Linux di Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut - Kambing UI
Linux di Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut - Kambing UI
Linux di Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut - Kambing UI
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
BISNIS<br />
PT Samudera Pasifik<br />
Tak dapat <strong>di</strong>sangkal, kalau dunia open<br />
source berjalan dengan makin cepatnya<br />
saat ini. Dengan terbukanya<br />
akses ke source code software, maka semakin<br />
banyak developer open source yang turut ikut<br />
serta dalam pengembangan. Software-software<br />
yang adapun semakin memiliki tambahan<br />
fi tur dan perbaikan bugs <strong>di</strong>lakukan<br />
secara berkala.<br />
Namun, semua ini tidak serta merta<br />
membuat banyak perusahaan <strong>di</strong> Indonesia<br />
yang menggunakan <strong>Linux</strong> dalam operasional<br />
bisnis mereka. Banyak alasan yang<br />
mereka kemukakan ketika akan menggunakan<br />
<strong>Linux</strong>, seperti bagaimana support jika<br />
terja<strong>di</strong> masalah, programnya user friendly<br />
atau tidak, sampai dengan belum adanya<br />
SDM <strong>di</strong> perusahaan itu yang ahli tentang<br />
<strong>Linux</strong>. Alasan lainnya adalah rata-rata perusahaan<br />
itu sudah merasa cukup dengan<br />
42<br />
INFOLINUX 08/2005<br />
Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial<br />
<strong>Linux</strong> <strong>di</strong> <strong>Perusahaan</strong> Ekspe<strong>di</strong>si<br />
<strong>Muatan</strong> <strong>Kapal</strong> <strong>Laut</strong><br />
Bagi sebagian perusahaan, menggunakan platform open source untuk operasional bisnisnya<br />
merupakan suatu hal yang masih perlu banyak pertimbangan. Entah itu karena tidak<br />
terse<strong>di</strong>anya SDM yang dapat menangani maupun dari segi support yang ada.<br />
Saman Sjukur dan Ishak <strong>di</strong> ruangan server PT Samudera Pasifik.<br />
sistem yang telah berjalan <strong>di</strong> platform closed<br />
source saat ini, dan mereka belum memiliki<br />
rencana untuk berpindah ke platform open<br />
source.<br />
Memang tidak mudah untuk langsung<br />
bermigrasi ke <strong>Linux</strong> bagi sebuah perusahaan,<br />
apalagi jika itu menyangkut ke sistem<br />
yang bersifat kritis atau tidak boleh down<br />
se<strong>di</strong>kit pun saat transaksi bisnis berjalan.<br />
Tapi pa ling tidak sudah banyak contoh<br />
perusahaan yang berani mengambil sikap<br />
dan menanggung risiko dalam penggunaan<br />
open source <strong>di</strong> operasional bisnis mereka.<br />
Karena setelah <strong>di</strong>implementasikan dengan<br />
benar, ternyata hal yang selama ini mereka<br />
takutkan tidak terja<strong>di</strong>. Salah satu perusahaan<br />
yang mengambil sikap tersebut adalah<br />
PT Samudera Pasifi k yang bergerak <strong>di</strong> bidang<br />
Cargo Export/Import dan Ekspe<strong>di</strong>si<br />
<strong>Muatan</strong> <strong>Kapal</strong> <strong>Laut</strong>.<br />
www.infolinux.web.id<br />
Untuk mengetahui lebih lanjut penggunaan<br />
<strong>Linux</strong> dan open source <strong>di</strong> PT Samudera<br />
Pasifi k beserta dengan pengalaman<br />
yang telah <strong>di</strong> alami, kami telah mewancarai<br />
IT Manager PT Samudera Pasifi k, Saman<br />
Sjukur <strong>di</strong> kantornya.<br />
Berikut rangkumannya.<br />
Awal penggunaan <strong>Linux</strong><br />
Ketika kami tanyakan bagaimana awalnya<br />
sampai PT Samudera Pasifi k menggunakan<br />
open source, Saman Sjukur menjelaskan<br />
bahwa pada awalnya <strong>di</strong>a tidak bilang ke<br />
manajemen, kalau server yang ada telah<br />
menggunakan GNU/<strong>Linux</strong> sejak lama.<br />
“Kami sudah mulai melakukan riset <strong>di</strong><br />
<strong>Linux</strong> sekitar tahun 2000. Kali pertama saya<br />
men-setup mail server dengan Qmail dan<br />
webmail dengan Squirellmail untuk kebutuh<br />
an e-mail <strong>di</strong> kantor sehari-hari sekitar<br />
awal 2001. Dan untuk mengonfi gurasikan<br />
