13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Budiman terkesiap marah. Ia mengambil mandau yang terpasang di dinding,<br />

membuka sarungnya dan menghunusnya ke arah Saman.<br />

”Jangan bercanda Pak Tua!” bentak Budiman marah. ”Aku bertanya serius,<br />

jawab saja! Pernah tidak?”<br />

Lelaki tua itu tak gentar. Ia malah tertawa terkekeh. “Anak muda, kamu punya<br />

bakat untuk menjadi jahat. Kenapa kamu tidak menggunakan bakatmu itu?”<br />

”Jangan mengalihkan pembicaraan!” ancam Budiman kasar. ”Katakan siapa<br />

yang menyuruhmu membunuh polisi itu!”<br />

”Baiklah,” jawab Saman tanpa menunjukkan rasa takut. ”Yang menyuruhku<br />

membunuh ayahmu bukan?”<br />

”Ba...bagaimana kau bisa tahu?”<br />

”Sorot matamu sama dengan sorot mata polisi baik itu,” jawab Saman santai.<br />

”Yang menyuruhku....maaf, aku tak bisa mengatakannya. Itu adalah kesepakatanku<br />

dengannya.”<br />

”Kau takut dengan dia, atau dengan mandau ini?” ancam Budiman<br />

mengarahkan mandau di tangannya ke arah Saman.<br />

”Rupanya kau berniat membunuhku,” sahut Saman. ”Lakukanlah hal itu, bila<br />

bisa membuatmu merasa tenang,” tantangnya lagi.<br />

”Kau!” Budiman marah. Ia menjadi gelap mata. Mandau itu dilayangkannya<br />

ke arah Saman. Namun, tiba-tiba ia menghentikan tangannya ketika mandau itu<br />

berada dekat di leher Saman.<br />

sepertimu....”<br />

”Kenapa? Kenapa tidak kamu teruskan?”<br />

Budiman melepaskan mandau itu begitu saja. Mandau itu terjatuh ke lantai.<br />

”Aku tidak bisa...aku tidak bisa melakukannya. Aku bukanlah pembunuh<br />

”Tapi kamu berbakat untuk itu. Aku bisa melihat aura jahatmu itu. Kamu<br />

berpotensi menjadi orang jahat. Kenapa kamu tidak memilih menjadi jahat? Padahal<br />

kamu bisa menjadi seseorang yang luar biasa bila berada di jalan ini. Kenapa kamu<br />

justru memilih jalan kebaikan yang akan meyengsarakanmu?” ujar Saman terdengar<br />

serius.<br />

”Apa katamu?” Budiman tersentak kaget.<br />

94

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!