13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

”Trims,” Budiman menerimanya, membuka bungkusnya dan langsung<br />

memakannya. ”Gun, aku mau tanya, apakah banyak orang yang menginginkan<br />

belanga itu?”<br />

”Oh, banyak sekali Man. Banyak orang menginginkan belanga itu, kamu pasti<br />

tahu sebabnya. Mungkin, aku adalah salah satu dari mereka. Banyak yang datang ke<br />

hutan ini untuk mencari belanga itu, namun mereka belum pernah berhasil<br />

menemukan gua itu. Dan, tahukah kamu kenapa mereka tidak pernah bisa<br />

menemukan gua itu?” Budiman menggeleng. Gunawan meneruskan, ”Itu karena, gua<br />

tempat belanga suci hanya dapat terlihat ketika bulan purnama. Sekarang, lihatlah ke<br />

atas.”<br />

Budiman mendongak. Dilihatnya bulan di langit dalam keadaan penuh. Jadi<br />

begitu, batin Budiman. Jadi begitu sehingga Gunawan sangat yakin akan menemukan<br />

gua belanga yang legendaris itu.<br />

”Aku pasti menemukannya, dan namaku akan tercatat sebagai seorang penemu<br />

harta karun yang terkenal.”<br />

”Jangan berkhayal dulu. Siapa tahu belanga itu sudah ditemukan oleh orang<br />

lain,” kata Budiman mengira-ngira.<br />

”Tidak, aku yakin belanga itu masih ada. Karena kalau memang sudah<br />

ditemukan, pasti akan tersebar di media. Kita berharap saja belanga itu belum<br />

ditemukan orang. Itu adalah belanga yang....” Gunawan menghentikan ucapannya<br />

tiba-tiba. Wajahnya terlihat waspada. Tiba-tiba ia merunduk ke tanah.<br />

temannya itu.<br />

”Ada apa Gun?” tanya Budiman yang heran melihat perubahan sikap<br />

”Ssstt...” Gunawan menempelkan jari telunjuknya di bibirnya. ”Jangan<br />

bersuara,” ujar Gunawan lirih. Ia lalu mengisyaratkan pada temannya itu untuk ikut<br />

merunduk. Budiman pun langsung merunduk.<br />

”Ada apa?” Budiman bertanya dalam suara yang lirih pula.<br />

”Apa kamu mendengar suara mencurigakan?”<br />

”Suara mencurigakan?” Budiman kemudian memusatkan perhatiannya untuk<br />

mendengarkan keadaan sekeliling. Lamat-lamat terdengar suara benda terseret dan<br />

kemudian terdengar suara langkah kaki.<br />

81

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!