13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Budiman berlari ke arah yang berlawanan dengan para penebang itu. Ia masuk<br />

ke dalam hutan yang ada di belakangnya. Lamat-lamat terdengar suara tembakan yang<br />

dilepaskan. Budiman tahu, orang-orang itu berniat membunuhnya. Tapi kenapa? Apa<br />

yang telah dilakukannya? Apakah orang-orang itu anak buah Baron?<br />

Budiman berlari cukup kencang mengingat laki-laki bersenjata itu terus<br />

mengejarnya. Ternyata tidak hanya seorang saja yang mengejarnya, melainkan tiga<br />

orang.<br />

Daerah hutan itu cukup sulit untuk digunakan berlari. Budiman takut ia tak<br />

bisa berlari karena jalan tertutup pepohonan sehingga orang-orang itu bisa<br />

menangkapnya. Kekhawatirannya menjadi kenyataan. Jalan di depannya buntu.<br />

Hanya ada pohon besar yang diselimuti semak-semak lebat di samping kanan-kirinya.<br />

Oh, god! Apa yang harus ia lakukan sekarang?<br />

”Itu dia!” terdengar suara keras dari kejauhan.<br />

Orang-orang itu terus mendekat, Budiman bisa melihat mereka dari kejauhan.<br />

Jaraknya dengan mereka kini hanya tinggal sepuluh meter saja. Budiman pasrah,<br />

sepertinya ia akan menyerahkan diri.<br />

Tiba-tiba saja sesosok tubuh muncul dari semak-semak di sampingnya.<br />

Budiman terkejut. Sosok itu kemudian membungkamnya dan menariknya masuk ke<br />

dalam semak-semak.<br />

Orang-orang yang mengejarnya itu telah sampai di tempat Budiman berdiri<br />

tadi. Mereka merasa heran karena tidak menemukan Budiman.<br />

”Tadi dia di sini, saya yakin melihatnya,” ujar salah seorang dari mereka.<br />

”Iya, tapi sekarang kemana dia?” sahut yang lain.<br />

”Padahal jalan ini buntu kan? Mau lari kemana lagi dia?”<br />

”Apa dia menghilang?”<br />

”Hush! Ngawur kamu, mana mungkin manusia bisa menghilang.”<br />

”Jangan-jangan dia bukan manusia.”<br />

”Maksudmu?”<br />

”Jangan-jangan dia....hantu...hantu hutan!”<br />

Mereka kemudian terdiam cukup lama. Mereka saling melihat sekeliling.<br />

”Benar juga katamu,” ujar salah satu dari mereka kemudian. ”Sepertinya yang<br />

kita lihat tadi adalah hantu. Hantu hutan seperti yang sering diceritakan orang-orang.<br />

98

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!