13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Namun, di tengah kilatan petir itu, rupanya masih ada orang yang berada di<br />

luar. Laki-laki dengan jas hujan itu berjalan ke arah dermaga, tempat perahu-perahu<br />

nelayan dirapatkan.<br />

Laki-laki itu menuju salah satu perahu. Ia mengamati perahu itu dengan teliti.<br />

Ia tersenyum jahat. Dengan cepat saja ia melepaskan tali penambat perahu. Perahu<br />

kayu itu pun terombang-ambing dimainkan ombak yang begitu deras ke arah laut.<br />

”Kalau seperti ini, nelayan itu tidak akan bisa melaut lagi,” ujarnya sembari<br />

tertawa. Laki-laki itu tidak menyadari kalau sebatang kayu yang tertiup angin kencang<br />

tengah menuju ke arahnya.<br />

Kayu itu kemudian mengenai kepalanya keras sehingga dia terjatuh.<br />

Kepalanya membentur tiang penambat perahu. Darah merah mengucur dari kepala<br />

laki-laki itu. Ia tak sadarkan diri.<br />

*<br />

”Papa mau kemana?” tanya Layin melihat Nurali mengenakan jas hujan.<br />

”Papa lupa mengambil tempat minyak di perahu. Papa khawatir itu akan<br />

hilang terbawa ombak,” jawan Nurali melangkah ke arah pintu.<br />

”Aku ikut Paman,” ujar Budiman kemudian.<br />

”Boleh, kalau kamu ingin merasakan badai.”<br />

Budiman pun mengenakan jas hujan lain milik Nurali dan mengikuti Nurali<br />

keluar rumah. Badai benar-benar buruk. Hujan turun dengan derasnya disertai angin<br />

yang bertiup kencang.<br />

”Kamu pernah merasakan seperti ini?” tanya Nurali.<br />

”Pernah, saat itu hujan angin yang sangat deras di Kediri.”<br />

”Baguslah, kamu tidak akan begitu terkejut.”<br />

Mereka hampir sampai di tempat perahu Nurali tertambat ketika terlihat<br />

sesosok tubuh tergeletak di atas jembatan kayu.<br />

”Paman, ada...”<br />

”Ya, Paman melihatnya. Kita harus menolong dia.” Nurali dan Budiman<br />

menghampiri tubuh lelaki itu. ”Nemo? Kenapa dia bisa di sini?” seru Nurali setelah<br />

melihat wajah laki-laki itu.<br />

72

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!