13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Kamu ingat aku?” Budiman tercengang.<br />

”Ya, saat itu hanya kamu yang mau bermain dengan anak yang selalu<br />

dipanggil ’sipit’ ini. Teman-teman menjauhiku karena menganggapku orang Cina.<br />

Entah mengapa mereka tidak suka anak Cina. Aku kan bukan orang Cina.”<br />

”Lalu?”<br />

”Waktu itu, kamu bahkan bertengkar dan berkelahi dengan anak-anak yang<br />

lain karena tidak tahan mendengar mereka mengejekku. Dan karena itu kamu jadi<br />

ikut-ikutan dijauhi. Aku sangat berterima kasih untuk itu,” lanjut Layin.<br />

percaya.<br />

”Wah, kamu masih ingat? Saat itu kan kita masih kecil?” Budiman tak<br />

”Benar, saat itu kita memang masih kecil. Tetapi, foto yang diambil oleh<br />

papaku saat pesta perpisahan, dimana terlihat seorang anak-laki-laki berdiri di<br />

sampingku, membuatku ingat akan saat-saat di TK,” kenang Layin. ”Kamu benar-<br />

benar bodoh, demi aku kamu rela dijauhi teman-teman. Hanya demi berteman<br />

denganku. Aku salut.”<br />

”Oh...” Budiman terlihat tak percaya dengan yang ia dengar. Jadi saat ia masih<br />

kecil, Budiman pernah melakukan hal itu?<br />

”Terima kasih, terima kasih akan bantuanmu saat itu. Waktu itu aku memang<br />

tidak mengucapkan terima kasih padamu, karena aku malu mengatakannya. Kamu<br />

tahulah, anak kecil,” kenang Layin lagi.<br />

Budiman tersenyum. Ia memang hanya memiliki sedikit memori tentang masa<br />

kecilnya ketika TK. Ya, hanya sedikit memori yang ia ingat, seperti ketika ia<br />

memukul seorang anak di kelas hingga mimisan.<br />

”Nas, kita sudah besar ya? Tak terasa waktu berjalan begitu cepat,” Layin<br />

membuka pembicaraan lagi. ”Tak kusangka aku akan bisa bertemu kembali<br />

denganmu.”<br />

”Aku juga tak menyangka bisa bertemu kamu dan ayahmu.” Budiman beralih<br />

kembali menatap bulan purnama. Ia terkesan.<br />

”Nas, kamu suka melihat bulan?” tanya Layin mengamati Budiman.<br />

”Ya, sangat suka. Mengingatkanku akan seseorang.”<br />

”Pasti kekasihmu?” tebak Layin.<br />

”Oh...tidak, bukan kok,” Budiman mengelak.<br />

64

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!