semua server, saya hanya melakukannya<br />
berdua dengan Pak Ishak. Pertama-tama<br />
memang kami agak sanksi apakah mail<br />
server yang kami setup bisa berjalan dengan<br />
baik atau tidak. Tapi semua risiko itu kami<br />
tanggung sen<strong>di</strong>ri, karena sebagai orang TI<br />
saya memerlukan tantangan baru. Ternyata<br />
selama setahun memakai Qmail sebagai<br />
mail server-nya, user maupun saya tidak<br />
menemukan masalah sama sekali dan kinerjanya<br />
pun dapat <strong>di</strong>andalkan. Dan pada saat<br />
rapat akhir tahun, saya presentasikan hal<br />
ini <strong>di</strong> hadapan para bos tingkat atas de ngan<br />
menyertakan data perban<strong>di</strong>ngan harga licence<br />
Microsoft exchange dan qmail yang<br />
sekarang <strong>di</strong>gunakan, beserta dengan kinerja<br />
selama setahun itu. Ternyata berdasarkan<br />
data tersebut, para bos kami malah akhirnya<br />
mendukung penggunaan open source un-
Berita | Ulasan | Adu Software | Utama | Bisnis | Apa Sih Sebenarnya... | Tutorial<br />
tuk kegiatan operasional sampai sekarang”,<br />
jelas Saman Sjukur bangga.<br />
Pelanggan PT Samudera Pasifik<br />
Pelanggan PT Samudera Pasifi k kebanyakan<br />
dari pihak korporat. Beberapa contoh client<br />
yang <strong>di</strong>tangani oleh PT Samudera Pasifi k,<br />
<strong>di</strong> antaranya PT Epson, PT Bridgestone, PT<br />
Gajah Tunggal, dan sebagainya.<br />
Dalam menjalankan unit bisnisnya ini,<br />
PT Samudera Pasifi k tidak berjalan sen<strong>di</strong>ri,<br />
tetapi saling bekerja sama dengan PT<br />
Transmaju Ekspresindo untuk memenuhi<br />
pelayanan truck dan PT Maju Depot & Logistic<br />
sebagai depot kontainer.<br />
Nantinya seluruh peti kemas yang ada <strong>di</strong><br />
sini akan <strong>di</strong>antar ke berbagai tujuan seperti ke<br />
Eropa, Amerika, Australia, dan sebagainya.<br />
Alasan menggunakan <strong>Linux</strong><br />
Ketika kami tanyakan mengapa PT Samudera<br />
menggunakan <strong>Linux</strong>, Saman Sjukur<br />
mengatakan kalau <strong>Linux</strong> itu sangat andal,<br />
mendapat support dari komunitas, dan<br />
dapat menekan biaya pembelian software.<br />
“Dulu semua server yang kami miliki<br />
berbasiskan Windows NT Server, karena<br />
kami telah memiliki licence Windows NT<br />
Server, Microsoft Exchange Server, Symantect<br />
Antivirus, dan sebagainya.<br />
Tapi setelah saya menginstalasikan <strong>Linux</strong>,<br />
hampir semua server sudah menggunakan<br />
<strong>Linux</strong>. Kecuali untuk server telepon PABX,<br />
yang tetap menggunakan Windows NT<br />
Sekilas PT Samudera Pasifi k<br />
karena kami sudah terlanjur membeli licence<br />
software-nya”, ungkap Saman Sjukur.<br />
Dan ketika kami singgung bagaimana<br />
jika suatu saat terja<strong>di</strong> suatu masalah, Saman<br />
Sjukur mengatakan bahwa semuanya itu<br />
dapat <strong>di</strong>selesaikan dengan mencari solusinya<br />
<strong>di</strong> Google.<br />
“Kami masih ingat saat kami menggunakan<br />
software closed source untuk server.<br />
Ketika terja<strong>di</strong> masalah, maka yang pertama<br />
kali kami lakukan adalah menghubungi<br />
pihak customer support dan menjelaskan<br />
masalah yang saat ini terja<strong>di</strong>. Tetapi jawaban<br />
yang mereka berikan terkadang tidak<br />
menyelesaikan masalah yang kami hadapi,<br />
sehingga kami hanya bisa pasrah dan terus<br />
mencoba untuk memperbaiki masalah itu<br />
sen<strong>di</strong>ri. Tapi itu dulu, sekarang saat saya<br />
telah berhasil mengimplemantasikan open<br />
source, memang tidak ada nomor telepon<br />
yang bisa kami hubungi untuk membantu<br />
menyelesaikan masalah. Tetapi dengan<br />
mengetikkan keyword yang tepat <strong>di</strong> Google<br />
maupun berkunjung ke situs pembuat software<br />
itu langsung, kebanyakan semua problem<br />
yang saya hadapi biasanya telah <strong>di</strong>alami<br />
oleh orang lain sehingga saya tinggal mengikuti<br />
petunjuk untuk mengatasi problem<br />
