13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Mungkin saja namanya kebetulan sama. Saya belum begitu lama kok ada di<br />

Bontang. Saya hanya seorang pencari kerja dari Kediri.”<br />

”Kediri?” raut wajah Nurali makin menegang. ”Anas Budiman...teman<br />

lama...pernah dengar...Kediri!” celoteh Nurali tidak jelas.<br />

”Maaf Pak...” Budiman mencoba menghentikan sifat aneh Nurali. Tapi tiba-<br />

tiba dirinya tersentak oleh gerakan cepat Nurali.<br />

”Tidak! Anas Budiman bukanlah nama pasaran. Nama itu pernah aku dengar<br />

beberapa tahun yang lalu, sebelum dia...pergi.” Nurali terdiam lama. Tiba-tiba ia<br />

kembali tersentak. ”Aku ingat! Anas Budiman...itu nama putra Junadi! Aku ingat!”<br />

Mendengar nama ayahnya disebut, Budiman menjadi terkejut.<br />

”Bagaimana Bapak bisa tahu nama ayah saya?”<br />

Nurali menoleh ke arah Budiman cepat. ”Be...benarkah itu nama ayahmu?”<br />

Budiman mengangguk. Tiba-tiba saja Nurali mendekati Budiman dan memeluknya.<br />

”Pak...Bapak kenapa?” Budiman semakin tidak mengerti dengan tingkah laku<br />

penolongnya itu. Apa lelaki ini homo, batin Budiman ikut kacau.<br />

apa?”<br />

”Jun, tak kusangka anakmu sudah sebesar ini,” celoteh Nurali lagi.<br />

”Pak!” Budiman melepaskan pelukan Nurali dengan paksa. ”Maksudnya<br />

Raut wajah tegang Nurali berubah menjadi senang. Ia memandangi wajah<br />

Budiman lama.<br />

”Apa kamu lupa dengan pamanmu ini?” tanya Nurali.<br />

”Paman?” Budiman terlihat bingung. ”Paman...yang mana?”<br />

Air muka Nurali berubah sedih. Ia berbalik membelakangi Budiman. ”Kamu<br />

tidak mengenaliku Nas, sepertinya kamu terlalu kecil saat itu,” ujarnya.<br />

”Saat itu? Kapan?” benak Budiman penuh dengan tanda tanya. ”Dan, kenapa<br />

Bapak memanggil nama depan saya?”<br />

”Karena itulah yang paman lakukan ketika ayahmu, Junadi yang seorang<br />

polisi itu membawamu ke sini. Paman masih ingat, kamu paling suka menyantap ikan<br />

kerapu bakar sambil memandangi lautan lepas di sini...”<br />

Budiman tercengang. Siapa orang ini sebenarnya?<br />

”Paman...sebenarnya paman ini siapa?”<br />

60

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!