13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Tiba-tiba saja Nemo mendaratkan pukulannya tepat mengenai perut Budiman.<br />

Budiman terhuyung ke belakang. Ia mencoba bertahan berdiri.<br />

”Nemo!”seru Layin terlihat sangat terkejut. ”Apa yang kamu lakukan?”<br />

”Memberi pelajaran pemuda pecundang seperti dia. Apa lagi?” ujar Nemo<br />

dengan percaya diri.<br />

”Pecundang?” Layin terperangah. ”Kamu itu yang pecundang! Beraninya<br />

main pukul!” Layin beralih pada Budiman yang terlihat kesakitan. ”Kamu tidak apa-<br />

apa Nas?”<br />

”Layin, jadi kamu memihak laki-laki ini?” teriak Nemo marah.<br />

”Aku tidak memihak siapa-siapa. Aku hanya heran, kenapa kamu bisa<br />

memukul temanku ini dengan sembarangan? Apa salah si Anas?”<br />

”Layin, takkan kubiarkan seseorang merebutmu dariku.”<br />

”Merebutku? Memangnya aku barang hah?” Layin terlihat sangat marah. ”Kau<br />

benar-benar sudah keterlaluan kali ini.”<br />

PLAK! Tangan Layin menampar pipi Nemo keras. Nemo yang tidak mengira<br />

akan ditampar terkejut bukan main. Begitu pula kedua teman Nemo.<br />

”Layin? Kau...kau menamparku? A...apa...apa...kamu lebih mencintai laki-laki<br />

ini?” kata Nemo tergagap.<br />

”Kalau iya memangnya kenapa?” sahut Layin menantang.<br />

”Layin...” Nemo mengucap pelan.<br />

”Nemo, sudah aku katakan bukan, kalau kita tidak memiliki hubungan apa-apa<br />

selain teman. Tapi sepertinya, kamu bukanlah teman!” Layin berkata keras. ”Aku<br />

peringatkan ya, kamu tidak berhak mencampuri urusanku, bahkan memukul<br />

temanku.”<br />

”Layin...” lirih Nemo seakan tak percaya. Pemuda itu kemudian mendengus<br />

kesal. “Oke, lagipula tidak ada gunanya terus mengejarmu. Kawan-kawan, mari kita<br />

pergi dari sini. Yang terpenting, pecundang itu sudah menerima pukulanku.”<br />

Nemo dan kedua temannya kemudian berbalik dan berjalan meninggalkan<br />

Layin dan Budiman. Layin menatap kepergian mereka dengan perasaan sangat benci.<br />

”Layin...” panggil Budiman.<br />

”Kamu tidak apa-apa Nas?”<br />

68

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!