13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Baiklah, aku tak usah berlarut-larut lagi,” Budiman menarik nafas panjang<br />

kemudian menghembuskan perlahan. Ia memandang wajah Luna dengan mata yang<br />

berkaca-kaca. ”Luna, aku cinta padamu...”<br />

Budiman berhenti bicara. Suasana mendadak menjadi hening. Suara burung<br />

walet yang terbang di atas mereka terdengar samar. Angin bertiup cukup keras<br />

sehingga mengibarkan syal Budiman. Sementara itu, Budiman dan Luna berdiri<br />

terpaku di tempat mereka. Mereka saling memandang lama.<br />

”Luna,” Budiman kembali mengeluarkan suara. ”Sekarang terserah kepadamu.<br />

Kau mau menjawab atau tidak, itu adalah hakmu. Karena itu aku takkan memaksamu.<br />

Yang terpenting sekarang, semua perasaan yang terpendam dalam hatiku telah<br />

terungkap. Kuharap itu bisa melegakan hatiku.”<br />

Budiman menunggu jawaban dari Luna. Tapi Luna tak jua menjawab. Gadis<br />

itu hanya berdiri terpaku sambil terus memandang ke arah Budiman. Gadis itu<br />

kemudian menundukkan kepalanya. Budiman yang melihat hal itu menjadi kecewa. Ia<br />

sudah menduga semuanya akan berakhir seperti ini. Perasaannya selama lebih delapan<br />

tahun akan berakhir seperti ini.<br />

”Sudah kuduga akan seperti ini,” ujar Budiman lirih. Tampak jelas<br />

kekecewaan di wajahnya. Namun begitu Budiman berusaha tegar. ”Luna, maafkan<br />

aku kalau membuatmu terkejut. Maafkan aku karena telah mencintaimu. Sungguh,<br />

aku tak kuasa menghadapinya.”<br />

Budiman mulai melangkahkan kakinya. Ia berjalan ke depan hingga akhirnya<br />

melintasi Luna yang masih terdiam menundukkan kepalanya. Budiman terus<br />

melangkahkan kakinya meninggalkan Luna.<br />

Budiman berjalan membelakangi Luna. Ia tak kuasa menahan kesedihan<br />

hatinya sehingga air matanya pun jatuh tak tertahankan. Sungguh, bukan sesuatu yang<br />

baik.<br />

”Budiman....”<br />

Budiman menghentikan langkahnya. Ia mendengar suara Luna memanggilnya.<br />

Lelaki itu pun membalikkan tubuhnya. Tampak di depannya Luna juga telah<br />

membalikkan tubuh. Keduanya kini saling berhadapan.<br />

“Budiman...” panggil Luna lagi. ”Kau mau kemana?”<br />

451

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!