13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Intan hendak menjawab, namun ia tak bisa. Ia terburu jatuh pingsan dengan<br />

semua kelelahan di tubuhnya.<br />

*<br />

Intan terbangun di sebuah kamar serba putih. Dilihatnya tante Amanda tengah<br />

duduk di sampingnya.<br />

”Tante, aku dimana?” tanyanya spontan.<br />

”Kau di rumah sakit, Intan,” jawab Amanda. ”Syukurlah, kau sudah sadar.”<br />

”Apa yang terjadi tante?”<br />

”Kau baru saja mengalami hari yang buruk. Seorang polisi menolongmu dan<br />

membawamu ke sini,” jawab Amanda lagi.<br />

Intan segera teringat dengan apa yang terjadi semalam. Berandalan-berandalan<br />

itu hendak berbuat tak baik padanya, dan seorang lelaki datang menolongnya. Intan<br />

menghela nafas lega. Ia bersyukur telah selamat.<br />

”Dimana polisi itu tante?” tanyanya kemudian.<br />

”Dia pergi setelah tante datang. Ia terlihat sangat khawatir. Polisi muda itu<br />

benar-benar baik, dia menolong tanpa pamrih.”<br />

“Begitu ya?” sahut Intan terdengar kecewa. Ia belum mengucapkan terima<br />

kasih pada lelaki itu. Lelaki misterius yang dengan gagah berani menyelamatkannya<br />

dari berandalan-berandalan itu.<br />

“Kak Intan!” tiba-tiba serombongan anak kecil datang memasuki kamar.<br />

Mereka dengan cepat menghampiri Intan.<br />

”Kakak kok tidul di sini?” tanya Bona polos. ”Kemalin kemaleman ya kak?<br />

Bona kan udah bilang cepet pulang.”<br />

“Sepertinya inilah yang dikhawatirkan oleh Bona pagi itu. Firasat anak kecil<br />

benar-benar misterius ya?” ujar Amanda kemudian.<br />

Intan tersenyum pahit. Ia mengelus pipi Bona perlahan. Seharusnya ia<br />

mendengarkan rengekan Bona pagi itu. Tapi, takdir manusia siapa yang tahu?<br />

*<br />

462

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!