13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

”Jadi, anak laki-laki itu Anas? Benarkah?”<br />

*<br />

Tengah malam, Budiman keluar dari rumah. Malam itu ia tidak bisa tidur. Ia<br />

pun bermaksud berjalan-jalan sebentar di luar. Ia tidak ingin membangunkan Nurali<br />

dan Layin sehingga dia melangkah perlahan.<br />

Angin di luar begitu dingin. Budiman sudah terbiasa akan itu sehingga ia tidak<br />

merasa dingin. Bulan purnama di langit bersinar terang. Budiman kemudian teringat<br />

akan cinta pertamanya, Luna. Entah mengapa, setiap melihat bulan, Budiman selalu<br />

teringat akan Luna. Apa karena nama Luna berarti bulan?<br />

”Belum tidur Nas?” terdengar suara Layin. Budiman menoleh.<br />

”Layin, kamu juga belum tidur?”<br />

”Ya, aku sedang mengerjakan catatan keuangan karang taruna. Capek juga,<br />

maka aku bermaksud beristirahat sebentar.”<br />

”Oh, kamu anggota karang taruna?” tanya Budiman.<br />

”Ya, aku menjabat sebagai sekretaris. Tahu sendiri kan bagaimana pekerjaan<br />

seorang sekretaris. Mencatat hasil rapat, mempersiapkan notulen dan banyak lagi.”<br />

bercerita.”<br />

”Ya, aku tahu. Adikku juga seorang sekretaris di karang taruna.”<br />

”Wah, kalau begitu aku harus bertemu dengannya. Mungkin kita bisa saling<br />

Budiman tersenyum. ”Mungkin...lain kali. Layin, kamu pasti sangat senang<br />

bisa hidup di sini. Tempat ini benar-benar menyenangkan.”<br />

”Benar, siapapun akan terpana melihat keajaiban Venesia van Kalimantan,<br />

begitu yang mereka katakan. Dari desa ini, kehidupan kota Bontang lahir. Ya, kata<br />

Papa, Bontang dulunya hanyalah berupa desa ini, sampai kemudian muncul industri-<br />

industri yang membuat Bontang menjadi besar, hingga sekarang,” kisah Layin.<br />

kanak-kanak?”<br />

”Benar, menjadi kota yang sangat dirindukan.” Budiman mengangguk setuju.<br />

”Nas, kamu ingat tidak saat kita masih kecil. Saat kita masih ada di taman<br />

”Tidak, aku tidak ingat.”<br />

Layin tersenyum. ”Tapi aku masih ingat. Aku masih ingat kamu Nas.”<br />

63

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!