13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Budiman lalu menggendong tubuh Gunawan. Yang harus ia lakukan sekarang<br />

adalah segera menemukan jalan besar ataupun perkampungan. Tapi, di dalam hutan<br />

yang rimbun ini....<br />

Budiman sudah hampir putus asa. Ia belum juga menemukan jalan besar<br />

ataupun perkampungan, sedangkan kondisi Gunawan makin memprihatinkan. Ia<br />

benar-benar kehilangan arah. Saat putus asa itulah, Budiman seperti melihat seekor<br />

burung dengan tubuh yang bersinar keemasan melintasi mereka di langit. Budiman<br />

terkagum melihat keindahan burung itu. Ia tak percaya dengan apa yang ia lihat.<br />

”Gun, kau lihat itu?” Budiman mencoba menunjukkan burung itu pada<br />

Gunawan, tetapi Gunawan tak merespon. ”Gun, bertahanlah....kau tidak boleh mati...”<br />

Budiman mengikuti arah burung itu terbang. Ia berharap burung itu<br />

memberinya petunjuk jalan menuju jalan besar. Tapi burung itu menghilang ketika<br />

Budiman memasuki bagian hutan dengan pepohonan besar yang rimbun. Budiman<br />

menjadi semakin susah bergerak mengingat banyaknya rintangan di depannya.<br />

Ditambah lagi tubuhnya sudah mulai merasa kelelahan.<br />

Dari sela-sela rimbunnya pepohonan, Budiman melihat kembali burung itu di<br />

kejauhan. Ia terus berusaha mengikuti kemana burung itu terbang, namun tiba-tiba<br />

burung itu menghilang dari pandangannya lagi. Lama ia berjalan sementara Gunawan<br />

sudah tak sadarkan diri. Budiman sudah pasrah, ia merasa temannya itu telah<br />

meninggal dunia.<br />

*<br />

Tak terasa, fajar telah menyingsing. Budiman terus melangkahkan kakinya<br />

walaupun tubuhnya sudah terasa kelelahan. Ia mulai mengalami dehidrasi. Ia takut ia<br />

akan pingsan sebelum menemukan jalan besar.<br />

Perjuangan Budiman berbuah manis. Dari sela-sela pepohonan di depannya,<br />

Budiman seperti melihat mobil melintas. Ia kira itu adalah fatamorgana karena<br />

kelelahan. Ia terus melangkahkan kakinya penasaran. Dan akhirnya, ia menemukan<br />

jalan besar!<br />

”Alhamdulillah...”<br />

91

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!