke rumah<br />
dari gereja suatu Minggu yang hujan,<br />
kami berhenti untuk melihat sebuah<br />
mobil yang terbalik di jalan yang<br />
basah di tepi hutan. Di dalam hutan<br />
sudah gelap karena kanopi tebal<br />
yang diciptakan oleh pepohonan dan<br />
malam menjelang.<br />
Setelah melihat kendaraan yang<br />
rusak, kami kembali ke mobil kami<br />
dan mendapati itu terjebak dalam<br />
lumpur. Saya tidak bisa mundur, namun<br />
saya dapat mendorong maju—<br />
ke dalam hutan. Kami sebelumnya<br />
telah berkendara melewati hutan dan<br />
mendapati bahwa jalan hutan banyak<br />
yang saling berhubungan dan pada<br />
akhirnya akan mengarahkan kembali<br />
ke luar, jadi saya memutuskan untuk<br />
maju dalam kegelapan.<br />
Saya segera menyadari bahwa<br />
saya telah membuat keputusan yang<br />
salah. Jalan yang sempit dan basah<br />
dipenuhi dengan bekas lumpur yang<br />
dalam dan terus menuntun lebih jauh<br />
ke dalam hutan yang gelap. Saya<br />
berusaha untuk mempertahankan<br />
kecepatan, takut bahwa jika kami<br />
berhenti, kami akan terperosok. Saya<br />
melihat tempat yang tinggi di depan<br />
yang kelihatan cukup kuat untuk<br />
menopang berat mobil. Rencana<br />
saya adalah mengeluarkan mobil dari<br />
lumpur untuk memberi saya waktu<br />
untuk berpikir. Mobil menderu dan<br />
keluar dari lumpur.<br />
Saya mematikan mobil dan keluar.<br />
Dengan lampu mati, saya tidak bisa<br />
melihat apa pun. Saya menyalakan<br />
lampu, mengambil senter kami,<br />
Saya menyalakan lampu, mengambil senter kami, dan memeriksa mobil, memutuskan<br />
bahwa tindakan terbaik saya adalah kembali ke dalam hutan dan<br />
kemudian bergegas menuju jalan tempat kami datang.<br />
dan memeriksa mobil, memutuskan<br />
bahwa tindakan terbaik saya adalah<br />
kembali ke dalam hutan dan kemudian<br />
bergegas menuju jalan tempat<br />
kami datang.<br />
Saya mundur sejauh mungkin ke<br />
hutan, menyalakan mesin sedikit,<br />
menuju kembali ke jalan, dan terbenam<br />
ke dalam lumpur. Sekarang kami<br />
benar-benar dalam masalah. Di luar<br />
mobil kegelapan dan kesunyian begitu<br />
mencekam. Di dalam mobil istri<br />
saya dan saya duduk bersama tiga<br />
anak yang ketakutan.<br />
Saya minta saran dari istri saya.<br />
Sesaat kemudian dia berkata, “Mungkin<br />
kita harus berdoa.” Seketika itu<br />
juga anak-anak menjadi tenang. Saya<br />
mengucapkan doa yang tulus dan<br />
khusyuk memohon pertolongan.<br />
Sewaktu saya berdoa, sebuah gagasan<br />
muncul dengan jelas dalam benak<br />
saya: “Masukkan rantai ban.”<br />
Berdiri dalam jarak 10 inci (25 cm)<br />
dari lumpur dalam pakaian hari<br />
Minggu, istri saya yang cantik memegang<br />
senter sementara saya membersihkan<br />
ban belakang dengan tangan<br />
saya dan memasang rantai. Dengan<br />
iman dan keyakinan, kami berdoa lagi<br />
dan menghidupkan mesin. Perlahan-<br />
lahan kami melewati lumpur dan<br />
akhirnya kembali ke trotoar.<br />
Dalam kegembiraan keluar dari<br />
lumpur dan kegelapan, saya hampir<br />
melupakan siapa yang telah membantu<br />
kami keluar dari hutan. Putri kami<br />
yang berusia lima tahun mengingatkan<br />
saya ketika dia mengatakan, “Ayah,<br />
Bapa Surgawi sungguh-sungguh<br />
menjawab doa, benar ‘kan?” ◼<br />
Scott Edgar, Utah, AS<br />
<strong>April</strong> <strong>2012</strong> 41