itu”, jelas Saman Sjukur.<br />
Untuk apa saja <strong>Linux</strong> <strong>di</strong><br />
PT Samudera Pasifik?<br />
Di PT Samudera Pasifi k, <strong>Linux</strong> <strong>di</strong>gunakan<br />
untuk server, sedangkan untuk workstation<br />
PT Samudera Pasifi k <strong>di</strong><strong>di</strong>rikan pada tahun 1985 oleh Mr. Peter Adam<br />
dan Mr. Sarwan Kumar. Dalam menjalankan unit bisnisnya ini, PT<br />
Samudera Pasifi k tidak berjalan sen<strong>di</strong>ri, tetapi saling bekerja sama<br />
dengan PT Transmaju Ekspresindo untuk memenuhi pelayanan truk<br />
dan PT Maju Depot & Logistic sebagai depot kontainer. Kerja sama ini <strong>di</strong>maksudkan agar PT<br />
Samudera Pasifi k menja<strong>di</strong> semacam tempat “one stop shopping”, <strong>di</strong> mana client tidak perlu<br />
sibuk memikirkan depot kontainer dan truk untuk pengantaran barangnya.<br />
Pelanggan PT Samudera Pasifi k kebanyakan dari pihak korporat. Beberapa contoh client<br />
yang <strong>di</strong>tangani oleh PT Samudera Pasifi k, <strong>di</strong> antaranya PT Epson, PT Bridgestone, PT Gajah<br />
Tunggal, dan sebagainya. Seluruh kontainer yang datang dari truk, <strong>di</strong>taruh dahulu <strong>di</strong> depot<br />
kontainer yang terletak <strong>di</strong> Jl. Cilincing. Nantinya peti kemas yang ada <strong>di</strong> sini akan <strong>di</strong>antar ke<br />
berbagai tujuan seperti ke Eropa, Amerika, Australia, dan sebagainya.<br />
PT Samudera Pasifi k memiliki kantor cabang <strong>di</strong> daerah Surabaya dan Semarang. Dan<br />
untuk menghubungkan antarkantor cabang ini, PT Samudera Pasifi k menggunakan jasa<br />
sambungan Internet dari PT Citra Sari Makmur.<br />
Untuk melihat lebih jauh tentang PT Samudera Pasifi k, Anda dapat melihat websitenya <strong>di</strong><br />
http://www.spm.co.id.<br />
www.infolinux.web.id<br />
Saman Sjukur, IT Manager pecinta open source.<br />
BISNIS<br />
PT Samudera Pasifik<br />
hanya untuk aplikasinya saja. Distro yang<br />
<strong>di</strong>gunakan adalah Mandrake 9.0 dengan<br />
menjalankan qmail (mail server), Samba<br />
(File Server), Apache (web server), MySQL<br />
(database server), ProFtp (FTP Server),<br />
BIND (DNS Server), SpamAssasin (Anti<br />
Spam), dan sebagainya.<br />
“Server kami jarang sekali mengalami<br />
masalah seperti terkena hacking, crash<br />
system, e-mail spam, terserang virus, dan<br />
sebagainya. Karena setiap hari, saya selalu<br />
mengamati fi le log yang ada, dan kon<strong>di</strong>si<br />
fi sik server itu sen<strong>di</strong>ri. Bahkan sudah lebih<br />
dari empat tahun, server linux yang ada <strong>di</strong><br />
sini tidak pernah mengalami restart atau<br />
shutdown sen<strong>di</strong>ri”, jelas Saman Sjukur.<br />
Untuk workstation, sistem operasi yang<br />
<strong>di</strong>pakai tetap Windows, tetapi hampir<br />
semua aplikasi yang <strong>di</strong>pakai sudah memakai<br />
aplikasi open source, seperti Open Offi ce 1.1<br />
(offi ce suite), Firefox (Web Browser), Thunderbird<br />
(Mail Client), dan Skype (VoIP).<br />
Sedangkan untuk keperluan client yang<br />
ingin melihat catatan kontainernya itu kapan<br />
datang dan kapan <strong>di</strong>berangkatkan, Pt.<br />
Samudera Pasifk membuatkan sytem berbasiskan<br />
web dengan menggunakan PHP<br />
dan MySQL, sehingga client dapat mengaksesnya<br />
dari mana saja.<br />
Harapan terhadap pengguna <strong>Linux</strong><br />
<strong>di</strong> Indonesia<br />
Ketika kami tanyakan apa harapan PT<br />
Samudera Pasifi k terhadap pengguna atau<br />
komunitas <strong>Linux</strong> <strong>di</strong> Indonesia. Saman<br />
Sjukur mengatakan kalau yang terpenting<br />
adalah masalah sosialasi <strong>Linux</strong> lebih <strong>di</strong>tingkatkan<br />
lagi. Dan yang terpenting adalah <strong>di</strong><br />
masalah teknikalnya. Dengan ini, <strong>di</strong>harapkan<br />
semakin banyak user yang dapat menggunakan<br />
<strong>Linux</strong>.<br />
Supriyanto (supriyanto@infolinux.co.id)<br />
INFOLINUX 08/2005 43