13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Bagus, itu yang mau aku dengar.” Gunawan terlihat senang. ”Baiklah,<br />

sekarang kita lanjutkan perjalanan, kita tidak boleh keduluan mereka.”<br />

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan. Setelah memastikan sungai di<br />

depan mereka dangkal, mereka kemudian turun untuk menyeberanginya. Air sungai<br />

yang dingin membuat Budiman menggigil kencang. Ditambah lagi udara malam yang<br />

tak kalah dinginnya. Untunglah ia memakai jaket kulit yang lumayan tebal.<br />

kedinginan?”<br />

”Kenapa Man?” tanya Gunawan melihat Budiman menggigil. ”Kamu<br />

”Ya,” jawab Budiman dengan gigi gemeretuk, ”tak pernah sedingin ini.”<br />

Budiman merasa lega ketika berhasil menyeberangi sungai. Kaki Budiman<br />

sudah memutih karena kedinginan.<br />

”Man, tolong pinjam lentera,” pinta Gunawan sesampainya di tepi. Budiman<br />

mengulurkan lenteranya kepada Gunawan. Gunawan memeriksa daerah sekitar tepi<br />

sungai dengan lentera itu. Tampak di tanah jejak kaki dan bekas sesuatu yang terseret.<br />

”Berarti tadi memang manusia,” ujar Budiman ketika melihatnya.<br />

”Jelas manusia, kamu kira apa? Setan?” sahut Gunawan dengan nada meledek.<br />

”Ini!” Gunawan memberikan kembali lentera kepada Budiman. Gunawan sendiri<br />

kemudian mengeluarkan senter sebagai penerangan.<br />

”Mereka belum jauh.”<br />

”Kita harus cepat menyusul. Ayo.”<br />

Mereka kembali menyusuri kedalaman hutan. Semakin ke dalam, medan yang<br />

mereka lalui semakin sulit. Banyak sekali ranting-ranting pohon yang menghalangi<br />

jalan, ditambah lagi akar-akar pohon yang menyembul ke tanah yang hampir saja<br />

membuat Budiman terjatuh.<br />

Gunawan melihat jam tangannya. ”Jam dua belas malam,” ujarnya kemudian.<br />

”Waktu kita kian menyempit untuk mencapai gua. Budiman, percepat langkahmu.<br />

Waspadalah kalau-kalau terdengar suara yang aneh.”<br />

Mereka berdua mempercepat langkah. Budiman sendiri merasa kesulitan<br />

dalam berjalan, diakibatkan kakinya yang mati rasa karena menyeberangi sungai tadi.<br />

Namun, ia masih bisa menggerakkan kakinya.<br />

Lama mereka menyusuri hutan, tiba-tiba suara burung hantu terdengar<br />

bersahutan di atas kepala mereka.<br />

83

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!