13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pembicaraan.<br />

”Jadi kamu yang telah menyelamatkan Bona?” Fathony mengganti topik<br />

”Bisa dibilang begitu,” jawab Budiman pendek.<br />

”Terima kasih ya,” ujar Fathony. ”Paman hampir saja kehilangan anak<br />

kesayangan paman.”<br />

”Seharusnya saya yang berterima kasih pada Bona, karena dialah saya bisa<br />

mengenal kehidupan seperti ini,” elak Budiman. ”Paman, bolehkah saya menanyakan<br />

sesuatu?”<br />

”Tentu boleh, tanyakan saja.”<br />

”Kenapa paman menjadi donatur di sebuah panti asuhan yang berada jauh dari<br />

kota tempat tinggal paman?”<br />

”Memangnya kenapa? Tidak boleh?”<br />

”Bukan, bukan begitu. Terdengar aneh saja. Apakah paman juga menjadi<br />

donatur di panti asuhan yang ada di kota paman?” tanya Budiman lagi.<br />

Fathony tersenyum. ”Kamu rupanya anak yang suka bertanya. Paman suka<br />

anak seperti kamu, kamu kritis. Baiklah akan paman ceritakan. Jujur, sebelumnya<br />

paman bukanlah seorang yang suka memberi bantuan, bahkan tidak pernah terpikir di<br />

dalam benak paman untuk bisa menjadi seorang donatur panti asuhan.<br />

”Tiga tahun yang lalu, usaha roti paman tengah mengalami krisis yang sangat<br />

hebat. Usaha roti paman pun berada di ambang kehancuran dikarenakan persaingan<br />

yang tidak sehat dari musuh paman, katakanlah begitu. Paman kemudian datang ke<br />

Bontang untuk mengunjungi salah satu pabrik roti yang ada di sini, demi mencari<br />

penyelesaian atas masalah paman...<br />

”Tanpa paman duga, pikiran yang kalut akan kehancuran bisnis mulai<br />

melanda. Paman kemudian jatuh sakit karena terlalu memikirkannya. Paman terpaksa<br />

menginap di rumah sakit untuk waktu yang cukup lama. Paman benar-benar bingung,<br />

di saat usaha sedang krisis, masalah paman bertambah dengan sakit yang paman<br />

derita.<br />

”Di tengah kekalutan itu, paman bertemu dengan Amanda yang saat itu tengah<br />

mengantarkan Intan berobat ke rumah sakit. Kami berkenalan dan kemudian menjadi<br />

akrab. Kami saling mengobrol untuk menghilangkan kesepian. Paman lalu<br />

45

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!