13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Dilihatnya dua ekor burung gagak berwarna hitam tengah bertengger di pagar<br />

pembatas rumah itu. Burung itu menatap Budiman dan berkoar-koar sebelum<br />

akhirnya terbang meninggalkan rumah.<br />

Budiman melangkah bimbang. Ia tak yakin akan masuk ke dalam rumah itu.<br />

Rumah itu terkesan seram baginya. Namun, Budiman memaksakan diri untuk masuk<br />

ke dalam rumah. Ia mengetuk pintu itu perlahan. Tak ada jawaban.<br />

Budiman mengetuk lagi. Tiba-tiba saja pintu rumah itu terbuka sendiri.<br />

Budiman menengok ke dalam rumah, ia penasaran dengan isi rumah tersebut.<br />

“Masuklah...tidak usah ragu-ragu....” tiba-tiba terdengar suara laki-laki tua.<br />

Budiman ragu-ragu masuk ke dalam rumah itu.<br />

Di dalam rumah, Budiman melihat seorang kakek renta dengan kulit<br />

kecoklatan dan aksesoris aneh yang melekat di tubuhnya tengah duduk bersila di<br />

sudut rumah itu. Kakek tua itu terlihat tengah menikmati cerutunya.<br />

“Apa yang kau cari Nak?” tanya kakek itu dengan suara parau.<br />

”Er...aku mencari Saman....” jawab Budiman pendek. Ia mengamati isi rumah<br />

itu dengan seksama. Banyak sekali hiasan yang menghiasi rumah itu. Ia melihat<br />

sebliah mandau tergantung di dinding yang ada di sampingnya.<br />

”Untuk apa kau mencari orang tua itu...” jawab lelaki tua itu.<br />

“Aku ada perlu dengan Saman!” Budiman mengulangi dengan nada kesal.<br />

Tampak kemarahan di matanya.<br />

Lelaki tua itu tertawa terkekeh. Ia menghisap cerutunya panjang dan<br />

meniupkan asapnya begitu saja ke udara. ”Kamu sedang melihatnya sekarang,”<br />

ujarnya. ”Apa urusanmu?”<br />

”Oh, jadi kau yang bernama Saman?”<br />

”Betul,” jawab lelaki tua itu.<br />

”Baiklah, aku tak mau membuang waktuku percuma. Aku hanya ingin<br />

bertanya, apakah kau pernah mengirimkan sihir kepada seorang polisi?” tanya<br />

Budiman dengan berapi-api.<br />

Lelaki tua itu terkekeh lagi. ”Aku tidak begitu ingat Nak. Lagipula apa<br />

urusanku mengingat-ingat pekerjaan seseorang. Aku hanya menjalankan apa yang<br />

diminta orang, itu saja....”<br />

93

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!