13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Tak lama berselang, Budiman keluar dari dalam toilet dengan perasaan lega.<br />

Namun ia terkejut melihat sosok yang berada tak jauh dari toilet. Rupanya laki-laki<br />

yang menyapanya tadi masih ada di sana.<br />

”Hai...” sapa laki-laki itu.<br />

“Hai juga,” balas Budiman dingin. ”Ada apa ya?”<br />

”Kamu lupa denganku?”<br />

”Denganmu? Anda kenal saya?” tanya Budiman tak mengerti.<br />

”Oh, tentu saja. Aku takkan pernah lupa wajah sang juara kelas,” jawab laki-<br />

laki itu mantap.<br />

”Kau...”<br />

Laki-laki itu berjalan mendekati Budiman.<br />

”Ayolah Man, ini aku...Gunawan....temanmu.”<br />

”Gunawan? Gunawan yang....” Budiman menebak-nebak.<br />

”Tolong jangan diteruskan,” potong laki-laki yang bernama Gunawan itu.<br />

Budiman pun langsung tersenyum.<br />

*<br />

Budiman dan Gunawan saling mengobrol. Gunawan adalah teman Budiman<br />

saat kelas tiga SMA. Dia adalah anak yang sering ngobrol dengan Budiman ketika<br />

masih sekolah. Gunawan adalah anak keturunan suku Banjar yang bersekolah di<br />

Jawa.<br />

”Jadi sekarang kamu tinggal di Martapura?”<br />

Gunawan mengangguk. ”Ya, aku sekarang tinggal di Martapura, kota yang<br />

penuh dengan tambang intan.”<br />

”Tambang intan?”<br />

”Benar, di sana banyak sekali tambang intan, karena itu bisa dimengerti bila<br />

Martapura disebut sebagai kota Intan. Bukankah aku dulu pernah bercerita?”<br />

tidak gatal.<br />

”Entahlah, aku lupa,” jawab Budiman sembari menggaruk kepalanya yang<br />

”Itu kira-kira lima tahun yang lalu bukan? Saat kita masih SMA. Sekarang,<br />

aku tinggal di Martapura sebagai seorang pengusaha intan.”<br />

76

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!