13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

”Jangan terburu emosi Chen. Kalau kita bisa menyelesaikannya baik-baik,<br />

kenapa harus melalui kekerasan?” ujar lelaki berjubah. ”Baiklah apa yang kalian<br />

inginkan?”<br />

”Tentu kami menginginkan belanga itu,” jawab Gunawan.<br />

Lelaki berjubah tersenyum. ”Ou, begitu...Bagaimana kalau kami tukar dengan<br />

uang...sepertinya pantas...”<br />

”Tidak, belanga itu lebih berharga daripada uang kalian,” tolak Gunawan.<br />

”Jaga ucapanmu!” teriak lelaki berotot besar.<br />

”Biarkan saja Jon. Sepertinya teman kita ini belum tahu siapa kita,” tutur<br />

lelaki berjubah terlihat berwibawa.<br />

”Memangnya siapa kalian?” Budiman ikut bicara.<br />

”Baiklah, sepertinya kita perlu berkenalan terlebih dahulu,” jawab lelaki<br />

berjubah dengan logat asingnya. ”Perkenalkan, namaku Baron van Huvl. Orang-orang<br />

di dunia seni sering memanggilku Baron. Aku adalah seorang kolektor barang-barang<br />

seni berharga dan bermutu tinggi. Sudah banyak negara aku singgahi untuk bisa<br />

mengumpulkan karya-karya seni bernilai tinggi. Dan sekarang, aku akan melengkapi<br />

koleksiku dengan belanga legenda, belanga suci. Jadi, kumohon kalian sekarang<br />

menyingkir dari jalan kami. Dan biarkan kami mengambil belanga itu.”<br />

”Tidak, kami tidak akan membiarkan kalian mengambil belanga itu. Kamilah<br />

yang akan mendapatkannya,” tantang Gunawan.<br />

”Gunawan, kau bodoh apa? Lebih baik kita mengalah,” bujuk Budiman. Ia<br />

mempunyai firasat yang buruk tentang ini.<br />

”Man, jangan khawatir. Kita datang jauh-jauh ke sini bukan untuk mengalah,<br />

tetapi untuk mendapatkan belanga suci. Ingat itu,” ujar Gunawan dengan mata berapi-<br />

api.<br />

”Oke, terserah kamu...” sahut Budiman pasrah.<br />

”Baiklah, kalau kalian masih bersikeras mempertahankan keinginan kalian,<br />

maka terpaksa aku menggunakan jalan kekerasan,” Baron berkata enteng. ”Chen, Jon,<br />

habisi mereka berdua....”<br />

”Baik Tuan!” jawab kedua laki-laki itu kompak. Kedua laki-laki itu kemudian<br />

berjalan ke arah Gunawan dan Budiman, sementara Baron melangkah mundur ke<br />

belakang.<br />

85

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!